Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang


Bidang datar suatu produk merupakan hal penting dalam sebuah produk.
Bidang datar adalah sebuah kedataran pada suat permukaan produk. Bidang datar
merupakan kedataran permukaan suat produk.
Dalam sebuah produk mengapa kedataran di perlukan, karena dalam sebuah
produk manufaktur sering kali menemui kesalahan dimensi hasil produk yang
menyebabkan hasil produk yang di luar daerah toleransi.
Bagaimana cara menghindari kesalahan dimensi hasil kedataran pada suatu
produk. Karena itu di perlukan proses pengukuran kedataran yang sering di
lakukan dengan menggunakan meja ukur kedataran atau menggunakan water pass.
Maka dari itu di dalam praktikum kali ini di pelajari tentangg pengukran
kedataran sehingga mahasiswa mengetahi cara-cara dan alat-alat apa saja yang di
gunakan dalam pengukuran kedataran.
1.2 Tujuan
Setelah mempelajari materi ini di harapkan mahasiswa dapat:

 Mengetahui alat ukur yang di gunakan untuk mengukur kedataran.


 Mengetahui cara penggunaan alat dan prinsip kerja alat kur kedataran.
1.3 Manfaat

adapun manfaat praktikum kali ini:

 Dapat mengetahui cara menggunakan alat ukr kedataran.


 Dapat mangetahi prinsip kerja alat.
 Dapat mengetahui alat-alat ukur apa saja yang akan di gunakan.
1.4 Batasan masalah.
Adapun batasan masalah antara lain:
 Mengetahui alat ukur kedataran.
 Hanya membahas tentang alat ukur kedataran
 Hanya melakukan pengukuran pada meja milling.
1.5 Sistmatika penulisan.
Adapun sistematika penulisan laporan praktikum metrologi industri modul
pengukuran kedataran antara lain:

BAB I. Pendahuluan, membahas tentang latar balakang , tujuan, batasan


masalah, manfaat, dan selanjutnya sistematika penulisan.

BAB II. Tinjauan pustaka, menjelaskan tentang teori umum tentang


metrolagi dan teori khusus tentang pengukuran kedataran.

BAB III. Metodologi pengukuran, menjelaskan tentang prosedur pengukuran


kedataran, alat dan bahan yang di gunakan dan prosedur
praktikum.

BAB IV. Hasil dan pembasan, menjelaskan tentang data hasil pengukuran
yang di peroleh, perhitungan data atau analisis data, serta di bahas
di pembahasan.

BAB V. Kesimpulan dan saran, berisikan tentang kalkulasi dari isi laporan
dan saran dari kita selama melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TUJUAN PUSTAKA

2.1. Dasar teori

2.1.1. Kedataran
Kedataran adalah horizontal gaya tarik bumi (grafitasi) di anggap tegak
lurus terhadap bidang datar. Air adalah suatu bidang yang ideal sehingga di pakai
sebagai referensi dalam hampir semua pekerjaan. Contohnya dalam pembuatan
gedug, jembatan, rumah, dan yang lainnya.
Alat untuk mengukur kedataran adalah water pass, dan spirit level.
Karena air bisa di katakan bidang ang paling datar, karena air mengikuti gerak
kedataran gravitasi bumi. 2.2 Teori alat

Water pass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan
sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun
horizontal.
Ada banyak jenis alat water pass yang di gunakan dalam dunia kerja, tapi
jenis yang paling sering di gunakan adalah water pass panjang 120 cm yang
terbuat dari bahan kayu dengan tepi kuningan, dimana alat alat ini terdapat dua
buah alat pengecek kedataran baik secara vertikal maupun horizontal yang terbuat
dari kaca di mana di dalamnya terdapat gelembung cairan. Dan pada posisis
pinggir alat terdapat garisan pembagi yang dapat di pergunakan sebagai alat ukur
panjang. Dapat di lihat gambar 2.1 water pass

Gambar 2.1 Water pass


Saat ini water pass banyak di jumpai dalam berbagai ukuran dan bahan.
Ukuran yang umum di jumpai adalah water pass dengan panjang 0,5m, 1m, 2m,
dan m. Umumnya berbentuk persegi panjang dengan lebar 5-8 cm dan tebal
sekitar 3 cm.

