Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN DAN METODOLOGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

LAELATUL AMANAH
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong, Papua Barat, Indonesia
Email: Lailatul16stainsorong@gmail.com
ABSTRAK
Tulisan ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan sejarah pertumbuhan dan perkembangan bahasa
Arab yang sulit dilacak. Pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri sumber dan
menganalisa sumber-sumber tersebut. Tulisan ini menemukan bahwa dalam pertumbuhan dan
perkembangan Bahasa Arab mengalami masalah karena bahasa ini sangat tua. Bahasa Arab
adalah temuan dari prasasti tentang Arab Baidah yang diperkirakan hidup pada awal pertama
sebelum Masehi. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang termasuk bahasa Semit yang
termasuk rumpun Semit yang berdiam di sebelah selatan. Bahasa oleh para pakar filologi disebut
sebagai salah satu unsur tamadun yang penting, dengan memberi batasan bahwa peradaban
adalah sebuah bahasa tunggal, atau dari kumpulan tunggal dari bahasa-bahasa yang berhubungan
secara pembudayaan. Bahasa Arab merupakan bahasa yang penting bagi masyarakat Islam
manapun, karena ia ia merupakan bahasa peribadatan, bahasa yang banyak digunakan oleh
masyarakat Islam bahwa ia merupakan bahasa pilihan Allah. Pengembangan metode pengajaran
Bahasa Arab hanya dapat dilakukan oleh seorang guru yang kreatif dan inovatif, yang selalu
memperhatikan prinsip-prinsip pengajaran bahasa dan mampu mengumpulkan bahasa atau ide
yang diramu.
PENDAHULUAN

Berpindahnya sekelompok masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya dan bercampur-
baurnya golongan pendatang baru dengan penduduk local pribumi setempat (sadar atau tidak
sadar) menciptakan bentuk baru bagi interaksi kebahasaan. Kita tahu bahwa Maroko setelah
tersiarnya Islam ke berbagai daerah merupakan peristiwa yang teramat penting dalam sejarah
bahasa Arab. Hijrah tersebut memberi pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan bahasa
Arab. Bahasa Arab yang semula tampak terpinggirkan kini tersiar meluas ke luar wilayah
Semenanjung Arabia.

Bahkan, di beberapa wilayah, bahasa Arab menjadi bahasa percakapan resmi dan
menggantikan bahasa local yang semula digunakan. Bahasa Arab juga menjadi bahasa sastra dan
kebudayaan di beberapa Negara Islam yang wilayahnya saat itu meliputi sebagian benua Asia
dan Eropa. Sulit dipungkiri bahwa dalam sebuah masyarakat pasti terdapat berbagai golongan
dan tingkat atau status social tertentu. Tingkat elit dalam sebuah masyarakat akan sangat
mempengaruhi tingkat msyarakat yang lebih rendah dalam perkembangan penggunaan bahasa.
DINAMIKA PERKEMBANGAN BAHASA ARAB

Sebagaimana gejala atau fenomena social lainnya, bahasa juga bukanlah sesuatu yang statis. Ia
bersifat dinamis dan terus bergerak seiring dengan perkembangan ilmu sains dan teknologi. Bila
seseorang ingin mengetahui tentang segala hal yang berkaitan dengan bahasa Arab sebelum
agama Kristen (Masehi) datang, seseorang tidak akan pernah dapat menemukan gambaran
apapun. Alasannya, hingga kini pun tidak ada bukti seperti dokumen tertulis berupa teks yang
membongkar keberadaan bahasa Arab sejak zaman itu. Teks tertua yang berhasil ditemukan
sesudah abad tiga masehi. Ketiadaan bukti ini tidak berarti bahwa sebelum Kristen datang bahasa
Arab belum pernah ada, atau tidak memiliki peran sama sekali. Tidak berarti juga bahwa bahasa
Arab berusia jauh lebih muda daripada bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa rumpun lainnya. Bahkan
sebagian orientalis yang mendalami budaya ketimuran, termasuk di Semenanjung Arab
meyakini dan menyatakan bahwa berdasarkan sudut bahasa Asal, bahasa Arab sesungguhnya
sangat konservatif. Teks-teks arab dan manuskrip berbahasa arab seperti yang pernah
dikemukakan dapat dikembalikan kepada sebab-sebab terjadinya perluasan buta huruf
(ummiyah) dikalangan bangsa Arab sebelum Islam datang. Berdasarkan sebab-sebab itu, teks
dan manuskrip tertua yang berbahasa Arab seperti yang kita kenal sekarang diperoleh hanya dari
dua masa abad sebelum Islam datang, tepatnya masa yang lebih dikenal dengan nama Sastra
Jahili (adab al-jahiliyyah). Itulah sebabnya kita tidak dapat mengetahui apa-apa tentang keadaan
tersebut melalui studi perbandingan teks-teks berbahasa.

