(Hendriyanto Haditjahyono)
Daftar Isi
I. Pendahuluan ...................................................................... 2
Latar Belakang
Materi fisika radiasi ini membahas konsep fisika yang mendasari fenomena
fisis terjadinya radiasi nuklir dan proses interaksinya bila mengenai materi.
Materi ini perlu dikuasai oleh peserta diklat sebelum membahas materi
proteksi radiasi lainnya.
Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu menguraikan
proses terjadinya radiasi baik yang berasal dari atom maupun inti atom
yang tidak stabil; proses peluruhan inti atom yang tidak stabil; interaksi
radiasi dengan materi; serta prinsip dari beberapa sumber radiasi buatan.
Secara khusus setiap peserta akan mampu untuk:
1. menggambarkan struktur atom berdasarkan model atom Bohr;
2. menguraikan proses transisi elektron;
3. menguraikan ketidak-stabilan inti atom;
4. menyebutkan tiga jenis peluruhan radioaktif serta sifat dari masing-
masing radiasi yang dipancarkannya;
5. menghitung aktivitas suatu bahan radioaktif;
6. menguraikan proses interaksi radiasi baik radiasi partikel bermuatan,
tidak bermuatan maupun gelombang elektromagnetik, bila mengenai
materi; serta
7. menguraikan prinsip kerja pesawat sinar-X.
Dalam bab struktur atom dan inti atom akan dibahas model atom Bohr,
partikel penyusun atom beserta masing-masing karakteristiknya; kestabilan
atom, transisi elektron, dan sinar-X karakteristik; ketidak-stabilan inti atom
dan transformasi inti atom; serta energi dan intensitas radiasi.
Dalam bab peluruhan radioaktif akan dibahas peluruhan inti atom yang
tidak stabil secara spontan, yang meliputi peluruhan alpha, beta dan
gamma, beserta masing-masing karakteristiknya; perhitungan aktivitas
radioaktif dan konsep waktu paro.
Dalam bab interaksi radiasi dengan materi akan dibahas proses yang terjadi
bila radiasi alpha, beta, gamma, sinar-X atau neutron mengenai materi;
serta perhitungan tebal penahan radiasi gamma dan sinar-X.
Dalam bab jenis sumber radiasi akan dibahas beberapa jenis sumber radiasi
alam dan sumber radiasi buatan; serta prinsip kerja mesin pembangkit
sinar-X.
Radiasi pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber
energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Beberapa
contohnya adalah perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan
gelombang radio. Radiasi yang akan dibahas di sini adalah radiasi yang
berasal dari proses fisika yang terjadi di dalam atom.
Semua bahan (materi) yang ada di alam ini tersusun dari berjuta-juta
molekul, sedangkan molekul itu sendiri terdiri atas beberapa atom. Sebagai
contoh, segelas air terdiri atas molekul-molekul H2O, sedang sebuah
molekul H2O terdiri atas dua buah atom hidrogen (dengan lambang H) dan
sebuah atom oksigen (dengan lambang O). Jadi, atom itu sendiri dapat
didefinisikan sebagai bagian terkecil dari suatu materi yang masih memiliki
sifat dasar materi tersebut. Atom mempunyai ukuran sekitar 10-10 m atau
1 angstrom (= 1 Å). Istilah lain yang sering digunakan untuk menyatakan
jenis atom adalah unsur. Sampai saat ini telah diketemukan 107 jenis unsur
sebagaimana tertera pada tabel periodik (lihat lampiran I).
Atom terdiri atas inti atom dan elektron. Inti atom yang sering disebut
sebagai nuklir ataupun nuklida merupakan bagian dari atom yang memiliki
massa terbesar (masif) dan berukuran sekitar 10-14 m atau 10-4 Å,
sedangkan elektron yang mempunyai massa sangat ringan bertebaran
memenuhi ruangan atom. Perkembangan selanjutnya juga menemukan
bahwa inti atom terdiri atas dua jenis partikel yaitu proton dan neutron.
Inti atom itu sendiri terdiri atas proton dan neutron. Jenis atom yang sama
mempunyai jumlah proton yang sama, sebaliknya atom yang berbeda
memiliki jumlah proton yang berbeda. Sebagai contoh, unsur hidrogen (H)
mempunyai sebuah proton, sedang unsur emas (Au) mempunyai 79 buah
proton. Sebagai suatu konvensi, setiap jenis atom diberi suatu nomor –yang
disebut sebagai nomor atom– berdasarkan jumlah proton yang dimilikinya.
