Anda di halaman 1dari 8

NAMA : WARAS ANJAR LARASWATI

NIRM : 03.03.20.140
PRODI : 2A PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
MATKUL : KOMUNIKASI PENYULUHAN

KOMUNIKASI PENYULUHAN

Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar


masyarakat tertarik, berminat dan bersedia untuk melaksanakannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Penyuluhan tidak lepas dari bagaimana agar sasaran penyuluhan dapat mengerti,
memahami, tertarik, dan mengikuti apa yang disuluhkan dengan baik, benar, dan atas
kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide baru dalam kehidupannya. Oleh
karena itu penyuluhan membutuhkan suatu perencanaan yang matang, terarah, dan
berkesinambungan. Dengan penyuluhan diharapkan akan dapat membuat orang dari tidak
tahu jadi tahu, dari yang sudah tahu menjadi lebih tahu mengenai jalan yang harus ditempuh
dan dituju. Membantu orang dalam kesulitan untuk memperoleh petunjuk, bimbingan akan
jalan yang harus ditempuh demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Penyuluhan adalah
proses pendidikan Pendidikan yang diberikan sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan pada
waktu tertentu. Sifat penyuluhan harus kontinu serta materi pendidikan harus dikembangkan
terus menerus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Penyuluhan pertanian dan peternakan merupakan bagian dari sistem pembangunan
pertanian dan peternakan yang merupakan sistem pendidikan di luar sekolah (pendidikan non
formal) bagi peternak beserta keluarganya dan anggota masyarakat lainnya yang terlibat
dalam pembangunan pertanian dan peternakan, dengan demikian penyuluhan pertanian dan
peternakan adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif guna membantu
peternak beserta keluarga agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampu untuk
memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri dan pada akhirnya
mampu menolong dirinya sendiri ( Soeharto, N.P, 2005). Selanjutnya dikemukakan oleh
Salim (2005), bahwa penyuluhan pertanian dan peternakan adalah upaya pemberdayaan
peternak dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan
non formal dibidang pertanian dan peternakan agar mampu menolong dirinya sendiri baik
dibidang ekonomi, sosial maupun politik, sehingga meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan mereka dapat dicapai.
 TABEL FAKTOR PERBANDIANGAN PERTANIAN DAN PETERNAKAN

PERTANIAN PETERNAKAN
N JENIS KELEBIHAN KEKURANGAN KELEBIHAN KEKURANGAN
O
1 LAHAN Perawatan mudah. Membutuhkan Lahan tidak perlu Harus sering
. lahan luas. luas. dibersihkan.
Hanya sekali
tanam, kemudian Selalu Tanah bisa dicampur Wajib tersedia air
perawatan tidak memperhatikan dengan kotoran dan untuk minum
seberat saat hama penyakit. menghasilkan ternak.
menanam. pupuk.
2 PENGAWSAN Lebih Tertata Selalu Pengawasan Pengawasan
. PENYULUHA memperhatikan tergolong mudah intensif apalagi
N Pengawasan hanya hama penyakit karna lahan yang pada saat ternak
beberapakali saat tidak perlu luas sakit
menananm dan Lahan yang luas
panen saja jadi juga
membutuhkan
tenaga ekstra
3 TEKNOLOGI Memudahkan Perawatan alat Mempercepat Biaya perawatan
. dalam proses tergolong sulit dan pekerjaan alat cukup besar
panen, perawatan mahal Alat/sarana dan
tanaman dll. Hasil yang di dapat prasarana yang
lebih besar digunakan banyak
Mempercepat
pekerjaan

Hasil yang di dapat


lebih besar
4 OBJEK Bisa diperbaharui Musiman Lebih dari 40% Perawan ternak
. KOMODITAS (renewable) dalam penduduk Indonesia yang harus rajin
waktu relatif Tidak tahan lama menggantungkan dibersikan
singkat dan mudah rusak hidupnya dari sektor
Indonesia adalah peternakan Wajib tersedia air
negara tropis yg untuk minum
memiliki sumber Tahan lama ternak
daya alam yg
melimpah sehingga
tidak tergantung
dengan negara lain

Lebih dari 40%


penduduk
Indonesia
menggantungkan
hidupnya dari
sektor pertanian
5 PERMODALA Mudah di dapatkan Permodalan cukup Mudah di dapatkan Apabila gagal
. N apalagi sekarang besar apalagi apalagi sekarang maka harus
adanya program untuk lahan adanya program meminjam
KUR (kredit usaha pertanian yang KUR (kredit usaha permodalan lagi
rakyat) luas rakyat) seperti awal

