PEMBAHASAN
Menurut (Oktavia, 2011) Tujuan dari strategi IS/IT seharusnya tidak berfokus
pada orientasi obyek, teknologi database, internet, HTML, spesifikasi hardware, atau
end user karena seluruh aspek tersebut termasuk dalam permasalahan dalam
implementasi. Ciri khas dari strategi sistem informasi harus sesuai dengan fokus
bisnis, seperti meningkatkan pelayanan pelanggan, meningkatkan produktivitas atau
menyediakan diferensiasi produk. Tantangan yang timbul dari tujuan tersebut adalah
bagaimana mendefinisikan dan mengukur dampak strategi serta bagaimana relasi
antara penyusunan strategi sistem informasi terhadap performa perusahaan.
Pada jurnal yang ditulis oleh (Wazzan & Arab, 2018) menyatakan bahwa
Klasifikasi Kegunaan Strategis TI dibagi mennjadi empat jenis utama sistem strategis
yaitu sebagi berikut :
1. berbagi informasi melalui sistem berbasis teknologi dengan pelanggan /
konsumen dan / atau pemasok dan mengubah sifat hubungan.
2. menghasilkan integrasi yang lebih efektif dari penggunaan informasi dalam
proses nilai tambah organisasi;
3. Memungkinkan organisasi untuk membuat, mengembangkan, memproduksi,
memasarkan dan memberikan produk atau layanan baru atau yang ditingkatkan
atau proposisi nilai baru berdasarkan informasi; dan
4. meningkatkan proses kognitif masyarakat dalam menghasilkan pengetahuan
dan wawasan dari informasi; mereka memberikan informasi kepada para
eksekutif, manajemen dan profesional untuk mendukung pengembangan,
implementasi dan evaluasi strategi.
Dalam mencapai sebuah keberhasilan dalam strategi ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, pada sebuah paper yang ditulis oleh (Kordha et al., 2014) ada
beberapa factor keberhsailan strategis system informasi dari yang menyatakan
bahwa, sebagai berikut :
1. Fokus kepada eksternal, bukan internal: melihat pelanggan, pesaing,
pemasok, bahkan industri lain dan hubungan bisnis serta kesamaan dengan
dunia bisnis luar. Secara tradisional SI / TI difokuskan pada proses dan
masalah internal, tetapi saat ini semakin banyak manfaat menggunakan SI TI
difokuskan pada hubungan eksternal perusahaan dengan mitra bisnis yang
berbeda.
2. Menambah nilai bukan pengurangan biaya. Meskipun pengurangan biaya
mungkin bertambah karena ekspansi bisnis dengan biaya marjinal yang
berkurang, 'melakukannya dengan lebih baik, bukan lebih murah' tampaknya
menjadi pepatah. Hal ini konsisten dengan persyaratan perusahaan untuk
membedakan diri dari pesaing — produk yang lebih baik, layanan yang lebih
baik — untuk berhasil. Secara historis, SI / TI dipandang sebagai cara untuk
meningkatkan efisiensi — melakukannya dengan lebih murah — dan,
meskipun hal ini jelas penting dalam lingkungan bisnis apa pun, ini bukan
satu-satunya cara untuk berhasil. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk
mengkoordinasikan keputusan pemanenan dengan inventaris dan
persyaratan pengangkutan dan menyesuaikan keputusan tersebut dengan
kebutuhan pasar.
3. Berbagi manfaat: di dalam organisasi, dengan pemasok, pelanggan,
konsumen, dan bahkan pesaing pada kesempatan tertentu! Dalam banyak
kasus di masa lalu, manfaat sistem belum dibagikan bahkan di dalam
organisasi, tetapi digunakan untuk memberi departemen atau fungsi saling
memanfaatkan satu sama lain. Ini mengurangi manfaat dan tidak
memungkinkannya dipertahankan. Berbagi manfaat menyiratkan
'penerimaan', komitmen untuk sukses, biaya pengalihan. Hampir semua
contoh melibatkan pembagian keuntungan, dengan pemasok, pelanggan,
konsumen dan pesaing, untuk memberikan hambatan masuk ke industri.
4. Memahami pelanggan dan apa yang mereka lakukan dengan produk atau
layanan: bagaimana mereka memperoleh nilai darinya, dan masalah yang
mungkin mereka hadapi dalam mendapatkan nilai itu.
