Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum “Hantaran Listrik dalam

kawat”
L1 – Hantaran Listrik dalam Kawat
Muhammad Rayhan Al Furqan Ainul / 20522304
Asisten: Siti Asiyah Fitriani
Tanggal praktikum: 23 Maret 2021
Teknik Industri – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak— Telah dilaksanakan praktikum tentang


Hantaran listrik dalam kawat yang bertujuan untuk Alat yang berfungsi untuk menimbulkan arus listrik
memahami hukum ohm, memperagakan untaian bagan disebut sumber arus listrik. Sumber arus listrik dapat
listrik dalam pengukuran arus dan tegangan, serta membuat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber arus listrik bolak-balik
interpretasi grafik antara V vs I dan V vs P. Arus listrik dan sumber listrik searah. Sumber arus listrik bolak-balik
adalah aliran partikel-partikel bermuatan positif yang adalah sumber arus listrik yang mengahasilkan arus bolak-
mengalir melalui konduktor. Pada praktikum kali ini teori balik. Contohnya, dinamo sepeda, genetaror arus bolak-
yang melandasi adalah hukum Ohm. Pada praktikum balik, dan stop kontak. Sumber arus listrik searah adalah
Hantaran listrik dalam kawat ini digunakan berbagai alat dan sumber arus listrik yang menghasilkan arus searah.
bahan yakni voltmeter, amperemeter, lampu pijar, regulator Contohnya, elemen volta, elemen kering (baterai),
(variak), kabel jumper. Prinsip kerja pada percobaan kali ini akumulator, dan dinamo arus searah.
adalah membuat rangkaian pada modul kemudian
menghitung arus yang terukur pada amperemeter dengan Dalam kehidupan sehari-hari hantaran listrik dalam
memvariasikan tegangan dari 50 volt sampai 100 volt kawat sangat dibutuhkan untuk membantu pekerjaan
dengan cara memutar regulator atau variak yang terdapat manusia. Fungsinya bisa dijumpai dalam kehidupan sehari
pada modul. Amperemeter adalah salah satu alat ukur yang hari-hari seperti radio, televisi, dan masih banyak lagi hari
biasa digunakan untuk mengukur seberapa besar kuat arus seperti radio, televisi, dan masih banyak lagi.
listrik yang terdapat pada sebuah rangkaian.
Kata kumci—arus listrik, hukum ohm, watak lampu pijar 1.3 Dasar Teori
Gejala kelistrikan ditimbulkan oleh aliran muatan
I. PENDAHULUAN listrik antara dua titik. Semua alat listrik yang setiap hari kita
1.1 Tujuan Praktikum gunakan merupakan susunan komponen-komponen listrik
Tujuan dari praktikum hantaran listrik dalam kawat kali yang membentuk jalur tertutup yang disebut rangkaian. Arus
ini yaitu memahami hukum ohm, memperagakan untaian listrik hanya mengalir pada suatu rangkaian tertutup, yaitu
bagan listrik dalam pengukuran arus dan tegangan, serta rangkaian yang tidak berpangkal dan tidak berujung.
membuat interpretasi grafik antara V vs I dan V vs P. Besaran yang menyatakan arus listrik disebut kuat arus
listrik yang disimbolkan dengan huruf I, yang didefinisikan
1.2 Latar Belakang sebagai banyak muatan positif ∆Q yang mengalir melalui
Dalam sebuah rangkaian listrik biasanya terdapat penampang kawat penghantar per satuan waktu. Besarnya
istilah yang dikenal dengan arus listrik, tegangan dan arus listrik yang terjadi bergantung pada hambatan
hambatan. Arus listrik adalah aliran partikel-partikel penghantar yang digunakan. Tenaga arus listrik dapat
bermuatan positif yang mengalir melalui konduktor (walau diangkut melalui materi dengan jalan konduksi muatan
sesungguhnya elektron-elektron bermuatan negatiflah yang listrik dari satu titik ke titik yang lain dalam bentuk arus
mengalir melalui konduktor). Arus listrik hanya mengalir listrik yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial
dalam satu rangkaian yang tertutup. Arus listrik dapat rendah.
mengalir dalam kawat penghantar apabila di antara kedua
ujung kawatnya terdapat beda potensial. Ketika muatan bebas ditunjukkan dalam sebuah
benda seperti elektron-elektron dalam suatu logam, yang
Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika gerakannya merintangi interaksinya terhadap ion-ion positif
sebuah penghantar mampu dialiri elektron bebas secara terus sehingga membentuk lattice kristal logam. Ketika tidak
menerus, aliran inilah yang disebut dengan arus. Sedangkan terdapat medan listrik eksternal, electron-elektron tersebut
tegangan adalah beda potensial yang ada di antara titik bergerak ke segala arah dan tidak ada transportasi muatan
rangkaian listrik tersebut. netto atau arus listrik. Tetapi jika digunakan sebuah medan
listrik eksternal, terjadi aliran gerakan dari Gerakan electron 1. Voltmeter
sembarang sehingga terjadi arus listrik. Tampaknya alamiah
untuk menganggap bahwa kekuatan dari arus tersebut sesuai
dengan intensitas medan listrik, dan bahwa persesuaian ini
merupakan konsekuensi langsung dari struktur internal
logamnya.[1]

