Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PSIKOLOGI

DiSusun Kelompok 1:

1. M. Fajar Mizam Zami

2. Selfina

3. Anisa Fitria Hasanah

4. Winda Widyanti Dunggio

5. Ragil Anggraeni

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D3


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................

1. Latar Belakang.............................................................................

2. Rumusan Masalah........................................................................

3. Tujuan Penulisan.........................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................

1. Apa itu Psikologi?........................................................................

2. Aspek Aspek Psikologi................................................................

3. Mengapa kita Belajar Psikologi...................................................

4. Cabang Cabang Psikologi............................................................

5. Sejarah Psikologi..........................................................................

6. Tahap Perkembangan Manusia dalam ilmu Psikologi.................

BAB 3 PENUTUP..................................................................................

1. Kesimpulan...................................................................................

2. Saran.............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan


nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah Psikologi dengan judul “ Psikologi”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Purwokerto, 11 September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.   Latar Belakang

Manusia adalah mahluk sosial, yang kesehariannya selalu berintraksi


dengan mahluk lainnya. Baik itu sesama manusia atau lingkungan
sekitar nya. Dari sifat sosialnya inilah yang membawa pengaruh
terhadap berbagai aspek dari kehidupannya, disadari ataupun tidak
disadari, sebagai contoh: orang tua kita dalam mendidik kita kadang
terpengaruh oleh orang tuanya ketika mendidiknya, atau seorang guru
yang menganut faham gurunya dalam mendidik muridnya.
 
Dari pengaruh itulah, kadang tanpa disadari kita telah mempelajari
psikologi. Yang mana psikologi adalah disiplin ilmu yang didalamnya
mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan perilaku. Maka sudah
sewajarnya kalau Rita L. Atkinson mengatakan kalau “Tidak ada
orang pada kini yang mengaku tidak mengenal psikologi”. Maka dari
itu penulis mencoba untuk menulis makalah ini yang didalamnya
menjelaskan sesuatu yang berhubungan dengan psikologi. Dengan
mengangkat judul “Pengertian Psikologi,Aspek Psikologi,Mengapa
kita Belajar Psikologi,Cabang Psikologi,Sejarah Psikologi”
2.   Rumusan Masalah
1. Apa itu Psikologi?
2. Aspek aspek Psikologi
3. Mengapa kita belajar Psikologi
4. Cabang cabang Psikologi
5. Sejarah Psikologi
6. Tahap Perkembangan Manusia dalam ilmu Psikologi

3.   Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Pengertian Psikologi
2. Agar dapat Mengetahui Aspek aspek Psikologi
3. Untuk Menambah ilmu tentang Psikologi
4. Agar dapat Mengetahui Cabang cabang Psikologi
5. Agar dapat Mengetahui Sejarah Psikolog
6.Agar Mengetahui Tahap Perkembangan Manusia dalam ilmu
Psikologi
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertan Psikologi

Pengertian psikologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu


terapan yang mempelajari mengenai perilaku, fungsi mental, dan
proses mental manusia melalui prosedur ilmiah.

Pendapat lain mengatakan arti psikologi adalah ilmu yang


mempelajari tentang tingkah laku dan kejiwaan manusia. Pada
praktiknya, ilmu psikologi melakukan pengamatan dan analisis
terhadap suatu organisme berdasarkan pengalaman yang diperoleh
melalui panca indera.

Secara etimologis istilah “psikologi” berasal dari bahasa latin, yaitu


“psyche” yang artinya jiwa dan “logos” yang artinya pengetahuan.
Sehingga pengertian psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari kejiwaan, baik manusia maupun organisme lainnya.

2. Aspek aspek Psikologi

1. Motif ingin tahu

Setiap orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya.


Kita memerlukan kerangka rujukan untuk mengevaluasi situasi baru
dan mengarahkan tindakan yang sesuai. Karena kecendrungan untuk
memahami dan memberi arti pada apa yang dialami, bila informasi
yang diperoleh bersifat terbatas, maka orang akan mencari jawaban
sendiri.

