Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELAS : 5 APA
Jawab:
3) Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat
kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya
berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih
sayang, membantu orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya
selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima
oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan
kebaikan bagi masyarakat.
4) Prinsip Keadilan
kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa
yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari
seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil
sesuatu yang menjadi hak orang lain.
5) Prinsip Kebebasan
sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai
dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia,
setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak
orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung
jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada
orang lain. Untuk itu kebebasan individu disini diartikan sebagai:
1.kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan.
2.kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksana-kan pilihannya
tersebut.
3.kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
6) Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil
pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan
ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat.
Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum
dapat dibuktikan.
Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan prasyarat dasar dalam
pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antarindividu,
individu dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang
disusun sebagai aturan hukum yang akan mengatur kehidupan manusia,
masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan pegawai harus benar-benar
dapat menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan,
kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.
5. 1. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi
sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga,
anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum. Dalam upaya
memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan profesional
sangat tidak dianjurkan mencemarkan nama baik profesi. Akuntan wajib
mempunyai sikap jujur dan dapat dipercaya.
2. Tanggung Jawab Profesi
Seorang akuntan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
profesional, harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional terhadap semua kegiatan yang dilaksanakannya. Anggota
memiliki tanggung jawab kepada pemakai jasa mereka dan tanggung jawab
untuk bekerja sama dengan sesama anggota demi mengembangkan profesi
akuntansi serta memelihara kepercayaan masyarakat. Semua usaha tersebut
diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
3. Standar Teknis
Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan
berkewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa, selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Standar
teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur dan pengaturan perundang-undangan yang
relevan.
4. Kepentingan Publik
Anggota akuntan profesional berkewajiban untuk bertindak dalam rangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik serta
menunjukkan sikap profesionalisme. Salah satu ciri dari profesi adalah
penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan juga memegang
peranan penting di masyarakat. Arti publik dari profesi akuntan meliputi klien,
pemerintah, pemberi kredit dan pegawai. Investor, dunia bisnis dan pihak-
pihak yang bergantung kepada integritas dan objektivitas akuntan dalam
memelihara berjalannya fungsi bisnis dengan tertib. Oleh karena itu, seorang
akuntan harus selalu bertindak sesuai dengan koridor pelayanan publik untuk
menjaga kepercayaan mereka.
5. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi
mungkin. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan
dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan
pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan
prinsip.
6. 1.Integritas: Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur
dalam semua hubungan bisnis dan profesionalnya.
2.Objektivitas:Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh
membiarkan terjadinya bias, konflik kepentingan, atau dibawah penguruh
orang lain sehingga mengesampingkan pertimbangan bisnis dan professional.
3.Kompetensi profesional dan kehati-hatian: Seorang akuntan professional
mempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan keterampilan
profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang dipelukan untuk menjamin
seorang klien atau atasan menerima jasa profesional yang kompeten yang
didasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini. Seorang
akuntan profesional harus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-
standar profesional harus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar
professional dan teknik yang berlaku dalam memberikan jasa profesional.
4.Kerahasiaan : Seorang akuntan profesional harus menghormati kerhasiaan
informasi yang diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan
bisnis serta tidak boleh mengungkapkan informasi apa pun kepada pihak
ketiga tanpa izin yang benar dan spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum
atau terdapat hak profesional untuk mengungkapkannya.
5.Perilaku Profesional : Seorang akuntan profesional harus patuh pada
hukum dan perundang-undangan yang relevan dan harus menghindari
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi
3.Advokasi (Advocacy)
Ancaman Advokasi dapat timbul bila akuntan profesional endukung suatu
posisi atau pendapat sampai titik dimana objektivitas dapat dikompromikan.
Contoh langsung ancaman untuk akuntan publik antara lain :
Mempromosikan saham perusahaan publik dari klien, dimana perusahaan
tersebut merupakan klien audit.Bertindak sebagai pengacara (penasihat
hukum) untuk klien penjaminan dalam suatu litigasi atau perkara perselisihan
dengan pihak ketiga.
4. Kekerabatan (Familiarity)
Ancaman kekerabatan timbul dari kedekatan hubungan sehingga akuntan
profesional menjadi terlalu bersimpati terhadap kepentingan orang lain yang
mempunyai hubungan dekat dengan akuntan tersebut. Contoh langsung
Ancaman Kekerabatan untuk akuntan publik, antara lain:Anggota tim
mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang direktur atau pejabat
perusahaan klien.
5. Intimidasi (Intimidation)
Ancaman Intimidasi dapat timbul jika akuntan profesional dihalang untuk
bertindak objektif, baik secara nyata maupun dipersepsikan. Contoh Ancaman
Intimidasi untuk Akuntan Publik, antara lain:Diancam dipecat atau diganti
dalam hubungannya dengan penugasan klien.
Diancam dengan tuntutan hukum.Ditekan secara tidak wajar untuk
mengurangi ruang lingkup pekerjaan dengan maksud untuk mengurangi
fee.Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang
karyawan klien yang memiliki jabatan yang berpengaruh langsung dan
segnifikan terhadap pokok dari penugasan.
Contoh langsung Ancaman Kekerabatan untuk akuntan bisnis, antara lain:
Hubungan yang lama dengan rekan bisnis yang mempunyai pengaruh pada
keputusan bisnis.Penerimaan hadiah atau perlakuan khusus, kecuali nilainya
tidak segnifikan.