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus


listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu Gambar 2.1 Voltmeter
berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan Sumber : https://tinyurl.com/bvmeh23n
kepadanya. Sebuah benda dikatakan mematuhi hukum Ohm
apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar 2. Amperemeter
dan polaritas beda potansial yang dikenakan kepadanya.[2]

Hukum ohm didefinisikan sebagai arus yang melalui


suatu peranti selalu berbanding lurus dengan beda potensial
yang diterapkan pada peranti tersebut dengan persamaan
yaitu :
V=I.R (1)
Dimana: V = Tegangan (V)
I = Arus (I) Gambar 2.2 Amperemeter
R = Tahanan (Ω) Sumber : https://tinyurl.com/5358bdx3

Daya listrik adalah tenaga listrik persatuan waktu. Jika 3. Lampu pijar
satuan tenaga dinyatakan dalam joule dan waktu dalam
detik, maka besarnya daya dinyatakan dalam watt. Daya
pada arus bolak-balik merupakan fungsi waktu, sehingga
daya pada arus ini bisa dinyatakan nilai daya renta selama 1
periode

Disipasi daya adalah berubahnya tenaga mekanis atau


listrik menjadi tenaga panas per satuan waktu. Panas ini
Gambar 2.3 Lampu pijar
umumnya terbuang begitu saja sehingga tidak dapat
Sumber : https://tinyurl.com/54mes4k9
dimanfaatkan. Tenaga listrik yang berubah menjadi panas
pada sepotong kawat dengan resistansi R dan dialiri arus
4. Regulator (Variak)
listrik sebesar I adalah P = 𝐼 2 .R tiap detiknya. Dengan
𝑉
menggunakan definisi resistansi (ohm), R = , dapat
𝐼
dieliminasi I menjadi rumus :
P=V.I (2)
Dimana : P = Daya listrik (Watt)
V = Tegangan (V)
I = Arus (I)
Karena ada daya yang terdisipasi menjadi panas maka
tahanan lampu pijar berubah dengan berubahnya
tegangan.[3]

Gambar 2.4 Regulator (Variak)


Sumber : https://tinyurl.com/us3x9jc4
II. METODE PRAKTIKUM
5. Kabel jumper
2.1 Alat dan Bahan
1. Voltmeter
2. Amperemeter
3. Lampu pijar
4. Regulator (Variak)
5. Kabel jumper

Berikut Alat dan Bahan dalam bentuk gambar :


Nyalakan saklar, kemudian catat tegangannya
(V) dan arusnya (I’) yang terukur pada
voltmeter dan amperemeter. Lakukan
pengukuran sebanyak tiga kali tanpa mengubah
regulator (variak).
Gambar 2.3 Kabel jumper
Sumber : https://tinyurl.com/evbhbj2y

2.2 Tahapan Percobaan

Siapkan alat dan bahan percobaan !

Hitunglah nilai α untuk bagan 1 dan 2. Bagan


yang mempunyai nilai α paling kecil itulah
bagan yang digunakan dalam praktikum
Buatlah rangkaian bagan 1
selanjutnya.