Orang akan menarik kesimpulan sendiri tanpa menunggu informasi itu


lengkap terlebih dahulu. Misalnya bila hujan tiba-tiba turun dengan
lebat siang ini, maka orang akan menafsirkannya karena tadi  pagi Pak
Ali yang dermawan meninggal dunia.
2. Motif kompetensi

Setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mempunyai kemampuan


untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Perasaan mampu ini
sangat bergantung pada perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional. Motif kompetensi ini berhubungan erat dengan kebutuhan
akan rasa aman, misalnya kita ingin memproleh jaminan masa depan,
jaminan bahwa anak kita bisa sekolah dengan baik. Bila orang sudah
memenuhi kebutuhan biologinya, yakin bahwa  masa depannya akan
lebih baik, maka ia dianggap sudah memenuhi kebutuhannya akan
kemampuan diri (kompetensi).

3. Motif cinta

Perasaan dan kemampuan mencintai dan dicintai adalah hal yang


esensial dari perkembangan kepribadian manusia. Setiap orang ingin
diterima di dalam kelompoknya sebagai anggota secara sukarela.
Berbagai penelitan membuktikan bahwa kebutuhan akan kasih sayang
yang tidak terpenuhi akan menimbulkan perilaku manusia yang
kurang baik; orang akan menjadi agresif; kesepian; pendiam, dan
bahkan bisa bunuh diri. Konsep utamanya adalah
keterasingan/alienasi. Jika seseorang merasa terasing dari lingkungan
di mana dia berada, maka akan berakibat buruk pada kepribadian dan
perilakunya.

4. Motif harga diri dan kebutuhan akan identitas

Erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan


dan memperoleh kasih sayang, ialah kebutuhan untuk menunjukkan
eksistensi di dunia. Kita ingin kehadiran kita di manapun kita berada
diperhitungkan oleh orang-orang di sekitar kita. Hilangnya identitas
diri akan menimbulkan perilaku yang patologis seperti gelisah,
impulsif, mudah terpengaruh, dan sebagainya

5. Kebutuhan akan nilai dan makna hidup

Dalam kehidupannya, manusia memerlukan nilai-nilai yang berguna


untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan atau memberikan
makna pada kehidupannya. Nilai adalah sesuatu hal yang berguna atau
berharga bagi manusia sebagai subyek, dalam rangka mencapai tujuan
dalam hidup dan kehidupannya. Nilai itu sangat luas dan bisa
mengacu pada apa saja seperti perjuangan, kasih sayang, solidaritas,
kesopanan, ekonomi, sahabat, dan sebagainya.

6. Kebutuhan akan pemenuhan diri

Manusia bukan saja ingin mempertahankan kehidupannya, akan tetapi


ia juga butuh peningkatan kualitas kehidupan. Kebutuhan akan
pemenuhan diri ini dilakukan melalui berbagai yakni menggunakan
dan mengembangkan segenap potensi kita dengan cara kreatif
konstruktif, misalnya dengan seni, musik, lukis, dan lain-lain.

Juga memperkaya kualitas kehidupan dengan memperluas


rentangandan kualitas pengalaman serta pemuasan, misalnya dengan
piknik, jalan-jalan ke tempat wisata, atau berkunjung ke tempat-
tempat yang bersejarah. Membentuk hubungan yang hangat dan
berarti dengan orang-orang lain di sekitar kita, misalnya bersikap
ramah dan toleran pada orang lain. Berusaha ”memanusiakan” diri,
dalam arti menjadi pribadi/person yang didambakan orang dan berarti
bagi orang lain, atau mampu membahagiakan orang lain.

7. Sikap dan Emosi

Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan
yang paling banyak didefinisikan. Sikap mempunyai daya pendorong
atau motivasi dan relatif  lebih menetap. Sikap mengandung aspek
avaluatif yang berarti mengandung nilai menyenangkan atau tidak
menyenangkan,Sikap timbul dari pengalaman , tidak dibawa sejak
lahir.

Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh


gejala-gejala kesadaran, keprilakuan, dan proses psikologis. Emosi
tidak selalu jelek, emosi memberikan bumbu kepada kehidupan, tanpa
emosi kita sering gersang. Ada empat fungsi emosi (Coleman dan
Hammaen): Emosi adalah pembangkit energi (energizer), Emosi
adalah pembawa emosi (messenger), Emosi bukan saja pembawa
informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga membawa
pesan dalam komunikasi interpersonal. Emosi juga merupakan sumber
informasi tentang keberhasilan kita.
8. Kepercayaan

Kepercayaan adalah komponen kognitif dari faktor sosiopsikologis.


Kepercayaan adalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar, atau salah,
atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman,atau intuisi.
Sesungguhnya isi dari pengetahuan adalah juga kepercayaan, hanya
bobot dari kepercayaan itu lebih kuat dan mendalam dari hanya
sekedar pengetahuan

9. Kebiasaan

Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung


secara otomatis tidak direncanakan. Kebiasaan mungkin merupakan
hasil pelaziman yang berlangsungpada waktu yang lama atau sebagai
reaksi khas yang diulangi seseorang berkali-kali

10. Kemauan

kemauan erat kaitannya dengan tindakan, bahkan ada yang


mendefinisikan kemauan sebagai tindakan yang merupakan usaha
seseorang untuk mencapai tujuan. Perilaku manusia merupakan
konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur
sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Dengan perilaku yang
baik maka manusia dapat  menempatkan atau membawa diri, atau cara
merasakan, jalan pikiran di lingkungan sekitar dan dapat beradaptasi
dengan baik di masyarakat luas.

3. Mengapa kita Belajar Psikologi?


1. Melalui psikologi kita bisa belajar mengenai perasaan, emosi,
logika dan prilaku manusia.

2. Untuk memperoleh faham tentang gejala - gejala jiwa dan


pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama
manusia pada umumnya dan anak - anak p[ada khususnya.

3. Untuk mengetahui perbuatan - perbuatan jiwa serta


kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku
manusia atau anak.
4. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.

4. Cabang cabang Psikologi

1. Psikologi Sosial

Psikologi sosial mempelajari tingkah laku manusia dalam kaitannya


dengan lingkungan. Studi dalam psikologi sosial terdiri dari pengaruh
sosial, proses bersama individu, serta interaksi kelompok. Dampak
dan pengaruh sosial terhadap tingkah laku individu juga dipelajari
dalam studi psikologi sosial. kemudian, psikologi sosial memiliki
cakupan yang sangat luas dalam berbagai disiplin ilmu.

Bahkan, psikologi sosial juga diaplikasikan dalam industri dan


berbagai disiplin. Sering kali orang tidak sadar telah menggunakan
prinsip psikologi sosial dalam kehidupan sehari-hari, seperti
mengendalikan kelompok dan bagaimana pendapat seseorang
berpengaruh terhadap oranglain. Psikologi sosial juga membahas
mengenai pengaruh budaya terhadap manusia.

2. Psikologi Psikopatologi

Psikologi psikopatologi merupakan cabang dari ilmu psikologi yang


berfokus menyelidiki berbagai gangguan mental serta gejala abnormal
lainnya. Psikologi psikopatologi sangat berkaitan erat dengan
psikologi abnormal bahkan bisa dikatakan psikopatologi merupakan
bagian dari psikologi abnormal. Patologi sendiri diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari gangguan.

3. Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan berfokus pada tingkah laku individu dalam dunia


pendidikan. Psikologi pendidikan juga mempelajari mengenai sistem
pendidikan dan pengaruhnya bagi individu. Proses individu belajar
dan berkembang dan efektivitas intervensi pendidikan juga dibahas
dalam psikologi pendidikan.

