Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh Kelompok V :

1. AFIFAH INAYATUL
2. DYAH AYU LESTARI
3. ERZA RAMADHANI
4. EVI PUTRI ARDIYANI
5. NADIA AL ISLAMIYAH
6. RIFA NADIA BENIYARTI
7. SARAH NUR AULIA

Dosen Pembimbing: Ns. Yusrini M.Kep.Sp.Kep.J

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

BEKASI 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan Mengucap syukur kehadirat Allah SWT. yang hanya dengan rahmat serta
petunjuk-nya, penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan Defisit Perawatan Diri” Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.

Dalam penulisan ini tidak lepas dari pantauan bimbingan saran dan nasehat dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kapada yang terhormat dosen Pembimbing yang telah memberikan tugas dan
kesempatan kepada kami untuk membuat dan menyusun makalah ini. Serta semua
pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta nasehat hingga
tersusunnya makalah ini hingga akhir.

Karena keterbatasan ilmu dan pengalaman, penulis sadar masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah dan Askep ini. Oleh karena itu kritik dan
saran yang berkaitan dengan penyusunan makalah dan Askep ini akan penulis
terima dengan senang hati untuk menyempurnakan penyusunan makalah dan
Askep tersebut.

Semoga makalah Keperawatan Jiwa yang berjudul “Asuhan Keperawatan Jiwa


Pada Pasien Dengan Defisit Perawatan Diri” ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.

Bekasi, 05 September 2020

Disusun

Kelompok V

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................2
A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri..................................................2
1. Definisi..........................................................................................2
2. Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri................................................2
3. Proses Terjadinya Masalah...........................................................3
4. Tanda dan Gejala..........................................................................4
B. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Defisit Perawatan Diri....5
1. Pengkajian.....................................................................................5
2. Diagnosis Keperawatan Defisit Perawatan Diri...........................6
3. Tindakan Keperawatan Defisit Perawatan Diri............................7
4. Evaluasi Kemampuan Pasien Dan Keluarga Dalam Defisit
Perawatan Diri.............................................................................10
C. Strategi Pelaksanaan...........................................................................11
1. Proses Keperawatan......................................................................11
2. Intervensi......................................................................................12
3. Strategi Komunikasi Keperawatan Dalam Tindakan...................14
BAB III PENUTUP.......................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................15
B. Saran...................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya. 
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam Melakukan/melewati aktivitas
perawatan diri secara mandiri.
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi
kebutuhan personal hygienenya sendiri.
Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau
keadaan emosional klien. Selain itu,beragam faktor pribadi dan sosial budaya
mempengaruhi praktik hygiene klien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksut Defisit Perawatan Diri ?
2. Apa Penyebab Defisit Perawatan Diri ?
3. Apa Akibat Dari Defisit Perawatan Diri ?
4. Apa Penatalaksanaan Defisit Perawatan Diri ?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri ?

C. Tujuan
1. Tujuan Secara Umum
Mengerti tentang defisit perawatan diri dan memahami apa yang harus di
lakukan seorang perawat untuk menangani defisit perawatan diri pada
gangguan jiwa.
2. Tujuan secara khusus  
Mengetahui definisi, penyebab, jenis-jenis, akibat defisit perawatan diri,
penatalaksanaan, pohon masalah, dan asuhan keperawatan.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri


1. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)
(Nurjannah, 2004).
Herdman (2012) mendefinisikan defisit perawatan diri sebagai
suatu gangguan didalam melakukan aktifitas perawatan diri (kebersihan
diri, berhias, makan, toileting). Sedangkan perawtan diri merupakan salah
satu kemampuan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhannya guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya.

2. Jenis- Jenis Definisi


Ada beberapa jenis defisit perawatan diri :
a. Kurang perawatan diri : mandi / kebersihan.
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Kurang perawatan diri : mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri(mengenakan pakaian) merupakan     
 gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan
sendiri.
c. Kurang perawatan diri : makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.

2
d. Kurang perawatan diri : toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri. (Nurjannah :
2004,77-79 ).

