Bagian 3
- SISTEM DRAINASE BANDAR UDARA
4. DRAINAGE DI AIRPORT
4.1. UMUM:
4.2. Perencanaan Sistem Jaringan Drainase
4.2.1. Tujuan.
4.2.2. Parameter-parameter yang digunakan dalam perencanaan
4.2.3. Kapasitas saluran
4.3. PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE BANDAR DARA:
4.3.1. Sistem Dua drainase:
4.3.2. Kepatuhan Terhadap Peraturan Nasional Atau Lokal:
4.3.3. Kepatuhan Terhadap Peraturan Nasional Atau Lokal:
4.3.4. Membersihkan saluran pembuangan:
4.3.5. Interval waktu untuk membersihkan saluran pembuangan
4.3.6. Untuk memfasilitasi pembersihan saluran pembuangan, lubang harus disediakan
dengan interval 60 m di sepanjang saluran.
4.3.7. Interval waktu untuk pembersihan bergantung pada pengalaman lokal dengan saluran
pembuangan.
4.3.8. Pemisah minyak dan bahan bakar:
4.3.9. Membersihkan pemisah oli dan bahan bakar:
4.3.10.Membersihkan bagian bawah dan tepi bak pengumpul air drain:
4.3.11. Penghapusan minyak dan bahan bakar dari pemisah:
4.4. Water Hydrants:
4.4.1. Sistem pasokan air bandara:
4.4.2. Hidran Pemadam Kebakaran Bandara:
4. SISTEM DRAINASE BANDAR UDARA
4.1. UMUM:
Lokasi bandar udara merupakan suatu area yang luas dengan permukaan yang rata, oleh
karena itu pengolahan air hujan adalah suatu hal yang harus diperhatikan ( Analisa dampak
Lingkungan).
Data yang harus diperhatikan pertama-tama adalah:
a. Peta garis permukaan laut dari bandar udara dan area yang bersebelahan,
b. Tata ruang pengeringan yang diperlukan, seperti runway, taxiway, apron dan area
bangunan lainnya.
c. Data curah hujan, seperti frekuensi, intensitas dan jangka waktu angin topan.
Dalam desain langkah awal adalah harus melakukan penelitian menyeluruh seperti (Analisa
Dampak Lingkungan terhadap banjir dsb.), karena itu untuk menentukan arah arus umum dan
untuk menempatkan anak sungai / aliran alami. Keberadaan tentang segala konstruksi lokal
utama yang mempengaruhi pengeringan harus jelas dari peta tersebut. .
Xt = 1 / n . Xit
Xit − Xt
1/ 2
2
St =
n−i
Curah Hujan
Data Hujan 10 tahun terakhir di sekitar kawasan perencanaan dapat diambil dari
stasiun hujan terdekat.
Periode Ulang
Besarnya curah hujan rencana dalam perencanaan ini dapat dihitung dengan
menggunakan Metode Gumbell Modifikasi.
Pemilihan metode ini didasarkan pada syarat pemilihan distribusi data hujan dengan
menggunakan metode Chi-square.
YT − YN
K=
N
b = (1 + 1.3K + 1.1 K 2 )
b. R
Se =
N
Rumus umum untuk menghitung analisa frekuensi dengan metode Gumbell Modifikasi
adalah:
Rk = t(a) Se
dimana:
Rk = rentang keyakinan (confidence interval) (mm/24 jam)
t(a) = fungsi a
a = confidence probability
Se = Probability error (deviasi)
Intensitas Curah Hujan
Intensitas Curah Hujan dapat dihitung dengan adanya data curah hujan maksimum
yang diperoleh dari pengukuran stasiun curah hujan. Rumus Intensitas Curah Hujan
menggunakan metode Mononobe:
I=
(R24) 242 / 3
24 tc
dimana :
I = intensitas curah hujan pada periode ulang T tahun (mm/jam)
R24 = curah hujan harian maksimum dalam periode ulang T tahun (mm)
Tc = waktu konsentrasi (jam)
b. Waktu konsentrasi (TC) adalah waktu yang diperlukan oleh butiran air untuk
bergerak dari titik terjauh pada daerah pengaliran sampai titik pembuangan
Waktu konsentrasi untuk daerah yang relatif kecil menurut Kinori (1984) dapat
dihitung dengan menjumlahkan waktu tempuh aliran limpasan pada lebar lahan
(dengan mempertimbangkan jenis penutup permukaan lahan dan kemiringan lahan)
dan waktu tempuh aliran di saluran (dengan memper-timbangkan jenis bahan saluran,