Psikologi pendidikan juga membahas mengenai sub kelompok anak


tertentu seperti anak berbakat dan anak dengan kebutuhan khusus.
Psikologi pendidikan mempelajari proses, faktor yang berhubungan
dengan pendidikan manusia dimana psikologi pendidikan bertujuan
untuk meningkatkan dan mengembangkan efisiensi dalam dunia
pendidikan.

4. Psikologi Organisasi

Organisasi merupakan sekelompok orang yang memiliki tujuan


bersama yang ingin dicapai. Tujuan ini biasanya tidak dapat dicapai
oleh individu perorangan. Psikologi organisasi melihat tingkah laku
dan hubungan individu dalam organisasinya terutama dalam dunia
kerja.

Ada banyak prospek kerja psikologi organisasi seperti menjadi


konsultan psikologi organisasi, bekerja sebagai bagian hrd
perusahaan. Namun, pada umumnya  perusahaan perusahaan
menengah ke atas / besar yang membutuhkan bagian ini. Di samping
itu psikologi organisasi ini juga tidak hanya diperusahaan, di
pemerintahaan pun sebenarnya sangat di butuhkan.

5. Psikologi Kriminal

Psikologi kriminal berfokus untuk mempelajari masalah yang


berhubungan dengan kejahatan. Psikologi kriminal lebih populer
disebut sebagai psikologi forensik. Menurut Wrightsman, psikologi
forensik merupakan salah satu bidang kajian psikologi yang bertujuan
dalam membantu proses peradilan hukum.

Psikologi forensik bukan hanya menyangkut tindak kejahatan namun


juga sistem peradilan. Psikologi forensik bertugas mulai dari
mengumpulkan data dan mengolah data sesuai dengan pengetahuan
psikologi untuk kepentingan peradilan. Psikologi forensik di Indonesia
lebih banyak dikenal dalam pelayanan advesorial dalam proses
investigasi dan peradilan. Pada prakteknya, psikolog forensik
memiliki banyak peran mulai dari konsultan, mediator, konsultasi di
persidangan, psikolog lembaga masyarakat dan peneliti kajian
intervensi.
5. Sejarah Psikologi

Sama seperti halnya ilmu-ilmu yang lainnya, psikologi telah


mengalami berbagai perkembangan sejak dahulu hingga sekarang.
Walaupun psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang masih muda,
namun orang di sepanjang sejarah telah memperhatikan psikologi.

Pada zaman sebelum Masehi pun, para filsuf telah membahas tentang
jiwa manusia yang berisi diantaranya tentang pengertian, dalil, serta
aspek-aspek kejiwaan manusia. Pada saat itu pengertian psikologi
banyak dipengaruhi oleh aliran-aliran yang dianut sebelumnya oleh
para filsuf masing-masing. Para ahli ilmu filsafat kuno, seperti Plato
(429-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM) pun telah memikirkan
hakikat jiwa dan gejala-gejalanya. Setelah masa Yunani, Santo
Augustinus (354-430 M) dianggap tokoh besar psikologi modern
karena perhatiannya pada introspeksi dan keingintahuannya tentang
fenomena psikologi, termasuk perilaku bayi dan keramaian massa
yang menonton pacuan kuda. Sedangkan Rene Descrates (1596-1650
M) yang terkenal dengan teori tentang kesadaran dan mengajukan
teori bahwa hewan adalah mesin yang dapat dipelajari sama seperti
mesin lainnya.

Banyak ahli filsafat terkenal lainnya pada abad tujuh belas dan
delapan belas yaitu seperti Leibnitz (1646-1716) yang mengutarakan
teori tentang kesejajaran psikofhisik, Hobbes, Locke (1632-1704)
dengan teorinya yaitu tabula rasa, Kant, dan Hume yang
memberikan sumbangan dalam bidang psikologi.

Di sini akan dijelaskan lebih lanjut tentang perkembangan psikologi


dari masa ke masa berikutnya.