Sebagai contoh, nomor atom dari unsur hidrogen adalah 1 sedang nomor
atom dari unsur emas adalah 79.
Transisi Elektron
Perpindahan elektron dari satu lintasan ke lintasan yang lain disebut
sebagai transisi elektron. Bila transisi tersebut berasal dari lintasan yang
lebih luar ke lintasan yang lebih dalam, maka akan dipancarkan energi,
sebaliknya untuk transisi dari lintasan dalam ke lintasan yang lebih luar
dibutuhkan energi. Energi yang dipancarkan oleh proses transisi elektron
dari lintasan yang lebih luar ke lintasan lebih dalam berbentuk radiasi sinar-
X karakteristik.
Gambar II.2. Transisi elektron dari lintasan luar ke dalam (kiri) dan
dari lintasan dalam ke luar (kanan)
Energi radiasi sinar-X (E x) yang dipancarkan dalam proses transisi elektron
ini adalah sama dengan selisih tingkat energi dari lintasan asal (E a) dan
lintasan tujuan (Et ).
E x = Ea – E t
120
N/Z=1,5
80
40 N/Z=1
0
0 20 40 60 80
Jumlah proton (Z)
Gambar II.4 di atas menunjukkan posisi (koordinat dari jumlah proton dan
jumlah neutron) dari nuklida yang stabil. Bila posisi suatu nuklida tidak
berada pada posisi sebagaimana kurva kestabilan maka nuklida tersebut
tidak stabil.
Secara umum, kestabilan inti-inti ringan terjadi bila jumlah protonnya sama
dengan jumlah neutronnya, terlihat bahwa posisi nuklida berhimpit dengan
Inti atom yang tidak stabil secara spontan akan berubah menjadi inti atom
yang lebih stabil. Proses perubahan tersebut dinamakan peluruhan
radioaktif (radioactive decay). Dalam setiap proses peluruhan akan
dipancarkan radiasi.
1. α)
Peluruhan Alpha (α
Peluruhan alpha dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat
(nomor atom lebih besar dari 80). Dalam peluruhan ini akan dipancarkan
partikel alpha (α) yaitu suatu partikel yang terdiri atas dua proton dan dua
neutron, yang berarti mempunyai massa 4 sma dan muatan 2 muatan
elementer positif. Partikel α secara simbolik dinyatakan dengan simbol
4
2He .
ZX
A
à Z-2YA-4 + α
92U
238
à 90Th234 + α
2. β)
Peluruhan Beta (β
Peluruhan beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam
peluruhan ini akan dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan
negatif (β−) atau bermuatan positif (β+). Partikel β− identik dengan elektron
sedangkan partikel β+ identik dengan elektron yang bermuatan positif
(positron). Pada diagram N-Z, peluruhan β− terjadi bila nuklida tidak stabil
Z X A
→ Z +1Y A
+ â -
+í
Contohnya adalah
15 P32 → 16 S32 + â - + í
Z XA → YA + â+ + í
Z −1
Contohnya adalah
8 O15 → 7 N15 + â + + í
Neutrino ( í ) dan antineutrino ( í ) adalah partikel yg tidak bermassa tetapi
berenergi yg selalu mengiringi peluruhan β.
Peluruhan ini dapat terjadi bila energi inti atom tidak berada pada keadaan
dasar (ground state), atau pada bab sebelumnya dikatakan sebagai inti atom
yang isomer. Peluruhan ini dapat terjadi pada inti berat maupun ringan, di
atas maupun di bawah kurva kestabilan. Biasanya, peluruhan γ ini
mengikuti peluruhan α ataupun β.
Peluruhan γ dapat dituliskan sebagai berikut.
ZX
A
* à ZXA + γ
Salah satu contoh peluruhan gamma yang mengikuti peluruhan β
27Co
60
à 28Ni60* + β−
28Ni
60
* à 28Ni60 + γ
∆N
= λ⋅N
∆t (III-1)
A=λ .N (III-2)
N = N 0 ⋅ e −λ⋅ t (III-3)
A = A 0 ⋅ e −λ⋅ t (III-4)
Satuan Aktivitas
Sejak tahun 1976 dalam sistem satuan internasional (SI) aktivitas radiasi
dinyatakan dalam satuan Bequerel (Bq) yang didefinisikan sebagai:
1 Bq = 1 peluruhan per detik
0,693
T½ =
λ (III-5)
Konsep waktu paro ini sangat bermanfaat untuk menghitung aktivitas suatu
radionuklida dibandingkan bila harus menggunakan persamaan matematis
A = ( ½ )n . A0 (III-6)
t
n =
T½
dimana t adalah selang waktu antara saat mula-mula sampai saat
pengukuran, sedangkan T½ adalah waktu paro radionuklida.
