Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR INTELEKTUAL YANG MENENTUKAN KEPRIBADIAN

Oleh:
H. Wanto Rivaie
(Pendidikan Sosiologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)

Abstrak: Perubahan pemikiran mengenai fungsi mental manusia yang


semakin lengkap merupakan peluang sekaligus tantangan bagi
pengembangan pendidikan nilai dalam konteks pendidikan. Teori-
teori intelengensi baik yang diungkapkan oleh Hurlock dan juga
artikel–artikel lain sebagai pembanding, secara esensial teori yang
dipaparkan tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Dengan
munculnya sumber lain sebagai teori pembanding maka akan
semakin berkembang dan mendorong usaha-usaha baru untuk
mengkaji lebih dalam dan luas tentang faktor intelektual yang
menentukan kepribadian seseorang. Seiring dengan munculnya
perbedaan pandangan dan kekurangan dari masing-masing
persepsi tentang intelegensi yang dikemukakan, namun pada
prinsipnya mereka telah membuka mata para ilmuan sebuah
peluang untuk pengkajian-pengkajian lebih lanjut ke arah
pemahaman dan pengayaan khasanah ilmu kepribadian.

Kata Kunci : Intelegensi, Menentukan Kepribadian Seseorang.

Pendahuluan Development dari EB.Hurlock


Inteligensi menyediakan sebagai berikut:
kemampuan seseorang untuk Directly, kapasitas intelektual
menyelesaikan masalah-masalah yang secara langsung mempengaruhi
disesuaikan dengan kebutuhan hidup. penyesuaian seseorang terhadap
Keberhasilan seseorang tergantung lingkungan, orang lain, dan dirinya
dengan cara bagaimana dia sendiri. Sejalan dengan
menggunakan intelektualnya. Kualitas berkembangnya kapasitas intelektual,
penyesuaian diri merupakan faktor kesadaran seseorang akan dunianya
yang dominan dalam perkembangan dan persepsi terhadap orang lain,
kepribadian. Intelegensi dan situasi, dan dirinya juga berkembang.
kepribadian bagaikan dua sisi mata Artinya dia harus mampu
uang yang sulit untuk dipisahkan satu mentransformasi perilaku aslinya
dengan yang lain. Karenanya diskusi secara teratur dan terpola agar mampu
ilmiah tentang bagimana keduanya menyesuaikan dengan harapan
saling mempengaruhi adalah masyarakat jika ia ingin mendapat
merupakan isu yang menarik untuk pengakuan masyarakat.
dibahas dalam artikel jurnal ini. Indirectly, kapasitas
intelektual secara tak langsung
Pikiran-Pikiran Pokok mempengaruhi penilaian orang lain
Berikut ini dipaparkan isi terhadap seseorang. Penilaian
pikiran-pikiran pokok Personality orang lain mempengaruhi penilaian
Faktor Intelektual Yang Menentukan Kepribadian (H. Wanto Rivaie) 63

oleh diri-sendiri, karena orang- Diperkirakan separuh dari


orang dalam kelompok sosialnya siklus kehidupan manusia
akan menentukan peran yang peningkatan kapasitas mentalnya
dijalani dan bagaimana mereka untuk menyesuaikan diri dengan
memperlakukannya. Orang yang lingkungan cukup sukses. Penurunan
dianggap pintar, dimana faktor- kapasitas mental yang dimulai pada
faktor lainnya sama, lebih usia pertengahan 40 tahun, biasanya
memiliki pengaruh terhadap orang diikuti oleh penurunan fisik, akan
lain,dibanding orang yang memiliki mengurangi kapasitas seseorang
intelektual rata-rata atau bodoh. untuk penyesuaian dirinya.
Sehingga orang yang kurang Perkembangan fisik dan
intelektual mau mendengarkan orang mental pada seseorang terjadi pada
yang lebih pintar. tingkatan (rate) yang berbeda dan
Bahwa pengaruh secara tidak usia yang berbeda pula. Pertumbuhan
langsung memiliki sedikit lebih besar fisik dan psikis yang tak teratur dapat
dari pengaruh langsung, bahkan hal menjadi problema. Misalnya
ini terjadi di tingkat sekolah dasar. perkembangan intelektual yang lebih
Pencapaian akademik seseorang cepat dari perkembangan fisik akan
adalah berhubungan dengan berpengaruh terhadap penyesuaian
bagaimana anak-anak menilai kepribadiannya. Sebagai ilustrasi,
dunianya, dan bagaimana ia anak yang sangat pintar akan sulit
berhubungan, dan hubungan ini menyesuaikan diri dengan teman
agaknya bersifat bebas dari sebaya atau seusia karena minatnya
kemampuan mentalnya. beda dan juga sulit menyesuaikan
dengan kelompok yang lebih dewasa
Perkembangan Intelektual karena ukuran badan yang lebih kecil.
Kira-kira separuh dari rentang
kehidupan manusia kapasitas Pola Perkembangan Intelegensi
mentalnya meningkat yang Secara Umum
memungkinkan mereka mampu Pengetahuan perkembangan
menyesuikan dengan sangat sukses. intelegensi yang normal adalah
Kemudian mulai pertengahan 40 penting untuk memahami dampak
tahunan menururun kapasitas kapasitas intelektual pada perilaku.
mentalnya, secara normal diteruskan Sementara banyak orang mengikuti
penurunan pisik,berkurang kapasitas pola yang sama tentang
individualnya untuk penyesuaian. perkembangan intelaktual yang umum
Sementara banyak orang menunjukkan variasi dalam tahapan
mengikuti pola yang sama, tahapan perkembangan memberikan
perkembangan, dan menurun tajam peningkatan untuk menyesuaikan
secara bervariasi. Tidak semua anak pada masalah-masalah yang dihadapi.
mencapai perkembangan pisik dan Tidak ada satupun pola
mental yang sama pada umur yang perkembangan mental yang
sama atau yang terjadi pada semua memiliki ciri-ciri khusus. Usia
orang dewasa secara pisik dan mental dimana mulai menurun, kecepatan
menurun pada usia yang sama atau menurun, dan kelanjutannya, sekali
pada tahapan yang sama. dimulai, sangat bervariasi dari
64 Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora Vol. 2. No. 1. April 2011