1. Psikologi Plato (429-347 SM) à Plato menyebut tentang jiwa


sebagai bersifat immaterial, karena jiwa sudah ada sebelum masuk
ke tubuh kita di alam para sensoris yang kemudian dikenal sebagai
pre-eksistensi jiwa. Menurutnya, jiwa menempati dua dunia yaitu
dunia sensoris (pengindraan) dan dunia idea (yang sifat aslinya
berpikir). Karya-karya Plato antara lain buku Phaedo tentang jiwa
dan keabadiannya sesudah mati dan Phaedrus tentang cinta.
Sedangkan ajarannya yang terkenal ialah tentang idea.
2. Psikologi Arisroteles (384-322) à Dalam bukunya yang berjudul
De Anima, Aristoteles mengemukakan macam-macam tingkah
laku manusia dan adanya perbedaan tingkat tingkah laku pada
organisme-organisme yang berbeda-beda. Berikut adalah
tingkatan-tingkatan tingkah laku pada organisme :

a) Tumbuhan: memperlihatkan tingkah laku pada taraf vegetatif


(bernafas, makan, tumbuh)

b) Hewan: selain tingkah laku vegetatif juga bertingkah laku


sensitive (merasakan melalui pancaindra)

c) Manusia: bertingakah laku vegetatif, sensitive dan rasional.

Selain itu karya yang lainnya yaitu Parra Naturalia yaitu


tentang esei-esei mengenai beberapa topik seperti sensasi,
persepsi, memori, tidur dan mimpi.

3. Psikologi Rene Descrates (1596-1650 M) à Menurutnya manusia


terdiri atas dua macam zat yang berbeda secara hakiki, yaitu res
cogitans atau zat yang dapat berpikir, yang bebas tidak terikat pada
hukum-hukum alam dan bersifat rohaniah, dan res extensa atau zat
yang mempunyai luas, yang tidak bebas atau terikat, dan dikuasai
oleh hukum-hukum alam. Sedangkan psikologi menurut Descrates
adalah ilmu pengetahuan mengenai gejala-gejala pemikiran atau
gejala-gejala kesadaran manusia, terlepas dari badannya. Ungkapan
terkenal dari Descrates yaitu tentang cogito ergo sum yang berarti
aku berpikir, jadi aku ada.

4. Psikologi John Locke (1632-1704 M) à Dalam konsep Locke


tentang tabula rasaa, dia menyatakan semua pengetahuan,
tanggapan, dan perasaan jiwa manusia diperoleh karena
pengalaman melalui alat-alat indranya. Sedangkan dalam bukunya
Essay Concerning Human Understanding, Locke mengemukakan
bahwa kalau suatu benda dapat dianalisis sampai sekecil-kecilnya,
demikian pula halnya dengan jiwa manusia.

5. Psikologi Leibniz (1646-1716 M) à Dia berpendapat bahwa


hubungan badan dan jiwanya sebagai bersifat pararel. Badan dan
jiwa berjalan sendiri-sendiri tetapi keduanya tunduk pada hukum-
hukum yang serupa yang disebut sebagai hukum-hukum mekanika.

6. Psikologi David Hume (1711-1776 M) à Salah satu ucapan


terkenalnya adalah “ Be a philosopher, but amidst all your
philosophies, be still a man” (jadilah seorang filsuf, namun dalam
berfilsafat, anda harus tetap seorang manusia). Tema sentral filsafat
Hume pada intinya adalah pengalaman terdiri atas kesan dan ide.
Ada prisip-prinsip tertentu yang memandu kita dalam mengasosiasi
ide-ide, yaitu persamaan (resemblance), penghampiran
(contiguity), serta sebab dan akibat.

