Anda di halaman 1dari 2

Nama.

: Reza Muhammad Hanafi

Nim. : 6211420012

Rombel :2A

Resume materi hakikat manusia dalam Al Qur’an

Konsep Manusia

Manusia memiliki bentuk atau postur dan struktur tubuh yang lebih baik dan lebih cantik atau lebih
tampan dari hewan. Dengan postur dan struktur tubuh yang baik tersebut memungkinkan manusia
mempunyai kesanggupan dan kemampuan untuk mencapai dan mencapai berbagai kemajuan dalam
hidupnya. Keunggulan postur dan struktur tubuh ini telah difirmankan oleh Allah dalam surat Al-Tin
ayat 4 yang berbunyi:

Artinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baik-baik .

Manusia memiliki rohani atau jiwa yang sempurna. Jiwa manusia menurut ahli ilmu jiwa tiga daya
yaitu daya cipta yang berpusat di akal pikiran, daya rasa yang berpusat di hati, dan daya karsa atau
kemauan yang berpusat di hawa nafsu. Masing-masing daya mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Dengan daya cipta atau akal pikiran, dapat diakses oleh manusia, dapat masuk dan belajar ilmu
pengetahuan dan menghasilkan teknologi. Dengan daya rasa, manusia bisa memilih dan menimbang
baik dan buruk, indah dan tidak indah, patut dan tidak patut dan sebagainya, lahir karya-karya
manusia di bidang kesenian. Dengan daya karsa atau nafsu nafsu, manusia mendukung atau
dimotifasi agar selalu ada sesuatu yang bersifat dinamis dan kreatif. Prestasi manusia dalam
berbagai bidang, seperti bidang keilmuan, teknologi, kesenian, keolahragaan, dan hal itu karena
adanya peran dari daya karsa atau kemauan. Ketiga daya atau potensi tersebut bekerja secara
kolektif sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dikumpulkan. Manusia tidak akan mampu
menghasilkan suatu karya ilmiah, tanpa perasaan dan kemauan. Demikian juga, manusia mustahil
bisa melahirkan karya-karya kesenian yang berkualitas tinggi tanpa aktifnya fungsi akal dan
kemauan.

Jika dibandingkan dengan jasmani yang tidak pasti, maka unsure rohani atau jiwa lebih penting bagi
manusia, sebab ia merupakan motor penggerak lahirnya segala kreatifitas dan aktifitas hidup, kalau
tidak, manusia akan statis, beku dan tidak ada kemajuan. Oleh karena itu hewan yang tidak
mempunyai informasi hidup statistik.

Al Qur’an menyebut dan mengundang manusia dengan tiga sebutan atau nama

Menggunakan kata al-Insan, atau al-Nas. Konsep insan selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau
spiritual manusia sebagai makhluk yang berfikir, diberi ilm, kreatif, dinamis, dan terus bergerak
menuju ke arah kesempurnaan. Menggunakan kata Basyar. Kata Basyar terambil dari akar kata yang
pada mulanya berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah.

Dari akar kata yang sama lahir kata Basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamai Basyar karena
kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang lain. Kata ini untuk menunjuk
manusia dari sudut lahiriahnya serta persamaannya dengan manusia seluruhnya. Di sisi lain, banyak
ayat-ayat Al-Qur’an yang menggunakan kata Basyar yang mengisyaratkan bahwa proses kejadian
manusia sebagai Basyar, melalui tahap-tahap sehingga mencapai tahap kedewasaan.

Kedua hal ini tidak dilakukan oleh manusia kecuali oleh orang yang memiliki kedewasaan dan
tanggung jawab. Demikian terlihat Basyar dikaitkan dengan kedewasaan dalam kehidupan manusia,
yang menjadikannya mampu memikul tanggung jawab.

Penggunaan kata-kata nama yang berbentuk tunggal , dan jamak menunjukkan perbedaan proses
antara kejadian manusia secara umum dan proses kejadian Adam as. Penciptaan manusia secara
umum terjadi adalah atas kerjasama antara Allah dan kedua orang tua yakni ibu dan bapak.
Sedangkan dalam aturan Adam sebagai, tidak terdapat interaksi pihak lain selain Allah Swt, termasuk
interaksi ibu dan bapak. Sebagai konsekwensi dari pendapatnya maka kata zaujahaa yang arti
kamusnya adalah «pasangannya», mengacu pada isteri Adam, yaitu Siti Hawa. Agaknya karena ayat
di atas menerangkan bahwa pasangan tersebut diciptakan dari nafs yang berarti Adam, maka
diciptakan Adam dari Adam sendiri. Para mufassir seperti Imam Qurthubi berpendapat bahwa Siti
Hawa diciptakan oleh Allah berasal dari tulang rusuk Adam sebelah kiri yang bengkok.

Hadis di atas diimplementasikan oleh sebagian besar kata kamus. Asal usul kejadian manusia setelah
Adam dan Hawa , Al-Qur’an memberitahukan, bahwa manusia diciptakan oleh Allah berasal dari
sari-pati tanah yakni sari makanan yang dimakan kedua orang tua. Makanan makan oleh bapak sari-
patinya bernama sperma , dan makan oleh ibu bernama ovum.

Anda mungkin juga menyukai