seorang ke orang lain. Secara kondisi yang berpengaruh terhadap


umum, menurunya efisiensi mental kapasitas intelektual, adalah; a). kondisi
dan kurang intensifnya di antara fisik, b). pendidikan, c). motivasi,
mereka yang memiliki tingkat d). penggunaan kapasitas intelektual,
intelektual yang tinggi dan di antara e). pengalaman awal dalam keluarga,
mereka yang sehat. f). tingkat emosi, dan g). pola
kepribadian. Kondisi ini memiliki
Pola-Pola Perkembangan Kapasitas perannya masing-masing dalam
Intelektual yang Khusus perkembangan intelektual seseorang.
Pola-pola perkembangan Perkembangan kondisi fisik
bergeseran pada kepribadian, sebab anak, misalnya sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor tersebut mempengaruhi rendahnya energi karena kurang gizi dan
jenis perkembangan seseorang yang sering sakit-sakitan berpengaruh
dapat dilakukan pada usia yang berbeda. terhadap inteligensi anak. Sedangkan
Dan pada gilirannya, hal itu penggunaan kapasitas intelektual sangat
mempengaruhi sikap orang lain kepada tergantung pada kesempatan yang ada,
dirinya, ia diperlakukan oleh mereka, misalnya anak dari keluarga kaya akan
dan peran-peran yang bisa ia lakukan. memiliki kesempatan lebih banyak bagi
Bilamana dalam kelompok sosial perkembangan intelektual daripada
berharap pada seseorang untuk keluarga yang kurang mampu.
mempelajari beberapa tugas Pendidikan tentu saja
perkembangan, seperti membaca, memberikan pengalaman intelektual
mengontrol perasaan agresifitas, yang lebih luas sehingga tingkat
sebelum ia mengembangkan pendidikan terkait dengan tingkat
kemampuan esensial intelektualnya intelektual akan memungkinkan orang
untuk suatu tugas, konsep dirinya akan beradaptasi dengan berbagai kondisi
berakibat merasa tidak senang, karena kehidupan.
a). ia akan berpikir bahwa dirinya Motivasi pada setiap orang pada
bersalah; b). kelompok sosial akan tingkat usia yang berbeda akan
menilai dirinya secara negatif. melahirkan motivasi yang berbeda pula.
Misalnya anak-anak lebih termotivasi
Kondisi-kondisi yang Mempengaruhi untuk mendapatkan perhatian dari orang
Kapasitas Intelektual tua atau orang dewasa, semantara
Bagaimana cara seseorang remaja akan termotivasi untuk untuk
menggunakan kapasitas intelektual meraih prestasi di sekolah.
bawaan menentukan kualitas Perkembangan intelektual
penyesuaian diri. Dan kualitas sangat terkait dengan berbagai
penyesuaian diri berpengaruh pada pengalaman belajar anak. Seorang anak
konsep-diri, sikap orang lain terhadap yang mendapatkan pengalaman yang
dirinya, dan sekaligus kepribadiannya. berbeda baik ketika di lingkungan
Dalam perkembangan intelektual keluarga, maupun di sekolah dan
tersebut, waktu (timing) menjadi hal masyarakat. Penglaman intelektual
yang sentral sebab setiap yang di dapatkan oleh anak dirumah
perkembangan yang baik adalah adalah; (1). disiplin dan (2). iklim
perkembangan yang sesuai dengan emosi. Disiplin berpengaruh terhadap
tingkat kematangan. Oleh karenanya, prestasi anak sebab anak dari keluarga
Faktor Intelektual Yang Menentukan Kepribadian (H. Wanto Rivaie) 65