Nyalakan saklar

Aturlah variak sehingga tegangannya


menunjukkan 50 Volt dan catatlah arus (I) yang
terukur pada amperemeter. Lakukan
pengukuran sebanyak dua kali untuk tegangan
Aturlah hingga teganagn menunjukkan 50 volt
yang sama.
(V’) dan catat arus yang terukur pada
amperemeter (I), pengukuran diulangi tiga kali

Ulangi untuk tegangan 60, 65, 70,…, 100 volt


dan catat arus yang terukur pada masing-
Setelah melakukan kegiatan 4, matikan saklar
masing variasi tegangan.
tanpa mengubah regulator (variak). Kemudian
buatlah rangkaian bagan 2

Rapikanlah alat dan bahan seperti kondisi


semula.

Diagram 1. Diagram alir percobaan


|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2
Δ𝐼 ̅ = √ (2)
𝑛−1
III. DATA PERCOBAAN
50
Tabel 3.1 Data percobaan Δ𝐼 ̅ = √ = 7,07 mA = 0,00707 A
1
Tega Arus (I) Tegangan Arus (I’)
No ngan a (V) A
(V’) Jadi, (𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 )̅ = ( 385 ± 7,07 ) mA
1 2 3
1. 3 3 3 5 5 5 3 3 3
50 4 4 4 -0,09 5 5 5 4 4 4 0 c. Untuk V = 65 Volt
0 0 0 0 0 0 I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2
400 5 25
Tabel 3.2 Data percobaan
No. V (Volt) I (mA) V (Volt) I (mA) R P (W) 390 -5 25
(ohm) Σ = 790 Σ = 50
1. 50 370 50 380 133,3 18,75
2. 60 380 60 390 155,8 23,1
𝛴𝐼 790
3. 65 400 65 390 164,5 25,26 𝐼̅ = = = 395 mA (1)
4. 70 410 70 400 172,8 28,35 𝑛 2
5. 75 430 75 420 176,4 31,87
6. 80 440 80 430 183,9 34,8 |𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2
7. 85 450 85 450 188,8 38,25 Δ𝐼 ̅ = √ (2)
𝑛−1
8. 90 460 90 470 193,5 41,85
9. 95 470 95 470 202,1 44,65
50
10. 100 480 100 480 208,3 48 Δ𝐼 ̅ = √ = 7,07 mA = 0,00707 A
1

Jadi, (𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 )̅ = ( 395 ± 7,07 ) mA

d. Untuk V = 70 Volt
I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2
IV. ANALISIS DATA 410 5 25
1. Menentukan rerata arus dan ketidakpastiannya 400 -5 25
Σ = 810 Σ = 50
a. Untuk V = 50 Volt
I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2 𝛴𝐼 810
𝐼̅ = = = 405 mA (1)
370 -5 25 𝑛 2
380 5 25
|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2
Σ = 750 Σ = 50 Δ𝐼 ̅ = √ (2)
𝑛−1

𝛴𝐼 750
𝐼̅ = = = 375 mA (1) 50
𝑛 2 Δ𝐼 ̅ = √ = 7,07 mA = 0,00707 A
1

|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2


Δ𝐼 ̅ = √ (2) Jadi, (𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 )̅ = ( 405 ± 7,07 ) mA
𝑛−1

50
e. Untuk V = 75 Volt
Δ𝐼 ̅ = √ = 7,07 mA = 0,00707 A I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2
1
430 5 25
Jadi, (𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 )̅ = ( 375 ± 7,07 ) mA 420 -5 25
Σ = 850 Σ = 50
b. Untuk V = 60 Volt
I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2 𝛴𝐼 850
𝐼̅ = = = 425 mA (1)
380 -5 25 𝑛 2
390 5 25
|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2
Σ = 770 Σ = 50 Δ𝐼 ̅ = √ (2)
𝑛−1

𝛴𝐼 770
𝐼̅ = = = 385 mA (1) 50
𝑛 2 Δ𝐼 ̅ = √ = 7,07 mA = 0,00707 A
1
470 0 0
Jadi, (𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 )̅ = ( 425 ± 7,07 ) mA 470 0 0
Σ = 940 Σ=0
f. Untuk V = 80 Volt
I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2
𝛴𝐼 940
440 5 25 𝐼̅ = = = 470 mA (1)
𝑛 2
430 -5 25
Σ = 870 Σ = 50 |𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2
Δ𝐼 ̅ = √ (2)
𝑛−1

