Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Sebuah organisasi/perusahaan pada dasarnya jika ingin tetap mempertahankan

eksistensinya juga citra positifnya dimata konsumen dan masyrakat harus mampu

melakukan pertukaran informasi dan sumber daya dengan lingkungan internal dan

eksternalnya. Apalagi disadari atau tidak pada era ini, era dimana kesadaran para

konsumen semakin tinggi konsumen semakin pintar mereka semakin sadar tanggung

jawab untuk mentukan konsumsi mereka baik dibidang barang atau jasa. Kini

pertimbangan etika social perusahaan merupakan salah satu factor penting keputusan

konsumsi. Maka dari itu demi menunjang hal tersebut perusahaan/ organisasi yang ada

kini dipaksa untuk membenahi citra social mereka.

Dalam konteks demikian maka teoritikus PR memandang bahwa diperlukannya

praktisi Public Relations dalam sebuah organisasi sebagai penjembatan yang bertindak

sebagai liasson antara perusahaan/organisasi dengan lingkungannya sehingga dengan

demikian seorang praktisi PR diharapkan mampu mengontrol konflik dan melakukan

negosiasi antara tuntutan lingkungan dengan kebutuhan organisasi itu sendiri untuk

nantinya diperoleh solusi bersama .

Public Relations juga dalam organisasi membantu menjalankan program-program

perusahaan/organisasi serta mengkomunikasikannya sehingga mampu meminimalisir


dampak negative dari keputusan management atau konsekuensi buruk dari tidakan

negative sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat merusak citra

perusahaan/organisasi.

Salah satu kegiatan eksternal dari Public Relations adalah melakukan kegiatan

CSR (Corporate Social Responsibility) dengan lingkungan yang ada di sekitarnya.

Memberikan tanggung jawab sosial kepada lingkungan sekitar dan upaya-upaya

kesejahteraan yang dikeluarkan dalam program kerja CSR. Dengan adanya saling

keterkaitan antara lingkungan masyarakat dengan perusahaan mejadikan lingkungan yang

dinamis dan mencapai tujuan perusahaan itu sendiri. Setiap kelompok yang berada di

dalam maupun di luar perusahaan mempunyai peran penting dalam menentukan

keberhasilan perusahaan. Dengan demikian, masyarakat sekitar bisa juga dinyatakan

sebagai pihak-pihak yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung dengan

perusahaan. Diantara perusahaan dan public terjadi hubungan yang saling memengaruhi,

sehingga perubahan pada salah satu pihak akan mendorong terjadinya perubahan pihak

lain. Untuk itu peran seorang Public Relations dalam melakukan kegiatan CSR sangat

menentukan kemajuan dan pencapaian tujuan dari perusahaan itu sendiri.

Setiap perusahaan diwajibkan untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan

sosial terkait dengan Undang-undang RI No. 40 Tahun 2007 dan Undang-undang RI No.

17 Tahun 2000. Tanggung jawab sosial tidak semata-mata hanya bertanggungjawab bagi

pemerintah itu sendiri, namun sektor swasta khususnya entitas bisnis juga diharapkan

untuk memperhatikan masalah-masalah sosial. Sebagai bukti dari tanggapan terhadap

masalah-masalah tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Undang undang No 40 tahun


2007 mengenai perseroan terbatas yang harus melaporkan perkembangannya sehubungan

dengan tanggung jawab sosial dan juga pada masalah lingkungan; dan pasal 74 Undang-

undang No 40 yang menyatakan bahwa perusahaan yang menjalankan usahanya dari

sumber daya alam harus mempunyai tanggung jawab terhadap masalah sosial dan

lingkungan. Hukuman akan dikenakan sebagai akibat pelanggaran pelaksanaannya

menurut Undang-undang yang terkait. Di Indonesia, istilah CSR semakin populer

digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan

CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”. Walaupun tidak

menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang

merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek

sosial dan lingkungan. Melalui konsep investasi sosial perusahaan “seat belt”, sejak tahun

2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam

mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan

nasional. Kepedulian sosial perusahaan terutama didasari alasan bahwasanya kegiatan

perusahaan membawa dampak – for better or worse, bagi kondisi lingkungan dan sosial-

ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan beroperasi. Selain itu, pemilik

perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders atau para pemegang saham. Melainkan

pula stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi

perusahaan. Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan,

pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, media

massa dan pemerintah selaku regulator.

Di Indonesia sendiri sudah banyak perusahaan yang menjalankan program CSR.

Menurut data WES Website Event Series , sejak tahun 2007 , telah dilakukan pameran
program CSR yang diselenggarakan oleh perusahaan local, nasional ,dan multinasional.