6. Tahap Perkembangan Manusia

1. Tahap Perkembangan Kognitif

Yaitu perubahan yang bervariasi dalam proses berpikir dalam


kecerdasan termasuk di dalamnya rentang perhatian, daya ingat,
kemampuan belajar, pemecahan masalah, imajinasi, kreativitas, dan
keunikan dalam menyatakan sesuatu dengan mengunakan bahasa.

2. Tahap Perkembangan Psikologi – Emosional

Yaitu tahap perkembangan seseorang berupa perkembangan


berkomunikasi secara emosional, memahami diri sendiri, kemampuan
untuk memahami perasaan individu lain, pengetahuan tentang
individu lain, keterampilan dalam berhubungan dengan individu lain,
menjalin persahabatan, dan pengertian tentang moral.

3. Tahap Perkembangan Seorang Bayi : Sejak Lahir sd 18 Bulan

Periode ini disebut juga dengan tahap perkembangan sensorik oral,


karena individu biasa melihat bayi memasukkan segala sesuatu ke
dalam mulutnya. Sosok Orang tua memainkan peranan terpenting
untuk memberikan perhatian positif dan penuh kasih kepada bayi,
dengan penekanan pada kontak visual dan sentuhan. Jika periode ini
dilalui dengan baik,

bayi akan menumbuhkan perasaan trust (percaya) pada lingkungan


dan melihat bahwa kehidupan ini pada dasarnya baik. Sebaliknya, bila
gagal di periode ini, individu memiliki perasaan mistrust (tidak
percaya) dan akan melihat bahwa dunia ini adalah tempat yang
mengecewakan dan penuh frustrasi

4. Tahap Perkembangan Seorang Kanak-Kanak Awal (Early


Childhood): 18 Bulan sd 3 Tahun

Selama tahap perkembangan seseorangan ini individu mempelajari


ketrampilan untuk diri sendiri. Bukan sekedar belajar berjalan, bicara,
dan makan sendiri, melainkan juga mempelajari tahap perkembangan
seseorang perkembangan motorik yang lebih halus, termasuk latihan
yang sangat dihargai: toilet training. Di masa ini, individu
berkesempatan untuk belajar tentang harga diri dan otonomi, seiring
dengan berkembangnya kemampuan mengendalikan bagian tubuh dan
tumbuhnya pemahaman tentang benar dan salah. Salah satu
ketrampilan yant muncul di periode adalah kemampuan berkata tidak.
Sekalipun tidak menyenangkan individu tua, hal ini berguna untuk
pengembangan semangat dan kemauan.

5. Tahap Perkembangan Seorang Usia Bermain (Play Age): 3 sd 5


Tahun

Pada periode ini, individu biasanya memasukkan gambaran tentang


individu dewasa di sekitarnya dan secara inisiatif dibawa dalam situasi
bermain. Anak laki-laki bermain dengan kuda-kudaan dan senapan
kayu, anak perempuan main “pasar-pasaran” atau boneka yang
mengimitasi kehidupan keluarga,

mobil-mobilan, handphone mainan, tentara mainan untuk bermain


peran, dsb. Di masa ini, muncul sebuah kata yang sering diucapkan
seindividu anak:”kenapa?” Hubungan yang signifikan di periode ini
adalah dengan keluarga inti (ayah, ibu, dan saudara).

6. Tahap perkembangan seorang Usia Sekolah (School Age): Usia


6 sd 12 tahun
Periode ini sering disebut juga dengan periode laten, karena individu
sepintas hanya menunjukkan tahap perkembangan seseorang tahap
perkembangan seseorang perkembangan fisik tanpa tahap
perkembangan seseorang perkembangan aspek mental yang berarti,
berbeda dengan fase-fase sebelumnya. Ketrampilan baru yang
dikembangkan selama periode ini mengarah pada sikap industri
(ketekunan belajar, aktivitas, produktivitas,

semangat, kerajinan, dsb), serta berada di dalam konteks psikologi.


