Anda di halaman 1dari 30

P1 : Elastisitas Batang

Nama : Muhamad Raihan Maulidan

NIM : 1308620070

Jurusan/Prodi : Biologi

Kelompok : Kelompok 8

Nama Percobaan : Percobaan Elastisitas Batang

Tanggal Percobaan : Rabu, 7 Oktober 2020

Tanggal Pengumpulan : Sabtu, 5 Desember 2020

Nama Asisten : 1. Jayanti Eka Sari Ningsih (1302618015)

2. Andi Nisfananda Ekayanti (1302618007)

3. Nur Fadhilah Syahidah (1302618011)

4. Rakha Aditria Pratama (1302618034)

Pre-Test Laporan Awal Laporan Akhir

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

TAHUN 2020
A. TUJUAN
1. Memahami sifat elastik bahan dibawah pengaruh pelenturan
2. Memahami hubungan antara lenturan dengan beban
3. Dapat menentukan Modulus Young dari pelenturan
4. Memahami pengertian dan jenis-jenis deflaksi
5. Mengetahui hal-hal yang menyebabkan deflaksi

B. ALAT DAN BAHAN


1. Batang yang akan diteliti
2. Perangkat penopang
3. Perangkat baca
4. Perangkat beban
5. Beban
6. Mistar
7. Jangka sorong
8. Mikrometer sekrup

C. TEORI DASAR

Gambar 1 menunjukan batang logam yang dijepit salah satu ujungnya, dan
ujung lain B diberi gaya W. Unsur-unsur yang berada diatas garis pertengahan (sumbu
netral) mengalami peregangan, sedangkan yang berada dibawah garis itu mengalami
perapatan Dengan mengabaikan berat batang disebelah kanan P, momen pelenturan
(MP) di P dapat dihitung sebagai:
MP = W (L – x)

Jika kelengkungan batang di P adalah 1/R, kita perhatikan sebuah filamen


sepanjang dx di P, dengan tebal dz dan jaraknya dari sumbu normal sebesar z. Lebar
batang dititik itu kita misalkan saja b. Dengan menggunakan dua segitiga sebangun
diperoleh :

Jadi,

Karena stress = Strain xE, dimana E adalah modulus young, maka

Jadi, tegangan dalam filamen adalah :

Dengan demikian. Momen gaya total di P adalah :

∫ (dimana ∫ = momen inersia penampang batang itu

terhadap sumbu netral. Besaran ini disebut juga sebagai momen luar W (L – x).

Untuk pelenturan yang amat kecil.

karena { }
= dan dy/dx sangat kecil

Jadi,

Integralkan

Konstanta integrasi = 0
Karena dy/dx = 0 = pada x = 0

Integralkan lagi,

Konstanta integrasi = 0 karena y = 0 pada x = 0

Di titik B dimana x = , y = S, dengan kata lain

Karena batang ditopang oleh dua pisau dan dimuati ditengahnya, maka gaya W
yang bekerja pada setengah batang adalah Mg/2, dan karena E = MgL3/48IS. Untuk
penampang batang empat persegi panjang I = bd3/12 , dan grafik diatas M/s = OB/AB,

Maka,

Materi elastisitas dan hukum Hooke sangat berkaitan erat dengan kehidupan
sehari-hari, terlihat dari subkonsep elastisitas dan hukum Hooke yaitu susunan pegas
seri dan paralel yang aplikasinya digunakan dalam shockbreaker (suspensi), spring
bed, dan lain-lain. Beberapa subkonsep lagi banyak berisi notasi matematis yang
berasal dari fenomena pegas.1
Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke
bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan
(dibebaskan). Berdasarkan sifat elastis ini, benda-bendakertas dan tanah liat disebut
sebagai benda yang tidak elastis. dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu benda
elastis dan benda plastis (tak elastis). Benda-benda seperti busa spons, karet gelang,
dan pegas baja disebut sebagai benda yang elastis. Hooke merumuskan suatu hukum
tentang gaya pegas yang dapat dinyatakan sebagai berikut: ”Besarnya gaya yang
diberikan pada pegas sebanding dengan tetapan pegas (k) dan perubahan panjangnya
(x)”.2
Konsep elastisitas merupakan konsep yang penting dalam kurikulum pelajaran
fisika. Meskipun konsep ini telah dipelajari sejak di sekolah menengah pertama, tapi