yang disiplin akan lebih berprestasi. Inteligensi yang berada di bawah


Sedangkan iklim keluarga yang baik normal lebih pengaruhnya terhadap
akan meningkatkan kemampuan IQ. kepribadian daripada yang di atas
Tingkat emosi dapat normal.
menyebabkan orang gagal untuk
menggunakan itelektual secara a. Kesadaran terhadap Perluasan
maksimal. Sementara itu, pola Tentang Penyimpangan
kepribadian dipengaruhi oleh Akibat penyimpangan
kemampuan untuk belajar. inteligensi terhadap relasi dengan
Karakteristik kepribadian seperti teman, tergantung lebih pada
kegirangan, sikap negatif, kaku dan perilaku menyimpang daripada
lain-lain dapat menjadikan orang sulit penyimpangan iltelektual dari teman
beradaptasi dengan situasi yang baru. kelompoknya. Sebagian besar orang-
orang bereaksi dengan senang hati
Penyimpangan Intelektual terhadap orang yang cukup cerdas,
Selama intelegensi menyiapkan perilaku dengan cara
mendukung penyesuaian diri, adalah yang dapat diterima. Mereka
logis bahwa semakin tinggi menghormati kemampuannya,
inteligensi seseorang, maka semakin memiliki kepercayaan dengan
baik personalitas dan penyesuaian keputusannya, dan seringkali
sosial, selanjutnya semakin berhasil memberikan padanya peran sebagai
juga perkembangan kepribadiannya. pemimpin.
Asumsi ini tidak semuanya benar b. Humor dan Inteligensi
karena orang yang berinteligensi Secara tak langsung pengaruh
tinggi tidak selalu menunjukan kosep humor terhadap kepribadian melalui
diri yang sehat, demikian juga reaksi orang lain terhadap ekspresi
kelompok inteligensi yang rendah. seseorang terhadap humor. Sementara
Efek penyimpangan inteligensi secara langsung adalah menjadikan
pada kepribadian tergantung pada seseorang merasa superior (hebat)
beberapa faktor, antara lain: stereo type karena merasa lepas dari tegangan,
penyimpangan intelektual, sikap dan hal ini dipengaruhi oleh
sosial yang ditunjukkan pada orang persepsinya terhadap komik. Seperti
lain, sikap orang-orang yang berarti dinyatakan oleh Levine dan Redlich,
seperti anggota keluarganya, bahwa dengan membuat orang lain
kesadaran sikap terhadap orang lain tertawa, ia menutupi baik dalam hal
ketika ia sudah bersekolah, akibat- kekuatan-kekuatannya maupun hal-
akibat pada hubungan sebaya, akibat hal yang dianggap lemah yang ada
pada prilaku, minat rekreasi, prestasi, pada dirinya.
penerimaan sosial, akibat
penyimpangan intelektual pada Bidang-Bidang Utama Penyesuaian
kepribadian, akibat pada anak pintar, Diri Yang Mempengaruhi
dan akibat pada anak bodoh. Intelegensi
Penyimpangan inteligensi Tahapan perkembangan tentang
menperngaruhi, pencapaian prestasi, kapasitas intelektual dan cara yang
dan sikap sosial yang dapat diterima mereka gunakan mempengaruhi
dan menyenangkan seseorang. penyesuaian seseorang dalam kehidupan,
66 Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora Vol. 2. No. 1. April 2011