Pemakaian water pass di lakukan dengan sederhana, yaitu menempatkan


permukaan alat ke bidang permukaan yang akan di cek. Dan selanjutnya lihat
gelembung cairan pada alat yang ada di bagian tengah water pas.

2.1.2 Rancangan Pendatar

Kepekaan pendatar dirancang agar kemiringan bidang alas pendatar dapat


diketahui berdasarkan perpindahan posisi gelembung yang dibaca melalui skala
yang dibuat pada bagian atas tabung.

Dua faktor yang mempengaruhi :

a. Jari-jari/radius kelengkungan tabung,R


b. Panjang dasar pendatar (jarak kaki),L

Kedudukan gelembung sewaktu bidang dasar pendatar OA sejajar (berimpit)


dengan bidang horizontal.

d h Rh
Dalam segitiga BOB’, α = d/R = atau d=
R L L

Dalam segitiga AOA’,α = h/L

Untuk mendapatkan kepekan yang sangat tinggi,supaya ketinggian h yang


sangat kecil bisa dibaca melalui pembahasan gelembung sejauh satu skala d, maka
R harus besar dan L harus kecil.

Bila jarak skala d = 2mm, R= 200000 mm ( 200m) maka, d akan sama


dengan kemiringan d/R = 2/200000 radian
2 180
= × ×3600 detik = 2 detik
200000 π

Misal L = 200 mm, maka kemiringan 2 detik sebanding dengankenaikan h


sebesar

d × L 2× 200
h= = = 0,002 mm
R 200000

sehingga jarak satu skala :

0,002mm
1 skala = = 0.01 mm/m
200 m

Kepekaan setinggi itu (1skala = 2detik) hanya untuk pendatar yang digunakan
untuk kecermatan yang tinggi

2.1.3 Pembacaan Skala Pendatar

Beberapa kelas kepekaan,yaitu 2,5,10,20,30 detik, 1 menit atau 1 derajat, L


dibuat bermacam-macam 160,200,250,300,400,500 mm.

Kecermatan sebesar 0.01mm/m dipakai untuk pengukuran yang sangat ceramat.

2.1.4 Penyetelan Posisi Horizontal (kalibrasi Pendatar)

Setiap kepekaan lebih tinggi dari 20 detik mempunyai baut pengatur


kedudukan tabung relatif terhadap dasar dari pendatar.

Kalibrasi dilakukan untuk memeriksa kebenaran harga yang ditunjukan skala,juga


menyetel nol yang mengatur posisi tabung gelas sedemkian rupa sehingga alas
dari pendatar adalah horizontal sewaktu posisi gelembung pas di tengah.
Gambar 2.2 pemeriksaan dan penyetelan titik nol

BAB II
METODOLOGI

3.1. Metodologi praktikum

Metode yang di gunakan dalam praktikum dapat di lihat di bawah ini.

MULAI

STUDI LITERATUR

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

PENGUKURAN KEDATARAN
PERMUKAAN MEJA MILING

ANALISA DAN PEMBAHASAN

SELESAI
Gambar 3.1 metode praktikum

Pengukuran kedataran di mulai dari studi literatur yang mempelajari


tentang pengertian dan langkah-langkah pengukuran kedataran dan di lanjutkan
dengan persiapan alat dan bahan kemudian lakukan penguuran kedataran
permukaan meja milling. Setelah itu lakukan analisa dan pembahasan yang di
dapat dari pengukuran.
3.2 Alat dan bahan

3.2.1 Alat

Adapun alat yang di gunakan sebagai berikut:

1. Spirit level

Gambar 3.2 spirit level

Spirt level adalah alat yang di gunakan untuk mengukur kedataran


pada benda kerja. Spirit level yang di gunakan pada praktikum kali
memiliki ketelitian 0,05/1000mm. Dengan panjang spirit level 200mm
seperti terlihat pada gambar 3.2.

2. Spidol.

Gambar 3.3 spidol


Spidol di gunakan untuk menandai di meja kerja yang akan di
ukur. Seperti pada gambar 3.3.

3. Penggaris
Gambar 3.4 penggaris

Penggaris di gunakan untuk membantu pengukuran pada skala


spirit level. Seperti terlihat pada gambar 3.4

3.2.2 Bahan.
1. Meja milling

Gambar 3.5 maja milling

Bahan yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah meja


milling.yang di ukur adalah permukaan meja milling seperti yang terlihat
pada gambar 3.5.