1
Maike Sepnila Nurdiyana, I Ketut Mahardika, Alex Harijanto, "Keterbacaan Dan Kelayakan Isi Modul Elastisitas Dan Hukum Hooke
Berbasis Multipresentasi Untuk SLTA Kelas X", (Seminar Nasional Pendidikan 2016), Hal. 204
2
L. A. Kharida, A. Rusilowati, K. Pratiknyo, "Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan", 2015, Hal. 84
kenyataannya banyak siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan konsep
elastisitas dan hukum Hooke dalam berbagai permasalahan. Siswa mengalami
kesulitan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan elastisitas dan
hukum Hooke di dalam kehidupan sehari- hari. Hal ini terjadi karena siswa menerima
konsep elastisitas dan hukum Hooke dengan mendengarkan atau mencatat hukum-
hukum yang berlaku yang diberikan oleh guru tanpa keterlibatan siswa secara
langsung dalam menemukan hukum-hukum tersebut.3
Hukum Hooke, Percobaan yang kita lakukan pada dasarnya adalah untuk
mengetahui hubungan kuantitatif antara gaya yang dikerjakan pada pegas dengan
pertambahan panjangnya. Jika dibuat grafik gaya tarik terhadap perubahan panjang,
maka akan anda dapatkan grafik membentuk sebuah garis linear. Hukum Hooke
sendiri berbunyi, “jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka
pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya”.
Pertanyaan ini dikemukakan oleh Robert Hooke, seorang arsitek yang ditugaskan
membangun kembali gedung-gedung di London yang mengalami kebakaran pada
tahun 1666. Oleh karena itu, pernyataan ini dikenal sebagai Hukum Hooke. Hukum
Hooke dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana, k = Tetapan gaya (N/cm), ∆x = Pertambahan panjang (cm)

Tetapan Gaya Benda Elastis dalam Hukum Hooke dilambangkan dengan


simbol k. Perlu kita ketahui bahwa tetapan gaya k adalah tetapan umum yang berlaku
untuk benda elastis jika diberi gaya yang tidak melampaui titik A (batas Hukum
Hooke). Untuk menentukan tetapan gaya k dari suatu benda elastis kawat logam,
perhatikan pers 4 dan 5. Jika pada persamaan 4 kita olah, hingga di ruas kiri hanya
terdapat gaya tarik F dan persamaan di identikkan dengan Hukum Hooke (Pers. 5),
kita peroleh rumus umum untuk menghitung tetapan gaya k suatu benda elastis.
Dengan menyamakan ruas kanan kedua persamaan di atas kita peroleh rumus umum
tetapan gaya k untuk suatu benda elastis, yaitu :

3
Ikhwanul Muslim, A. Halim, Rini Safitri, "Penerapan Model Pembelajaran PBL Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Elastisitas Dan Hukum Hooke Di SMA Negeri Unggul Harapan Persada", (Jurnal
Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No 02, 2015), Hal. 39
Dimana, A= Luas penampang (m2), E= Modulus elastis bahan (N/m2), L= Panjang
bebas benda sebelum ditarik4

Besarnya pertambambahan panjang sebuah benda tidak hanya terbentuk dari


gaya yang diberikan saja melainkan juga karena materi pembentukya. Yaitu konstanta
k. Jika kita mmbandingkan benda yang memiliki materi pembentuk yang sama tetapi
panjang dan luas penampang yang berbeda. Maka besar regangannya, sebanding
dengan panjang awal dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang. Makin
panjang benda maka semakin besar pertambahan panjangnya untuk suatu gaya tertentu
dan semakin tebal benda tersebut makin kecil pertambahan panjangnya

Dimana L0 adalah panjang awal benda, A adalah luas penampang lintang, dan
ΔL merupakan perubahan panjang yang disebabkan gaya F yang diberikan. E adalah
konstanta pembanding yang disebut sebagai modulus elastik, atau modulus Young,
dan nilainya hanya hanya bergantung pada materi. Karena E merupakan sifat dari
materi dan tidak bergantung pada ukuran atau bentuk benda.5