dan selanjutnya menentukan seberapa ilmu, teknologi, dan ekonomi dengan


besar kapasitasnya akan berpengaruh "beribu akal pikiran atau nalar",
pada kepribadiannya. mengapa kehidupan dan kebudayaan
a. Perkembangan Nilai-nilai. kita masih dipenuhi oleh
Nilai-nilai dikembangkan secara fundamentalisme, radikalisme,
langsung dengan belajar dan terorisme, sektarianisme,
dengan identifikasi, dan melalui etnosentrisme, sadisme, kekerasan,
latihan-latihan di rumah, di ketimpangan kemakmuran, dan
sekolah, dan melalui meniru berbagai bentuk penindasan yang
perilaku orang tua dan guru-guru. tampak menafikan keberadaan dan
b. Moralitas, kapasitas intelektual peran nalar dan ilmu ?.
seseorang mempengaruhi dalam Demikian juga mengapa
merespon standar moral paranormal, peramal, ahli nujum,
kelompoknya. Perilaku moral astrolog, penghipnotis, dukun, "dunia
seseorang, selanjutnya erat lelembut", "iming-iming sulapan", dan
berhubungan dengan sejenisnya makin hari justru makin
penyesuaiannya ke dalam marak, naik daun, populer, dan
kehidupan, penilaian orang lain menguasai hidup kita (sampai
pada dirinya, dan penilaiannya mengalahkan ilmuwan dan agamawan),
terhadap diri sendiri. yang mencerminkan tersingkirnya akal
c. Konflik dalam kode-kode Moral. pikiran (sehat) dan pengetahuan ?.
Pengembangan suatu kode moral Pendek kata, kalau nalar dan
untuk membimbing perilaku pengetahuan (ilmu) menjadi nahkoda
bukanlah pembelajaran yang hidup kita, mengapa justru sekarang
sederhana. Hal ini tergolong sulit merajalela masalah kritis yang harus
karena berhubungan dengan diselesaikan dan dijawab dengan akal
terjadinya konflik dalam kode (nalar) dan pengetahuan, mengapa
moral yang dihadapi seseorang justru makin menghilang kejernihan
sebagai suatu pandanga sosial yang dan ketajaman bernalar dan berilmu.
luas. Misalnya menyontek dilarang Selain itu, benarkah kehidupan dan
oleh guru dan juga orangtua kebudayaan kita sekarang sudah
namun teman-temannya dipandu oleh hati nurani atau jiwa kita?
melakukan perbuatan itu. Tentu, kita juga serempak menjawab
sudah sambil mengunjukkan sekian
Pro dan Kontra Hubungan banyak argumentasi dan bukti! Tapi,
Intelektual dengan Kepribadian mengapa kehidupan dan kebudayaan
Bagaimanakah kondisi kita makin dikuasai oleh sikap dan
kehidupan dan kebudayaan kita dalam perilaku saling curiga, saling
kaitannya dengan intelektualitas atau membenci, saling berpandangan
rasionalitas. Benarkah kehidupan dan negatif, saling menutup diri
kebudayaan kita sekarang sudah (eksklusif), saling tidak mempercayai,
dipandu oleh intelek atau akal saling tuduh, saling mau menang
pikiran/nalar di samping pengetahuan sendiri, saling merasa benar sendiri,
atau ilmu ? Tentu, sebagian masyarakat dan saling "monohok kawan seiring"
kila akan menjawab: sudah! kalau yang mencerminkan tergusurnya hati
memang telah dicapai kegemilangan atau jiwa kita ? Mengapa egoisme,
Faktor Intelektual Yang Menentukan Kepribadian (H. Wanto Rivaie) 67

narsisisme, rasisme, hedonisme, kita sudah "mati suri" atau paling


permisifisme, fandalisme, libidonisme tidak kita usir dari segenap lapangan
atau erotisme, tipu muslihat, kehidupan dan kebudayaan kita, dan
amoralitas, dan sejenisnya makin hari dengan demikian kita sepenuhnya
makin marak dan mengendalikan dikuasai dan dikendalikan oleh hasrat,
hidup kita? Mengapa stres, stroke, nafsu, dan mimpi-mimpi semata.
disorientasi, skizofrenia, dan Bukankah Robin Baker sudah
megalomania serta kehampaan hidup menulis buku Sains yang Sesat
makin meroket dan banyak terjadi di (2004), J.W.M. Verhar menulis buku
samping makin laris para ahli terapi Akal yang Sakit (2002), Erich Fromm
jiwa atau para pemandu hati nurani menulis buku Masyarakat yang Sakit
(termasuk buku-buku panduan terapi (Sehat) (1993), dan beratus-ratus
jiwa atau penyembuhan hati buku terapi kejiwaan telah ditulis ?
zulmani)?. Demikian juga mengapa Apapun jawaban kita, fenomena
gosip, "rumor", kasak-kusuk, omong kontradiktif tersebut menunjukkan
kosong, dan kabar angin makin bahwa intelektualitas, rasionalitas,
marak, naik daun, dan mewarnai spiritualitas (spirit, jiwa, semangat),
hidup kita di samping tayangan dan imajinasi kita sedang bermasalah
infotainment alias gosip dan kabar atau tidak fungsional konstruktif bagi
angin selalu menempati rating kehidupan dan kebudayaan kita.
tertinggi yang semuanya Sebagai manusia, kita tampaknya
menggambarkan tiada berfungsinya sedang menyaksikan, malah
hati nurani atau jiwa kita ?. Pendek mengalami ketumpulan, kedangkalan,
kata, kalau hati nurani atau jiwa sudah dan kerapuhan serta kekeruhan daya
memimpin hidup kita, mengapa intelek, rasional, spiritual, dan
sekarang justru semakin merusak imajinasi. Hal ini berarti,
kekosongan jiwa, kebengisan, intelektualitas, rasionalitas,
kekejaman, kecongkakan, dan spiritualitas, dan imajinasi kita
berbagai bentuk ketidakmanusiawian sekarang justru menjadi part of the
dalam kehidupan dan kebudayaan problem, bukan problem solver dalam
kita? mengapa semakin kehidupan dan kebudayaan kita;
menghilangkan rasa kemanusiaan, padahal keempatnya merupakan
keadilan, dan kesetaraan. "empat sekawan" (empat serangkai)
Jangan-jangan selama ini yang diperlukan bagi kebebasan dan
kehidupan dan kebudayaan kita kelangsungan hidup manusia. Karena
memang belum dipandu oleh akal itu, kita perlu memeriksanya kembali,
pikiran (nalar) yang sehat, bahkan (bila perlu) menatanya
pengetahuan (ilmu), dan hati nurani kembali. (Joko Saryono, 2008).
(jiwa). Jangan-jangan akal pikiran,
ilmu, dan hati kita selama ini telah Dimensi Intelektual dan
tersesat atau menyimpang dari jalan Kepribadian
sebenarnya bukannya mendukung, Sebuah teori digunakan untuk
melainkan malah menelikung dapat memahami peristiwa-peristiwa
kebebasan dan kelangsungan hidup yang ada di sekitar kita. Pengertian dari
manusia. Bahkan, jangan-jangan akal suatu teori itu sendiri sangat penting
pikiran, pengetahuan, dan hati nurani untuk memahami konsep lebih intens.
68 Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora Vol. 2. No. 1. April 2011