3. Proses Terjadinya Masalah


Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan individu mengalami
defisit perawatan diri, yaitu :
a. Faktor Prediposisi
1) Biologis, seringkali defisit perawatan diri disebabkan karena aanya
penyakit fisik dan mental yang menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan perawatan diri dan adanya faktor herediter yaitu ada
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
2) Psikologis, seringkali perkembangan memegang peranan yang tidak
kalah penting hal ini dikarenakan keluarga terlalu melindungi dan
memanjakan individu sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
Pasien gangguan jiwa mengalami defisit perawatan diri dikarenakan
kemampuan realitas yang kurang sehingga menyebabkan pasien
tidak peduli terhadap diri dan lingkungannya sehingga menyebabkan
pasien tidak perduli terhadsp diri dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
3) Sosial, kurangnya dukungan sosial dan situasi lingkungan
mengakibatkan penurunan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor prespitasi
Faktor prespitasi yang dapat menimbulkan defisit perawatan diri adalah
penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah,
lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan pearawatan diri.

3
4. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala defisit perawatan diri dapat dinilai dari pernyataan pasien
tentang kebersihan diri, berdandan dan berpakaian, makan dan minum,
BAB dan BAK dan didukung dengan data hasil observasi
a. Data Subjektif
1) Pasien mengatakan tentang
2) Malas mandi
3) Tidak mau menyisir rambut
4) Tidak mau memotong kuku
5) Tidak mau berhias/berdandan
6) Tidak bisa/ tidak mau menggunakan alat mandi / kebersihan diri
7) Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum
8) BAB dan BAK sembarangan
9) Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB
dan BAK
10) Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar

b. Data Objektif
1) Badan, bau, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang
2) Tidak menggunakan alat-alat mandi pada saat mandi dan tidak
mandi dengan benar
3) Rambu kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapih serta tidak
mampu berdandan
4) Pakaian tidak rapih, tidak mampu memilih, mengambil, memakai,
mengencangkan dan memindahkan pakaian, tidak memakai sepatu,
tidak mengancingkan baju atau celana
5) Memakai barang-barang yang tidak perlu dalam berpakaian,
memakai pakaian berlapis-lapis, penggunaan pakaian yang tidak
sesuai. Melepas barang-barang yang perlu dalam berpakaian
misalnya telanjang.
6) Makan dan minum sembarangan serta berceceran tidak
menggunakan alat makan, tidak mamp (menyiapkan makanan,

4
memindahkan makanan ke alat makan dari panci ke piring atau
mangkok, tidak mampu menggunakan sendok dan tidak mengetahui
fungsi alat-alat makan) memegang alat makan, membawa makanan
dari piring ke mulut, mengunyah, menelan makanan secara aman
dan menghabiskan makanan).
BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri setelah
BAB dan BAK tidak mampu menjaga kebersihan toilet dan menyiram
toilet setelah BAB atau BAK.

B. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Defisit Perawatan Diri


1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kepada
pasien dan keluarga.Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat
ditemukan dengan wawancara melalui pertanyaan sebagai berikut :
a. Coba ceritakan kebiasaan atau cara pasien dalam membersihkan diri?
b. Apa yang menyebabkan pasien malas mandi, mencuci rambut,
menggosok gigi, dan menggunting kuku?
c. Bagaimana pendapat pasien tentang penampilan dirinya? Apakah
pasien puas dengan penampilan sehari-hari pasien?
d. Berapa kali sehari pasien menyisir rambut, berdandan, bercukur
(untuk laki-laki) secara teratur?
e. Menurut pasien apakah pakaian yang digunakan sesuai dengan
kegiatan yang akan dilakukan?
f. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan pasien mandi sehari-hari?
Peralatan mandi apa sajayang digunakan ?
g. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan makan dan minum pasien?
h. Menurut pasien apakah alat makan yang digunakan sesuai dengan
fungsinya?
i. Coba ceritakan apa yang pasien lakukan ketika selesai BAB atau
BAK ?
j. Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB atau BAK setelah
selesai ?

5
k. Tanyakan mengenai pengetahuan pasien mengenai cara perawatan
diri yang benar
Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan melalui
observasi adalah sebagai berikut :
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidak mampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapih, pakaian tidak sesuai, pada
pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak
berdandan.
c. Ketidak mampuan makan dan minum secara mandiri, ditandai
dengan ketidakmampuan mengambil makanan dan minum sendiri,
mkanan berceceran dan makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidak mampuan BAB dan BAK secara mandiri, ditandai dengan
BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAB dan BAK.
Data hasil observasi dan wawancara didokumentasikan pada kartu
status pasien di contoh pendokumentasian hasil pengkajian sebagai
berikut :

Data : Pasien mengatakan belum mandi, rambut kotor, gigi kotor,


kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.Rambut acak-
acakan,tidak disisir, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak
sesuai, makan dan minum diambilkan oleh keluarga, makan
berceceran, dan tidak pada tempatnya. Tidak menyiram dan
membersihkan diri setelah BAB dan BAK.