3.3 Prosedur praktikum


Prosedur praktikum yang di gunakan adalah sebagai berikut:
1. Siapkan alat.
Siapkan alat dan bahan yang di gunakan pada pengukuran
kedataran. Alat yang di gunakan adalah spirit level dan bahan yang di
gunakan adalah meja mesin milling.

2. Bersihkan benda kerja

Pada benda kerja yaitu meja mesin milling. Dengan panjang


1268mm. Kemudian bersihkan dengan menggunakan kain untuk mengelap
permukaannya.

3. Mulai pengukuran

Pengukuran di mulai dari sisi kanan banda ukur terlebih dahulu.


Arah panah pada gambar menunjukan arah pengukura. Lakukan pada 7
titik pengukuran dan di lakukan sebanyak 4 kali.

4. Pengukuran sisi tengah

Lakukan pengukuran sama dengan sisi kanan. Arah tanda panah


menunjukan arah pengukuran.
5. Sisi kiri

Lakukan pengukuran sama seperti sebelumnya, tetapi kali ini


lakukan di sisi kiri meja. Dengan arah panah sebagai arah pengukuran.

6. Pengukuraan diagonal A

Lakukan pengukuran dengan cara yang sama seperti sebelumnya.


Tetapi dengan arah pengukuran diagonal.

7. Pengukuran diagonal B

Lakukan pengukuran dengan cara yang sama seperti sebelumnya


dengan arah pengukuran diagonal.

8. Cata hasil pegukuranpadaa tabel yang telah di buat


9. Bersihkan alat-alat ukur yang di gunakan
10. Kembalikan alat ke tempat penyimpanan
3.4 Tabel pengukuran

Di setiap pengukuran memerlukan tabel untuk menginput data hasil


engukuran. Contoh hasil tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1 contoh tabel hasil pengukuran

Jarak Pengukuran Pengukuran II Pengukuran Pengukuran IV


I III
A-B B-A A-B B-A A-B B-A A-B B-A
200
400
600
800
1000
1200
1265
BAB IV
HASIL DAN PEMAHASAN

4.1 Hasil
Dari hasil praktikum yang telah di lakukan di dapat hasil sebagai berikut.
Tabel 4.1 hasil pengukuran kedataran sisi kiri horizontal
jarak Pengukuran Pengukuran II Pengukuran Pengukuran IV
I III
A-B B-A A-B B-A A-B B-A A-B B-A
200 5 5 4,5 5 5,5 5 5 4
400 4,5 4 4 3,5 4 4,5 4 4,5
600 4 3 3,5 3 2,5 3 4 3,5
800 3,5 4 4 4 4,5 4 3,5 3
1000 3 4 3,5 3 4 3,5 4 3,5
1200 3 3,5 3 3 3,5 3 4 4,5
1265 4 4,5 4,5 4 4 3,5 5 4,5
Dari tabel 4.1 data hasil pengukuran kedataran horizontal sisi kiri di atas
yang telah di lakukan pengukuran sebanyak 7 titik dan di lakukan sebanyak 4 kali
pengukuran, di dapat hasil seperti yang tertera di tabel 4.1 di atas.
Tabel 4.2 Hasil pengukuran kedataran horizontal tengah
jarak Pengukuran Pengukuran II Pengukuran Pengukuran IV
I III
A-B B-A A-B B-A A-B B-A A-B B-A
200 5 5 4 4,5 5 4 4 5
400 4 3,5 4 3,5 4 3 3 3,5
600 3 4 3,5 3 3 3,5 3,5 3
800 3 3,5 4 3,5 4 3 3 3,5
1000 4 35 4 3,5 3,5 3 3 3
1200 3,5 4 3 4 4 3,5 4 3,5
1265 4 5 4,5 4 3,5 4 5 4
Dari tabel 4.2 data hasil pengukuran kedataran sisi horizontal tengah di
atas yang telah di lakukan pengukuran sebanyak 4 kali di 7 titik berbeda dan di
dapat hasil seperti yang tertera di tabel 4.2 di atas.
Tabel 4.3 Hasil pengukuran kedataran horizontal kanan
jarak Pengukuran Pengukuran II Pengukuran Pengukuran IV
I III
A-B B-A A-B B-A A-B B-A A-B B-A
200 5 4,5 5 5 4,5 4 5 4,5
400 4 4 4,5 5 5 4,5 4,5 4
600 4,5 4 4 3,5 3,5 3,5 3,5 3
800 3,5 3,5 3,5 3 3 3,5 3 3,5
1000 3 3,5 4 3,5 3,5 4 4 3,5
1200 3 3 3,5 3 3 3,5 3,5 4
1265 4,5 5 5 4 4,5 4 5 4,5
Dari tabel 4.3 data hasil pengukuran kedataran horizontal sisi kanan di atas
yan telah di lakukan pengukuran sebanyak 4 kali pada 7 titik berbeda, dan di
dapat hasil seperti yang tertera pada tabel 4.3 di atas.