PERKEMBANGAN BAHASA ARAB SESUDAH KEDATANGAN ISLAM

Berdasarkan masa kekuasaan dan politis, bahasa Arab mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Berikut factor social dan budaya yang mengelilinginya dalam lima fase perkembangan:
sesudah Islam menjadi agama yang kokoh , masa kekuasaan Bani Umayyah, Bani Abbasiyyah,
sesudah abad lima hijriah, dan zaman baru (new age).

Peristiwa terpenting dalam sejarah perkembangan bahasa Arab adalah datangnya Islam
dan tersiarnya agama rahmatan lil’alamin ini sampai meluas ke berbagai daerah dari Asia
Tengah sampai Afrika Barat. Kedatangan islam dan turunnya Al-Qur’an yang disusul oleh hadist
pada beberapa abad kemudian menjadikan bahasa Arab sesuatu yang sangat penting dan
menarik perhatian bagi kalangan masyarakat, terutama para peneliti social masyarakat. Sulit
dipungkiri bahwa semakin besar jumlah pemeluk Islam meskipun dalam proses penyebarannya
selalu berprinsip pada larangan untuk menyebarkan Islam secara paksa, la ikraha fiddin (QS. Al-
Baqarah, 2: 256) semakin meluas pula pengaruh bahasa Arab standard ini hingga menyentuh
kehidupan orang-orang awam. Didorong oleh jiwa dan semangat keagamaan (sense of religious)
yang tinggi, pemeluk-pemeluk Islam mempunyai kecintaan untuk selalu membaca dan
mempelajari Al-qur’an untuk menggali ajaran—ajaran dan nila-nilai Islam merupakan
keniscayaan yang sulit dihindari. Berawal dari sini, upaya menjalin panduan bahasa Arab dengan
Islam mulai digagas dan disosialisasikan ke seluruh pelosok negara yang menembus lintas batas
wilayah. Pencetusan gagasan dan sosialisasi bahasa Arab ini membawa pengaruh yang sangat
besar dan terus menggelinding bak bola salju hingga mencapai wilayah yang jauh sekali. Tentu
saja, perkembangan ini sangat menjanjikan bagi masa depan bahasa Arab yang kelak menjadi
bahasa agama dan kebudayaan bagi dunia Islam.

Sebelum abad tujuh Masehi, bahasa Arab adalah “bahasa statis” dan hanya digunakan
oleh suku-suku tertentu. Ia tidak lain hanya merupakan bahasa orang-orang Badui yang
bermukim dibagian utara Semenanjung Arabia, dan sebagian tersebar di daerah Syam dan Irak.
Setelah Islam berkembang dan meluas ke berbagai daerah di luar Semenanjung Arabia, bahkan
hingga benua yang berbeda. Perkembangan inilah yang yang menjadi bukti penegasan Allah
bahwa idza ja a nashrullah wal fath, wa ra’aitan nasa yadkhuluna fi dinnillahi afwajan, bila
kemenangan dan pertolongan Allah telah datang, kamu lihat (Muhammad) bahwa manusia akan
memasuki agama Allah secara berbondong-bondong. (QS. An-Nashr, 1-2). Pada zaman
pemerintahan Umar bin Khattab (13-23 H) orang yang digelari al-Faruq orang-orang Arab yang
notabene adalah pendatang tersebut dilarang untuk memiliki hak kepemilikan tanah di daerah-
daerah baru yang mereka tempati. Sebaliknya, basecamp yang letaknya jauh dari kota. Basecamp
inilah yang kelak menjadi kota baru yang bercorak Islam seperti Basrah, Kufah, dan Fustat.
Karena para pendatang baru (orang Arab) belu berasimilasi dan bersosialisasi dengan penduduk
aslinya (komunitas local pribumi), pergaulan diantara pendatang baru menjadi semakin solid dan
kompak.

PERANAN BAHASA ARAB DALAM AGAMA

Sebagai bahasa yang hidup, bahasa Arab baik yang berbentuk klasik maupun modern
mempunyai peranan yang sangat penting dalam bidang agama Islam, Ilmu pengetahuan, dan
hubungan Internasional. Peranannya juga sangat penting dalam pembinaan dan pengembangan
kebudayaan Nasional. Rakyat Indonesia yang tersebar di berbagai kepulauan di seluruh
Nusantara sebagian besar memeluk Islam sebagai agama dan keyakinannya. Sebagaimana
diketahui bahwa Islam adalah agama wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
Saw, sebagai utusan terakhir dihimpun menjadi kitab suci Al-qur’an yang berbahasa Arab.
Begitu pula hadist yang merupakan penjelasan dan penafsiran Al-qur’an dihimpun dan disusun
dalam bahasa Arab. Jadi, sumber pokok agama Islam adalah Al-qur’an dan hadist yang keduanya
berbahasa Arab. Dalam sejarah perkembangan agama Samawi atau agama Wahyu, tidak terdapat
kitab suci yang masih asli bahasanya, kecuali Al-qur’an. Ayat-ayat Al-qur’an yang diturunkan
dalam dua periode, yaitu periode sebelum hijrah dari Mekah ke Madinah yang lazim disebut
surat-surat Makkiyah dan periode setelah hijrah yang lazim di sebut surat-surat Madaniyyah
masih tetap utuh dalam bahasa aslinya. Keaslian atau otensitas ini merupakan mukjizat
sebagaimana yang Allah janjikan. Karena itu, dapat dikatakan bahwa setiap terjemahan Al-
qur’an atau alih bahasa dari bahasa Arab atau tafsirannya ke dalam bahasa selain bahasa Arab
tidak dapat disebut Al-qur’an. Ia hanya dapat dikatakan sebagai terjemahan atau tafsir Al-qur’an.