Bila individu gagal menempatkan diri secara normal dalam konteks
psikologi, ia akan merasakan ketidakmampuan dan rendah diri.
Sekolah dan lingkungan psikologi menjadi figur yang berperan
penting dalam pembentukan ego ini, sementara individu tua sekalipun
masih penting namun bukan lagi sebagai otoritas tunggal.

7. Tahap Perkembangan Seorang Remaja (Adolescence): Usia 12


sd 18 Tahun

Bila sebelumnya tahap perkembangan seseorang perkembangan lebih


berkisar pada apa yang dilakukan untuk saya, sejak stage tahap
perkembangan seseorang perkembangan ini tahap perkembangan
seseorang perkembangan tergantung pada apa yang saya kerjakan.

Karena di periode ini individu bukan lagi anak tetapi belum menjadi
dewasa, hidup berubah sangat kompleks karena individu berusaha
mencari identitasnya, berjuang dalam interaksi psikologi, dan bergulat
dengan persoalan-persoalan moral.

Tugas tahap perkembangan seseorang perkembangan di fase ini


adalah menemukan jati diri sebagai individu yang terpisah dari
keularga asal dan menjadi bagian dari lingkup psikologi yang lebih
luas. Bila stage ini tidak lancara diselesaikan, individu akan
mengalami kebingungan dan kekacauan peran.

8. Tahap Perkembangan Seorang Dewasa Awal (Young


Adulthood): Usia 18 sd 35 Tahun
Langkah awal menjadi dewasa adalah mencari teman dan cinta.
Hubungan yang saling memberikan rasa senang dan puas, utamanya
melalui perkawinan dan persahabatan. Keberhasilan di stage ini
memberikan keintiman di level yang dalam.

Kegagalan di level ini menjadikan individu mengisolasi diri, menjauh


dari individu lain, dunia terasa sempit, bahkan hingga bersikap
superior kepada individu lain sebagai bentuk pertahanan ego.
Hubungan yang signifikan adalah melalui perkawinan dan
persahabatan.

9. Tahap Perkembangan Seorang Dewasa (Middle Adulthood):


Usia 35 sd 65tahun

Masa ini dianggap penting karena dalam periode inilah individu


cenderung penuh dengan pekerjaan yang kreatif dan bermakna, serta
berbagai permasalahan di seputar keluarga. Selain itu adalah masa
“berwenang” yang diidamkan sejak lama. Tugas yang penting di sini
adalah budaya dan meneruskan nilai budaya pada keluarga
(membentuk karakter anak)

serta memantapkan lingkungan yang stabil. Kekuatan timbul melalui


perhatian individu lain, dan karya yang memberikan sumbangan pada
kebaikan masyarakat, yang disebut dengan generativitas. Jadi di masa
ini, takut akan ketidakaktifan dan ketidakbermaknaan diri.

10.Tahap Perkembangan Seorang Dewasa Akhir (Late


Adulthood): Usia 55 sd Meninggal Dunia

Individu berusia lanjut yang bisa melihat kembali masa-masa yang


telah dilaluinya dengan bahagia, merasa tercukupi, dan merasa telah
memberikan kontribusi pada kehidupan, ia akan merasakan integritas.
Kebijaksanaannya yang tumbuh menerima keluasan dunia dan
menjelang kematian sebagai kelengkapan kehidupan.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
1. Pengertian Psikologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan dan
ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku, fungsi mental,
dan proses mental manusia melalui prosedur ilmiah.
2. Aspek aspek Psikologi
a. Motif ingin tahu
b. Motif Kompetensi
c. Motif Cinta
d. Motif harga diri dan kebutuhan akan identitas
e. Kebutuhan akan nilai dan makna hidup
f. Kebutuhan akan pemenuhan diri
g. Sikap dan Emosi
h. Kepercayaan
i. Kebiasaan
j. Kemauan.
3. Mengapa kita belajar Psikologi?
1. Melalui psikologi kita bisa belajar mengenai perasaan, emosi,
logika dan prilaku manusia.