Diataranya :

Telkomsel telah menlaksanakan program CSR secara rutin. Untuk tahun 2010

dana CSR berkisar 26 milyar. Sedangkan kegitannya meliputi Information

Communication Tecnology (ICT) untuk sekolah, komunitas siswa, guru , sosialisasi

demam berdarah , rekontrusi gedung dilokasi bencana alam Sumatra barat dan Jawa

Barat, pengembangan balai pintai bagi masyarakat, dan membentuk TERRA (penyediaan

tenda, perahu dan lainnya untuk bencana ) dan telkomsel juga memberikan bantuan social

terhadap, panti-panti, masjid dan penjara.

Mandiri sebagai salah satu bank pemerintah yang berkembang pesat, memiliki

program CSR yang berorientasi untuk menambah jumlag wiraswasta di Indonesia. Yg

diharapkan adalah dengan banyaknya wiraswasta di Indonesia maka roda ekonomi akan

bergerak cepat dan mengurangi beban pemerintah atas perluasan lapangan kerja ,

penambahan investasi dan pemberdayaan berbagai sumberdaya akan semakin ringan.

CSR ini diterapkan dalam program Wirausaha Mandiri yang terlah berjalan sejak tahun

2007.

Program program diatas merupakan program CSR yang bersifat strategis yang

mendukung pencapaian rencana bisnis perusahaan dengan focus utama bidang

pendidikan , selain itu dilengkapi juga dengan focus pendukung seperti olahrga, budaya,

lngkungan,kemitraan, dan usaha kecil. Dari sejumlah program diatas, maka tampaklah

tuuan yang hendak dicapai oleh masing-masing. Pada intinya, perusahaan-perusahaan

tersebut hendak membangun reputasi positif atas organisasi dan Brand Image.
Hotel Horison Bandung sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa, terkait

dengan undang undang np 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas , hote horison

bandung juga menjalankan program CSR dan meski penamaannya agak sedikit berbeda

yaitu CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”. Walaupun tidak

menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang

merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek

sosial dan lingkungan. Sebagai hotel yang terkenal dengan sebutan hotel yang sangat

social, horison bandung mempunyai beberapa program CSA unggulan yang berfokus

pada aspek kesehatan dan lingkungan beberapa diantaranya adalah operasi katarak,

operasi bibir sumbing dan kegiatan donor darah rutin yang dilakukan 4 bulan sekali

Donor darah atau transfusi darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang

yang sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah

lengkap dan komponen darah. Biasanya hal ini sering dilakukan di kalangan remaja

sampai kalangan dewasa.

Donor darah biasa dilakukan rutin di pusat donor darah lokal. Dan setiap beberapa

waktu, akan dilakukan acara donor darah di tempat-tempat keramaian, misalnya di pusat

perbelanjaan, kantor perusahaan besar, tempat ibadah, serta sekolah dan universitas

Untuk dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus memenuhi syarat

sebagai berikut:

1. calon donor harus berusia 17-60 tahun,

2. berat badan minimal 50 kg

3. kadar hemoglobin >12,5 gr%


4. tekanan darah 100-150 (sistole) dan 70-100 (diastole).

5. menandatangani formulir pendaftaranan

6. tidak mengalami gangguan pada pembeku darah

7. lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin, golongan darah, dan pemeriksaan oleh

dokter

Untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor tidakboleh dalam

kondisi atau menderita sakit seperti alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes militus,

epilepsi, atau kelompok masyarakat risiko tinggi mendapatkan AIDS serta mengalami

sakit seperti demam atau influensa; baru saja dicabut giginya kurang dari tiga hari;

pernah menerima transfusi kurang dari setahun; begitu juga untuk yang belum setahun

menato, menindik, atau akupunktur; hamil; atau sedang menyusui.

Pada saat ini Indonesia seharusnya mempunyai stok darah 4,5 juta sampai 4,8 juta

kantong darah per tahun, sedangkan PMI baru bisa mencukupi sekitar 2 juta kantong

darah, yang 64 persenya diolah menjadi komponen darah sebanyak 3 juta komponen

darah yang mampu memenuhi 70 persen dari kebutuhan darah penduduk Indonesia di

520 Kota/Kabupaten. Hal yang menyebabkan kurangnya persedian darah di Indonesia

adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendonorkan darah dan hal

ini menyebabkan kurangnya persediaan darah di Indonesia.

Kondisi demikian menjadikan Donor darah sebagai salah satu kegitan CSA dari

Hotel Horison Bandung dengan harapan dapat untuk membantu mengurangi masalah

social yang ada di masyarakat. Selain itu hotel horison juga ingin mengedukasi
masyarakat tentang penting nya donor darah dan melihat manfaat dari donor darah itu

sendiri , yaitu :

