Kelompok Ke 14
Kelompok Ke 14
PEMETAAN SOSIAL
Dosen Pengampu :
Dr. Mohammad Taufik, S.Si.,Msi.
Kelas 77
Kelompok 14
Alif Faqih Imani (230210200027)
Gerhart Armandho Naibaho (110110200283)
Kevin Faza Dermawan (110110200317)
M. Radhinal Satrio C.N. (180910200096)
Alasan kami mengambil tema ini karena kami melihat kesenjangan sosial masih menjadi
hal yang lumrah di negara berkembang seperti Indonesia dan ada baiknya bila kami bisa
menganalisis tema yang masih melekat dalam diri negara ini.
B. Judul
Dalam berbagai kesenjangan yang dialami oleh Negara Indonesia, kami tertarik untuk
menganalisis kesenjangan yang diakibatkan oleh coronavirus yang sedang marak. Kita bisa
melihat bahwa coronavirus benar-benar melumpuhkan berbagai sektor di Indonesia dan
menyebabkan banyak sekali kesenjangan. Selain itu, kami ingin mengetahui tentang kondisi
sosial yang terjadi akibat coronavirus.
2) Kasus di Indonesia
Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali
ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat
cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu
beberapa bulan.
Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut data
yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah
kasus terkonfirmasi positif hingga 21 Oktober 2020 adalah 368.842 orang dengan jumlah
kematian 12.734 orang. Tingkat kematian (case fatality rate) akibat COVID-19 adalah sekitar
3,5%.
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan
lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri,
diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini.
Sejak pertama kali dikonfirmasi pemerintah pada 2 Maret, kasus konfirmasi positif virus
corona terus naik dan belum ada tanda akan turun.
Sejak bulan Juni, pertambahan kasus harian berkisar di angka 1000-an dan 2000-an seiring
pemerintah memperbanyak spesimen yang diuji. Presiden Joko Widodo telah memasang
target sebanyak 30.000 spesimen per hari.
Jumlah spesimen yang diuji dalam 24 jam mencapai 33.082 pada hari Jumat (28/08) namun
turun lagi menjadi 28.905 keesokan harinya.
Pakar epidemiologi memperingatkan bahwa jumlah tes masih di bawah standar minimal
yang ditetapkan WHO, dan menyebut Indonesia kini "dalam situasi kritis".
Berikut kurva penularan virus corona di Indonesia.
Rekor kasus harian tertinggi sebelumnya yang sempat jadi sorotan yakni 2.719 kasus pada
Kamis (27/08) ketika terjadi klaster di Sekolah Pendidikan Calon Perwira Angkatan Darat
(Secapa AD), Bandung, Jawa Barat. Lalu rekor itu pecah, dengan tambahan kasus baru harian
sebanyak 3.308 kasus pada Sabtu (29/08).
Penambahan kasus positif di Indonesia mulai melaju cepat sejak 6 April yakni sekitar 200-
300 orang per hari, lalu bergerak naik 300-400an kasus baru per hari. Dan pada bulan Juni,
bergerak fluktuatif antara 400-an kasus hingga lebih dari 1.000 kasus baru per hari.
Seiring jumlah kasus terus bertambah, pemerintah meminta masyarakat 'beradaptasi dan
hidup berdampingan dengan virus corona' dengan protokol new normal atau kenormalan
baru.
Berawal dari rapat kabinet Selasa 18 Mei, skenario tatanan kehidupan baru new normal
terus dimatangkan pemerintah. Presiden Jokowi, pada 26 Mei, meninjau persiapan penerapan
new normal di stasiun MRT, Jakarta dan mal di Bekasi, Jawa Barat. TNI dan Polri diminta
mengawal transisi menuju new normal.
Ada 340.000 orang personal TNI-Polri yang diturunkan untuk 'berada di setiap kerumunan'.
Mereka ditugaskan memastikan protokol Covid-19 dipatuhi masyarakat.
Kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di hentikan. Digantikan dengan belajar online,
yang mana ketika orang yang tidak mampu untuk membeli HP, Laptop, maupun Kuota
internet. Maka orang tersebut akan mengalami kesulitan untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar ini. Terutama untuk masyarakat yang berada diperalaman yang belum ada internet
maka masyarakat tersebut harus berjalan ke pusat kota, untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar ini
➢ Kelangkaan Barang
Sejak jumlah korban Covid-19 terus meningkat di Indonesia, beberapa barang menjadi
langka di pasaran. Bukan hanya langka namun barang tersebut dijual berkali-kali lipat dari
harga semula sebelum adanya kasus Corona di Indonesia. Beberapa barang yang menjadi
langka seperti masker, handsanitizer, cairan pembunuh kuman, dan APD.