10. Untuk menhadapai ancaman yang akan terjadi, terdapat hal yang dapat
akuntan publik lakukan untuk pengamanan yaitu ada dua kategori pokok
pengamanan terhadap Ancaman Independensi, yaitu:
a)Pengamanan melalui profesi, legislasi, atau regulasi dapat dibentuk melalui
sebagai berikut:
oPersyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
oPersyaratan pengembangan profesi berkelanjutan.
oProsedur pemantauan dan pendisiplinan profesi atau peraturan.
oReview eksternal oleh pihak ketiga yang berwenang atas laporan,
pemberitahuan, komunikasi, dan informasi yang dihasilkan oleh akuntan
profesional.
B. Konflik Kepentingan
Termasuk ke dalam familiarity threat. Contohnya seorang auditor pada saat
mengaudit laporan keuangan menemukan suatu kejanggalan pada laporan
keuangan namun karena audit memiliki hubungan keluarga dengan si pihak
perusahaan maka auditor menutupi kejanggalan laporan keuangan tersebut.
Perlindungan yang sesuai adalah safeguards created by the profession,
legislation, or regulation.
C. Opini Kedua
Termasuk ke dalam intimidation threat. Contohnya ketika akuntan diminta
untuk memberikan opini dalam pengaplikasian akuntansi, audit, dan
pelaporan dari kegiatan yang ada. Karena bisa jadi fakta dan bukti yang
diberikan kepada mereka tidak sama dengan fakta dan bukti yang diberikan ke
akuntan pertama. Perlindungan yang sesuai adalah safeguards created by the
profession, legislation, or regulation.
13. CEPA 2012 memberikan saran agar pencegahan yang diterapkan harus dapat
mengeliminasi berbagai ancaman atau menguranginya sampai pada tingkat
yang dapat diterima. Pencegahan-pencegahan tersebut adalah:
A.Melakukan kontak dengan kantor akuntan sebelumnya, serta bertanya
adakah alasan professional atau alasan lainnya sehingga penugasannya tidak
disetujui atau dilanjutkan.
B.Meminta kepada kantor akuntan sebelumnya untuk memberikan informasi
yang diketahuinya tentang fakta atau lingkungan dari perusahaan/organisasi
yang diperiksa.
C.Memperoleh informasi dari sumber-sumber yang lain.
14. The Sarbanes–Oxley Act of 2002 mewajibkan Securities and Exchange
Commission (SEC) untuk mendirikan Public Company Accounting Oversight
Board (PCAOB), yaitu dewan yang bertugas mengawasi dan menginvestigasi
pelaksanaan audit dan auditor perusahaan-perusahaan publik, dan sanksi, baik
untuk perusahaan maupun personil, atas pelanggaran hukum, regulasi, dan
aturan.
European Union Eighth Council Directive 84/253/EEC, yang berisi kondisi-
kondisi untuk persetujuan auditor-auditor yang terkualifikasi dan EU
Directive 2006/43/EC yang membutuhkan penerapan serangkaian standar
pengauditan internasional, memperbarui persyaratan pendidikan, definisi etika
profesional, dan implementasi teknis dari kerja sama antar pihak yang
berkompeten dari negara-negara anggota Uni Eropa dan otoritas dari negara
ketiga.
c.Advocacy risk, yang terjadi apabila tindakan akntan publik menjadi terlalu
erat kaitannya dengan kepentingan klien.
d.Client influence risk, yang terjadi apabila akuntan publik mempunyai
hubungan erat yang kontinyu dengan klien, termasuk hbungan pribadi yang
dapat mengakibatkan intimidasi oleh atau keramahtamahan yang berlebihan
dengan klien.
18. Akuntan harus memiliki etika perilaku professional yaitu mematuhi undang-
undang dan regulasi yang relevan, serta menghindari tindakan-tindakan yang
dapat mendiskreditkan profesi akuntan.
Cara kode etik bagi para akuntan dapat berbeda dengan kelompok pekerjaan
lainnya, seperti dokter dan pengacara.
1.Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi
sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga,
anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum. Dalam upaya
memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan profesional
sangat tidak dianjurkan mencemarkan nama baik profesi. Akuntan wajib
mempunyai sikap jujur dan dapat dipercaya.
3.Standar Teknis
Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan
berkewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa, selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Standar
teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur dan pengaturan perundang-undangan yang
relevan.
4.Kepentingan Publik
Anggota akuntan profesional berkewajiban untuk bertindak dalam rangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik serta
menunjukkan sikap profesionalisme. Salah satu ciri dari profesi adalah
penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan juga memegang
peranan penting di masyarakat. Arti publik dari profesi akuntan meliputi klien,
pemerintah, pemberi kredit dan pegawai. Investor, dunia bisnis dan pihak-
pihak yang bergantung kepada integritas dan objektivitas akuntan dalam
memelihara berjalannya fungsi bisnis dengan tertib. Oleh karena itu, seorang
akuntan harus selalu bertindak sesuai dengan koridor pelayanan publik untuk
menjaga kepercayaan mereka.
Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi
mungkin. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan
dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan
pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan
prinsip.
5.Kerahasiaan
Mengingat akuntan adalah profesi yang berhubungan langsung dengan data
keuangan, maka sudah sepatutnya harus mampu memegang prinsip
kerahasiaan. Prinsip kerahasiaan mengharuskan setiap akuntan untuk tidak
melakukan hal berikut ini.
1.Mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dari hubungan
profesional dan hubungan bisnis pada pihak di luar kantor akuntan atau
organisasi tempat akuntan bekerja tanpa diberikan kewenangan yang memadai
dan spesifik, terkecuali jika mempunyai hak dan kewajiban secara hukum atau
profesional untuk mengungkapkan kerahasiaan tersebut.
2.Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak
ketiga. Informasi yang diperoleh baik melalui hubungan profesional maupun
hubungan bisnis.
6.Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Objektivitas adalah
suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.
Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak,
jujur secara intelektual, tidak berprasangka serta bebas dari benturan
kepentingan atau di bawah pengaruh pihak lain.