Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI

Disusun Oleh :

Nama : Lukman Mubarak

NIM : 021700013

Prodi : Elektronika Instrumentasi

Jurusan : Teknofisika Nuklir

Dosen : Ardina Mei Devinta Suryana, SST

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

YOGYAKARTA

2019
PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI

I. TUJUAN
 Tujuan Instruksional Umum:
Peserta dapat melakukan pengukuran tingkat kontaminasi dan melakukan
dekontaminasi suatu permukaan bahan menggunakan bahan dekontaminan.

 Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah melakukan percobaan ini, peserta mampu untuk :
1. Menghitung tingkat kontaminasi suatu permukaan bahan
2. Melakukan dekontaminasi menggunakan bahan dekontaminan
3. Menghitung faktor dekontaminan
4. Menghitung aktivitas yang tertinggal pada permukaan bahan

II. ALAT DAN BAHAN


1. Sumber radiasi terbuka / zat radioaktif
2. Monitor perorangan, Jas Lab, Sarung tangan karet
3. Alat ukur radiasi (Sound Detektor, Sistem Pencacah GM)
4. Bahan Dekontaminan (Radiacwash)
5. Alat Pembersih (Kertas Saring)
6. Gunting
7. Sabun lunak untuk cuci tangan
8. Bak sampah aktif
9. Bahan yang akan didekontaminasi, Vinil, Triplek; Keramik Alumunium
10. Planset aluminium

III. DASAR TEORI


Paparan Radiasi terjadi ketika
semua atau sebagian tubuh menyerap
radiasi pengion dari suatu sumber radiasi
eksternal.
Paparan akan berhenti bila kita
menjauhi daerah sumber, sumber radiasi
kita kungkung sepenuhnya atau proses
yang menyebabkan paparan berhenti.
Paparan Radiasi juga terjadi setelah kontaminasi internal, yaitu, ketika suatu
radionuklida tertelan, terhirup atau diserap ke dalam aliran darah. Jenis paparan
karena kontaminasi internal ini berhenti hanya jika radionuklida tersebut benar-
benar dihilangkan dari tubuh, dengan atau tanpa pengobatan.
Kontaminasi terjadi bila suatu radioisotop (berbentuk gas, cair, atau padat)
tersebar ke lingkungan dan kemudian
tertelan, terhirup, atau menempel pada
permukaan tubuh (kulit). Disebut
Kontaminasi eksternal bila bahan
radioaktif mengenai/menempel pada
bagian luar tubuh seperti kulit, rambut,
mata. Kontaminasi Eksternal terhenti
bila bahan radioaktif tersebut  dihilangkan dengan lap khusus atau dengan
membasuh atau mencucinya.
Tingkat Kontaminasi (TK) zat radioaktif pada suatu permukaan bahan adalah
besarnya aktivitas zat radioaktif yang mengkontaminasi permukaan bahan per satuan
luas, dinyatakan sebagai:

Sebelum melakukan pengukuran tingkat kontaminasi (TK) suatu permukaan


bahan, harus ditentukan efisiensi alat, yaitu suatu parameter yang berkaitan antara
nilai yang ditunjukkan oleh suatu sistem pencacah dengan aktivitas zat radioaktif
yang sedang diukur.

dengan :

a = Efisiensi Alat
Ra = Laju cacah pengukuran (cps)
Rb = Laju cacah latar (cps)
A = Aktivitas sumber (Bq)
p = Probabilitas pancaran radiasi

Rumusan tingkat kontaminasi dinyatakan dengan :


dengan :
TK = Tingkat Kontaminasi (Bq/cm2)
L = Luas permukaan terkontaminasi yang diukur (cm2)

Untuk pengukuran tingkat kontaminasi zat radioaktif pada permukaan bahan


dengan uji usap, kontaminan yang terambil pada pengusapan tergantung jenis
permukaan bahan kontaminan, bahan pengusap dan teknik pengusapan sehingga
diperlukan nilai efisiensi usap yang dinyatakan dengan,

Rumusan tingkat kontaminasi menjadi :

dengan :
TK = Tingkat Kontaminasi (Bq/cm2)
L = Luas permukaan terkontaminasi yang diukur (cm2)
u = Efisiensi Usap

Pengukuran aktivitas secara uji usap yang dilakukan dalam praktikum ini adalah
aktivitas total. Nilai batas tertinggi Tingkat Kontaminasi permukaan yang diizinkan
bergantung pada faktor resuspensi, yaitu merupakan nilai perbandingan antara
Tingkat Kontaminasi maksimum yang diizinkan dalam udara (Bq/cm2) dengan
Tingkat Kontaminasi maksimum yang diizinkan pada permukaan (Bq/cm2), sehingga:

dengan:
F = Faktor resuspensi
Nilai F bergantung pada kondisi laboratorium, dalam keadaan normal nilai F rata-rata
5.10-5/cm.
Bila diketahui nilai kontaminasi tertinggi yang diizinkan di udara untuk suatu
radioisotope, maka dapat ditentukan nilai Tingkat Kontaminasi permukaan tertinggi
yang diizinkan.

Dekontaminasi adalah proses untuk mereduksi/ mengurangi atau bahkan


menghilangkan suatu kontaminan zat radioaktif dari suatu bahan yang bernilai
ekonomis ke suatu bahan yang kurang ekonomis, kemudian memperlakukan bahan
yang kurang ekonomis tersebut sebagai limbah radioaktif.
Tujuan dekontaminasi ( menurut IAEA Technical Report Series No.18 1982)
adalah:
1. Pertimbangan Keselamatan dan Kesehatan
2. Mengurangi interferensi pencacahan peralatan tertentu sehingga diperoleh hasil
pencacahan yang baik
3. Memperkecil tingkat Kontaminasi suatu alat sehingga layak dipakai kembali.