𝛴𝐼 870
𝐼̅ = = = 435 mA (1) 0
𝑛 2
Δ𝐼 ̅ =√ = 0 mA = 0 A
1
|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2
Δ𝐼 ̅ = √ (2) Jadi, (𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 )̅ = ( 470 ± 0 ) mA
𝑛−1

50 j. Untuk V = 100 Volt


Δ𝐼 ̅ = √ = 7,07 mA = 0,00707 A I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2
1
480 0 0
Jadi, (𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 )̅ = ( 435 ± 7,07 ) mA 480 0 0
Σ = 960 Σ=0
g. Untuk V = 85 Volt
I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2
𝛴𝐼 960
450 0 0 𝐼̅ = = = 480 mA (1)
𝑛 2
450 0 0
Σ = 900 Σ=0 |𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2
Δ𝐼 ̅ = √ (2)
𝑛−1

𝛴𝐼 900
𝐼̅ = = = 450 mA (1) 0
𝑛 2
Δ𝐼 ̅ =√ = 0 mA = 0 A
1
|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2
Δ𝐼 ̅ = √ (2) Jadi, (𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 )̅ = ( 480 ± 0 ) mA
𝑛−1

0 2. Menentukan hambatan dan ketidakpastiannya


Δ𝐼 ̅ =√ = 0 mA = 0 A
1
a. Untuk V = 50 Volt
Jadi, (𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 )̅ = ( 450 ± 0 ) mA
𝑉 50
R= ̅ = = 133,3 ohm (1)
𝐼 0,375
h. Untuk V = 90 Volt
I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2
𝑉 2
460 -5 25 ΔR = √|− 2̅ | |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
𝐼
470 5 25
Σ = 930 Σ = 50 50 2
ΔR = √|− | |0,00707|2 = 2,51 ohm
0,3752
𝛴𝐼 930
𝐼̅ = = = 465 mA (1)
𝑛 2 Jadi, R ± ΔR = ( 133,3 ± 2,51 ) ohm

|𝛿𝐼 (𝐼− 𝐼 ̅)|2 b. Untuk V = 60 Volt


Δ𝐼 ̅ = √ (2)
𝑛−1
𝑉 60
R= ̅ = = 155,8 ohm (1)
50 𝐼 0,385
Δ𝐼 ̅ = √ = 7,07 mA = 0,00707 A
1
𝑉 2
ΔR = √|− 2̅ | |𝛥𝐼 |̅ 2 = (2)
Jadi, (𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 )̅ = ( 465 ± 7,07 ) mA 𝐼

2
i. Untuk V = 95 Volt ΔR = √|−
60
| |0,00707|2 = 2,85 ohm
I (mA) δ (I − 𝐼)̅ |𝛿𝐼 (𝐼 − 𝐼)̅ |2 0,3852
Jadi, R ± ΔR = ( 155,8 ± 2,85 ) ohm 𝑉 2
ΔR = √|− ̅2| |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
𝐼
c. Untuk V = 65 Volt
85 2
𝑉
R= ̅ =
65
= 164,5 ohm (1) ΔR = √|− | |0|2 = 0 ohm
0,452
𝐼 0,395

Jadi, R ± ΔR = ( 188,8 ± 0 ) ohm


𝑉 2
ΔR = √|− ̅2| |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
𝐼
h. Untuk V = 90 Volt
65 2
𝑉 90
ΔR = √|− | |0,00707|2 = 2,94 ohm R= ̅ = = 193,5 ohm (1)
0,3952 𝐼 0,465

Jadi, R ± ΔR = ( 164,5 ± 2,94 ) ohm 𝑉 2


ΔR = √|− ̅2| |𝛥𝐼 |̅ 2 = ohm (2)
𝐼
d. Untuk V = 70 Volt
90 2
𝑉
R= ̅ =
70
= 172,8 ohm (1) ΔR = √|− | |0,00707|2 = 2,94 ohm
0,4652
𝐼 0,405

Jadi, R ± ΔR = ( 193,5 ± 2,94 ) ohm


𝑉 2
ΔR = √|− ̅2| |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
𝐼
i. Untuk V = 95 Volt
70 2
𝑉 95
ΔR = √|− | |0,00707|2 = 3,01 ohm R= ̅ = = 202,1 ohm (1)
0,4052 𝐼 0,47

