Disusun oleh :
201610101121
Ketika mandibula bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain, baik waktu membuka
atau menutup mulut, kondilus pada sisi tempat mandibula bergerak akan berotasi
minimal dan bergerak sedikit kedepan, kebawah dan ke lateral. Bila mandibula
bergerak ke kanan, kondilus kiri akan bergerak kebawah, kedepan dan ke dalam seraya
berkontak dengan meniskus dan eminensia. Kondilus kanan hanya sedikit berotasi
karena kutub lateralnya dibatasi oleh ligament temporomandibula dan tidak dapat
bergerak ke belakang lebih dari 1 mm. Oleh karena itu, kondilus akan bergerak ke
lateral dan sedikit kedepan serta kebawah karena aksi kombinasi dari otot pterygoideus
lateralis kiri dan pterygoideus dan fossa antagonis. Keadaan ini sebagai evasif dan
kondilus yang disebut dalam keadaan istirahat. Tentu saja, gaya yang menimbulkan
gerakan berasal dari sisi kiri dan kondilus kanan bergerak sebisa mungkin dalam
batasan. Bila gerakan ini terhalang atau berubah karena kontak gigi yang tidak terduga,
pola aktivitas otot akan berubah menjadi kurang menguntungkan. Ini hanya
merupakan salah satu komponen dari gerak membuka atau menutup mulut.
Dalam setiap sendi, gerak membuka rahang memiliki 2 komponen aktif. Yang
pertama, terdapat gerak rotasi hingga pada bagian bawah. Pergerakan yang kedua,
gerak meluncur kedepan dari kondilus, terjadi pada bagian atas. Disini kondilus
bergerak kebawah, kedepan dan ke eminantia artikularis. Selama gerak horizontal ke
samping dari rahang, kondilus ipsilateral berputar dengan sedikit perpindahan ke
lateral. Gerak ini dikenal sebagai bennete. Selain itu, juga terdapat pergeseran kedepan
dan gerak berputar dari kondilus kontralateral.
Postur dan pergerakan rahang meliputi gerak rahang meliputi gerak mengatur
yang sangat rumit dari semua otot pada sekelompok tersebut sehingga tidak dapat
dipisahkan menjadi kelompok agonistik dan antagonistik. Mungkin hasil
elektromiograf paling jelas berhubungan dengan aksi berlawanan dari kepala superior
dan inferior dari lateral pterygoideus. Kepala superior yang melekat pada meniskus,
tidak aktif selama gerak membuka ketika kepala inferior yang melekat pada kondilus
berkontraksi. Selama gerak menutup dan menggigit yang normal, kepala superior
menjadi aktif sedang kepala inferior tetap diam.
Selama gerak membuka yang normal, meniskus akan mengikuti gerak kondilus
ketika kondilus bergerak kedepan dengan kontraksi kepala inferior dari lateral
pterygoideus, lamela superior dari perlekatan posterior diskus yang elastik akan
merenggang. Pada saat menutup mulut dan menggigit, bila kepala inferior relaksasi,
lamela superior yang elastik kembali ketempatnya bersama dengan perlekatan lamela
inferior yang lebih kaku, lalu menarik meniskus ke belakang.
10. Gerak menutup
Penggerak utama adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, dan
muskulus pterygoideus medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi, dari
menutup pada posisi protrusi penuh sampai menutup pada keadaan prosesus
kondiloideus berada pada posisi paling posterior dalam fosa glenoidalis. Gerak
menutup pada posisi protrusi memerlukan kontraksi muskulus pterygoideus lateralis,
yang dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Caput mandibula akan tetap pada
posisi ke depan pada eminensia artikularis. Pada gerak menutup retrusi, serabut
posterior muskulus temporalis akan bekerja bersama dengan muskulus masseter untuk
mengembalikan prosesus kondiloideus ke dalam fosa glenoidalis, sehingga gigi geligi
dapat saling berkontak pada oklusi normal
Pada gerak menutup cavum oris, kekuatan yang dikeluarkan otot pengunyahan
akan diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas. Muskulus
pterygoideus lateralis dan serabut posterior muskulus temporalis cenderung
menghilangkan tekanan dari caput mandibula pada saat otot-otot ini berkontraksi,
yaitu dengan sedikit mendepresi caput selama gigi geligi menggeretak. Keadaan ini
berhubungan dengan fakta bahwa sumbu rotasi mandibula akan melintas di sekitar
ramus, di daerah manapun di dekat orifisum canalis mandibular. Walaupun demikian
masih diperdebatkan tentang apakah articulatio temporomandibula merupakan sendi
yang tahan terhadap stres atau tidak. Hasil-hasil penelitian mutakhir dengan
menggunakan model fotoelastik dan dengan cahaya polarisasi pada berbagai kondisi
beban menunjukkan bahwa artikulasio ini langsung berperan dalam mekanisme stress.