2. Diagnosis Keperawatan Defisit Perawatan Diri


Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan Anda dan gejala
defisit perawatan diri yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukkan
Anda dan gejala defisit perawatan diri, maka diagnosis keperawatan yang
ditegakkan adalah

6
Defisit perawatan diri : Kebersihan diri, berdandan, makan dan
minum, BAB dan BAK

3. Tindakan Keperawatan Defisit Perawatan Diri


Tindakan Keperawatan Defisit Perawatan Diri Tindakan
keperawatan defisit perawatan diri dilakukan terhadap pasien dan
keluarga. Saat memberikan pelayanan di rumah sakit (bila ada pasien
dikunjungi atau didampingi
Tindakan keperawatan defisit perawatan diri dilakukan terhadap
pasien dan keluarga. Saat memberikan pelayanan di rumsah sakit (bila
ada pasien dikunjungi atau didampingi keluarga), puskesmas atau
kunjungan rumah, maka perawat menemui keluarga teriebih dahulu
sebelum menemui pasien. Bersama keluarga, perawat mengidentifikasi
masalah yang dialami pasien dan keluarga. Setelah itu, perawat menemui
pasien untuk melakukan pengkajian dan melatih cara untuk mengatasi
defisit perawatan diri yang dialami pasien.
Setelah perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali
menemui keluarga dan melatih keluargauntuk merawat pasien, serta
menyampaikan hasil tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien dan
tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk membimbing pasien
metatih kemampuan mengatasi defisit perawatan diri yang telah diajarkan
oleh perawat, Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan
pada setiap pertemuan, minimal empat kali pertemuan hingga pasien dan
keluarga mampu mengatasi defisit perawatan diri.
a. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Defisit Perawatan Diri
Tujuan: Pasien Mampu:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Melakukan kebersihan diri secara mandiri
3) Melakukan berhias/berdAndan secara baik
4) Melakukan makan dengan baik
5) Melakukan BAB/BAK secara mandiri

b. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Defisit Perawatan Diri

7
1) Membina hubungan saling percaya dengan cara:
 Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
 Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama
panggilan yang perawat sukai, serta tanyakan nama dan
nama panggilan pasien
 Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
 Buat kontrak asuhan: apa yang akan dilakukan bersama
pasien, berapa lama akan dikerjakan dan tempatnya di
mana.
 Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi
 Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
 Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
2) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri , perawat
dapat melakukan tahapan tindakan yang meliputi:
 Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
 Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
 Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan
diri.
3) Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi Berpakaian, menyisir
rambut dan bercukur Untuk pasien wanita, latihannya meliputi
berpakaian, menyisir rambut dan berhias
4) Melatih pasien makan dan minum secara mandiri
Untuk melatih makan dan minum pasien, perawat dapat
melakukan tahapan sebagai berikut:
 Menjelaskan kebutuhan (kebutuhan makan perhari dewasa
2000-2200 kalori (untuk perempuan) dan untuk laki-laki
antara 2400-2800 kalori setiap hari makan minum 8 gelas
(2500 ml setiag hara dap s makan dan minum a dan

8
 Menjelaskan cara makan dan minum yang tertib
 Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan dan minum
setelah makan dan minum
 Mempraktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
5) Mengajarkan pasien melakukan BAB dan BAK secara mandiri
Perawat dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri
sesuai tahapan berikut:
• Menjelaskan tempat BAB dan BAK yang sesuai
• Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
• Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
• Mempraktikkan BAB dan BAK dengan baik

c. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga Pasien Defisit Perawatan


Diri
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien defisit perawatan diri di
rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
Tujuan: Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami defisit
perawatan diri.
Tindakan keperawatan
1) Mendiskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien
defisit perawatan diri
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya
defisit perawatan diri dan mengambil keputusan merawat pasien
3) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri
yang dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri
pasien.
4) Latih keluarga cara merawat dan membimbing kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum, BAB dan BAK pasien
5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan
yang mendukung perawatan diri pasien

9
6) Mendiskusikan tAnda dan gejala kekambuhan yang
memerlukan rujukan segera ke fasilitas kesehatan.
7) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara
teratur.

4. Evaluasi Kemampuan Pasien Dan Keluarga Dalam Defisit Perawatan


Diri
a. Keberhasilan pemberian asuhan keperawatan ditandai dengan
peningkatan kemampuan pasien dalam perawatan diri, seperti:
1) Klien mampu melakukan mandi, mencuci rambut, menggosok gigi
dan menggunting kuku dengan benar dan bersih
2) Mengganti pakaian dengan pakaian bersih
3) Membereskan pakaian kotor
4) Berdandan dengan benar
5) Mempersiapkan makanan
6) Mengambil makanan dan minuman dengan rapi
7) Menggunakan alat makan dan minum dengan benar
8) BAB dan BAK pada tempatnya
9) BAB dan BAK air kecil dengan bersih.

b. Evaluasi kemampuan keluarga defisit perawatan diri berhasil apabila


keluarga dapat :
1) Mengenal masalah yg dirasakan dalam merawat pasien (pengertian,
tanda dan
gejala, dan proses terjadinya defisit perawatan diri )
2) Menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien
3) Merawat dan membimbing pasien dalam merawat diri : kebersihan
diri ,
berdandan (wanita), bercukur (pria), makan dan minum, BAB dan
BAK.
4) Follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan rujukan.

10
C. STRATEGI PELAKSANAAN
1) Proses Keperawatan
a. Kondisi klien
a. Data Subyektif :
 Klien mengatakan sudah tidak mandi selama 7 hari.
 Klien mengatakan malas untuk mandi
b. Data Obyektif :
 Baju kotor
 Rambut acak acakan
 Badan bau
 Kulit kotor
 Menggaruk tubuh
b. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
c. Tindakan Keperawatan
Tujuan Sp1:
 Mengidentifikasi penyebab defisit perawatan diri pasien
 Berdiskusi dengan pasien tentang pentingnya kebersihan diri
 Berdiskusi dengan pasien tentang cara menjaga kebersihan diri
 Membantu pasien mempraktekan cara menjaga kebersihan diri
 Menganjurkan pasien memasukan kegiatan perawatan diri di kegiatan
harian
2) Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan
agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat.
Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.

11
2. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku malas untuk melakukan
perawatan diri
3. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
a) Kaji pengetahuan klien tentang kebersihan diri
b) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan ketika
tidak melakukan perawatan diri
c) Diskusikan kepada klien tentang pentingnya kebersihan untuk diri
d) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaanya tentang perawatan diri
4. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
a) Menjelaskan berapa kali sehari mandi
b) Menjelaskan cara eliminasi yang benar
c) Menjelaskan cara menggosok gigi yang benar
d) Menjelaskan cara berhias diri
5. Membantu pasien mempraktekan cara menjaga kebersihan diri
a) Mempraktekkan cara gosok gigi yang benar
b) Mempraktekkan cara berhias diri
6. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
a) Diskusikan bersama klien tentang aktivitas yang akan dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan klien

3) Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan
1. Orientasi
a. Salam Kenal
“Assalamualaikum”…..selamat pagi pak?Perkenalkan nama
saya Mariyani, biasa dipanggil yani.saya mahasiswi stikes yarsi
pontianak yang akan praktek di ruang 5 ini, selama dua minggu,
yang nantinya saya akan membantu menyelesaikan atau
mengurangi masalah yang bapak rasakan, bapak namanya siapa?
Senang dipanggil apa?Asalnya dari mana pak?
b. Evaluasi/validasi

12
“Bagaimana keadaan bapak hari ini? Apa ada keluhan atau masalah
selama tinggal disini? Apa bapak sudah makan?Sudah mandi??
c. Kontrak :
1) Topik
“Pak, mari kita berbincang-bincang tentang mengapa bapak
tidak mau melaskukan perawatan diri….selain itu juga kita akan
berdiskusi tentang bagaimana manfaat jika bapak melakukan
perawatan diri, Dan kegiatan ini akan kita masukan dikegiatan
harian bapak.
2) Waktu
“Baiklah pak, berapa lama kita akan berbincang-bincang?
3) Tempat
“bapak maunya kita berbincang-bincang dimana? Disini atau
dimana?
2. Kerja (Langkah-Langkah Tindakan Keperawatan)
“Berapa kai B mandi dalam sehari ?”
“ Apakah B sudah mandi hari ini ?”
“menurut B apa kegunaan mandi ?”
“Apa alasan B sehingga tidak biasa merawat diri ?
“ Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa ? badan gatal, mulut bau, apa agi.. ? kalau kita tidak
teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut B yang bias
muncul ? betul ada kudis, kutu.
Bagaimana kalau kita sekarang k kamar mandi, saya akan
membimbing bapak A melakukannya. Bagus sekali, sekarang buka
pakaian dan gantung. Sekarang bapak B siram seluruh tubuh bapak
B termasuk rambut lalu ambil sampo gosokkan pada kepala bapak
B sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali.
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata
lalu siram dengan air bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
gosok seluruh gigi bapak B mulai dari depan sampai belakang, atas
dan bawah. Bagus lalu kumur-kumur sampai bersih.. terakhir siram

13
lagi seluruh tubuh bapak B sampai bersih lalu keringkan dengan
handuk. Bagus sekali melakukannya. Selanjutnya bapak B pakai
baju yang bersih, bagus sekali, mari kita ke kaca dan sisir
rambutnya, nah bapak B rapi dan bersih.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subjektif
Bagaimana perasaan B setelah mandi dan mengganti pakaian ?
Evaluasi perawat (objektif setelah reinforcement)
Coba sebutkan lagi, apa saja cara mandi yang baik yang sudah B
ketahui ?
b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
Bagaimana kalau latihan ini kita memasukkan dalam jadwal
kegiatan sehari-hari?
Untuk selanjutnya saya berharap bapak dapat melakukan cara-cara
pasien berhias.
c. Kontrak yang akan datang
 Topik :
Baik pak sekarang bincang bincangnya sudah selesai, bagai
mana kalau besok jam 8 saya kembali lagi untuk latihan
berhias?
 Waktu :
Waktunya berapa lama pak ? baiklah 5 menit saja
 Tempat:
Kita akan melakukan di kamar , bagaimana menurut bapak ?
Apakah bapak setuju ? atau ganti di tempat lain ?

BAB III

14
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan diri merupakan suatu hal yang penting bagi setiap individu,
karena dengan melakukan perawatan diri pada tubuh kita dapat menciptakan
suatu pola hidup yang sehat dan memberikan kepedulian pada diri suatu
individu. Perawatan diri merupakan suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Ketidakmampuan individu
yang melakukan perawatan diri itu hampir 90 %, dialami oleh orang yang
mengalami gangguan jiwa. Defisit perawatan diri yang sering dialami yaitu
mengenai mandi, makan, berhias diri, dan eliminasi. Oleh sebab itu peran
perawatan sangat penting bagi klien yang mengalami defisit perawatan diri,
agar dapat memberikan motivasi dan mengajarkan klien agar dapat melakukan
perawatan diri secara individu sesuai dengan asuhan keperawatan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka kelompok mengambil saran dalam
rangka meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan. Saran-saran adalah
sebagai berikut
1. Untuk Keluarga
Apabila sudah mengetahui dan memahami akibat yang akan dilakukan oleh
klien yang mengalami defisit perawatan diri, maka sebagai orang terdekat /
keluarga harus memberikan motivasi dan nasehat agar pasien dapat
melakukan perawatan diri secara individu.
2. Untuk Perawat
Bagi seorang perawat sebaiknya harus memahami dan mengerti baik secara
teoritis maupun praktek tentang defisit perawatan diri agar dapat
memberikan nasehat, motivasi, dorongan pada klien yang mengalami
defisit perawatan diri agar dapat melakukan perawatan diri pada dirinya

15
dan dapat memberikan asuhan keperawatan defisit perawatan diri dengan
baik.
3. Untuk Rumah Sakit
Bagi rumah sakit agar dapat memfasilitasi klien dalam melakukan
perawatan dirinya secara individu, agar dapat memberikan atau
membiasakan klien dalam melakukan perawatan diri secara individu.

16
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa. Jakarta : EGC


Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan
Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses Definition and
Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell

17

Anda mungkin juga menyukai