Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

BAHAN-BAHAN PITU/KATUP

4.1 Jenis bahan yang umum dipakai utnuk pintu/katup

4.1.1 Bahan dasae besi ( iron )

1) Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan

untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang

merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi

juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu

karena beberapa hal, diantaranya:

Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,

Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan

Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak

kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang

menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi

menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk

kebanyakan penggunaan besi.

2) Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur

paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat

mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan
lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom

(chromium), vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan sesuai grade-nya. Fungsi

karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan kandungan karbon dan unsur

paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan

karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya

(tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta

menurunkan keuletannya

3) Baja karbon

Baja karbon rendah

kandungan karbonnya < 0,25%C

 tidak responsif terhadap perlakuan panas yang bertujuan membentuk martensit

 metode penguatannya dengan “Cold Working” ìstruktur mikronya terdiri ferit dan

perlit

 relatif lunak dan lemah ìulet dan tangguh

 mampu mesin dan mampu lasnya baik

 murah

 aplikasi : bodi mobil,bentuk struktur (profil I, L, C, H), pipa saluran

Baja karbon medium

kandungan karbonnya: 0,25 – 0,6%C

 dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing,

quenching, dan tempering


 banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya

martensit

 lebih kuat dari baja karbon rendah

 aplikasi :poros, roda gigi, crankshaft

Baja karbon tinggi

kandungan karbonnya: 0,6 < % C ≤ 1,7

 dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing,

quenching, dan tempering

 banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya

martensit

 paling keras, paling kuat, paling getas di antara baja karbon lainnya

 tahan aus

 aplikasi :pegas, pisau cukur, kawat kekuatan tinggi, rel kereta api,perkakas

potong, dies

4) Baja anti karat ( stainless steel ) adalah baja campuran yang memiliki kandungan Chrome

( Cr ) 11% sampai 18 % .Baja ini mempunyai sifat tahan terhadap karat.

4.1.2 Bronze (Cu)

Bronze adalah metal campuran dengan bahan dasar Copper (Cu ). Bahan campuran

terdiri dari phospor, mangan.aluminium dan silica.


4.2 Satandar Material/bahan

4.2.1 Bahan metal

Standar material yang umum digunakan dalam mendesain pintu/katup masih banyak

menggunakan standar asing (JIS, DIN, ASTM) khusus bahan pintu air/katup. Hal ini karena di

Indonesia belum ada standar bahan khusus pintu seperti yang dikeluarkan oleh Jepang. Namun

untuk bahan yang sifatnya konstruksi umum digunakan standar SNI.

Sebagai referensi dapat dilihat dalam tabel berikut ini yang berisi nama bahan, satandar dan

simbul untuk bahan pintu/katup :

Nama Standar Simbul Penggunaan


Baja giling untuk Daun pintu, balok
struktur umum ( Rolled JIS G 3101 SS 41, penyangga, ramgka
steel for general dudukan alat angkat,
structure ) angker pengikat.
Baja giling untuk JIS G3i06 SM 41 A ( B, C ) Daun pintu, balok
etruktur yang dilas ( SM 50 A ( B ) penyangga, ramgka
Rolled steel for welded dudukan alat angkat,
structure ) angker pengikat.
Baja karbon untu JIS G4051 S 25 C, S 45 C, Roda gigi, as roda gigi,
struktur mesin ( Carbon as transmisi.
steel for machine
structure )
Baja as/bulat anti karat JIS G4303 SUS 304, SUS 403, As roda, as sheave,
( Stainless steel bar ) SUS 410 As piston hidrolik
Baja pelat anti karat ( JIS G3404 SUS 304, SUS 403, Landasan seal, landasan
Hot rolled stainless SUS 410 roda, landasan luncur
steel sheets and plates ) pintu.
Besi cor abu-abu (Grey JIS G3501 FC 20, FC 25 Bagian /komponen alat
Cast iron ) angkat, sheave
Baja Karbon Cor ( JIS G 5101 SC 42, SC 46 Roda,hoist, silinder
Carbon steel casting ) hidrolik,sheave, drum
Bronze Cor (Bronze JIS H5111 BC 2, BC 3, BC 6 Pelat luncur, pelat
casting ) perapat, bushing
Bronze Pospor Cor ( JIS H5113 PBC2, PBC2B, PBC3B Bushing, roda gigi
Phosphorus Bronze cacing ( worm gear )
Casting )
Sling baja ( Wire rope ) JIS G3525 6 x 37 Kabel angkat
Ductile cast Iron Rumah/ body katup,
wedge katup