Tabel 4.4 Hasil pengukuran kedataran Diagonal A

jarak Pengukuran I Pengukuran II Pengukuran III Pengukuran IV


A-B B-A A-B B-A A-B B-A A-B B-A
200 4,5 4 5 4 4,5 5 5 4,5
400 4 4 4 4 4 3,5 4,5 4
600 3,5 3 3 3,5 3 3,5 3,5 4
800 3 3,5 3 3 3 3 3 3,5
1000 3,5 4 4 3,5 3,5 4 3,5 3
1200 4 3,5 3,5 3 4 3 4 4,5
1290 4,5 5 4 4,5 4,5 5 4,5 5

Dari tabel 4.4 data hasil pengukuran Diagonal A di atas yang telah di
lakukan pengukuran sebanyak 4 kali pada 7 titik berbeda. Dan di dapat hasil
seperti yang tertera di tabel 4.4 di atas.
Tabel 4.4 Hasil pengukuran kedataran Diagonal B

jarak Pengukuran Pengukuran II Pengukuran Pengukuran IV


I III
A-B B-A A-B B-A A-B B-A A-B B-A
200 5 4,5 5 4 4,5 5 4,5 4
400 4,5 4 4 4 4 3,5 4 4
600 3,5 4 3 3,5 3 3,5 3,5 3
800 3 3,5 3 3 3 3 3 3,5
1000 3,5 3 4 3,5 3,5 4 3 4
1200 4 4,5 3,5 3 4 3 4 3,5
1290 4,5 5 4 4,5 4,5 5 4,5 5

Dari tabel 4.5 data hasil pengukuran Diagonal B di atas yang telah di
lakukan pengukuran sebanyak 4 kali pada 7 titik berbeda. Dan di dapat hasil
seperti yang tertera di tabel 4.5 di atas.
4.2 Perhitungan.

Dapat di lihat perhitungan dari data pengukuran yang telah di lakukan yaitu:

Besar kemiringan = pembacaan pada skala x kecermatan x L

Yang di mana L= 200mm , kecermatan 0,05/1000


Dapat di lihat di bawah, contoh perhitungan yang di ambil pada sisi kiri
pada pengukuran 1 yang mana ari titik A-B antara lain:

1. L=200mm posisi di 200. Kedataran=5 maka:


5 X 0,05 X 200 = 0,05

1000

2. Untuk L= 200mm pada posisi= 400 kedataran 4,5

4,5 X 0,05 X 200= 0,045

1000

3. Untuk L= 200mm pada posisi = 600 kedataran 4


4 X 0,05 X 200= 0,04
1000
4. Untuk L= 200mm posisi= 800 kedataran 3,5

3,5 X 0,05 X 200= 0,035

1000

5. Untuk L= 200mm posisi= 1000 kedataran 3


3 X 0,05 X 200= 0,03mm
1000
6. Untuk L= 200mm posisi= 1200 kedataran 3
3 X 0,05 X 200= 0,03mm
1000
7. Untuk L= 200mm posisi= 1265 pada kedataran 4
4 X 0,05 X 200= 0,04mm
1000