4
Budiawan Sulaeman, "Modulus Elastisitas Berbagai Jenis Material", (Pena Teknik : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, Vol. 3, No. 2,
September 2018), Hal. 132-133
5
Brillianti Asfiyani Romadhona, Skripsi : "Identifikasi Penguasaan Konsep Elastisitas Dalam Pembelajaran Fisika Kelas XI SMA Di
Jember" (Jember: Unej, 2018), Hal. 9-10
D. CARA KERJA

1. Mengukur lebar dan tebal batang pada beberapa tempat yang berbeda sebanyak 10 kali
pengukuran (pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup)

2. Mengukur jarak antara dua bilah penopang.

3. Meletakkan batang diatas penopang dengan jarak yang seimbang.

4. Meletakkan perangkat beban pada titik tengah batang dan pasang perangkat baca pada
meja (lihat gambar).

5. Membaca pentunjukan perangkat baca pada saat perangkat beban kosong.

6. Memasang beban berturut-turut dengan beban yang tersedia. Pada saat penambahan
satu keping beban, menunggu beberapa saat kemudian catat penurunan titik tengah
batang pada perangkat baca.

7. Setelah semua beban yang tersedia digunakan, mengurangi beban tersebut berturut –
turut. Setiap pengurangan satu keping beban, menunggu beberapa saat kemudian
membaca kenaikan titik tengah batang pada perangkat baca.

8. Mengulangi percobaan dengan mengubah jarak antar bilah penopang

9. Membaca kedudukan titik tengah batang dilakukan sebanyak lima kali pengukuran

10. Mengulang jarak antar bilah penopang sebanyak 3 kali perubahan.


E. PERTANYAAN
1. Tentukan beban maksimum yang harus digantungkan pada ujung baja yang
berdiameter 1,0 mm. Jika regangannya tidak boleh melebihi 0,001 panjang
awalnya, dan modulus young untuk baja bernilai
 Diketahui:

 Ditanya: m?
 Jawab:

) )

2. Pelat baja sepanjang 2,0 m diletakan mendatar, dan ditopang pada kedua
ujungnya sedang titik tengahnya dibebani massa 1 kg. Berapakah penurunan
titik tengah tersebut? Diketahui modulus Young baja bemilai ,
tebal plat 0,5 cm sedang lebarnya 8 cm,
 Diketahui: L=2m

 Ditanya: penurunan?
 Jawab:
)
F. TABEL HASIL PERCOBAAN
Lembar Kerja
Elastisitas Batang

Massa penopang beban: 400 gram


Massa beban: 1 kg

60 cm
Jumlah kotak pada millimeter blok (kotak)
Massa (kg)
Kenaikan Penurunan
0 0 2
1 0,5 1,5
2 1 1
3 1,5 0,5
4 2 0

70 cm
Jumlah kotak pada millimeter blok (kotak)
Massa (kg)
Kenaikan Penurunan
0 0 4
1 1 3
2 2 2
3 3 1
4 4 0

80 cm
Jumlah kotak pada millimeter blok (kotak)
Massa (kg)
Kenaikan Penurunan
0 0 6
1 1,5 4,5
2 3 3
3 4,5 1,5
4 6 0
G. PENGOLAHAN DATA

a) Data Tunggal
1. Massa benda 1
)

) )

2. Massa benda 2
)

(2AP)

) )

3. Massa benda 3
)

(2AP)

) )

4. Massa benda 4
)

(2AP)
) )

5. Massa benda 5
)

(2AP)
) )
6. Massa penopang beban
)

(2AP)

) )

7. Jarak antar blok penopang 1


)

(4AP)

) )

8. Jarak antar blok penopang 2


)

(4AP)

) )

9. Jarak antar blok penopang 2


)

(4AP)

) )
b) Data Majemuk

Kenaikan jumlah kotak pada millimeter blok


1. Saat L = 60 cm
Massa
) )
(kg)
)

0 0 0
1 0,5 0,25 )

2 1 1
3 1,5 2,25 √
4 2 4
5 7,5 √

Maka, )

(2AP) )

2. Saat L = 70 cm
Massa
) )
(kg) )

0 0 0
)

1 1 1
2 2 4 √
3 3 9

4 4 16
10 30

Maka, )

(2AP) )
3. Saat L = 80 cm
Massa
) )
(kg)
0 0 0 √
)