Permodalan tidak
perlu besar karna
lahan tidak terlalu
besar
6 METODE Penyuluhan Massal Penyuluhan Mass Penyuluhan Massal Penyuluhan Massa
. PENYULUHA Tidak terlalu al Tidak terlalu Memakan waktu
N resmi, pertanian ma Memakan waktu resmi, peternakan m lebih banyak
ssal lebih banyak assal
Biaya lebih besar
Penuh kepercayaan Biaya lebih besar Penuh kepercayaan
Bersifat kurang
Langsung dapat Bersifat kurang Langsung dapat efisien
dirasakan efisien dirasakan pengaruhnya
pengaruhnya
Penyuluhan Kelom Penyuluhan Kelomp
pok Penyuluhan Kelo ok Penyuluhan Kelom
Relatif lebih mpok Relatif lebih efisien, pok
efisien, pertanian k Masalah peternakan kelompo Masalah
elompok pengorganisasian k pengorganisasian

Komunikator tidak Pendekatan Komunikator tidak Pendekatan


tersamar aktivitas tersamar aktivitas
pembentukan kelo pembentukan kelo
Penyuluhan Perora mpok bersama Penyuluhan Peroran mpok bersama
ngan gan
Waktu lebih efisien Kesulitan dalam Waktu lebih efisien Kesulitan dalam
pengorganisasian pengorganisasian
Adanya persiapan aktivitas diskusi Adanya persiapan aktivitas diskusi
yang mantap
Memerlukan Memerlukan
pembinaan calon pembinaan calon
pimpinan kelomp pimpinan kelompo
ok yang cakap dan k yang cakap dan
dinamis dinamis

Penyuluhan Peror Penyuluhan Perora
angan ngan
Komunikator Komunikator
tersamar tersamar

