Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH INDIVIDU

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KONSEP FARMASI DALAM


KESEHATAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH

NAMA : MILKA TODING BUA

NIM : NH0518047

KELAS : FARMASI A

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada dosen yang telah memberikan tugas ini
kepada mahasiswa sehingga bisa lebih mengetahui dan lebih memahami mata
kuliah “ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KONSEP FARMASI
DALAM KESEHATAN MASYARAKAT” dan makalah ini juga bisa disusun
dengan baik dan rapi. Saya juga berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Makassar, 09 April 2021


DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
II.1 FARMASI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT………………………
II.2 BEBERAPA HAL YANG MELIBATKAN FARMASIS DALAM
KESEHATAN MASYARAKAT…………………………………………………
II.3 AKTIVITAS FARMASIS DALAM PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT…………………………………………………………
II.4 AKTIVITAS FARMASIS PADA KESEHATAN MASYARAKAT DAPAT
DIDASARKAN ATAS 2 KARAKTERISTIK ……………………………………
II.5 TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT OLEH FARMASIS………………
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam
rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa. dalam arti lain, kesehatan
masyarakat adalahkombinasi antara teori (ilmu) dan praktik (seni) yang
bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, dan
meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). untuk mewujudkan hal
ini secara optimal diselenggarakan upaya kesehatan. upaya kesehatan
adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana
kesehatan. sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan
dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang.
selain itu, sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan
pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan.
Pelayanan farmasi merupakan salah satu kegiatan yang menunjang
pelayanan kesehatan yang bermutu. seorang farmasi masuk dalam kegiatan
upaya kesehatan, yang terdiri atas anamnesa kefarmasian, diagnosa
kefarmasian, tindakan kefarmasian dan evaluasi kefarmasian, selain itu
sarana produksi sediaan farmasi (bahan baku obat, fitofarmaka, obat
tradisional, kosmetika, nutrisi tambahan, alat keshatan rumah tangga)
sangat berguna bagi masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Farmasi Dalam Kesehatan Masyarakat


Profesi farmasi hingga kini masih belum sangat dikenal luas oleh
masyarakat. Farmasi juga memiliki peran yang sangat penting dalam kesehatan
masyarakat. Hal ini karena yang paling kompeten tentang obat-obatan adalah
orang-orang farmasi. Keterkaitan farmasis dalam fungsi kesehatan masyarakat
terutam dalam menyusun kebijakan (menyangkut) kesehatan, baik organisasi,
lokal, regional, nasional, maupun internasional. Parameter umum tentang
hubungan farmasis dengan kesehatan masyarakat adalah pengguna anobat
(rasional) yang terkait kebijakan publik. Jika farmasis tidak terlibat dalam
penentuan kebijakan tersebut pelayanan kesehatan masyarakat tidak terlayani
secara optimum.

II. 2 Beberapa hal yang melibatkan farmasis dalam kesehatan masyarakat;

1. Identifikasi health-related public :

Secara luas berprinsip pada epidemiologi, termasuk pengumpulan data yg


diperlukan untuk penentuan penyebab penyakit, efek (obat), penyembuhan
penyakit. masalah yang muncul di antaranya: prevalensi dan insidensi
penyakit, jumlah dan penderitaan ADRs, tingka tkepatuhan minum obat,
biaya, karakteristik peresepan, kesalahan dispensing, dan pengobatan
sendiri.

2. Penentuan prioritas kesehatan :

Lewat proses legislative atau regulasi yaitu penentuana lokasi dana untuk
pelaksanaan pelayanan kesehatan.

3. Health planning :

Setelah prioritas ditentukan, program pelaksanaan disusun secara


sistematik sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Evaluasi program :

Data harus dikumpulkan untuk digunakan sebagai umpan balik bagi proses
perencanaan tugas berikutnya, sehingga sistem menjadi dinamik.

5. Reimbur sement/e conomics :

Alokasi biaya dan pengelolaan nya secara efektif-efisien merupakan faktor


esensial. Kelancaran pembiayaan untuk pelayanan seluruh populasi,
termasuk untuk obat, harus diupayakan secara optimal. 

6. Program legislative atau regulasi :

Penentuan parameter baku mutu pelayanan yang berlaku secara nasional.

7. Increasing access to health services :

farmasis merupakan profesional kesehatan  optimalisasi fungsi.

II.3 Aktivitas farmasis dalam pelayanan kesehatan masyarakat :

1. Imunisasi : Dalam pemberian tidak berperan, namun suplai logistik


merupakan hal yang esensial. Hal yang lebih penting adalah peran
penyuluh kesehatan pada masyarakat, sehingga dapat meningkat kan
partisipasi.