Boeree (2005) dalam Yusuf & (Scholastic Assessment Test), dan ACT
Nurihsan mengartikan bahwa teori (American College Test) serta tes
sebagai model tentang kenyataan yang lainnya, yang dirancang bagi
membantu kita untuk memahami, mahasiswa di Amerika.
menjelaskan, memprediksi, dan Konsep IQ yang menyatakan
mengontrol tentang kenyataan tersebut. bahwa semakin tinggi IQ semakin
Sementara itu, Yusuf & Nurihsan sukses seseorang mulai diperdebatkan.
(2007:2) mengartikan teori sebagai (1). Salah satu pakar psikologi yang vokal
sekumpulan atau seperangkat asumsi mengkritik adalah Howard Gardner,
(dugaan, perkiraan, atau anggapan) yang kemudian meluncurkan konsep
yang relevan, dan secara sistematis multiple intelligence, yaitu:
saling berkaitan, (2). hipotesis (a). kecerdasan logis matematis,
atau spekulasi tentang kenyataan (b). kecerdasan linguistik verbal
(realitas) yang belum diketahui (kebahasaan), (c). kecerdasan spasial
kebenaran secara pasti, sebelum visual, (d). kecerdasan musikal,
diverifikasi melalui pengujian dalam (e). kecerdasan kinestetik ragawi,
kenyataan, dan (3). sekumpulan (f). kecerdasan naturalis,
asumsi tentang keterkaitan antara (g). kecerdasan intrapersonal,
peristiwa-peristiwa empiris (h). kecerdasan interpersonal,
(fenomena). (i). kecerdasan eksistensial.
Untuk memahami kecerdasan Gardner menegaskan bahwa
manusia, maka teori kecerdasan mutlak “manusia sukses tidak ditentukan oleh
dipahami secara benar. Gardner IQ semata, melainkan oleh banyak
(1993:215) mengemukakan bahwa “the jenis kecerdasan lainnya. Goleman
word intelligence has been used by dalam Syahmuharnis & Sidharta
ordinary individuals in an effort to (2007:15) mengemukakan bahwa
describe their own mental powers and “keberhasilan seseorang dalam
those of other persons”. Sementara di hidupnya bukan ditentukan oleh IQ
Barat kata “cerdas” dimaknai bila seperti yang selama ini diyakini,
orang itu pakar (scientifically status) melainkan karena memiliki Emotional
atau cekatan (quick witted) atau bijak Quotient (EQ) yang tinggi. IQ hanya
(wise). menentukan 20% dari perjalanan hidup
Menurut Syahmuharnis & seseorang”. Untuk menunjukkan idea
Sidharta (2007:14) dalam buku atau konsepnya, Goleman menulis
“Transcendental Quotient: Kecerdasan beberapa buku antara lain: EQ: Why It
Diri Terbaik” mengemukakan bahwa Can matter More Than IQ; Working
konsep Intelligentia Quotient (IQ) With EQ; dan Prime Leadership
pertama kali dikembangkan oleh Realizing the Power of EQ.
psikolog asal Stanford Lewis Terman. Kecerdasan seringkali
Seseorang yang memiliki IQ tinggi (di dikaitkan dengan sifat dan perilaku
atas 100) dianggap cerdas dan rasional seseorang, maka perlu juga
sehingga diyakini akan semakin sukses. pemahaman mengenai kepribadian
Konsep ini telah memunculkan atau “personality”. Allport
berbagai konsep untuk mengukur IQ, mengemukakan bahwa “personality
yakni tes IQ seperti: GMAT (Graduate is the dynamic organization within
Management Admission Test), SAT the individual those psychological
Faktor Intelektual Yang Menentukan Kepribadian (H. Wanto Rivaie) 69