Sifatnya yang Sifatnya yang lebih


lebih formal formal

Pengaruhnya Pengaruhnya relati


relatif sukar sukar

Relatif lebih Relatif lebih muda


mudah diukur diukur
mengorganisasikan
mengorganisasika
n

Permasalahan/Kendala Dalam Bidang Penyuluhan


Kendala yang ada dibidang penyuluhan yaitu kurangnya tenaga penyuluh di sehingga
pelaksanan kegiatan penyuluhan belum bekerja merata secara efektif dan efisien. Kurangnya
tenaga penyuluh ini disebabkan oleh perhatian pemerintah daerah yang sangat beragam dan
selain itu usia para penyuluh rata-rata sudah mendekati masa purna bakti, banyak tenaga
penyuluh yang pensiun dan sikit nya tenaga penyukuh yang baru. Kurangnya perekrutan
tenaga penyuluh menyebakan jumlah dan kualitasnya menurun dan tidak sebanding antara
jumlah penyuluh dengan banyaknya desa. Sehingga membuat kinerja para penyuluh tidak
berjalan maksimal. Selain itu kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan
penyuluh dalam melakukan penyuluhan ke desa-desa, seperti akses jalan menuju desa yang
disuluh mengalami rusak parah dan biasanya terkendala ketika hujan tidak dapat dilewati,
serta kurangnnya biaya oprasional yang diterima oleh tenaga penyuluh menjadi kendala
tersendiri, biaya yang diterima kadang tidak sebanding dengan jarak yang harus mereka
tempun ke sasaran desa dengan berbagai kendalanya.
Kendala lainnya yaitu pola pikir atau mind set petani/peternak, mind set dan
paradigma para petani/peternak yang menganggap penyuluh adalah sebagai pihak yang
memberikan bantuan berupa bantuan fisik untuk menjalankan dan mengembangkan usaha
tani para petani di desa. Padahal, penyuluh hanyalah orang yang bertugas untuk mentransfer
ilmu tentang bidang pertanian, memberikan motivasi-motivasi, memberikan pandangan-
pandangan, kemungkinan-kemungkinan, dan memberikan gambaran resiko-resiko keputusan
dalam usaha tani serta sebagai tempat untuk berkonsultasi tentang masalah pertanian yang
dialami para petani. Dengan mind set dan paradigma petani yang demikian, maka sulit untuk
merealisasikan tujuan utama penyuluhan yaitu untuk membantu petani/peternak agar dapat
membantu diri mereka sendiri. Agen penyuluh hanya memiliki setengah dari pengetahuan
yang diperlukan untuk mengambil keputusan, sedangkan petani dan keluarganya melengkapi
kekurangannya. Mereka akan mengetahui tujuan-tujuan mereka, jumlah modal yang dimiliki,
persyaratan tenaga kerja pertanian mereka selama bulan-bulan yang berbeda, hubungan
dengan petani lain, kualitas lahan serta kesempatan-kesempatan menghasilkan uang diluar
sektor pertanian. Agen penyuluhan mungkin memiliki sebagian dari pengetahuan tersebut,
tetapi biasanya tidak sebanyak pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga petani sendiri.
Dewasa ini agen penyuluhan lebih mengarahkan langkahnya pada sistem pertanian yang
berkelanjutan dan kurang memperhatikan input pertanian yang tinggi dibandingkan tahun-
tahun yang lalu. Pengetahuan khas setempat dari petani sangatlah penting untuk
mengembangkan pertanian yang berkelanjutan karena cara ini harus disesuaikan dengan
situasi setempat yang biasanya petani tahu lebih banyak dibandingkan peneliti atau agen
penyuluhan.
Masalah lainnya Penyuluh berada di antara dua kepentingan, kepentingan yaitu
kepentingan petani dan kepentingan pemerintah. Kepentingan pemerintah adalah untuk
mencukupi kebutuhan pangan oleh karena itu petani diharapkan meningkatkan produksi
tetapi dengan harga yang murah. Kepentingan petani adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarganya dan mengusahakan kegiatan pertanian yang berkelanjutan.
Penyuluh berada pada dua kepentingan yang saling bertentangan. Selama penyuluh berpihak
kepada pemerintah, maka akan timbul konflik kepentingan petani dan pemerintah.
Kepercayaan petani kepada penyuluh akan menurun. Partisipasi petani dalam pembangunan
juga akan menurun. Contoh: Petani menginginkan harga buah meningkat karena memiliki
warna yang bagus, tetapi pemerintah tidak dapat memenuhinya. Kemudian Kurang
terorganisasinya penyuluhan secara baik. Contoh: pada jaman BIMAS dikeluarkan SK
Mendagri-Mentan tahun 1985 tentang pembentukan BPP (Balai Penyuluhan Pertanian)
sehingga penyuluh pertanian berada di BPP. Kemudian tahun 1992 penyuluh berda di dinas-
dinas sehingga BPP di bagi-bagi sesuai dengan dinas yang ada. Tahun 1996 dikeluarkan SK
Mendagri-Mentan tentang pembentukan BIPP (Balai Informasi Penyuluhan Pertanian).
Belum selesai BIPP dibentuk sudah digulirkannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi
Daerah. Kurangnya pengorganisasian kegiatan penyuluhan menyebabkan kurangnya
keberhasilan penyuluhan pertanian.  Kegiatan penyuluhan tidak berjalan dengan baik,
kegiatan penyuluhan akan berjalan dengan baik bila: pasar, teknologi, input, intensitas
produksi (harga yang layak) dan transportasi desa mencapai keadaan maksimum. Bagaimana
membangun pertanian yang baik bila 80 % masalah berada di luar petani. Kegiatan
penyuluhan tidak efektif apabila kelima masalah diatas tidak diatasi
Hambatan yang menghalangi pencapaian tujuan dapat ditanggulangi sesuai dengan
sifatnya. Hambatan – hambatan tersebut dikelompokkan sebagai berikut :
 Pengetahuan
Sebagian petani tidak mempunyai pengetahuan serta wawasan yang memadai
untuk dapat memahami permasalahan mereka, memikirkan pemecahannya, atau
memilih pemecahan masalah yang paling tepat untuk mencapai tujuan mereka. Ada
kemungkinan pengetahuan mereka berdasarkan kepada informasi yang keliru karena
kurangnya pengalaman, pendidikan, atau faktor budaya lainnya. Tugas agen atau
penyuluhan adalah meniadakan hambatan tersebut dengan cara menyediakan
informasi dan memberikan pandangan mengenai masalah yang dihadapi. Sebagai
contoh, petani mungkin tidak menyadari bahwa kegagalan panen mereka disebabkan
oleh serangan hama yang tidak dapat mereka identifikasi. Agen penyuluhan dapat
memberikan bantuan berupa pemberian informasi yang memadai yang bersifat teknis
mengenai hama tersebut dan menunjukkan cara penanggulangannya. (Howkins,1999)
 Motivasi
Sebagian petani kurang memiliki motivasi untuk mengubah perilaku karena
perubahan yang diharapkan berbenturan dengan motivasi yang lain. Kadang – kadang
penyuluhan dapat mengatasi hal demikian dengan membantu petani
mempertimbangkan kembali motivasi mereka. Sebagai contoh, peternak mungkin
kurang memberikan perhatian terhadap kebersihan dalam memeras susu karena
mahalnya harga desinfektan disamping cara penggunaannya yang dianggap rumit.
Agen penyuluhan memberikan motivasi pada peternak agar menggunakan metode –
metode yang dianjurkan dengan mendemonstrasikan bagaimana kebersihan dapat
meningkatkan kualitas susu dan menambah keuntungan. (Howkins,1999)
 Sumber Daya
Beberapa organisasi penyuluhan bertanggung jawab untuk meniadakan
hambatan yang disebabkan oleh kekurangan sumber daya. Sebagai contoh, organisasi
penyuluhan dibawah departemen pertanian dibanyak negara berkembang sering kali
diserahi tanggung jawab untuk mengawasi kredit dan mendistribusikan sarana
produksi seperti pupuk. Sesuai dengan definisi kita tadi, organisasi yang menyediakan
sumber daya disini tidak terlibat dengan kegiatan penyuluhan sekalipun apa yang
mereka lakukan sangat bermanfaat. (Howkins,1999)
 Wawasan
Sebagian petani kurang memiliki wawasan untuk memperoleh sumber daya
yang diperlukan. Masalah ini hampir sama dengan hambatan pengetahuan, dan
peranan penyuluhan sangat tepat pada situasi demikian. Sebagai contoh, agen
penyuluhan bisa saja memberi informasi mengenai sumber kredit, tetapi tidak
memberikan jaminan terhadap pembayaran kembali dari kredit tersebut.
(Howkins,1999)
 Kekuasaan
Penyediaan informasi tidaklah mungkin membawa perubahan dalam hal
kekuasaan petani. Dengan demikian hal ini tidak dapat dilaksanakan sebagai kegiatan
penyuluhan, kecuali penyebabnya adalah hambatan yang berikut ini.