Tabel 4.6 Hasil perhitungan tiap titik pada sisi horizontal kiri

jarak Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 4


A-B B-A A-B B-A A-B B-A A-B B-A
200 0,05 0,05 0,045 0,05 0,055 0,05 0,05 0,04
400 0,045 0,04 0,04 0,035 0,04 0,045 0,04 0,045
600 0,04 0,03 0,035 0,03 0,025 0,03 0,04 0,035
800 0,035 0,04 0,04 0,04 0,045 0,04 0,035 0,03
1000 0,03 0,04 0,035 0,03 0,04 0,035 0,04 0,035
1200 0,03 0,035 0,03 0,03 0,035 0,03 0,04 0,045
1265 0,04 0,045 0,045 0,04 0,04 0,035 0,05 0,045
Dari tabel 4.6 di atas terlihat data hasil perhitungan sisi kiri

Tabel 4.7 Hasil perhitungan tiap titik ada sisi horizontal tengah.

Jarak Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 4


A-B B-A A-B B-A A-B B-A A-B B-A
200 0,05 0,05 0,04 0,045 0,05 0,04 0,04 0,05
400 0,04 0,035 0,04 0,035 0,04 0,03 0,03 0,035
600 0,03 0,04 0,035 0,03 0,03 0,035 0,035 0,03
800 0,03 0,035 0,04 0,035 0,04 0,03 0,03 0,035
1000 0,04 0,035 0,04 0,035 0,035 0,03 0,03 0,03
1200 0,035 0,03 0,03 0,04 0,04 0,035 0,04 0,035
1265 0,04 0,05 0,045 0,04 0,035 0,04 0,05 0,04
Dari tabel 4.7 di atas terlihat data hasil perhitungan pada sisi tengah
horizontal
Tabel 4.8 Hasil perhitungan tiap titik pada sisi horizontal kanan

Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 4


Jarak A-B B-A A-B B-A A-B B-A A-B B-A
200 0,05 0,045 0,05 0,05 0,045 0,04 0,05 0,045
400 0,04 0,04 0,045 0,05 0,05 0,045 0,045 0,04
600 0,045 0,04 0,04 0,035 0,035 0,035 0,035 0,03
800 0,035 0,035 0,035 0,03 0,03 0,035 0,03 0,035
1000 0,03 0,035 0,04 0,035 0,035 0,04 0,04 0,035
1200 0,03 0,03 0,035 0,03 0,03 0,035 0,035 0,04
1265 0,045 0,05 0,05 0,04 0,045 0,04 0,05 0,045
Dari tabel 4.8 di atas terlihat data hasil perhitungan sisi kanan horiontal

Tabel 4.9 Hasil perhitungan tiap titik pada sisi diagonal A

Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 4


Jarak A-B B-A A-B B-A A-B B-A A-B B-A
200 0,045 0,04 0,05 0,04 0,045 0,05 0,05 0,045
400 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,035 0,045 0,04
600 0,035 0,03 0,03 0,035 0,03 0,035 0,035 0,04
800 0,03 0,035 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,035
1000 0,03 0,04 0,04 0,035 0,035 0,04 0,035 0,03
1200 0,04 0,035 0,035 0,03 0,04 0,03 0,04 0,045
1290 0,045 0,05 0,04 0,045 0,035 0,05 0,045 0,05

Dari tabel 4.9 di atas terlihat data hasil perhitungan sisi diagonal A
Tabel 4.10 Hasil perhitungan tiap titik pada sisi diagonal B

Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Pengukuran 4


Jarak A-B B-A A-B B-A A-B B-A A-B B-A
200 0,05 0,045 0,05 0,04 0,045 0,05 0,045 0,04
400 0,045 0,04 0,04 0,04 0,04 0,035 0,04 0,04
600 0,035 0,04 0,03 0,035 0,03 0,035 0,035 0,03
800 0,03 0,035 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,035
1000 0,035 0,03 0,04 0,035 0,035 0,04 0,03 0,04
1200 0,04 0,045 0,035 0,03 0,04 0,03 0,04 0,035
1290 0,045 0,05 0,04 0,045 0,045 0,05 0,045 0,05

Dari tabel 4.10 di atas terlihat data hasil perhitungan sisi diagonal B

4.2.2 contoh perhitungan pada nilai rata-rata

Contoh perhitungan nilai rata-rata dari sisi kanan, kiri, tengah dan diagonal
A dan diagonal B.

Contoh sisi kiri.