2. Penyalahgunaan dan penggunaan-salah : Obat, alkohol, merokok,


zataddiktif yang lain, dosis. Pendidikan merupakan prioritas penentu.

3. Penyuluhan penularan penyakit seksual : AIDS pendidikan perilaku sehat.

4. Keluarga berencana : Penyuluhan dan penyebaran informasi kesehatan:


informasidiit, latihan fisik, konsep health believe.

5. Model, adopsi-inovasi, penggunaan obat secara benar.

6. Fluoridation : Keseimbangan elektrolit air bersih, kesehatan gigi.

7. Promosi kesehatan.
8. Pencegahan keracunan : Tindakan awal, pertolongan pertama kesehatan,
pemberian antidotum.

9. Quackery : Obesity, penyakit degeneratif, kronik, menular.

10. Persiapan penanggulangan bahaya dan keadaan darurat : Perencanaan


penanggulangan bahaya banjir, gempa, epidemi, pandemi, kecelakaan
berat panduan informasi pencegahan, penanggulangan penyakit, pppk
korban, persiapan obat pertama,

11. Pelaksanaannya dalam kelompok terpadu dikelola dengan baik.

12. Perlindungan (monitoring) terhadap lingkungan : Dampak semua bentuk


polusi terhadap kesehatan harus diinformasikan kepada masyaraka tperan
farmasis sebagai pendidik kesehatan masyarakat/individual.

13. Keamanan tempat kerja : Penjaminan keselamatan tempat kerja,


pengobatan sendiri sebagai pppk, metode pelaporan dan penanggulangan,
sehingga dapat segera mendapat penatalaksanaan yang benar, serta
mencegah terulang kembali kejadian yg mirip.

II.4 Aktivitas Farmasis Pada Kesehatan Masyarakat Dapat Didasarkan atas


2 Karakteristik:
1. Sebagai professional :
Kewajiban dan tugas utamanya adalah kesejahteraan pasien di atas
kepentingan sendiri, ekonomi, interes.
2. Sebagai warganegara yg menikmati penghormatan khusus (unusual) dari
public :
Kewajibannya adalah pengembangan pengabdian profesi (privileged
position) untuk kepentingan publik (masyarakat)à pelayanan kesehatan.
II.5 Tingkat Pencegahan  Penyakit Oleh Farmasi
Sebagai seorang tenaga profesional, seorang apoteker hendaknya berperan
dalam membantu upaya pemerintah dalam menciptakan masyarakat indonesia
yang sehat dan mandiri. apoteker khususnya harus berperan aktif dalam
penanganan penyakit-penyakit yang membutuhkan pengobatan jangka panjang,
memiliki prevalensi yang tinggi dan juga membahayakan jiwa. penyakit hati
termasuk penyakit yang cukup banyak diderita masyarakat indonesia,
jenisnya beragam dan membutuhkan penanganan yang berbeda.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
·          Pelayanan farmasi merupakan salah satu kegiatan yang menunjang pelayanan
kesehatan yang bermutu. seorang farmasi masuk dalam kegiatan upaya kesehatan,
yang terdiri atas anamnesa kefarmasian, diagnosa kefarmasian, tindakan
kefarmasian dan evaluasi kefarmasian, selain itu sarana produksi sediaan farmasi
(bahan baku obat, fitofarmaka, obat tradisional, kosmetika, nutrisi tambahan, alat
keshatan rumah tangga) sangat berguna bagi masyarakat.
    Masyarakat dapat melakukan pengobatan sendiri yang disebut swamedikasi
namun harus mencari informasi obat yang sesuai dengan penyakitnya sesuai
dengan arahan seorang farmasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.budilukmanto.org/index.php/perawatan-hepatitis/177-peran-apoteker?
tmpl=component&print=1&page=

http://swamedikasi.wordpress.com/

http://www.umy.ac.id/profesi-farmasi-perlu-dikenalkan-pada-masyarakat.html

http://ilmukesmas.com/upaya-peningkatan-kesehatan-masyarakat/

http://filosofi-konsep-diri-profesi-farmasi.ppt

notoadmodjo,soekadjo prof dr.2008.promosi kesehatan dan ilmu perilaku;rineka


cipta.jakarta

puji wahyuningsih, heni.dkk. hen.2009.dasar-dasar ilmu kesehatan masyarakat


dalam ilmu kesehatan masyarakat dalam kebidanan;fitramaya,jogjakarta.

iqbal mubarak,wahid.2012.ilmu kesehatan masyarakat:konsep dan aplikasi dalam


kebidanan;salemba medika,jakarta

syafrudin,dkk.2009.buku ajar ilmu kesehatan masyarakat untuk mahasiswa


kebidanan;cv.trans info media, jakarta.

http://isnopugel.wordpress.com/2011/03/28/strategi-promosi-kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai