Anda di halaman 1dari 11

DEMODULATOR AMPLITUDO

I. TUJUAN

1. Untuk mempelajari prinsip Demodulasi Amplitudo.


2. Meng-implementasikan suatu Demodulator amplitudo balanced
3. Meng-implementasikan suatu demodulator amplitudo menggunakan diode
detector.

II. DASAR TEORI

Demodulator AM adalah suatu sinyal yang termodulasi amplitudo ber-


frekuensi tinggi diubah menjadi sinyal audio berfrekuensi rendah. Prosesnya seperti
gambar 1, dan blok fungsi sistem rangkaiannya dengan jenis asinkron pada gambar 2.

el

Gambar 1. Demodulator AM

Gambar 2. Proses Demodulasi AM

Sinyal AM yang memiliki gelombang selubung kedua sisi amplitudonya dengan level
positif dan negatif dimasukkan ke suatu penyearah. Sinyal keluarannya menjadi
selubung setengah gelombang sinyal AM, kemudian dihubungkan ke low pass filter
untuk melewatkan sinyal daerah frekuensi rendah, yaitu frekuensi dari selubung
setengah gelombang. Keluaran LPF menjadi sinyal audio dengan level dc tertentu.
Akhirnya dihubungkan ke pengatur dc, untuk menggeser level dc ke nol V dan
keluarnya sinyal audio terdemodulasi.

1
Rangkaian detektor dioda sederhana ditunjukkan oleh gambar 3. Rangkaian ini

Gambar 3. Rangkaian detektor dioda sederhana

disusun oleh dua Inverting Amplifier U1 dan U2 terhubung kaskade yang diperlukan
penguatan sinyal AM yang diterima. Penguatan diatur oleh komponen R1, R2, R 3
dan R4. Sinyal AM yang telah diperkuat yang sesuai disearahkan oleh dioda D1,
kemudian dihubungkan ke Low Pass Frequency (LPF) yang terdiri atas komponen C2,
C3 dan D2. Keluaran LPF adalah selubung sinyal audio dengan level dc tertentu.
Kemudian C4 digunakan untuk by pass, menahan level dc tersebut, sehingga
keluarannya akhirnya dengan level dc adalah nol.

Pada persamaan AM,

m a Ec ma E c
vAM(t) = Ec sin 2 π f c t+ cos 2 π ( f c −f m ) t−¿ cos 2 π ( f c + f m ) t ¿(V) (1)
2 2

Persamaan keluaran penguat dengan faktor penguatan, K, adalah

vAM1(t) = k vAM(t) (V) (2)

dan persamaan keluaran LPF adalah

K E DC E2c
vm’(t) = m a sin ( 2 π f m t ) (V ) (3)
2

Akhirnya persamaan keluaran audio adalah

vm(t) = K 1 sin ( 2 π f m t ) (V) (4)

dimana K 1 = faktor penguatan terhadap sinyal audio pengirim.


2

III. ALAT DAN BAHAN

1. Modul KL 92001

2. Modul KL 92005

3. Osiloskop dual trace

IV. LANGKAH KERJA

1. Susun rangkaian modulator AM pada modul KL-93002. Hubungkan J1 dan J3


untuk mengatur Ra = 1 kΩ dan Rs = 6,8 kΩ..
2. Hubungkan Function generator 1 (Sinyal Audio) : 1 Vpp, gelombang sinus, 1
kHz ke masukan audio (P2) dan Function generator 2 (Sinyal Pembawa) : 1, 5
Vpp, gelombang sinus, 200 kHz.
3. Masing-masing sinyal no. 2 diatas dihubung Osiloskop digital, dengan kanal 1
untuk sinyal pembawa dan kanal 2 untuk sinyal audio. Kemudian pindahkan
kanal 1 ke keluaran AM, amati bentuk gelombangnya dan atur indeks
modulasi kira-kira 100 %.
4. Keluaran AM diatas dihubungkan ke detektor dioda. Pindahkan kanal 1
Osiloskop ke keluaran Function Generator 1 (Sinyal Audio) dan kanal 2 ke
keluran akhir detektor dioda. Amati kedua sinyal tersebut pada Osiloskop dan
catat pada Tabel 1. Atur bentuk gelombang Function Generator untuk segitiga,
amati dan catat. Hal serupa untuk gelombang persegi, amati dan catat pada
Tabel 1.
5. Ulangi langkah 2, 3 dan 4, atur frekuensi Function Generator 1 pada 5 kHz
Catat hasilnya pada tabel 1.
6. Ulangi langkah 2, 3 dan 4, atur frekuensi Function Generator 1 pada 8 kHz
Catat hasilnya pada tabel 1.
7. Ubah frekuensi sinyal pembawa (Function generator 2) pada 1,5 V pp pada 300
kHz, lakukanlah langkah 2, 3, 4, 5 dan 6. Amati dan catat pada Tabel 2. Ulangi
langkah 2 dan 3. Catat hasilnya pada tabel 3.
8. Ubah frekuensi sinyal pembawa (Function generator 2) pada 1,5 V pp pada 500
kHz, lakukanlah langkah 2, 3, 4, 5 dan 6. Amati dan catat pada Tabel 2. Ulangi
langkah 2 dan 3. Catat hasilnya pada tabel 4.
3
9. Atur Fungction Generator 1 pada gelombang sinus, 1 Vpp, dan 1 kHz, dan atur
Function Generator 2 pada 500 kHz, amati dan catat pada Tabel 5.
10. Ulangi langkah 9 untuk gelombang segitiga, amati dan catat pada Tabel 5
11. Ulangi langkag 9 untuk gelombang persegi, amati dan catat pada Tabel 5.
12. Ubah Function Generator 2 pada 1 MHz, lakukan langkah 8, 9, 10 dan 11,
amati dan catat pada Tabel 5.
13. Ubah Function Generator 2 pada 2 MHz, lakukan langkah 8, 9, 10 dan 11,
amati dan catat pada Tabel 5.

V. Tabel Hasil Pengukuran

Tabel 1. Vc = 1,5 Vpp, fc = 200 kHz , Vm = 1 Vpp

Frekuensi Audio Bentuk Gelombang Bentuk Gelombang


(kHz) masukan Keluaran
Sinus

Segitiga

Persegi
Sinus

Segitiga

Persegi

Sinus

8
Segitiga

Persegi

5
Tabel 2. Vc = 1,5 Vpp, fc = 300 kHz , Vm = 1,0 Vpp ,

Frekuensi Audio Bentuk Gelombang Bentuk Gelombang


(kHz) masukan Keluaran
Sinus

Segitiga

Persegi

Sinus

Segitiga

Persegi
Sinus

Segitiga

Persegi

Tabel 3. Vc = 1,5 Vpp, fc = 500 kHz , Vm = 1,0 Vpp ,

Frekuensi Audio Bentuk Gelombang Bentuk Gelombang


(kHz) masukan Keluaran
Sinus

1 Segitiga
Persegi

Sinus

Segitiga

Persegi

Sinus

8
Segitiga
Persegi

Tabel 4. Vc = 1,5 Vpp, Vm = 1,0 Vpp, fm = 1 kHz

Frekuensi Pembawa Bentuk Gelombang Bentuk Gelombang


masukan Keluaran
Sinus

Segitiga

500 kHz

Persegi

Sinus

1 MHz
Segitiga

Persegi

Sinus

Segitiga

2 MHz

Persegi

10
VI. Analisa Hasil Pengukuran

VII Kesimpulan

11

Anda mungkin juga menyukai