5. Inovasi yang digerakkan oleh bisnis, bukan digerakkan oleh teknologi:
tekanan pasar yang mendorong perkembangan dalam banyak kasus. Hal ini
cenderung menimbulkan keraguan pada gagasan keunggulan kompetitif dari
TI, tetapi, dalam praktiknya, itu berarti bahwa TI baru atau yang sudah ada
menyediakan atau memungkinkan peluang atau ide bisnis untuk diubah
menjadi kenyataan. Pimpinan atau penggeraknya berasal dari bisnis, tidak
harus, rute tradisional untuk menggunakan SI / TI, yang sering kali didorong
oleh teknologi, didorong oleh pemasok dan profesional TI, bukan ditarik oleh
pengguna. Baru-baru ini saja teknologi terbaru menjadi perhatian para
manajer bisnis. Tapi masalah bisnis tidak berubah: mengapa mengambil dua
risiko pada saat yang sama — yaitu, proses bisnis baru berdasarkan teknologi
baru? Itu adalah resep untuk gagal. Menurut Keen (1991) Menyimpulkannya
dengan baik dengan mengatakan, 'Kegagalan besar dalam menggunakan TI
sering kali didasarkan pada teknologi yang jauh lebih baik dan visi bisnis yang
buruk. Keberhasilan datang dari teknologi yang cukup baik dan pemahaman
yang jelas tentang pelanggan.
6. Pengembangan bertahap, bukan visi aplikasi total yang menjadi kenyataan.
Banyak contoh menunjukkan pendekatan bertahap — melakukan satu hal
dan membangun serta memperluas kesuksesan dengan pengembangan
lebih lanjut. Sampai batas tertentu, ini mengembangkan aplikasi dengan
eksperimen tetapi juga tidak berhenti ketika kesuksesan tercapai tetapi
mempertimbangkan apa yang bisa dilakukan selanjutnya. Ini, sekali lagi,
bertentangan dengan gagasan tradisional untuk memperjelas semua
persyaratan, mendefinisikan semua batasan dan menyetujui total hasil dari
sistem sebelum memulai proses desain dan konstruksi yang mahal dan
terstruktur, membekukan persyaratan di setiap tahap. Pembuatan prototipe
sistem jelas memiliki peran kunci untuk dimainkan di sini.
7. Menggunakan informasi yang diperoleh dari sistem untuk mengembangkan
bisnis. Banyak mail order dan firma ritel telah mengelompokkan pelanggan
mereka sesuai dengan pola pembelian yang ditunjukkan oleh transaksi dan
kemudian memberikan katalog yang berbeda dan terfokus atau penawaran
khusus. Analisis produk dan pasar ditambah informasi riset pasar eksternal
dapat digabungkan dan kemudian dipotong kembali dengan berbagai cara
untuk mengidentifikasi segmentasi pemasaran dan bauran produk yang lebih
tepat.
Pada jurnal yang dibuat oleh (Alshubaily & Altameem, 2017) Ada beberapa
kondisi / tindakan yang direkomendasikan harus diikuti sebelum pengembangan dan
implementasi sistem informasi strategis di Organisasi. Kondisi / tindakan yang
diusulkan ini memastikan keberhasilan penerapan sistem informasi strategis, yaitu
sebagai berikut:
1. Dukungan aktif dari manajemen organisasi senior - bukan hanya manajemen
MIS - dalam penemuan peluang strategis dan dalam proses implementasi.
2. Integrasi perencanaan untuk penggunaan strategis sistem informasi ke dalam
proses perencanaan strategis organisasi secara keseluruhan.
3. Pelaporan langsung oleh mereka yang bertanggung jawab atas penggunaan
strategis sistem informasi kepada manajer bisnis di wilayah yang akan
terpengaruh oleh sistem baru.
4. Penempatan mekanisme kendali ada di tangan para pengelola bisnis tersebut.
5. Kesiapan untuk penggunaan strategis sistem informasi, menyiratkan
keberhasilan penggunaan MIS dan platform teknologi yang sudah ada dan
pengalaman dengan inovasi teknologi.
Strategi IS dengan strategi IT memiliki perbedaan, perbedaan tersebut di
dijelaskan dalam jurnal yang ditulis oleh (Wedhasmara, 2009) Strategi SI menekankan
pada penentuan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan Organisasi. Esensi dari
strategi SI adalah menjawab pertanyaan “apa ?”. Sedangkan strategi TI lebih
menekankan pada pemilihan teknologi, infrastruktur, dan keahlian khusus yang terkait
atau menjawab pertanyaan “bagaimana ?”. Sebagai contoh suatu organisasi
menerapkan Executive Information System pada bidang pemasaran hal ini
mempengaruhi aliran informasi vertikal dalam perusahaan. Pihak manajemen atas
memiliki akses informasi yang lebih besar dan mengurangi ketergantungan sumber
informasi terhadap manajemen menengah. Jaringan telekomunikasi sebagai aplikasi
teknologi informasi memungkinkan informasi mengalir dengan mudah dan cepat di
antara departemen dan divisi yang berbeda. Sedangkan gabungan dari strategi
system informasi dengan strategi teknlogi informasi disebut sebagau Digital strategy.