dimensi dan kemiringan dasar saluran). Secara sederhana asumsi tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
tc = to + ts
dimana:
tc = waktu konsentrasi
to = waktu tempuh limpasan di permukaan lahan (waktu masuk)
ts = waktu tempuh aliran melewati saluran (waktu pengaliran)
d. Debit (Q) adalah volume air yang mengalir melewati suatu penampang melintang
saluran atau jalur per satuan waktu
Debit rencana diperhitungkan berdasarkan jumlah limpasan air hujan (pada
intensitas rancangan) yang membebani daerah bandara. Untuk kawasan yang relatif
tidak luas, beban limpasan air hujan (dalam bentuk direct run off) dapat
diperkirakan dengan metode rasional sebagai berikut:
Q = ..It=tc .A
dimana:
Q = debit limpasan air hujan (m3/det)
= koefisien limpasan
= koefisien sebaran hujan
I = intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi t c (l/det/ha,
mm3/det/km2)
A = luas lahan (m2)
1 2 / 3 1/ 2
V= R I
n
R = Jari – jari hidrolis (m)
I = Kemiringan saluran = 1 / L
(kemiringan dasar saluran ditentukan dengan
mempertimbangkan kece-patan yang akan terjadi dalam
saluran, dan ketinggian kolom air yang tersedia di lapangan
berdasarkan elevasi rencana permukaan)
n = Angka kekasaran dasar menurut Manning
(kekasaran dasar manning diambil berdasarkan bahan saluran
yang digunakan yaitu beton, sehingga dapat diambil = 0,015)
Untuk mencegah luapan air diambil terlampauinya kapasitas saluran, dalam
perencanaan saluran drainase diperlukan diberikan tinggi jagaan yang cukup. Besar
tinggi jagaan disesuaikan dengan debit air yang ditampung dan jenis konstruksi saluran
yang digunakan seperti tampak pada tabel berikut ini:
Saluran dikatakan penampang hidrolis terbaik jika dapat melewatkan debit maksimum
untuk luas penampang basah, kekasaran dan kemiringan dasar tertentu. Saluran dengan
kategori ini mempunyai keliling basah yang terkecil, seperti ditunjukkan dalam rumus di
bawah ini.
R= A Q = V .A
Q
1 23 1
V = .R . S 2
n
Persamaan di atas dikenal dengan persamaan Manning, dimana:
V = kecepatan aliran (m/dt)
R = Jari-jari hidrolis (m)
S = Kemiringan dasar Saluran
n = Koefisien kekasaran Manning
RUNWAY
33.00 33.00
Drainage 2 3.50 9.00 9.00 3.50 Drainage 1
Slope 1.5% C/L Slope 1.5%
2.5% 2.5%
1.0 1.5% 1.5% 1.0
Shoulder
Shoulder
Graded Area
Graded Area
0.5 0.5
0.5 0.5
1.0 M
0.5 M
0.5 M
4.3.6. Interval waktu untuk pembersihan bergantung pada pengalaman lokal dengan saluran
pembuangan.
Satu tindakan pembersihan per tahun terbukti menjadi jumlah minimum. Ketika pasir telah
digunakan untuk layanan musim dingin, pembersihan kedua tepat di akhir musim dingin
direkomendasikan. Inspeksi rutin harus dilakukan untuk mendeteksi kebutuhan
pembersihan tambahan.
Setelah badai pasir atau hujan lebat yang membanjiri area yang tidak beraspal di dekat
lubang pembuangan, sangat disarankan untuk segera memeriksa kapasitas saluran.
mengumpulkan air permukaan dari curah hujan. Jika penampang pipa kurang dari 30 cm,
pembersihan mungkin diperlukan dua kali setahun.
Kapasitas sistem pasokan air bandara harus memenuhi persyaratan pemadam kebakaran.
Semua katup dan flap di jaringan pipa harus menjalani pengujian fungsional setahun
sekali. Pemantauan tambahan dengan memeriksa konsumsi air setiap minggu dapat
berguna untuk mendeteksi kebocoran yang belum ditemukan sejak dini,
Semua hidran kebakaran termasuk yang ada di gedung harus diperiksa secara teratur.
Semua hidran bawah permukaan harus dijaga kebersihannya dari tanah atau lumpur agar
dapat ditemukan tanpa penundaan dalam keadaan darurat. Kemudahan servis pompa dan
hidran harus diperiksa setidaknya dua kali dalam setahun.