1 1,5 2,25
)
2 3 9 √
3 4,5 20,25

4 6 36
15 67,5

Maka, )

(2AP) )

Penurunan jumlah kotak pada millimeter blok


1. Saat L = 60 cm
Massa
) )
(kg) )

0 2 4
)

1 1,5 2,25
2 1 1 √
3 0,5 0,25

4 0 0
5 7,5

Maka, )

(2AP) )
2. Saat L = 70 cm
Massa
) )
(kg)
0 4 16 √
)

1 3 9
)
2 2 4 √
3 1 1

4 0 0
10 30

Maka, )

(2AP) )

3. Saat L = 80 cm
Massa
) )
(kg)
)

0 6 36
1 4,5 20,25 )

2 3 9
3 1,5 2,25 √
4 0 0
15 67,5 √

Maka, )

(2AP) )
H. PERHITUNGAN

1. Pada L = 60 cm
 Kenaikan
X = massa
Y = kenaikan kotak pada millimeter blok

No.

1 0 0 0 0

2 1 0,5 1 0,5

3 2 1 4 2

4 3 1,5 9 4,5

5 4 2 16 8

10 5 30 15

) )

) )

)
 Penurunan
X = massa
Y = penurunan kotak pada millimeter blok
No.

1 0 2 0 0

2 1 1,5 1 1,5

3 2 1 4 2

4 3 0,5 9 1,5

5 4 0 16 0

10 5 30 5

) )

) )

GRAFIK ANTARA PENURUNAN/KENAIKAN


DENGAN MASSA BEBAN PADA L = 60 CM
2,5
perubahan kotak

2
1,5
1
0,5
0
0 1 2 3 4
massa (kg) kenaikan
penurunan
2. Pada L = 70 cm
 Kenaikan
X = massa
Y = kenaikan kotak pada millimeter blok

No.

1 0 0 0 0

2 1 1 1 1

3 2 2 4 4

4 3 3 9 9

5 4 4 16 16

10 10 30 30

) )

) )

 Penurunan
X = massa
Y = kenaikan kotak pada millimeter blok
No.

1 0 4 0 0

2 1 3 1 3

3 2 2 4 4

4 3 1 9 3

5 4 0 16 0

10 10 30 10

) )

) )

GRAFIK ANTARA PENURUNAN/KENAIKAN


DENGAN MASSA BEBAN PADA L = 60 CM
4,5
4
perubahan kotak

3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 1 2 3 4
kenaikan
massa (kg)
penurunan
3. Pada L = 80 cm
 Kenaikan
X = massa
Y = kenaikan kotak pada millimeter blok

No.

1 0 0 0 0

2 1 1,5 1 1,5

3 2 3 4 6

4 3 4,5 9 13,5

5 4 6 16 24

10 15 30 45

) )

) )

 Penurunan
X = massa
Y = kenaikan kotak pada millimeter blok
No.

1 0 6 0 0

2 1 4,5 1 4,5

3 2 3 4 6

4 3 1,5 9 4,5

5 4 0 16 0

10 15 30 15

) )

) )

GRAFIK ANTARA PENURUNAN/KENAIKAN


DENGAN MASSA BEBAN PADA L = 60 CM
7
6
perubahan kotak

5
4
3
2
1
0
kenaikan
0 1 2 3 4
Series 2
massa (kg)
Menghitung Modulus Young

1) Saat L = 60 cm
 L = 60 cm = 0,6 m
M = 0 kg
OB = 2
Ab = 0

 L = 60 cm = 0,6 m
M = 1 kg
OB = 1,5
Ab = 0,5

 L = 60 cm = 0,6 m
M = 2 kg
OB = 1
Ab = 1


 L = 60 cm = 0,6 m
M = 3 kg
OB = 0,5
Ab = 1,5

 L = 60 cm = 0,6 m
M = 4 kg
OB = 0
Ab = 2

2) Saat L = 70 cm
 L = 70 cm = 0,7 m
M = 0 kg
OB = 4
Ab = 0
 L = 70 cm = 0,7 m
M = 1 kg
OB = 3
Ab = 1