Hubungan antara strategi TI, strategi SI dan strategi bisnis terlihat pada gambar
dibawah ini:
Figure 1 Hubungan antara strategi SI, IT, dan bisnis menurut (Peppard & Ward, 2003)
(Oktavia, 2011) IS strategi dan IT strategi memiliki peranan yang sangat penting, jika
tidak didukung oleh dua hal tersebut akan berakibat fatal terhadap beberapa aspek,
di antaranya:
1. Investasi sistem yang telah dibuat tidak dapat mendukung tujuan bisnis;
2. Hilangnya kontrol terhadap IS/IT, sehingga masing-masing individu
menjalankan kemauannya sendiri-sendiri yang mengakibatkan IS/IT menjadi
tidak kompatibel dengan tujuan awalnya;
3. Tidak terintegrasinya sistem yang bisa mengakibatkan duplikasi pengerjaan
dan informasi yang dihasilkan menjadi tidak akurat lagi;
4. Tidak adanya pengaturan prioritas terhadap sistem informasi projek maupun
sumber daya, yang bisa berdampak pada penurunan produktivitas, dll.;
5. Tidak ada mekanisme untuk menentukan level sumber daya yang optimal atau
pengoperasian sistem yang maksimal;
6. Pengaturan informasi yang kurang mendukung, seperti tidak tersedia, tidak
konsisten, tidak akurat, atau terlalu lama;
7. Kesalahpahaman antara pengguna dan IT specialist yang mengakibatkan
konflik dan ketidakpuasan dari masing-masing pihak;
8. Tidak sesuainya strategi teknologi dengan batasan yang ada;
9. Kurangnya investasi infrastruktur yang terbentuk;
10. Seluruh proyek dievaluasi dari sisi keuangan saja;
11. Masalah yang timbul dalam investasi IS/IT dapat menjadi sumber
permasalahan di antara bagian dalam perusahaan.
Ada beberapa Landasan teoritis (Nor Hanani binti Mohd Yusoff, 2015) untuk
operasionalisasi perencanaan sistem informasi strategis (SISP) dipelajari
oleh(Pollack, 2010). Mereka mengidentifikasi 4 pendekatan dalam mengukur
keberhasilan upaya sistem informasi strategis. Empat pendekatan tersebut meliputi;
KESIMPULAN
Tujuan dari strategi IS/IT seharusnya tidak berfokus pada orientasi obyek,
teknologi database, internet, HTML, spesifikasi hardware, atau end user karena
seluruh aspek tersebut termasuk dalam permasalahan dalam implementasi. Ciri khas
dari strategi sistem informasi harus sesuai dengan fokus bisnis, seperti meningkatkan
pelayanan pelanggan, meningkatkan produktivitas atau menyediakan diferensiasi
produk. Strategi IS dengan strategi IT memiliki perbedaan, perbedaan tersebut di
dijelaskan dalam jurnal yang ditulis oleh (Wedhasmara, 2009) Strategi SI menekankan
pada penentuan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan Organisasi. Esensi dari
strategi SI adalah menjawab pertanyaan “apa ?”. Sedangkan strategi TI lebih
menekankan pada pemilihan teknologi, infrastruktur, dan keahlian khusus yang terkait
atau menjawab pertanyaan “bagaimana ?”. Sedangkan gabungan dari strategi system
informasi dengan strategi teknlogi informasi disebut sebagau Digital strategy.
DAFTAR PUSKATA
Alshubaily, N. F., & Altameem, A. A. (2017). The Role of Strategic Information
Systems (SIS) in Supporting and Achieving the Competitive Advantages (CA):
An Empirical Study on Saudi Banking Sector. International Journal of Advanced
Computer Science and Applications, 8(7), 128–139.
https://doi.org/10.14569/ijacsa.2017.080718
Kordha, E., Gorica, K., & Sevarni, K. (2014). 1196 Sevrani Kordha Gorica
INFORMATION SYSTEMS AND INFORMATION TECHNOLOGY AS
STRATEGIC Information Systems and Information Technology as Strategic
Tools - Their Use in Albanian Business. July.
https://doi.org/10.13140/RG.2.1.1870.9921
Nor Hanani binti Mohd Yusoff. (2015). A Review on Critical Success Factors of
SISP. The Journal of Management and Science, 1(2), 1–6.
Oktavia, T. (2011). Peran Serta Strategi Sistem Informasi Terhadap Keberhasilan
Penerapan Teknologi Informasi Perusahaan. ComTech: Computer,
Mathematics and Engineering Applications, 2(1), 42–51.
https://doi.org/10.21512/comtech.v2i1.2710
Peppard, J., & Ward, J. (2003). Strategic planning for information systems (Vol. 2,
Issue 3). John Wiley & Sons Incorporated.
Pollack, T. A. (2010). Strategic information systems planning. ASCUE Proceedings,
47–58.
Wazzan, D. A. Al, & Arab. (2018). A Framework for the Strategic Management of
Information Technology. Long Range Planning, 7(5), 14–43.
https://doi.org/10.1016/0024-6301(87)90089-6
Wedhasmara, A. (2009). Langkah-langkah perencanaan strategis sistem informasi
dengan menggunakan metode Ward and Peppard. Jurnal Sistem Informasi,
1(1).