DI SUSUN OLEH :
Tinɡkat : 3C
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-nya yang di limpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini memuat tentang
“Korupsi dalam berbagai aspek ” tema yang di bahas di makalah ini diambil untuk
memenuhi mata kuliah keperawatan masуarakat pesisir.
Penulis selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
mata kuliah. Somoga makalah yang penulis buat ini dapat di nilai dengan baik dan di
hargai oleh pembaca meski makalah ini masih jauh dari kesempurnaan , penulis
selaku penyusun mohon kritik dan sarannya. Terima kasih
PENULIS
................................
DAFTAR ISI
COVER …………………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………......................... iii
PENDAHULUAN
berada pada peringkat ke-3 setelah Kamerun dan Negria. Pada tahun
Ukraina dan Azarbaijan. Pada tahun 2001, Indone- sia pada peringkat
negara yang disurvei untuk tahun 2004 berjumlah lebih banyak (146
negara). Pada tahun 2003 In- donesia menduduki posisi ke-6 terburuk
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KORUPSI
Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruption dari kata kerja corrumpere
berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok.
Menurut Transparency International adalah perilaku pejabat publik, baik
politikus/ politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak
legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya,
dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada
mereka.
Dalam
Kamus Al-Munawwir, term korupsi bisa diartikan meliputi:
risywah, khiyânat, fasâd, ghulûl, suht, bâthil. Sedangkan dalam
Kamus Al-Bisri kata korupsi diartikan ke dalam bahasa arab: risywah,
ihtilâs, dan fasâd.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi secara
harfiah berarti: buruk, rusak, suka memakai barang (uang) yang
dipercayakan padanya, dapat disogok
arti terminologinya, korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan
(uang negara atau perusahaan) untuk kepentingan pribadi atau
orang lain.4
Sementara, disisi lain, korupsi (corrupt, corruptie, corruption) juga bisa
bermakna kebusukan, keburukan, dan kebejatan. Definisi ini didukung
oleh Acham yang mengartikan korupsi sebagai suatu tindakan
yang menyimpang dari norma masyarakat dengan cara memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri serta merugikan kepentingan umum. Intinya,
korupsi adalah menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan publik atau
pemilik untuk kepentingan pribadi. Sehingga, korupsi menunjukkan
fungsi ganda yang kontradiktif, yaitu memiliki kewenangan yang
diberikan publik yang seharusnya untuk kesejahteraan publik, namun
digunakan untuk keuntungan diri sendiri.
Korupsi merupakan kejahatan yang dilakukan dengan penuh perhitungan
oleh mereka yang justru merasa sebagai kaum terdidik dan terpelajar.
Korupsi juga bisa dimungkinkan terjadi pada situasi dimana seseorang
memegang suatu jabatan yang melibatkan pembagian sumber-sumber
dana dan memiliki kesempatan untuk menyalahgunakannya guna
kepentingan pribadi.
Kasus pembebasan pelaku korupsi terjadi di hampir semua
pengadilan baik di pusat (Jakarta) maupun di daerah-daerah. Di daerah
misalnya, bebasnya sebanyak 22 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Bali dalam kasus korupsi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) Rp 57,1 milliar. Di Garut terdapat 16 mantan anggota DPRD Garut
periode 1999-2004 dibebaskan setelah dinyatakan tidak bersalah dan tidak
melawan hukum. Di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang diputus
bebas misalnya kasus korupsi kredit macet Bank Mandiri Rp 160 milliar
dengan terdakwa mantan Dirut E.C.W. Neloe dan dua mantan direksi Bank
Mandir, Kasus korupsi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang
sangat parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi
kehidupan. Perkembangan praktek korupsi dari tahun ke tahun semakin
meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah kerugian keuangan negara
maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis, canggih serta lingkupnya
sudah meluas dalam seluruh aspek masyarakat. Meningkatnya tindak pidana
korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap
kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan
bernegara pada umumnya. Maraknya kasus tindak pidana korupsi di
Indonesia, tidak lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan
bagaimana. Tidak hanya pemangku jabatan dan kepentingan saja yang
melakukan tindak pidana korupsi, baik di sektor publik maupun privat, tetapi
tindak pidana korupsi sudah menjadi suatu fenomena.
DAFTAR PUSTAKAH