4.2.2 Karet seal

` Seal karet adalah bahan perapat yang pling luas pemakaiannya dalam pekerjaan pintu air. Seal

karet dibuat dari bahan camapuran (70 – 80 % )karet alam dan sisanya dari bahan sintetis. Seal karet

untuk pintu air mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

SIFAT NILAI

2
Tegangan tarik 210 kg/cm
Ultimit Elongation 450 % minimum
Durometer hardness ( shore tipe A ) 60 to 70
Specifik gravity 1.1 – 1.3
0
Water absorbtion (70 C for 48 hours) 5 % max by weight

Compression Set 30 % max


Tensile stregth after bomb aging for 48 80 % min of tensile strength
0
Hours at 70 C before aging

Natural rubber as basic material 70 % of total weigth

4.3 Korosi bahan

4.3.1 Proses korosi

1) Proses korosi

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam

dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak

dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang

paling lazim adalah perkaratan besi.


Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami

reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat

besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu

berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak

sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)

atau

O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III)

yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian

mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai

katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan

logam itu.

Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi

secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.


2) Faktor yang berpengaruh

1. Kelembaban udara

2. Elektrolit

3. Zat terlarut pembentuk asam (CO2, SO2)

4. Adanya O2

5. Lapisan pada permukaan logam

6. Letak logam dalam deret potensial reduksi

3) Mencegah Korosi

1. Dicat

2. Dilapisi logam yang lebih mulia

3. Dilapisi logam yang lebih mudah teroksidasi

4. Menanam batang-batang logam yang lebih aktif dekat logam besi /baja

5. Dicampur dengan logam lain

4.3.2 Pencegahan korosi melalui perancangan

Pada kebanyakan struktur engineering, titik yang paling lemah adalah kurangnya

perhatian pada pengendalian korosi selam tahapan perancangan. Prinsip perancangan

yang baik untuk meminimumkan masalah korosi telah ada sejak lama. Dalam merancang

peralatan konstruksi besi/baja dalam hal ini pintu/katup, harus mempertimbangkan kodisi

lingkungan dan air yang dapat mempengaruhi /bisa mengakibatkan terjadinya dan atau

mempercepat proses korosi pada bahan. Dalam perancangan pintu air yang perlu

diperhatikan dalam mempertahankan umur konstruksi adalah :


 Hindarkan semua sel korosi dwilogam yang tidak perlu.

Konstruksi yang menggandengkan dua logam yang berbeda dimana disekitarnya

ada sel-sel aerrasi maka karena karakteristik dua logam tadi dengan adanya

kantong aerasi maka proses korosi akan terjadi. Dua logam yang satu menjadi

anode dan yang lain menjadi katode sedangkan dalam kantong aerasi adaa

air/udara sebagai elektrolit masuk ke bagian sambungan dua logam maka akan

terjadi proses korosi.

 .Hindarkan sel-sel aerasi

Diatas telah dijelaskan bahwa adanya sel/kantong aerasi dapat menampung air

atau udara yang dapat mempercepat proses korosi. Oleh sebab itu, segala upaya

harus dilakukan guna mencegah menggenangnya embun atau air dipermukaan

yan cukup lama. Semua bagian yang dapat memerangkap embun atau air perlu

disumbat, dilenglapi lubang-lubang pengering, atau diberi aliran udara yang

lancar unruk menguapkan air. Permukaan yang mengalami kontak langsung

dengan air harus dilindungi dengan cat atau sistim proteksi katodik.

Contoh beberapa bentuk kostruksi yang baik dan tidak baik:

Tidak baik baik Worse better best


 Gunakan material anatikarat untuk konponen-komponen yang bergesek ( as roda,

landasan roda atau seal karet, as sheave , seat & face katup) dan bronze untuk

bushing, seat&face katup, sepatu luncur pintu.

 Lapisi permukaan dengan cat.