11. Protrusi
Pada kasus protrusi bilateral, kedua prosesus kondiloideus bergerak ke depan
dan ke bawah pada eminensia artikularis dan gigi geligi akan tetap pada kontak
meluncur yang tertutup. Penggerak utama pada keadaan ini adalah muskulus
pterygoideus lateralis dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Serabut posterior
muskulus temporalis merupakan antagonis dari kontraksi muskulus pterygoideus
lateralis. Muskulus masseter, muskulus pterygoideus medialis dan serabut anterior
muskulus temporalis akan berupaya mempertahankan tonus kontraksi untuk mencegah
gerak rotasi dari mandibula yang akan memisahkan gigi geligi. Kontraksi muskulus
pterygoideus lateralis juga akan menarik discus artikularis ke bawah dan ke depan
menuju eminensia artikularis. Daerah perlekatan fibroelastik posterior dari diskus ke
fissura tympanosquamosa dan ligamen capsularis akan berfungsi membatasi kisaran
gerak protrusi ini .
12. Retrusi
Selama pergerakan, kaput mandibula bersama dengan discus artikularisnya akan
meluncur ke arah fosa mandibularis melalui kontraksi serabut posterior muskulus
temporalis. Muskulus pterygoideus lateralis adalah otot antagonis dan akan relaks pada
keadaan tersebut .
Otot-otot pengunyahan lainnya akan berfungsi mempertahankan tonus kontraksi
dan menjaga agar gigi geligi tetap pada kontak meluncur. Elastisitas bagian posterior
discus articularis dan capsula articulatio temporomandibularis akan dapat menahan
agar diskus tetap berada pada hubungan yang tepat terhadap caput mandibula ketika
prosesus kondiloideus bergerak ke belakang .
13. Luncuran Lateral (Gerak Bennete)
Ketika mandibula bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain, baik waktu
membuka atau menutup mulut, kondilus pada sisi tempat mandibula bergerak akan
berotasi minimal dan bergerak sedikit kedepan, kebawah dan ke lateral. Bila
mandibula bergerak ke kanan, kondilus kiri akan bergerak kebawah, kedepan dan ke
dalam seraya berkontak dengan meniskus dan eminensia. Kondilus kanan hanya
sedikit berotasi karena kutub lateralnya dibatasi oleh ligament temporomandibula dan
tidak dapat bergerak ke belakang lebih dari 1 mm. Oleh karena itu, kondilus akan
bergerak ke lateral dan sedikit kedepan serta kebawah karena aksi kombinasi dari otot
pterygoideus lateralis kiri dan pterygoideus dan fossa antagonis. Keadaan ini sebagai
evasif dan kondilus yang disebut dalam keadaan istirahat. Tentu saja, gaya yang
menimbulkan gerakan berasal dari sisi kiri dan kondilus kanan bergerak sebisa
mungkin dalam batasan. Bila gerakan ini terhalang atau berubah karena kontak gigi
yang tidak terduga, pola aktivitas otot akan berubah menjadi kurang menguntungkan.
Ini hanya merupakan salah satu komponen dari gerak membuka atau menutup mulut.
Dalam setiap sendi, gerak membuka rahang memiliki 2 komponen aktif.
Yang pertama, terdapat gerak rotasi hingga pada bagian bawah. Pergerakan yang
kedua, gerak meluncur kedepan dari kondilus, terjadi pada bagian atas. Disini kondilus
bergerak kebawah, kedepan dan ke eminantia artikularis. Selama gerak horizontal ke
samping dari rahang, kondilus ipsilateral berputar dengan sedikit perpindahan ke
lateral. Gerak ini dikenal sebagai bennete. Selain itu, juga terdapat pergeseran kedepan
dan gerak berputar dari kondilus kontralateral.