 L = 70 cm = 0,7 m
M = 2 kg
OB = 2
Ab = 2

 L = 70 cm = 0,7 m
M = 3 kg
OB = 1
Ab = 3


 L = 70 cm = 0,7 m
M = 4 kg
OB = 0
Ab = 4

3) Saat L = 80 cm
 L = 80 cm = 0,8 m
M = 0 kg
OB = 6
Ab = 0

 L = 80 cm = 0,8 m
M = 1 kg
OB = 4,5
Ab = 1,5


 L = 80 cm = 0,8 m
M = 2 kg
OB = 3
Ab = 3

 L = 80 cm = 0,8 m
M = 3 kg
OB = 1,5
Ab = 4,5

 L = 80 cm = 0,8 m
M = 4 kg
OB = 0
Ab = 6
I. ANALISIS

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui sifat elastic dari suatu benda
dibawah pelenturan, memahami hubungan antara kelenturan dengan beban.
Pada saat beban ditambahkan atau dikurang, pada titik tengah batang terjadi
penurunan dan kenaikan titik tengah batang. Penurunan titik tengah dipengaruhi oleh
seberapa banyak beban yang ditambahkan, semakin banyak beban maka semakin
besar penurunan. Pada kenaikan titik tengah batang, hal yang terjadi juga serupa.
Semakin beban dikurangkan semakin besar titik kenaikan tengah batang. Dengan
demikian kenaikan titik tengah batang sebanding dengan pengurangan beban.
Hasil yang didapat pada percobaan sebagai berikut:

L = 60 cm
Jumlah kotak pada millimeter blok (kotak)
Massa (kg)
Kenaikan Penurunan
0 0 2
1 0,5 1,5
2 1 1
3 1,5 0,5
4 2 0

L = 70 cm
Jumlah kotak pada millimeter blok (kotak)
Massa (kg)
Kenaikan Penurunan
0 0 4
1 1 3
2 2 2
3 3 1
4 4 0
L = 80 cm
Jumlah kotak pada millimeter blok (kotak)
Massa (kg)
Kenaikan Penurunan
0 0 6
1 1,5 4,5
2 3 3
3 4,5 1,5
4 6 0

Berdasarkan hasil studi literatur, Modulus Young pelat kayu pada teori yaitu
⁄ . Hal ini berbeda dengan hasil yang kami dapatkan. Perbedaan
mungkin terjadi karena kesalahan praktikan dalam melakukan praktikum, seperti
kesalahan dalam pengukuran, perhtiungan, dan lainnya.
J. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:


1. Jika beban ditambah pada titik tengah batang, maka akan terjadi penurunan
pada titik tengah batang.
2. Jika beban dikurangkan pada titik tengah batang, maka akan terjadi kenaikan
pada titik tengah batang.
3. Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula
setelah gaya yang diberikan pada benda tersebut menghilang.
4. Modulus elastisitas adalah perbandingan antara tegangan dan regangan.
5. Bahan elastis adalah bahan yang mudah diregangkan dan cenderung kembali
ke bentuk semula.
6. Benda plastis adalah getar, keras, namun relatif mudah hancur dibanding benda
pejal ataupun solid.
7. Menghitung Modulus Young dengan menggunakan rumus:
DAFTAR PUSTAKA

Kharida, L. A., Rusilowati, A., & Pratiknyo, K. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 84.

Muslim, I., Halim, A., & Safitri, R. (2015). Penerapan Model Pembelajaran PBL Untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Elastisitas Dan
Hukum Hooke Di SMA Negeri Unggul Harapan Persada. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia,
Vol. 03, No. 02, 39.

Nurdiyana, M. S., Mahardika, I. K., & Harijanto, A. (2016). Keterbacaan Dan Kelayakan Isi Modul
Elastisitas Dan Hukum Hooke Berbasis Multipresentasi Untuk SLTA Kelas X. Seminar
Nasional Pendidikan, 204.

Romadhona, B. A. (2018). Identifikasi Penguasaan Konsep Elastisitas Dalam Pembelajaran Fisika


Kelas XI SMA Di Jember. Jember: Universitas Negeri Jember.

Sulaeman, B. (2018). Modulus Elastisitas Berbagai Jenis Material. Pena Teknik : Jurnal Ilmiah Ilmu-
Ilmu Teknik, Vol. 3, No. 2, 132-133.

Anda mungkin juga menyukai