2. Untuk memperoleh faham tentang gejala - gejala jiwa dan


pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama
manusia pada umumnya dan anak - anak p[ada khususnya.

3. Untuk mengetahui perbuatan - perbuatan jiwa serta


kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku
manusia atau anak.
4. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.

4. Cabang cabang Psikologi

a. Psikologi Sosial
b. Psikologi Psikopatologi
c. Psikologi Pendidikan
d. Psikologi Organisasi
e. Psikologi Kriminal.

5. Sejarah Psikologi

Pada zaman sebelum Masehi pun, para filsuf telah membahas


tentang jiwa manusia yang berisi diantaranya tentang pengertian,
dalil, serta aspek-aspek kejiwaan manusia. Pada saat itu pengertian
psikologi banyak dipengaruhi oleh aliran-aliran yang dianut
sebelumnya oleh para filsuf masing-masing. Para ahli ilmu filsafat
kuno, seperti Plato (429-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM)
pun telah memikirkan hakikat jiwa dan gejala-gejalanya. Setelah
masa Yunani, Santo Augustinus (354-430 M) dianggap tokoh
besar psikologi modern karena perhatiannya pada introspeksi dan
keingintahuannya tentang fenomena psikologi, termasuk perilaku
bayi dan keramaian massa yang menonton pacuan kuda.
Sedangkan Rene Descrates (1596-1650 M) yang terkenal dengan
teori tentang kesadaran dan mengajukan teori bahwa hewan adalah
mesin yang dapat dipelajari sama seperti mesin lainnya.

Banyak ahli filsafat terkenal lainnya pada abad tujuh belas dan
delapan belas yaitu seperti Leibnitz (1646-1716) yang
mengutarakan teori tentang kesejajaran psikofhisik, Hobbes,
Locke (1632-1704) dengan teorinya yaitu tabula rasa, Kant, dan
Hume yang memberikan sumbangan dalam bidang psikologi.

6. Tahap Perkembangan Manusia dalam Ilmu Psikologi

1. Tahap Perkembangan Kognitif


2. Tahap Perkembangan Psikologi
3. Tahap Perkembangan seorang bayi: sejak lahir sampai
dengan 18 bulan
4. Tahap Perkembagan seorang kanak-kanak awal: 18 bulan
sampai dengan 3 tahun
5. Tahap Perkembangan seorang usia bermain: 3 tahun sampai
dengan 5 tahun
6. Tahap Perkembangan seorang usia sekolah: Usia 6 tahun
sampai dengan 12 tahun
7. Tahap perkembangan seorang Remaja: Usia 12 tahun sampai
dengan 18 tahun
8. Tahap Perkembangan seorang Dewasa awal: Usia 18 tahun
sampai dengan 35 tahun
9. Tahap Perkembangan seorang Dewasa: Usia 35 tahun
sampai dengan 65 tahun
10. Tahap Perkembangan seorang Dewasa akhir: Usia 65 tahun
sampai dengan meninggal dunia.

2. Saran

Kita menyadari akan kekurangan dan kesalahan lumrah terjadi


pada manusia, maka dari itu kami sangat mengharapkan freedback
berupa kritik dan saran yang konstruktif demi sebuah progres untuk
masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Drs. E. Usman Effendi dan Drs. Juhaya S. Praja, Pengantar
Psikologi. Angkasa: Bandung, 1993.
Drs. H. Ahmad Fauzi, Psikologi Umum. Pustaka Setia, 1997. 
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/
http://kapanpunbisa.blogspot.com/2012/06/pengertian-psikologi-
anak.html
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi-perkembangan/
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN oleh : Dr. Ernawulan Syaodih, M.
Pd
http://www.scribd.com/doc/81239911/8/Peran-Orangtua-Dalam-
Perkembangan-Psikologi-Anak
Abu Ahmadi, H. Dre., Psikologi Umum, Penerbit PT Bina Ilmu,
Surabaya, Cet.1, 1983.

Anda mungkin juga menyukai