 Wawasan terhadap kekuasaan


Sebagian petani tidak memiliki wawasan terhadap hubungan – hubungan
kekuasaan dalam masyarakatnya maupun tentang sumber daya kekuasaan yang
tersedia bagi mereka serta cara menggunakannya untuk menciptakan perubahan.
(Howkins,1999)

Solusi atas Permasalahan dalam Bidang Penyuluhan


Solusi atas permasalahn penyuluhan yaitu, pengetahuan dan wawancara yang
memadai hanya dapat digunakan untuk memecahkan sebagian dari masalah yang telah
dikemukakan. Ini pun jika agen penyuluhan sendiri memiliki pengetahuan serta wawasan
yang dibutuhkan, atau bersama – sama dengan petani mengupayakannya. Fungsi sosial lain,
seperti penelitian ilmiah dapat membantu memecahkan persoalan sosial, misalnya dengan
mengembangkan metode untuk meningkatkan hasil panen. (Howkins,1999) Agen penyuluhan
juga harus dapat menganalisis situasi yang sedang berkembang agar mereka selalu siap untuk
memberikan peringatan kepada petani secara “tepat waktu” mengenai hal – hal yang tidak
diinginkan yang mungkin terjadi. Ketidakpuasan petani juga dapat diubah menjadi masalah
konkret untuk bisa dipecahkan. Sebagai contoh, dengan menganalisis struktur ekonomi suatu
usaha tani, agen penyuluhan dapat menunjukkan bahwa ketergantungan pada suatu tanaman
tertentu dapat mengakibatkkan kemerosotan hasil. Analisis demikian memungkinkan untuk
mencari tanaman pengganti yang sudah diuji dan ternyata memiliki potensi hasil yang tinggi
untuk meningkatkan pendapatan petani. (Howkins,1999).
Penyuluhan tidak mencakup semua aspek tersebut di atas dan juga tidak seharusnya
demikian. Dengan pemberian satu atau beberapa aspek permasalahan, petani akan mampu
memecahkan sendiri masalah selebihnya, bahkan kadang – kadang cukup dengan hanya
penjelasan masalah dan analisis yang sistematis. Pada kesempatan lain mungkin cukup
dengan hanya memberi tambahan informasi. Penyuluh seharusnya menganalisis terlebih
dahulu keadaan petani sebelum memutuskan untuk membantunya. (Howkins,1999). Petani
pada umumnya telah meniliti dengan sebaik-baiknya pilihan-pilihan yang disesuaikan dengan
keadaan setempat dan memanfaatkannya dengan baik. Penyesuaian terhadan meningkatnya
tekanan penduduk dan perubahan kondisi ekonomi dalam banyak kasus telah mengakibatkan
praktek-praktek baru seperti perluasan budidaya tanaman ke lereng-lereng yang rawan dan
monokultur yang dipacu oleh varietas modern. (reijintjes,dkk, 1992). Istilah “agen
penyuluhan” juga dapat menimbulkan masalah, banyak agen penyuluhan yang tidak sekedar
memberi saran, tetapi juga melakukan pengawasan terhadap jalannya peraturan pertanian
atau pembasmian hama dan penyakit, sementara agen yang lain menyediakan sarana seperti
pupuk. Oleh karena itu, tidaklah realistis bila mengatakan bahwa hanya mereka yang
memberikan saran sajalah yang disebut sebagai penyuluh. Penyuluhan dapat pula
disampaikan oleh mereka yang bergerak di bidang lain, seperti manajer bank desa yang dapat
memberikan sarannya mengenai sumber – sumber kredit. (Howkins,1999).

Anda mungkin juga menyukai