4.4 Pengcatan pintu air

Seperti telah disinggung dalam pembahasan sebelumnya bahwa pengecatan adalah

salah satu cara /tindakan dalam melindungi konstuksi baja dari proses karat. Kualitas

perlindungan yang berhasil baik sangat tergantung dari jenis cat/spsifikasi, proses

pembersihan permukaan benda yang akan dicat, pelaksanaan pengecatan.termasuk kondisi

ruang/temperature saat pengecatan.

4.4.1 Pembersihan permukaan

1) Pembersihan dengan menyemprot dengan pasir atau butirn besi

Permukaan yang akan dicat terlebih dahulu dibersihakan agar lapisan dapat menempel

secara kuat pada permukaan besi/baja. Bahan yang disemprotkan bisa dipakai pasir

kwarsa yang kering dan bersih dari kandungan air alut/garam. Penggunaan pasir sebagai

bahan pembersih hanya dapat dipakai sekali semprot karena pasir yang disemprotkan

telah menjadi halus sehingga penggunaan berikutnya akan tidak tajam lagi dan hasil

semprotan tidak memenuhi syarat.

Bahan yang lebih baik adalah butiran besi (steel grit) yang dapat dipakai berulang ,

beberapa kali semprot. Pengunaan butiran besi secara beulang harus tetap dalam keadaan

bersih dari debu dan kering. Permukaan yang bersih setelah disemptrot kekasarannya min

70% , atau mencapai warna kelabu .

2) Pembersihan dengan alat


Pembersihan permukaan terutama pada komponen yang kecil atau komponen karena

suatu tidak bisa dibersihkan dengan cara semprot, dapat digunakan peralatn seperti sikat

kawat baja, atau mesin pembersih . Pembersihan kampuh las sangat penting agar bagian-

bagian kampuh las dapat dicat dengan baik. Kampuh las merupakan bagian yang sangat

kritis terjadinya korosi.

3) Pembersihan dengan larutan

Setelah dilakukan penyemprotan maka pembersihan dilanjutkan dengan menggunakan

bahan peltur cair untuk membersihkan dari debu atau kotoran-kotoran lain yang

menmpel.

4.4.2 Jenis-jenis cat

Untuk pengecatan pintu air yang kontak langsung dengan air permukaan didarat maka jenis

cat yang umum digunakan dan yangsesuai dengan lapisan cat yng ditentukan adalah sebagai

tabel berikut:

Semua daun pintu dan permukaan gauide frame yang tiadak tertanam dipier beton

Process Place Paint Name Color Coating D.F.T(mi Coating Thiner


Method crons) Interval
(name & ratio)

Primer Shop Zinc-rich epoxcy Grey Airless Spray 20 Min16 hours SD Zinc Pimer ZE
Thiner
Primer (Organic)

1st Coat Shop Coaltar epoxcy Black & Airless Spray 150 Min.6 hours Eposeal Thinner
resin Brown

2nd Coat Shop Coaltar epoxcy Black & Airless Spray 150 Min.6 hours Eposeal Thinner
resin Brown

3rd Coat Shop Coaltar epoxcy Black & Airless Spray 150 Min.6 hours Eposeal Thinner
resin Brown
Semua permukaan kecuali yang disebutkan didalam Sisti A ( Alat angkat , Guide
Frame yang terletak diatas pier beton).

Process Place Paint Name Color Coating D.F.T Coating Interval Thiner
Method
(microns) (name &
ratio)

Primer Shop Zinc-rich epoxcy Grey Airless Spray 20 Min16 hours ZE Thiner

Primer (Organic)

1st Coat Shop Chlorinated rubber Blue Airless Spray 35 Min.16 hours Rabamari
paint ne Thiner
(under coat)

2nd Coat Shop Chlorinated rubber Blue Airless Spray 35 Min.16 hours Rabamari
(under coat) paint ne Thiner

3rd Coat Shop Chlorinated rubber Blue Airless Spray 35 Min.16 hours Rabamari
(intermidiate paint ne Thiner
coat)

4th Coat Shop Chlorinated rubber Blue Airless Spray 35 Min.16 hours Rabamari
(finish coat) paint ne Thiner

Anda mungkin juga menyukai