Jadi, R ± ΔR = ( 172,8 ± 3,01 ) ohm 𝑉 2


ΔR = √|− ̅2| |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
𝐼
e. Untuk V = 75 Volt
95 2
𝑉
R= ̅ =
75
= 176,4 ohm (1) ΔR = √|− | |0|2 = 0 ohm
0,472
𝐼 0,425

Jadi, R ± ΔR = ( 202,1 ± 0 ) ohm


𝑉 2
ΔR = √|− 2̅ | |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
𝐼
j. Untuk V = 100 Volt
75 2
𝑉 100
ΔR = √|− | |0,00707|2 = 2,93 ohm R= ̅ = = 208,3 ohm (1)
0,4252 𝐼 0,48

Jadi, R ± ΔR = ( 176,4 ± 2,93 ) ohm 𝑉 2


ΔR = √|− 2̅ | |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
𝐼
f. Untuk V = 80 Volt
100 2
R= =
𝑉 80
= 183,9 ohm (1) ΔR = √|− | |0|2 = 0 ohm
0,482
𝐼̅ 0,435

Jadi, R ± ΔR = ( 208,3 ± 0 ) ohm


𝑉 2
ΔR = √|− 2̅ | |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
𝐼
3. Menentukan daya dan ketidakpastiannya
80 2
ΔR = √|− | |0,00707|2 = 2,98 ohm a. Untuk V = 50 Volt
0,4352

P = V . 𝐼 ̅ = 50 . 0,375 = 18,75 W (1)


Jadi, R ± ΔR = ( 183,9 ± 2,98 ) ohm

g. Untuk V = 85 Volt ΔP = √|𝑉|2 |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)

𝑉
R= ̅ =
85
= 188,8 ohm (1) ΔP = √|50|2 |0,00707|2 = 0,35 W
𝐼 0,45
Jadi, P ± ΔP = ( 18,75 ± 0,35 ) W
ΔP = √|𝑉|2 |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
b. Untuk V = 60 Volt
ΔP = √|85|2 |0|2 = 0 W
P = V . 𝐼 ̅ = 60 . 0,385 = 23,1 W (1)
Jadi, P ± ΔP = ( 38,25 ± 0 ) W
ΔP = √|𝑉|2 |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
h. Untuk V = 90 Volt
ΔP = √|60|2 |0,00707|2 = 0,42 W
P = V . 𝐼 ̅ = 90 . 0,465 = 41,85 W (1)
Jadi, P ± ΔP = ( 23,1 ± 0,42 ) W
ΔP = √|𝑉|2 |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
c. Untuk V = 65 Volt
ΔP = √|90|2 |0,00707|2 = 0,63 W
P = V . 𝐼 ̅ = 65 . 0,395 = 25,67 W (1)
Jadi, P ± ΔP = ( 41,85 ± 0,63 ) W
ΔP = √|𝑉|2 |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
i. Untuk V = 95 Volt
ΔP = √|65|2 |0,00707|2 = 0,45 W
P = V . 𝐼 ̅ = 95 . 0,47 = 44,65 W (1)
Jadi, P ± ΔP = ( 25,67 ± 0,45 ) W
ΔP = √|𝑉|2 |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
d. Untuk V = 70 Volt
ΔP = √|95|2 |0|2 = 0 W
P = V . 𝐼 ̅ = 70 . 0,405 = 28,35 W (1)
Jadi, P ± ΔP = ( 44,65 ± 0 ) W
ΔP = √|𝑉|2 |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
j. Untuk V = 100 Volt
ΔP = √|70|2 |0,00707|2 = 0,49 W
P = V . 𝐼 ̅ = 100 . 0,48 = 48 W (1)
Jadi, P ± ΔP = ( 28,35 ± 0,49 ) W
ΔP = √|𝑉|2 |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
e. Untuk V = 75 Volt
ΔP = √|95|2 |0|2 = 0 W
P = V . 𝐼 ̅ = 75 . 0,425 = 31,87 W (1)
Jadi, P ± ΔP = ( 48 ± 0 ) W
ΔP = √|𝑉|2 |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
4. Membuat grafik hubungan V vs I dan V vs P
ΔP = √|75|2 |0,00707|2 = 0,53 W

Jadi, P ± ΔP = ( 31,87 ± 0,53 ) W V (Volt) vs I (Ampere)


0.6
f. Untuk V = 80 Volt
0.5
P = V . 𝐼 ̅ = 80 . 0,435 = 34,8 W (1) 0.4
I (Ampere)