6,02 × 10 23
N sp = (III-8)
A
Nsp adalah jumlah atom dalam satu gram zat radioaktif, sedang A adalah
nomor massanya.
Pada bagian ini akan dibahas interaksi yang terjadi antara radiasi dengan
materi yang dilaluinya. Secara umum interaksi radiasi dapat dibedakan atas
tiga jenis radiasi yaitu radiasi partikel bermuatan, seperti radiasi α dan β;
radiasi partikel tidak bermuatan yaitu radiasi neutron; dan radiasi
gelombang elektromagnetik seperti radiasi γ dan sinar-X.
Interaksi radiasi α dengan materi yang dominan adalah proses ionisasi dan
eksitasi. Interaksi lainnya dengan probabilitas jauh lebih kecil adalah reaksi
inti, yaitu perubahan inti atom materi yang dilaluinya menjadi inti atom
yang lain, biasanya berubah menjadi inti atom yang tidak stabil.
1. Proses Ionisasi
Ketika radiasi α (bermuatan positif) melalui materi maka terdapat beberapa
elektron (bermuatan negatif) yang akan terlepas dari orbitnya karena
adanya gaya tarik Coulomb. Proses terlepasnya elektron dari suatu atom
dinamakan sebagai proses ionisasi.
2. Proses Eksitasi
Proses ini mirip dengan proses ionisasi, perbedaannya dalam proses
eksitasi, elektron tidak sampai lepas dari atomnya hanya berpindah ke
lintasan yang lebih luar.
Proses eksitasi ini selalu diikuti oleh proses de-eksitasi yaitu proses transisi
elektron dari kulit yang lebih luar ke kulit yang lebih dalam dengan
memancarkan radiasi sinar-X karakteristik.
3. Proses Brehmstrahlung
Proses ini lebih dominan dilakukan oleh partikel beta karena massa dan
muatan partikel beta lebih kecil sehingga kurang diserap oleh materi atau
daya tembusnya lebih jauh. Partikel beta dengan energi sebesar 3,5 MeV
dapat melintas di udara sejauh 11 meter atau dapat mencapai jarak sekitar
15 mm di dalam jaringan tubuh.
1. Efek Fotolistrik
Pada efek fotolistrik, energi foton diserap oleh elektron orbit, sehingga
elektron tersebut terlepas dari atom. Elektron yang dilepaskan dalam proses
ini, disebut fotoelektron, mempunyai energi sebesar energi foton yang
mengenainya.
2. Hamburan Compton
Hamburan Compton sangat dominan terjadi bila foton berenergi sedang (di
atas 0,5 MeV) dan lebih banyak terjadi pada material dengan Z yang
rendah.
3. Produksi Pasangan
Proses produksi pasangan hanya terjadi bila energi foton datang hν i lebih
besar dari 1,02 MeV. Ketika foton “sampai” ke dekat inti atom maka foton
tersebut akan lenyap dan berubah menjadi sepasang elektron-positron.
Positron adalah partikel yang identik dengan elektron tetapi bermuatan
Ee+ adalah energi kinetik positron dan Ee– energi kinetik elektron.
Hubungan antara intensitas radiasi yang datang (I0 ) dan intensitas yang
diteruskan (I x) setelah melalui bahan penyerap setebal x adalah sebagai
berikut.
Ix = I 0 ⋅ e – µ⋅ x (IV-4)
µ adalah koefisien serap linier bahan terhadap radiasi gamma dan sinar-X.
µ sangat dipengaruhi oleh jenis bahan penyerap, nomor atom (Z) dan
densitas (ρ) serta energi radiasi yang mengenainya. Nilai tebal bahan
penyerap dapat dalam satuan panjang (mm ; cm) ataupun dalam satuan
massa persatuan luas (gr/cm2).