system that determine his unique berpikir, sifat-sifat perbuatan cerdas


adjustment to his environtment". (inteligen). Pada umumnya inteligen
(Kepribadian adalah organisasi ini dapat dilihat dari kesanggupannya
dinamis yang ada pada seseorang di bersikap dan berbuat cepat dengan
dalam suatu sistem kejiwaan yang situasi yang sedang berubah, dengan
menentukan keunikan penyesuaian keadaan di luar dirinya yang biasa
dengan lingkungannya). (Hurlock, maupun yang baru. Jadi perbuatan
2003,7). cerdas dicirikan dengan adanya
Dari pemahaman tersebut, kita kesanggupan bereaksi terhadap situasi
dapat melihat bahwa kepribadian itu dengan kelakuan baru yang sesuai
adalah suatu organisasi yang tersusun dengan keadaan baru.
dari banyak unsur yang saling
ketergantungan dan bersifat dinamis. 1. Berbagai Pendapat tentang
Berarti, kepribadian itu adalah sesuatu Intelegensi
yang berubah dan berkembang Sejauh ini faktor Intelegensi
membentuk suatu sikap dan tindakan akan menentukan kepribadian
tertentu. Perubahan itu sesuai dengan seseorang, meskipun pada kondisi
waktu dan pengalaman yang dilalui tertentu atau hal-hal yang kasuistis
oleh seseorang. Kepribadian adalah dapat terlihat bertolak belakang.
tingkatan sifat-sifat dimana biasanya Dengan Intelegensi, seseorang
sifat yang tinggi tingkatannya mampu menyediakan kapasitas
mempunyai pengaruh yang (kemampuan) untuk memecahkan dan
menentukan”. Selanjutnya, May menyelesaikan masalah-masalah yang
mengartikan kepribadian sebagai dihadapi. Seseorang untuk berhasil
“personality is a social stymulus menyesuaikan diri tergantung pada
value” yang berarti kepribadian bagaimana cara dia mampu
merupakan perangsang bagi orang menggunakan intelektualnya.
lain, bagaimana orang lain bereaksi Pemikiran ini dibentuk oleh adanya
terhadap kita itulah kepribadian kita. kebutuhan-kebutuhan manusia untuk
(http://www.rd.yahoo.com). mengenal individu lainnya dan juga
lingkungan hidupnya. Konsep ini
Intelegensi Merupakan Fungsi menekankan pada sifat-sifat
Pikir individual manusia, dan dihubungkan
Intelek, berasosiasi dengan dengan situasi-situasi yang konkrit
kata pikiran; dengan intelek orang (Kartono, 2005: 2).
dapat menimbang, menguraikan, 2. Tujuan berbagai Penjelasan
menghubung-hubungkan pengertian Intelegensi
satu dengan yang lain dan menarik Dari aspek tujuan tentang
kesimpulan. paparan intelegensi baik dari uraian
Inteligensi: (kecerdasan Hurlock dan sumber lain, secara
pikiran), dengan inteligensi fungsi umum memiliki tujuan yang sama
pikir dapat digunakan dengan cepat yaitu bahwa intelektual seseorang
dan tepat untuk mengatasi suatu seyogyanya dapat dimanfatkan untuk
situasi/untuk memecahkan suatu mengarahkan perilku seseorang yang
masalah. Dengan lain perkataan bersifat positif untuk memandu
inteligensi adalah situasi kecerdasan kehidupan sehari-hari. Yang berbeda
70 Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora Vol. 2. No. 1. April 2011

adalah pada cara mengungkapkan Variasi dalam perkembangan tersebut


fenomena yang menjadi referensi. disebabkan berbagai faktor, antara
Dalam hal ini sumber lain mengambil lain, kondisi fisik/gizi, bagaimana
contoh pada gejala sosial yang terlihat memanfaatkan kapasitas
negatif, sementara paparan Hurlock intelektualitasnya, pengalaman
lebih diwarnai pada hal-hal yang awalnya, tingkat emosi dan juga pola
positif. kepribadian. Selanjutnya,
3. Kelebihan dan Kelemahan tingkat/tahapan perkembangan
Paparan Hurlock tentang intelektual juga berbeda, ada kalanya
faktor intelegensi mempengaruhi lambat, ada pula yang cepat dan
kepribadian terlihat lebih lengkap, terkadang ada yang sangat cepat.
jika dibanding dari sumber lain. Hal Sebagai ilustrasi, ketika Enstein
ini dapat dipahami karena apa yang mempublikasikan teorinya, ia telah
dilakukan oleh Hurlock ditujukan meninggalkan sekolah cukup lama.
pada akademik oriented, sementara Artinya, kapasitas untuk mencapai
sumber lain terlihat bersifat sebagai kematangan seseorang terjadi pada
suatu respon para penulis artikel tingkat usia yang berbeda atau
dalam melihat, mengamati dan bervariasi, baik yang memuncak,
merasakan kejadian-kejadian di maupun yang menurun.
sekitar kehidupan masyarakat, tanpa Lebih lanjut dipaparkan
melalui kajian yang mendalam dan Hurlock, bahwa semakin tinggi
memakan waktu dan biaya yang tidak inteligensi seseorang/masyarakat ,
terlalu mahal. Sebagai contoh, akan semakin baik pula perilaku dan
Hurlock menjelaskan bahwa penyesuaian sosialnya serta semakin
perkembangan inteligensi manusia menyempurnakan perkembangan
menunjukkan adanya peningkatan kepribadiannya. Kenyataannya,
pada masa awal kehidupan, dan asumsi yang sedemikian, tidak selalu
selanjutnya perkembangan mulai linier. Bahwa inteligensi yang tinggi
menurun pada awal masa dewasa, atau dibawah normal tidak
kemudian menjadi stagnan menunjukkan konsep diri yang persis
menjelang berakhir masa remaja atau sama, seperti pernyataan berikut:
memasuki masa dewasa, seperti yang “Studies of deviant intelligence-
dinyatakan bahwa “… An increase in intelligence that is higher or lower
general intelligence throughout the than the norm have not shown this
early years of life, with the rate of assumption to be entirely correct.
increase slowing during the Highgrade intelligence does not
adolescent years and coming to a always ensure a healthy self
standstill or a near standstill in late concept or does the low grade
adolescence or early adulthood”. intelligence always have a
Tingkat perkembangan damaging effect” Hurlock
intelektual seseorang sangat (1974:180).
bervariasi. Maknanya adalah bahwa Yang menyebabkan deviasi
ada orang-orang yang perkembangan inteligensi pada kepribadian antara
kecerdasan intelektualnya mencapai lain stereotipe budaya, perilaku
puncak pada usia 16 atau 18 tahun, sosial, sikap terhadap orang yang
dan yang lain pada usia 21 tahun. inteligensinya menyimpang dari
Faktor Intelektual Yang Menentukan Kepribadian (H. Wanto Rivaie) 71