0.3
ΔP = √|𝑉|2 |𝛥𝐼 |̅ 2 (2)
0.2
ΔP = √|80|2 |0,00707|2 = 0,56 W 0.1

Jadi, P ± ΔP = ( 34,8 ± 0,56 ) W 0


50 60 65 70 75 80 85 90 95 100
g. Untuk V = 85 Volt V (Volt)

P = V . 𝐼 ̅ = 85 . 0,45 = 38,25 W (1) Grafik 4.1 V (Volt) vs I (Ampere)


Pada analisis data pertama ini kita akan menghitung
V (Volt) vs P (Watt) rerata arus dan ketidakpastiannya (𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 )̅ , dan diperoleh
60 hasil pada V = 50 volt adalah 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = (375 ± 7,07) mA, V
= 60 volt adalah 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = (385 ± 7,07) mA, V = 65 volt
50 adalah 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = (395 ± 7,07) mA, V = 70 volt adalah 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅
40 = (405 ± 7,07) mA, V = 75 volt adalah 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = (425 ±
7,07), V = 80 volt adalah 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = (435 ± 7,07) mA, V = 85
P (Watt)

30 volt adalah 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = (450 ± 0) mA, V = 90 volt adalah 𝐼 ̅ ±


20 𝛥𝐼 ̅ = (465 ± 7,07) mA, V = 95 adalah 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = (470 ± 0)
̅̅̅̅̅ ± 0) mA. Dari hasil
mA, V = 100 volt adalah 𝐼 ̅ ± 𝛥𝐼 ̅ = (480
10 perhitungan data tersebut dapat diketahui bahwa tegangan
yang digunakan berbanding lurus dengan arus yang
0
dihasilkan. Semakin besar tegangan yang digunakan maka
50 60 65 70 75 80 85 90 95 100
akan semakin besar pula arus yang dihasilkan. Hal tersebut
V (Volt)
sesuai dengan hukum ohm yang menyatakan bahwa
tegangan yang memenuhi hukum ohm berbanding lurus
Grafik 4.2 V (Volt) vs P (Watt) dengan kuat arus yang melalui komponen tersebut.

Analisis data kedua,


V. PEMBAHASAN
Pada analisis data kedua kita akan menghitung
Pada praktikum kali ini yang membahas tentang hambatan dan ketidakpastiannya (R ± ΔR), dan diperoleh
hantaran listrik dalam kawat memiliki beberapa tujuan yaitu hasil pada V = 50 volt adalah R ± ΔR = ( 133,3 ± 2,51 )
yaitu memahami hukum ohm, memperagakan untaian bagan ohm, V = 60 volt adalah R ± ΔR = ( 155,8 ± 2,85 ) ohm, V
listrik dalam pengukuran arus dan tegangan, serta membuat = 65 volt adalah R ± ΔR = ( 164,5 ± 2,94 ) ohm, V = 70 volt
interpretasi grafik antara V vs I dan V vs P. Arus listrik
adalah R ± ΔR = ( 172,8 ± 3,01 ) ohm, V = 75 volt adalah R
adalah aliran partikel-partikel bermuatan positif yang
mengalir melalui konduktor. ± ΔR = ( 176,4 ± 2,93 ) ohm, V = 80 adalah R ± ΔR = (
183,9 ± 2,98 ) ohm, V = 85 volt adalah R ± ΔR = ( 188,8 ± 0
Prinsip kerja pada praktikum kali ini adalah membuat ) ohm, V = 90 volt adalah R ± ΔR = ( 193,5 ± 2,94 ) ohm, V
dua rangkain kemudain atur tegangan menunjukkan 50 volt = 95 volt adalah R ± ΔR = ( 202,1 ± 0 ) ohm, V = 100 volt
dan catat arus dan tegangan yang terukur. Setelah itu hitung adalah R ± ΔR = ( 208,3 ± 0 ) ohm. Dari hasil perhitungan
nilai α pada bagan 1 dan 2. Bagan yang digunakan untuk data tersebut dapat diketahui bahwa besar tegangan yang
praktikum adalah bagan yang memiliki nilai α terkecil. digunakan berbanding lurus dengan hambatan yang
Kemudian menghitung arus yang terukur pada amperemeter dihasilkan. Semakin besar tegangan maka semakin besar
dengan memvariasikan tegangan dari 50 volt sampai 100 pula hambatan yang dihasilkan.
volt dengan cara memutar regulator atau variak yang
terdapat pada modul. Amperemeter adalah salah satu alat Analisis data ketiga,
ukur yang biasa digunakan untuk mengukur seberapa besar
kuat arus listrik yang terdapat pada sebuah rangkaian. Pada analisis data ketiga kita akan menghitung daya dan
ketidakpastiannya (P ± ΔP), dan diperoleh hasil pada V = 50
Pada praktikum kali ini teori yang melandasi adalah volt adalah P ± ΔP = ( 18,75 ± 0,35 ) W, V = 60 volt adalah
hukum Ohm. Hukum Ohm berbunyi “Tegangan (V) pada P ± ΔP = ( 23,1 ± 0,42 ) W, V = 65 volt adalah P ± ΔP = (
komponen yang memenuhi hukum ohm adalah berbanding 25,67 ± 0,45 ) W, V = 70 volt adalah P ± ΔP = ( 28,35 ±
lurus dengan kuat arus (I) yang melalui komponen tersebut, 0,49 ) W, V = 75 volt adalah P ± ΔP = ( 31,87 ± 0,53 ) W,
jika suhu dijaga konstan”. Penghantar yang mengikuti Untuk V = 80 volt adalah P ± ΔP = ( 34,8 ± 0,56 ) W, V =
Hukum Ohm dinamakan penghantar linear. 85 volt adalah P ± ΔP = ( 38,25 ± 0 ) W, V = 90 volt adalah
P ± ΔP = ( 41,85 ± 0,63 ) W, V = 95 volt adalah P ± ΔP =
Pada percobaan kali ini membahas tentang lensa dan ( 44,65 ± 0 ) W, V = 100 volt adalah P ± ΔP = ( 48 ± 0 ) W.
indeks bias dibutuhkan beberapa alat dan bahan, diantaranya Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa besar
adalah voltmeter, amperemeter, lampu pijar, regulator tegangan berbanding lurus dengan daya yang dihasilkan.
(variak), kabel jumper. Semakin besar tegangan yang digunakan maka semakin
besar daya yang dihasilkan.
Menurut hasil analisi data yang telah saya lakukan pada
percobaan kali ini adalah, sebagai berikut : Analisis data keempat,

Analisis data pertama,


Pada analisis data keempat kita akan membuat grafik
hubungan antara tegangan (V) dan arus (I) serta tegangan (V) VI. KESIMPULAN
dan daya (P). Pada grafik pertama yang menunjukkan Setelah praktikan melakukan percobaan pada
hubungan antara tegangan (V) dan arus (I) dapat dilihat praktikum hantaran listrik dalam kawat kali ini, maka dapat
bahwa nilai grafik tersebut monoton naik yang berarti ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
semakin besar tegangan maka semakin besar pula arus yang
dihasilkan. Pada grafik kedua yang menunjukkan hubungan 1. Hukum ohm menyatakan bahwa arus listrik yang
antara tegangan (V) dan daya (P) dapat dilihat bahwa nilai mengalir pada suatu penghantar berbanding luru dengan
grafik tersebut monoton naik yang berarti semakin besar 𝑉
beda tegangan listrik yang diberikan I = .
tegangan maka semakin besar pula daya yang dihasilkan. 𝑅
2. Semakin besar nilai tegangan listrik (V) maka semakin
besar pula nilai arus (I) dan tahanannya (R).
Adapun kesalahan dalam praktikum yang
mengakibatkan praktikum tidak terlaksana dengan lancar
dan baik, diantaranya adalah Kesalahan dalam pembulatan DAFTAR PUSTAKA
angka hasil analisis yang mengakibatkan kesalahan dalam
mendapatkan hasil akhir, kemudian kesalahan dalam DAFTAR PUSTAKA
merangkai kabel jumper, dan ketidaktelitian praktikan ketika [1] Y. Hidayati, “LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
mengamati amperemeter dan voltmeter yang mengakibatkan DASAR II HUKUM OHM,” 2012.
kesalahan dalam perhitungan.
[2] J. Percobaan et al., “ELEKTRONIKA DASAR I,”
2016.
[3] A. Tujuan, “WATAK LAMPU PIJAR SEKOLAH
TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR,” 2018.

Anda mungkin juga menyukai