 Jarak 200mm
Rata-rata= 0,05 + 0,05 =0,05

 Jarak 400mm
Rata-rata= 0,045 + 0,04 =0,0425

 Jarak 600mm
Rata-rata= 0,04 + 0,03 =0,035

 Jarak 800mm
Rata-rata= 0,035 + 0,04 =0,0375
2

 Jarak 1000mm
Rata-rata= 0,03 + 0,04 =0,035

 Jarak 1200mm
Rata-rata= 0,03 + 0,035 =0,0325

 Jarak 1265mm
Rata-rata= 0,04 + 0,035 =0,0375

Tabel 4.11 rata-rata dari pengukuran sisi horizontal kiri

Jarak Nilai rata-rata


(mm) Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
I II III IV
200 0,05 0,0475 0,0525 0,045
400 0,0425 0,0375 0,0425 0,0425
600 0,035 0,0325 0,0275 0,0375
800 0,0375 0,04 0,0425 0,0325
1000 0,035 0,0325 0,0375 0,0375
1200 0,0325 0,03 0,0325 0,0425
1265 0,0375 0,0425 0,0375 0,0475

Dari tabel 4.11 di atas terlihat hasil rata-rata dari pengukuran sisi
horizontal kiri
Tabel 4.12 rata-rata dari pengukuran sisi horizontal tengah

Jarak Nilai rata-rata


(mm) Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
I II III IV
200 0,05 0,0425 0,045 0,045
400 0,0375 0,0375 0,035 0,0325
600 0,035 0,0325 0,0325 0,0325
800 0,0325 0,0375 0,035 0,0325
1000 0,0375 0,0375 0,0325 0,03
1200 0,0325 0,035 0,0375 0,0375
1265 0,045 0,0425 0,0375 0,045

Dari tabel 4.12 di atas terlihat hasil rata-rata dari pengukuran sisi horizontal
tengah

Tabel 4.13 rata-rata dari pengukuran sisi horizontal kanan

Jarak Nilai rata-rata


(mm) Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
I II III IV
200 0,0475 0,05 0,0425 0,0475
400 0,04 0,0475 0,0475 0,0425
600 0,0425 0,0375 0,035 0,0325
800 0,035 0,0325 0,0325 0,0325
1000 0,0325 0,0375 0,0375 0,0375
1200 0,03 0,0325 0,0325 0,0375
1265 0,0475 0,045 0,0425 0,0475

Dari tabel 4.13 di atas terlihat hasil rata-rata dari pengukuran sisi
horizontal kanan

Tabel 4.14 rata-rata dari pengukuran sisi diagonal A


Jarak Nilai rata-rata
(mm) Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
I II III IV
200 0,0425 0,045 0,0475 0,0475
400 0,04 0,04 0,0375 0,0425
600 0,0325 0,0325 0,0325 0,0375
800 0,0325 0,03 0,03 0,0325
1000 0,035 0,0375 0,0375 0,0325
1200 0,0375 0,0325 0,035 0,0325
1290 0,0475 0,0425 0,0425 0,0475

Dari tabel 4.14 di atas terlihat hasil rata-rata ari pengukuran sisi diagonal
A

Tabel 4.15 rata-rata dari pengukuran sisi diagonal B

Jarak Nilai rata-rata


(mm) Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
I II III IV
200 0,0475 0,045 0,0475 0,0425
400 0,0425 0,04 0,0375 0,04
600 0,0375 0,0325 0,0325 0,0325
800 0,0325 0,03 0,03 0,0325
1000 0,0325 0,0375 0,0375 0,035
1200 0,0425 0,0325 0,035 0,0375
1290 0,0475 0,0425 0,0475 0,0475

Dari tabel 4.15 di atas terlihat hasil rata-rata ari pengukuran sisi diagonal
B

4.3 Grafik
Grafik Nilai Rata-rata Pengukuran Sisi Kiri
0.06
0.05
0.04
Nilai rata-rata
Pengukuran 1
0.03 Pengukuran 2
Pengukuran 3
0.02 Pengukuran 4
0.01
0
200 400 600 800 1000 1200 1265
Jarak(mm)

Gambar 4.1 Grafik rata-rata pengukuran sisi kiri

Grafik Nilai Rata-rata Pengukuran Sisi Tengah


0.06

0.05

0.04
Nilai Rata-rata

pengukuran 1
0.03 pengukuran 2
pengukuran 3
0.02 pengukuran 4

0.01

0
200 400 600 800 1000 1200 1265
Jarak(mm)