kebanyakan orang/umum, kecemasan mengenai inteligensi biasanya tidak


seseorang terhadap perilaku orang mencakup aspek kepribadian. Hasil
lain, dan kecemasan seseorang penelitian para ilmuan terhadap
terhadap penyimpangan inteligensi orang-orang yang telah
dirinya, bisa jadi menjadi factor memperlihatkan keberhasilan
penyebab. inteligensi mereka luar biasa
Deviasi Intelektual, secara menemukan bahwa mereka dalam
umum dapat berpengaruh terhadap kepribadiannya berbeda dengan orang
pola kepribadian seseorang, misalnya biasa” (Russell, 1981:99).
ketika orang berpikiran berbeda, Menurut Goleman (dalam Pink, 2005:
maka orang lain akan bertanya-tanya; 58), mengemukakan bahwa IQ bisa
anak yang “genius” akan dipandang memperngaruhi profesi yang akan
sebagai “musuh” karena mereka dipilih seseorang. artinya orang yang
sangat kritis, dan pihak lain tidak bisa IQ nya rendah tidak diperkenankan
menerima. untuk menempati suatu posisi dalam
pekerjaan.
Implikasi Intelektual Terhadap Hasil riset Goleman & Group
Kkepribadian dan Pendidikan Nilai Hay menemukan bahwa dalam
High concept (konsep tinggi) organisasi, pemimpin yang paling
menyangkut kemampuan efektif adalah orang yang lucu, dalam
menciptakan keindahan yang artistik arti humoris. Pemimpin seperti itu
dan emosional, mengenali pola dan tertawa tiga kali lebih sering daripada
kesempatan, memaparkan narasi yang sesama manager lainnya. Aktivitas
memuaskan, dan menggabungkan Humor sangat tergantung pada otak
ide-ide yang seakan-akan tak kanan.
berkaitan menjadi suatu pertemuan Kegiatan dunia pendidikan,
adalah kecerdasan yang menjadi keberhasilan seseorang tidak semata-
tujuan bersama. High touch mata tergantung pada kecerdasan
(menyentuh hati) menyangkut intelektual namun faktor lain seperti
kemampuan berempati, memahami kematangan emosional, bakat dan
kepekaan interaksi manusia, lainnya. Pendidik sebagai “agent of
menemukan kebahagiaan dalam diri changes” harus mampu merancang
sendiri dan menyebarkannya ke pada infrastruktur pendidikan yang selaras
sesama, dan kemampuan merentang dengan tingkat perkembangan mental
mengatasi masalah yang biasa (intelektual, emosional) ,bakat, minat
dihadapi, dalam mengejar peserta didik. Oleh karenanya,
keberhasilan. Dengan kata lain, curriculum contents harus secara
kecerdasan akan menjadi berkualitas cermat memuat materi-materi yang
apabila tercemin pada kepribadian sesuai dengan perkembangan dan
yang indah. Russell (1981:99) kebutuhan (needs) dari peserta didik.
mengemukakan sebagai berikut: Setiap kecerdasan itu memiliki
“Individu-individu unggul dalam keunikan masing-masing. IQ
beberapa kegiatan intelektual karena merupakan kecerdasan manusia yang
kepintaran semata juga biasanya berada dalam wilayah mental
unggul karena dorongan kepribadian intelektual. Dalam kecerdasan ini
mereka. Dulu, definisi sempit kemampuan manusia untuk
72 Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora Vol. 2. No. 1. April 2011

