1531 3844 1 SM
1531 3844 1 SM
Syamsul Effendi
Universitas Islam Sumatera Utara
Email: syamsul.effendi08@gmail.com
Abstrak
67
Syamsul Effendi
68
Syamsul Effendi
69
Syamsul Effendi
Tahap kedua, riba digambarkan sebagai sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
suatu yang buruk. Allah SWT mengancam orang-orang yang beriman. Maka, jika
akan memberi balasan yang keras kepada kamu tidak mengerjakan(meninggalkan
orang Yahudi yang memakan riba, sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah
sebagaimana Firman Allah Swt. dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan,
jika kamu bertobat (dari pengambilan
Artinya :“ Maka, disebabkan kezaliman riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu
orang-orang Yahudi, kami haramkan atas tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya.
mereka(memakan makanan) yang baik- “ (Q.S al-Baqarah: 278-279)
baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi
mereka, dan karena mereka banyak Ayat ini baru akan sempurna kita
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, pahami jika kita cermati bersama asbabun
dan disebabkan mereka memakan riba, nuzulnya. Abu Ja’far Muhammad bin Jariri
padahal sesungguhnya mereka telah ath-Thabari meriwayatkan,
dilarang darinya, dan karena mereka
memakan harta orang dengan jalan yang “Kaum Tsaqif, penduduk kota Thaif, telah
batil. Kami telah menyediakan untuk membuat suatu kesepakatan dengan
orang-orang yang kafir diantara mereka Rasulullah saw. Bahwa semua utang
itu siksa yang pedih. “ (an-Nisa: 160-161) mereka, demikian juga piutang (tagihan
mereka, yang berdasarkan riba agar
Tahap ketiga, riba diharamkan dengan dibekukan dan dikembalikan hanya pokok-
dikaitkan kepada suatu tambahan yang nya saja. Setelah Fathul Makkah,
berlipat ganda. Para ahli tafsir berpendapat Rasulullah menunjuk Itab bin Usaid
bahwa pengambilan bunga dengan tingkat sebagai Gubernur Makkah yang juga
yang cukup tinggi merupakan fenomena meliputi kawasan Thaif sebagai daerah
yang banyak dipraktikkan pada masa administrasinya. Bani Amr bin Umair bin
tersebut. Allah SWT berfirman: Auf adalah orang yang senantiasa
meminjamkan uang secara riba kepada
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Bani Mughirah dan sejak zaman jahiliyah
janganlah kamu memakan riba dengan Bani Mughirah senantiasa membayarnya
rara berlipat ganda dan bertakwalah kamu dengan tambahan riba.
kepada Allah supaya kamu mendapat Setelah kedatangan Islam, mereka
keberuntungan. “(Q.S Ali-Imran: 130) tetap memiliki kekayaan dan aset yang
banyak. Karenanya, datanglah Bani Amr
Ayat ini turun pada tahun ke-3 untuk menagih utang dengan tambahan
Hijriyah. Secara umum, ayat ini harus (riba) dari bani Mughirah seperti
dipahami bahwa kriteria berlipat ganda sediakala, tetapi Bani Mughirah setelah
bukanlah merupakan syarat dari terjadinya memeluk Islam menolak untuk memberikan
riba (jikalau berlipat ganda maka riba, tambahan (riba) tersebut. Dilaporkanlah
tetapi jikalau kecil bukan riba), tetapi ini masalah tersebut kepada Gubernur Itab
merupakan sifat umum dari praktik bin Usaid. Menanggapi masalah ini,
pembungaan uang pada saat itu. Gubernur Itab langsung menulis surat
Tahap terakhir, Allah SWT dengan kepada Rasulullah saw. Dan turunlah ayat
jelas dan tegas mengharamkan apapun di atas. Rasulullah saw. lantas menulis
jenis tambahan yang diambil dari surat balasan kepada Gubernur Itab, ‘Jika
pinjaman. Ini adalah ayat terakhir yang mereka ridha atas ketentuan Allah di atas
diturunkan menyangkut riba.Allah SWT maka itu baik, tetapi jika mereka
berfirman : menolaknya maka kumandangkanlah
ultimatum perang kepada mereka.
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan
B. Larang riba dalam hadits
ًدِرْ ھَ ُﻢ ِرﺑَﺎ ﯾَﺄْ ُﻛﻠُﮫُ اﻟ ﱠﺮ ُﺟ ُﻞ َوھُ َﻮ ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻢ أَ َﺷ ﱡﺪ ﻣِﻦْ ِﺳﺖﱟ َوﺛ ََﻼﺛِﯿْﻦَ ِز ْﻧﯿَﺔ
70
Syamsul Effendi
Artinya:“ Satu dirham uang riba yang dimakan seseorang, sedangkan orang tersebut
mengetahuinya dosa perbuatan tersebut lebih berat dari pada dosa tiga puluh enan kali zina”. (
HR.Ahmad ).
ھُ ْﻢ َﺳﻮَا ٌء: َوﻗَﺎ َل,ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ آ ِﻛ َﻞ اﻟﺮﱢﺑﺎ َ َوﻣُﻮْ ِﻛﻠَﮫُ َوﻛَﺎﺗِﺒَﮫُ َوﺷَﺎ ِھ َﺪ ْﯾ ِﮫ
َ ِﻟَﻌَﻦَ َرﺳُﻮْ ُل ﷲ
َوإِنﱠ أَرْ ﺑَﻰ اﻟ ﱢﺮﺑَﺎ ﻋَﺮْ ضُ اﻟ ﱠﺮ ُﺟ ِﻞ ا ْﻟ ُﻤ ْﺴﻠِ َﻢ,ُاﻟ ِﺮﺑَﺎ ﺛَﻼﺛَﺔٌ َو َﺳ ْﺒﻌُﻮْ نَ ﺑَﺎﺑًﺎ أَ ْﯾ َﺴ ُﺮھَﺎ ِﻣ ْﺜ ُﻞ أَنْ ﯾَ ْﻨ ِﻜ َﺢ اﻟ ﱠﺮ ُﺟ ُﻞ أُ ﱠﻣﮫ
Artinya:“Riba itu mempunyai 73 ( tujuh puluh tiga ) pintu, sedang yang paling ringan seperti
seorang laki-laki yang menzinai ibunya, dan sejahat-jahatnya riba adalah mengganggu
kehormatan seorang muslim”. (HR Ibnu Majah). (Antonio,2001:54).
Artinya : ”Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan
sya’ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam, semisal, setara, dan kontan. Apabila
jenisnya berbeda, juallah sesuka hatimu jika dilakukan dengan kontan”.( HR Muslim dari
Ubadah bin Shamit ra).
71
Syamsul Effendi
72
Syamsul Effendi
73
Syamsul Effendi
74