Faktor dekontaminasi merupakan perbandingan Tingkat Kontaminasi sebelum


dan sesudah dekontaminasi, yang berarti menunjukkan perubahan Tingkat
Kontaminasinya.

Faktor yang mempengaruhi Faktor Dekontaminasi adalah:


1. Bahan Kontaminan
2. Permukaan Benda
3. Cara Dekontaminasi
4. Bahan Dekontaminan

Aktivitas tersisa At adalah kontaminan yang masih tertinggal setelah proses


dekontaminasi dapat ditentukan dengan persamaan:

IV. LANGKAH KERJA


PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI
A. PENENTUAN EFISIENSI ALAT
1. Gunakan Jas Lab, Monitor Perorangan dan alas kaki khusus
2. Kertas saring digunting sesuai dengan ukuran diameter planset yang akan
digunakan
3. Lakukan pencacahan latar belakang sebanyak 3 (tiga) kali menggunakan
Sistem pencacah GM/ Monitor Permukaan.
4. Lakukan pencacahan latar belakang kertas saring dan planset sebanyak 3
(tiga) kali menggunakan sistem pencacah GM/ Monitor perorangan
5. Gunakan sarung tangan karet
6. Ambil dengan pipet (pipet effendrop) larutan P-32 sejumlah 0,1 ml yang telah
diketahui aktivitasnya, teteskan pada bahan/planset yang telah dilapisi kertas
saring.
7. Keringkan kertas saring beserta planset tersebut dalam lemari asam dengan
lampu pemanas.
8. Lepaskan sarung tangan karet
9. Lakukan pencacahan kertas saring tersebut sebanyak 3 (tiga) kali
menggunakan system pencacah GM / monitor perorangan.

B. PENENTUAN EFISIENSI USAP


1. Beri tanda / gambar pada bahan vinil ( 10 x 10 cm)
2. Lakukan pencacahan latar belakang sebanyak 3 kali menggunakan sistem
pencacah GM
3. Lakukan pencacahan latar belakang kertas saring dan planset sebanyak 3 kali
menggunakan sistem pencacah GM
4. Gunakan sarung tangan karet
5. Ambil dengan pipet (pipet effendrop) larutan P32 sejumlah 0,1 ml yang telah
diketahui aktivitasnya, teteskan secara merata pada bahan di dalam batas bujur
sangkar tersebut.
6. Keringkan vinil tersebut dalam lemari asam dengan lampu pemanas
7. Usap dengan kertas saring bahan yang telah dikontaminasi dengan metoda
sisir seperti gambar dibawah
8. Letakkan kertas saring pada planset
9. Lepaskan sarung tangan
10. Lakukan pencacahan kertas saring tersebut sebanyak 3 kali menggunakan
system pencacah GM

PENENTUAN TINGKAT KONTAMINASI SECARA UJI USAP


1. Lakukan pencacahan terhadap kertas saring dan planset sebanyak 3 kali
menggunakan system pencacah GM
2. Pakai sarung tangan karet
3. Usapkan kertas saring pada permukaan bahan yang akan diuji usap dengan
menggunakan metoda sisir
4. Letakkan kertas saring pada planset
5. Lakukan langkah 3 dan 4 untuk bagian yang lain yang akan diuji
6. Lepaskan sarung tangan karet
7. Lakukan pencacahan masing-masing kertas saring sebanyak 3 kali dengan
system pencacah GM
8. Setelah selesai pencacahan, kertas saring dibuang di tempat limbah aktif padat
yang telah disediakan

PENENTUAN TINGKAT KONTAMINASI SECARA LANGSUNG DAN


PROSES DEKONTAMINASI
1. Semua bahan yang akan diamati, dicacah dengan monitor kontaminasi,
masingmasing 3 kali untuk memperoleh cacahan latar belakang
2. Lakukan pencacahan terhadap masing-masing bahan yang terkontaminasi
sebanyak 3 kali dengan system pencacah GM/ Monitor kontaminasi
3. Gunakan sarung tangan karet
4. Bahan yang telah dicacah, didekontaminasi dengan cara dan dekontaminan (bahan
pencuci) yang sama. Cara dekontaminasi adalah dengan diusap menggunakan
cutton bud yang telah dibasahi dengan radiacwash. Pengusapan dilakukan dengan
metoda melingkar kedalam (dari bagian luar kearah tengah)
5. Usap sekali lagi dengan cotton bud yang tidak dibasahi dengan radiacwash
6. Setelah selesai, cotton bud tersebut dibuang di tempat limbah aktif padat yang
telah disediakan
7. Lepaskan sarung tangan karet
8. Lakukan pencacahan terhadap masing-masing bahan yang telah didekontaminasi
sebanyak 3 kali dengan system pencacah GM/ Minitor Kontaminasi
9. Lakukan langkah dekontaminasi (langkah 3 sampai 7) minimum 3 kali untuk
setiap bahan dan tentukan Tingkat Kontaminasi-nya setiap kali selesai proses
dekontaminasi (langkah 8)
10. Pakai sarung tangan karet
11. Seluruh bahan yang terkontaminasi dibuang di tempat limbah aktif padat yang
telah disediakan
12. Lepaskan sarung tangan karet, dan buang di tempat yang telah disediakan.
13. Setiap praktikan harus mencuci tangan dan diperiksa dengan monitor kontaminasi
14. Sebelum meninggalkan Lab, lepaskan alas kaki khusus dan Jas Lab

Anda mungkin juga menyukai