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Bahasa Nasional ialah bahasa yang dipakai sebagai bahasa resmi dalam Negara atau bangsa
tertentu. Bahasa Nasional Negara Kesatuan Repunlik Indonesia adalah bahasa Indonesia
sebagaimana yang dikukuhkan pada Sumpah Pemuda puluhan tahun yang lalu. Mempelajari
sebuah bahasa bukan hanya mempelajari bahasa berdasarkan kurikuler, melainkan juga harus
belajar dari masyarakat sekitar. Mulai dari yang terdekat, seperti ibu, bapak, nenek, adik, dan
teman-teman bermain. Demikian, dapat dikatakan bahwa anak didik Indonesia meskkipun ia
belum memasuki lembaga sekolah sudah memiliki pengalaman berbahasa, baik bahasa ibu
maupun bahasa Indonesia atau bahkan kedua-duanya karena Indonesia termasuk Negara yang
menggunakan dwi bahasa, yakni bahasa nasional dan daerah.

Seseorang yang mempelajari bahasa asing misalnya bahasa Arab di sekolah formal,
madrasah, pesantren akademi, dan perguruan tinggi tergolong sebagai orang yang berkepandaian
khusus. Setiap tahunnya, ribuan bahkan mungkin rarusan ribu orang yang bersemangat
mempelajari bahasa asing dengan motif dan tujuan yang berbeda-beda. Ketika seorang anak
dalam proses belajarnya disekolah harus mempelajari sesuatu bahasa asing, sebenarnya ia
menghadapi masalah yang sama, yaitu melalui tahap-tahap pengenalan, pendengaran, dan
pengucapan. Tetapi, tahap yang ditempuh tentu dalam wujud yang sangat jauh berbeda, misalnya
perbedaan dalam segi-segi suara, kosakata, tata kalimat, dan juga tulisan. Unsur-unsur bahasa
yang diajarkan dalam tingkat anak-anak akan sangat jauh berbeda dengan unsur-unsur bahasa
yang diajarkan ditingkat pelajar. Karena bagaimanapun tidak ada bahasa yang unsur-unsur dan
strukturnya sama. Jadi, dapat dikatakan bahwa proses mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa
asing bagi orang Indonesia merupakan usaha yang khusus untuk membentuk dan membina
kebiasaan baru yang dilakukan secara sadar, sedangkan ketika mempelajari bahasa ibu, proses
pembelajaran itu berlangsung tanpa sadar. Menurut penelitian, proses kemajuan mempelajari
bahasa Arab bagi orang Indonesia sangat bergantung pada sejauhmana perbedaan dan persamaan
antara bahasa pelajar dan bahasa Arab yang dipelajarinya dan sejauhmana bahasa pelajar itu
dapat mempengaruhi proses pembelajaran bahasa Arab. Dalam pengajaran bhasa asing, ada
sebuah prinsip yang harus selalu menjadi rujukan, yaitu bahwa persamaan-persamaan antara
bahasa pelajar dan bahasa asing yang dipelajari dapat menimbulkan berbagai kemudahan.
Sedangkan perbedaan-perbedaan yang ada dapat menimbulkan berbagai kesulitan.
KESIMPULAN

1. Bahasa arab mengalami perkembangan yang sangat pesat karena factor social dan beberapa
budaya yang mengelilinginya dalam lima fase perkembangan, yaitu: sesudah Islam menjadi
agama yang kokoh, masa kekuasaan Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, Sesudah abad lima hijriah,
dan zaman baru (new age)

2. Peranan bahasa Arab sangat penting dalam agama Islam. Sebagaimana diketahui bahwa Islam
adalah agama wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai utusan
terakhir dihimpun menjadi kitab suci Al-qur’an yang berbahasa Arab. Begitu pula hadist yang
merupakan penjelasan dan penafsiran Al-qur’an dihimpun dan disusun dalam bahasa Arab. Jadi,
sumber pokok agama Islam adalah Al-qur’an dan hadist yang keduanya berbahasa Arab.

3. Permasalahan yang dialami ketika proses pembelajaran bahasa Arab dari beberapa factor,
yaitu seperti: pengucapan, kosakata, tata kalimat, segi-segi suara, dan juga kalimatnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uin-alauddin.ac.id

Wekke.I.S.(2014).Model Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Deepublish.

Ahmad.Izzan.(2011). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora

Anda mungkin juga menyukai