1. Menurunkan Kolesterol

2. Mengontrol Tekanan Darah Tinggi

3. Mempercepat Proses Pemulihan Luka

4. Menyeimbangkan Zat Besi Dalam Darah

5. Mengurangi Resiko Kanker

Kegiatan donor darah rutin ini adalah salah satu program CSA yang pada mulanya

difokuskan pada karyawan Hotel Horison Bandung, setiap karyawan disana diwajibkan

untuk mendonorkan darahnya selama yang bersangkutan memungkinkan untuk

mendonor. Tetapi kini donor darah rutin yang dilakukan hotel horison telah mengundang

perhatian banyak pihak sehingga akhirnya membuka kesadaran masyrakat umum dan

khususnya masyrakatan dilingkungan Hotel Horison Bandung untuk ikut serta

mendonorkan darahnya, hingga sampai saat ini sudah 600 orang yang terdaftar setiap 4

bulannya yang bersedia mendonorkan darahnya demi kepentiangan sesama manusia. Hal

ini tidak lain adalah suatu keberhasilan yang dicapai Hotel Horison Bandung dalam

menjalankan program CSA nya . Kegiatan donor darah ini berlangsung pada bulan maret

2013.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut , maka penulis tertarik untuk membuat

laporan Tugas Akhir dengan judul “KEGIATAN DONOR DARAH SEBAGAI


SALAH SATU BENTUK PROGRAM CORPORATE SOCIAL ACTIVITY DI

HOTEL HORISON BANDUNG”

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah

1. Untuk mengetahui Perencanaan dari Corporate Social Activity Donor Darah di Hotel

Horison Bandung .

2. Untuk mengetahui proses Pelaksanaan dari Corporate Social Activity Donor Darah di

Hotel Horison Bandung .

3. Untuk mengetahui proses Evaluasi dari Corporate Social Activity Donor Darah Hotel

Horison Bandung .

1.3 Kegunaan Penulisan

1.3.1 Kegunaa Teoritis

Secara teoritis pengamatan ini memberikan data empiris yang dapatdigunakan

untuk menambah wawasan baru dan menambah pengalaman nyata dibidang keilmuan

Public Relations, Community Relations, Image building, Komunikasi perusahaan yang

sangat erat kaitannya dengan Corporate Social Responsibility atau Corporate Social

activity di Hotel Horison Bandung yang penulis amati . Selain iu juga untuk mengetahui

bagaimana proses PR pada kegitan Donor Darah Tersebut.


1.3.2. Kegunaan Praktis

1.3.2.1 Kegunaan Bagi Lembaga

Dengan adanya pengamatan ini diharapkan hasil pembahasan mengenai proses

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari Kegiatan Donor darah yang dibuat penulis

dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan positif bagi Senior Public

Relations Hotel Horison Bandung sehingga nantinya program CSA yang telah ada

tersebut bisa terus berkelanjutan dan berkembang lebih baik sehingga nantinya kegiatan

ini menjadi lebih sempurna.

1.3.2.1. Kegunaan Bagi Penulis

Dengan melakukan pengamatan ini penulis mendapatkan kesempatan untuk

mengetahui bagaimana kinerja nyata dari seorang Public Relations, sehingga nantinya

bisa dijadikan pengalaman untuk memasuki dunia kerja nyata. Selain itu pengalaman dari

penulisan laporan ini bisa dijadikan acuan untuk membuat karya ilmiah lainnya.

1.4 Metode Pengumpulan Data

1.4.1 Metode Penulisan

Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis menggunakan metode

deskriptif, suatu metode membuat karya tulis dengan mengumpulkan data dari hasil

peninjauan , meniliti dan membahas, kemudian menganalisanya untuk dibuat serta

membuat saran- saran dan bertujuan untuk memperoleh informasi – informasi meng:enai

keadaan saat ini dan melihat kigiatan variable-variabel yang ada. (Mardalis : 1990 :26)

1.4.2 Tehnik Pengumpulan Data


Tehnik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melalu beberapa cara yaitu

sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si

penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide

(panduan wawancara). ( Nazir ,1998:111)

Pertanyaan yang diajukan disiapkan terlebih dahulu yang diarahkan kepada informasi

– informasi untuk topik yang akan digarap. Perolehan informasi dalam laporan tugas

akhir ini penulis dapatkan dari Senior Public Relations Hotel Horison Bandung atau

pihak yang bersangkutan yakni pihak lainnya.

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan

yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104). Dalam hal ini adalah department Pubic

relations Hotel Horison Bandung. Sebagai objek penelitian untuk mengumpulkan

data-data mengenai masalah yang dikemukakan .

3. Studi Pustaka

“Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan

terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada

hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.”(Nazir,1988: 111).

1.5 Lokasi dan Waktu Pelakasanaan Praktek Kerja Lapangan


1.5.1 Lokasi

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tersebut dilakukan di Hotel Horison

Bandung . yang terletak di jalan Pelajar Pejuang 45 no 121 Buah Batu, Bandung,40264.

Indonesia.

1.5.2 Waktu

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yaitu dimulai tanggal 25 Febuari

sampai dengan 28 Maret 2013. Waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan yaitu dimulai

pukul 08.00 wib sampai dengan 17.00 wib dengan jeda waktu istirahat 60 menit mulai

pukul 12.00 sampai 13.00.

Anda mungkin juga menyukai