Gambar 4.2 Grafik rata-rata pengukuran sisi tengah


Grafik Nilai Rata-rata Pengukuran Sisi Kanan
0.06

0.05

0.04
Nilai Rata-rata

Pengukuran 1
0.03 Pengukuran 2
Pengukuran 3
0.02 Pengukuran 4

0.01

0
200 400 600 800 1000 1200 1265
Jarak(mm)

Gambar 4.3 Grafik rata-rata pengukuran sisi kanan

Grafik Nilai Rata-rata Pengukuran sisi Diagonal A


0.05
0.05
0.04
0.04
Nilai Rata-rata

0.03 Pengukuran 1
0.03 Pengukuran 2
0.02 Pengukuran 3
Pengukuran 4
0.02
0.01
0.01
0
200 400 600 800 1000 1200 1290
Jarak(mm)

Gambar 4.4 Grafik rata-rata pengukuran sisi diagonal A


Grafik Nilai Rata-rata Pengukuran sisi Diagonal B
0.05
0.05
0.04
0.04
Nilai Rata-rata

0.03 Pengukuran 1
0.03 Pengukuran 2
0.02 Pengukuran 3
Pengukuran 4
0.02
0.01
0.01
0
200 400 600 800 1000 1200 1290
Jarak(mm)

Gambar 4.5 Grafik rata-rata pengukuran sisi diagonal B

4.4 Pembahasan

Pada pembahasan kali ini, praktikum pengukuran kedataran yang


menggunakan alat spirit level dan bahan yang di gunakan adalah eja mesin
milling. Pengukuran di lakukan di tujuh (7) titik sebanyak 4 kali yang mana
pengukuran di lakukan di sisi horizotal kiri, kanan, tengah, diagonal A dan
diagonal B.
Hasil pengkuran yang di dapat di tampilkan di tabel 4.1, 4.2, 4.3, 4.4 dan
4.5. Kemudian hasil pengukuran masih harus melewati tahap perhtungan hingga
di dapat hasil yag tertera pada tabel 4.6, 4.7, 4.8, 4.9, 4.10.

Setlah hasil di dapat, lakukan perhitungan untuk mendapatkan rata-rata


pada setiap titik pengukuran. Pengambilan rata-rata bertujuan utuk mendapatkan
satu hasil pada satu titik.

Setelah semua di dapat hasil rata-ratanya, masukan ke grafik dan di


jelaskan pada grafik 1, 2, 3, 4, dan 5.
Pada graik terlihat naik turunnya garis pada grafik yang menunjukan
ketidak dataran meja ukur atau meja mesin milling.

Ketidak dataran tersebut dapat di lihat di grafik menunjukan bahwa kurva


nilai tengah memiliki hasil yang lebih kecil dari awal pengukuran maupun akhir
pengukuran.

Dapat di simpulkan bahwa kemiringan dari meja milling lebih cendrung ke


kiri. Sisi kiri memiliki kedataran yang lebuh rendah dari sisi tengah maupun sisi
kanan. Itu yang membuat kesimpulan dari semua pengukuran menghasilkan
kemiringan meja ke arah kiri.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat setelah melakukan praktikum metrologi industri
tentang kedataran dapt di simpulkan bahwa meja ukur/ permukaan benda ukur
datar, akan tetapi perbedaan ketinggian pada meja ukur menyebabkan
pengukuran menjadi tinggi sebelah.
Perbedaan itu hanya bisa di lihat pada spirit level, karena perbedaan
ketinggian itu sngatlah tipis dan tidak bisa di lihat dari mata telanjang.

5.2 Saran
Yang harus di perbaiki dalam praktikum kali ini adalah:
 Modul di butuhkan bagi para praktikan, karena modul di gunakan sebagai
referensi untuk praktikan. Jadi di mohon untuk di sediakan modul.
DAFTAR PUSATAKA

Rochim.taufiq 2001 spesifikasi, metrologi dan kontrol kualitas geometrik .


bandung penerbit ITB

Rochim.taufiq 2006 spesifikasi, metrologi dan kontrol kualitas geometrik 2 .


bandung penerbit ITB
L

Anda mungkin juga menyukai