menggunakan pikirannya diuraikan Kajian Intelegensi yang dilakukan


secara sistematis berdasarkan Hurlock lebih bersifat komprehensip
pembagian wilayah berpikir, yaitu dibanding artikel lainnya. Hal ini bisa
otak kanan dan otak kiri. Otak kanan dimaklumi bahwa masing-masing
merupakan wilayah untuk berpikir penulis artikel memiliki keahlian
intuitif dan kreatif, sedangkan otak pemahaman yang terbatas dan bersifat
kiri untuk berpikir logis dan rasional. parsial dalam membahas faktor
Hal ini lebih tereksplanasi lagi oleh intelektual seseorang yang dapat
teori kecerdasan beragam yang berpengaruh pada Kepribadian.
menunjukkan bahwa individu Dengan munculnya sumber lain
manapun yang diajar dengan cara sebagai teori pembanding maka akan
yang melibatkan kecerdasannya semakin berkembang dan mendorong
sendiri yang dominan akan bisa usaha-usaha baru untuk mengkaji
mempelajari, memahami, dan lebih dalam dan luas tentang faktor
menerapkan pengetahuan secara intelektual yang menentukan
efektif. kepribadian seseorang.
Perkembangan pemikiran Seiring dengan munculnya
mengenai fungsi mental manusia perbedaan pandangan dan kekurangan
yang semakin lengkap merupakan dari masing-masing persepsi tentang
peluang sekaligus tantangan bagi intelegensi yang dikemukakan,
pengembangan pendidikan nilai namun pada prinsipnya mereka telah
dalam konteks pendidikan, membuka peluang untuk pengkajian-
khususnya Pendidikan Sosiologi. pengkajian lebih lanjut ke arah
Dikatakan peluang, karena dengan pemahaman dan pengayaan khasanah
lahirnya dua teori kesadaran mental ilmu kepribadian. Satu hal yang
yang baru dapat memperkuat posisi paling nampak kesamaan dari
pendidikan kemasyarakatan untuk beberapa pandangan ini adalah bahwa
menjadi lebih baik dari saat ini. intelegensi dan kepribadian
mempengaruhi seseorang dalam
Kesimpulan menyesuaikan diri. Munculnya variasi
Kepribadian seseorang dalam menyesuaikan diri, pada setiap
memiliki keunikan masing-masing. orang adalah sangat dimungkinkan,
IQ merupakan kecerdasan manusia karena adanya faktor bawaan, dan
yang berada dalam wilayah mental juga karena faktor pengaruh
intelektual. Perubahan pemikiran lingkungan.
mengenai fungsi mental manusia
yang semakin lengkap merupakan
peluang sekaligus tantangan bagi
pengembangan pendidikan nilai
dalam konteks pendidikan. Teori-
teori intelengensi baik yang
diungkapkan oleh Hurlock dan juga
artikel-artikel lain sebagai
pembanding, secara esensial teori-
teori yang dipaparkan tidak
menunjukkan perbedaan yang berarti.
Faktor Intelektual Yang Menentukan Kepribadian (H. Wanto Rivaie) 73

Daftar Pustaka M. Saufi, 2008, Intelektual dan


Djoko Saryono, 2008, Intelegensi Kepribadian, htp://
dan Kepribadian, kabarindo.com., 28 April.
http:waraskamdi.com.http://w Yusuf, Samsu, LN. & Nurihsan,
araskamdi.com/content/view/ Juntika A., (2008), Teori
12/1. Kepribadian, Cetakan II,
Bandung: PT. Remaja
Gardner, H., 1993. Multiple
Rosdakarya.
Intelligences: The Theory in
Practice, New York: Harper
Collins Publishers, Inc.
Gardner, H., 1993, Kecerdasan
Majemuk (Multiple
Intelligences): Teori dalam
Praktek (Terjemahan),
Batam: Penerbit Interaksara.
Goleman, D. 1995. Kecerdasan
Emosional (terjemahan).
Jakarta: Mitra Media.
Hurlock, Elizabeth, B., (1974),
Personality Development, New
York: McGraw Hill Book
Company.
Kartono, Kartini, (2005), Teori
Kepribadian, Cetakan II,
Bandung: Penerbit Mandar
Maju.
Gardner, H., 1993. Multiple
Intelligences: The Theory in
Practice, New York: Harper
Collins Publishers,Inc.
Pink, D.H., 2005, A Wh., 2003, Mind
Power (terjemahan oleh D.
Hmadi Ridho), Bandung:
Penerbit Nuansa ole New
Mind, Edisi Indonesia, Jakarta:
Penerbit Abdi Tandur.
Syahmuharnis & Sidharta, H., 2006,
Transcendental Quotient:
Kecerdasan Diri Terbaik,
Jakarta: Penerbit Republika.
Saikhunal Azhar, 2009, Membangun
Kepribadian dan Nalar
Intelektual Anak, 21 Mar 2009,
(www.kabarindonesia.com).

Anda mungkin juga menyukai