Postur dan pergerakan rahang meliputi gerak rahang meliputi gerak
mengatur yang sangat rumit dari semua otot pada sekelompok tersebut sehingga tidak
dapat dipisahkan menjadi kelompok agonistik dan antagonistik. Mungkin hasil
elektromiograf paling jelas berhubungan dengan aksi berlawanan dari kepala superior
dan inferior dari lateral pterygoideus. Kepala superior yang melekat pada meniskus,
tidak aktif selama gerak membuka ketika kepala inferior yang melekat pada kondilus
berkontraksi. Selama gerak menutup dan menggigit yang normal, kepala superior
menjadi aktif sedang kepala inferior tetap diam.
Selama gerak membuka yang normal, meniskus akan mengikuti gerak
kondilus ketika kondilus bergerak kedepan dengan kontraksi kepala inferior dari
lateral pterygoideus, lamela superior dari perlekatan posterior diskus yang elastik akan
merenggang. Pada saat menutup mulut dan menggigit, bila kepala inferior relaksasi,
lamela superior yang elastik kembali ketempatnya bersama dengan perlekatan lamela
inferior yang lebih kaku, lalu menarik meniskus ke belakang.
1.3 Kelainan Temporomandibular Joint
Nyeri yang dirasakan pada persendian ini dapat dikarenakan oleh beberapa factor
seperti, penggunaan yang berlebihan pada daerah yang bersangkutan, contohnya adalah pada
individu yang mempunyai kebiasaan buruk mengerat gigi (bruxism), sering menguap,
mengunyah cenderung pada satu sisi. Hal ini menyebabkan pemberian beban yang terus
menerus pada daerah persendian. Faktor lain yang terlibat adalah faktor maloklusi gigi
terutama pertumbuhan gigi geraham belakang yang tidak normal dapat menyebabkan
desakan yang terus menerus serta adanya kelainan anatomi rahang dapat berakibat
menimbulkan rasa nyeri pada TMJ.
Penggunaan berlebih pada diskus dan ligament-ligamen yang berhubungan dengan
TMJ dapat menyebabkan fleksibilitas pada discus dan ligament tersebut menurun, dan bila
tidak ditanggulangi dan terus berlanjut akan menyebabkan inflamasi yang berakhir pada
rupture discus dan ligament yang akan menimbulkan sensasi nyeri pada individu. Selain
terjadinya inflamasi pada discus, dapat pula terjadi inflamasi dari otot akibat hiperfungsi dari
system musculoskeletal yang akan menimbulkan nyeri juga.
Sensasi nyeri juga dapat timbul oleh karena adanya iskemi lokal yang disebabkan
karena hiperfungsi dari kontraksi otot yang mengakibatkan mikrosirkulasi tidak adekuat. Hal
ini akan menyebabkan nutrisi pada jaringan akan berkurang sehingga menyebabkan iskemik
pada jaringan tersebut yang akan menimbulkan sensasi nyeri.
Persendian pada temperomandibular ini sama seperti persendian di daerah tubuh
lainnya, dimana dapat juga terjadi hal-hal seperti osteoarthritis, rheumatoid arthritis dan
jenis-jenis inflamasi lainnya didaerah persendian ini yang akan menimbulkan sensasi nyeri
juga. Osteoartritis adalah kondisi dimana sendi terasa nyeri akibat inflamasi yang
diakibatkan gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis (OA) merupakan
penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Sedangkan
rheumatoid arthritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun dengan karakteristik sinovitis
erosif simetris sebagian besar pasien menunjukkan gejala penyakit kronik hilang timbul dan
apabila tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan persendian dan deformitas sendi
progresif yang berakhir pada disabilitas.
✓
BAB II
HASIL PENGAMATAN
2.1 Pemeriksaan Gerakan STM Secara Palpasi
Jenis kelamin
Gerakan
Perubahan kondil
orang coba mandibula
• Membuka = kondilus menuju
depan, ramus belakang
• Menutup = kondilus kembali
ke fossa articularis
Antero-posterior • Anterior = kondilus dan ramus
kedepan
• Posterior = kondilus dan
mandibular kembali ke posisi
normal
Perempuan Kanan : Kondil kiri menonjol
Lateral
Kiri : Kondil kanan menonjol
Jenis Kelamin
Gerakan STM (sakit/krepitasi/clicking/poping/…)
orang coba
Normal, tidak sakit, tidak terdengar krepiasi,
Perempuan
clicking, poping
Bunyi Tidak
stetoskope ֿ ✓