Nilai HVL dan TVL suatu bahan ditentukan dari koefisien serap linier (µ)
nya dengan persamaan berikut.
0,693 2,303
HVL = ; TVL = (IV-5)
µ µ
Ix = (1 2 )n I0 ; I x = ( 110 ) I 0
m
(IV-6)
Dasar Fisika Radiasi Halaman 30
Dimana n adalah jumlah HVL (x / HVL) sedangkan m adalah jumlah TVL
(x / TVL).
1. Tumbukan Elastik
Tumbukan elastik adalah tumbukan di mana total energi kinetik partikel-
partikel sebelum dan sesudah tumbukan tidak berubah. Dalam tumbukan
elastik antara neutron dan atom bahan penyerap, sebagian energi neutron
diberikan ke inti atom yang ditumbuknya sehingga atom tersebut terpental
sedangkan neutronnya dibelokkan/ dihamburkan.
Pada bab ini akan dibahas beberapa macam sumber radiasi alam dan
prinsip kerja secara umum dari beberapa sumber radiasi buatan.
Radiasi terestrial terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (Ra-
222) dan Thoron (Ra-220) karena dua radionuklida ini berbentuk gas
sehingga bisa menyebar kemana-mana.
1. Zat Radioaktif
Dewasa ini telah banyak sekali unsur radioaktif berhasil dibuat oleh
manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan
neutron (reaksi fisi di dalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau
berdasarkan penembakan nuklida yang tidak radioaktif dengan partikel atau
ion cepat (di dalam alat-alat pemercepat partikel, misalnya akselerator,
a. Pemancar Alpha
Salah satu contoh reaksi inti untuk menghasilkan radionuklida pemancar
alpha adalah:
13Al
27
+ 0n1 à 11Na24 + α
b. Pemancar Beta
Sebagian besar pemancar beta ini dihasilkan melalui penembakan partikel
neutron pada nuklida stabil. Oleh karena itu di dalam reaktor nuklir
didapatkan berbagai macam pemancar beta. Energi radiasi beta bersifat
kontinu. Pemancar beta sering digunakan dalam kedokteran dan juga dalam
industri untuk mengukur ketebalan materi. Pemancar beta yang sering
digunakan dalam kedokteran misalnya Sr-90, Y-90, P-32, Re-188,
sedangkan untuk industri sering digunakan Sr-90, P-32, Tl-208.
14Si
31
+ 0n1 à 15P32 + β–
27Co
59
+ 0n1 à 28Ni60 + β– + γ
d. Pemancar Neutron
Radiasi neutron dapat dihasilkan dengan interaksi radiasi α dengan bahan
yang dapat melangsungkan reaksi (α,n) seperti unsur Be. Sumber neutron
ini merupakan campuran antara unsur Be dengan radioaktif pemancar α,
misalnya Am-241 yang dibungkus dalam sebuah kapsul, sehingga terjadi
reaksi sebagai berikut.
95Am
241
à 93Np237 + α
4Be
9
+ α à 6C12 + n
2. Pesawat Sinar-X
Secara sederhana proses terbentuknya radiasi sinar-X pada pesawat sinar-X
adalah sebagai berikut perhatikan gambar di bawah ini.
3. Akselerator
Akselerator adalah alat yang digunakan untuk mempercepat partikel
bermuatan (ion). Partikel bermuatan, misalnya proton atau elektron,
dipercepat menggunakan medan listrik dan medan magnit sehingga
mencapai kecepatan yang sangat tinggi.
X + nt à Y1 + Y2 + nc + Q
Suatu inti atom X yang dapat belah (fisil) seperti U-235 ketika ditembak
dengan neutron termal (nt ) akan belah menjadi dua inti radioaktif Y1 dan
Y2. Dalam reaksi pembelahan tersebut juga dilepaskan 2 atau 3 buah
neutron cepat (nc) dan sejumlah energi panas (Q). Oleh karena Y1 dan Y2
merupakan inti-inti yang aktif maka dalam proses tersebut juga
dipancarkan berbagai macam radiasi (α, β dan γ).
Neutron yang dihasilkan dalam reaksi ini juga dapat digunakan untuk
berbagai macam aplikasi dan penelitian, seperti untuk keperluan produksi
zat radioaktif dan analis bahan yang dilakukan di reaktor penelitian
(research reactor).
Dasar Fisika Radiasi Halaman 42
DAFTAR PUSTAKA