Barang-barang tersebut kini dijual dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan harga
semula. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi dimana ketika permintaan meningkat namun
barang semakin menipis, maka harga akan semakin meningkat. Bahkan masyarakat dengan
kondisi ekonomi menengah keatas ada kecenderungan memborong barang-barang tersebut
sehingga adanya penumpukan barang namun bagi masyarakat menengah ke bawah justru
tidak bisa mendapatkannya.
Kasus Covid-19 ini bukan hanya menyebabkan disorganisasi sosial, namun juga
menyebabkan disfungsi sosial. Disfungsi sosial terjadi ketika seseorang tidak mampu
menjalankan fungsi sosial yang sesuai dengan status sosial akibat rasa takut terhadap Covid-
19. Contoh nyata disfungsi sosial dapat terlihat pada sikap masyarakat yang mulai membatasi
jarak dengan orang lain serta tidak mau menolong orang lain karena khawatir terkena Covid-
19.
Disfungsi sosial ini membuat individu justru mengalami gangguan pada kesehatannya.
Dalam perspektif sosiologi kesehatan, seseorang disebut sehat jika kondisi fisik, mental,
spritual maupun sosial dapat membuat individu tersebut menjalankan fungsi sosialnya.
Namun jika kondisi ini terganggu maka seseorang tersebut dinyatakan sakit. Dalam kasus
Covid-19, sakit yang dimaksud adalah sakit secara sosial. Disorganisasi dan disfungsi sosial
inilah yang merupakan wujud nyata dari sakit secara sosial.
➢ Tindakan Kriminal
Salah satu contohnya yaitu kasus PNS di Cianjur yang tertangkap mencuri 20.000 masker
(Kompas, 26 Maret 2020). Tindakan kriminal yang lebih besar lainnya seperti perampokan,
pembunuhan, penjarahan, mungkin bisa saja terjadi jika situasi semakin tidak terkendali.
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar bagi pendapatan
daerah maupun bagi peningkatan lapangan kerja bagi masyarakat. Sektor pariwisata ini
terkait dengan hotel, restoran, tempat wisata, dan lain-lain. Namun sejak kasus Covid-19
meningkat, berbagai tempat wisata harus ditutup dalam waktu yang belum ditentukan demi
mencegah penyebaran Corona.
Dengan ditutupnya berbagai tempat wisata, otomatis akan mempengaruhi pada pendapatan
daerah dan khususnya pendapatan masyarakat. Selain itu, penutupan tempat wisata juga
berpengaruh pada para pekerja yang juga mengandalkan pemasukan dari sektor pariwisata,
terutama pekerja sektor informal yang penghasilannya tidak tetap.
Tidak hanya itu, pekerja sektor informal juga sangat dirugikan akibat kasus Corona ini.
Para pekerja informal yang biasanya mendapatkan pendapatan harian kini kesulitan untuk
memenuhi kebutuhannya. Mereka adalah pekerja warung, toko kecil, pedagang asongan,
pedagang di pasar, pengendara ojek online, hingga pekerja lain yang menggantungkan hidup
dari pendapatan harian termasuk di pusat-pusat perbelanjaan.
1. Berdasarkan Tempat
Pada pos polisi di wilayah Wameo dijadikan tempat untuk mendapatkan wifi gratis, Polisi
dan Anggota TNI mengubah Pos Jaga Jadi Ruang Belajar Daring Pelajar “Awalnya pos ini
sudah beberapa hari tidak digunakan, maka mereka berinisiatif untuk mengubah dan
mendesain pos ini agar bisa digunakan sebagai tempat belajar,” sambungnya.
Menurut Serda Bardin, tidak semua warga Kelurahan Wameo dapat menikmati internet,
sehingga dengan adanya belajar daring di tengah pandemi virus corona ini membuat anak-
anak Kelurahan Wameo kesulitan. “Warga di sini punya handphone Android tapi susah
untuk membeli paket data,” ucap Bardin. Bardin menambahkan, selama dalam ruang belajar
tersebut, para pelajar tidak boleh bermain game ataupun bermain TikTok.
Sementara itu, Kapolres Baubau AKBP Zainal Rio Candra Tangkari, sangat mengapresiasi
inisiatif yang dilakukan anggotanya. “Ini menambahkan daya guna pemanfaatan pos ini selain
jadi pos jaga polisi untuk menjaga keamanan sekitar juga dapat dimanfaatkan sebagai ruang
belajar gratis untuk anak-anak sekitar,” kata Rio.
Dalam ruang belajar terlihat beberapa siswa dari sekolah dasar hingga SLTA datang untuk
mencari tugas. Sebagian pelajar juga melakukan belajar daring dengan gurunya. Namun,
karena luas ruangan belajar tidak terlalu besar sehingga sebagian pelajar dialihkan belajar di
luar. seorang pelajar, mengaku sangat senang bisa belajar di ruang belajar karena tugasnya
cepat selesai. “Suka belajar di sini, karena tugas sekolah saya menjadi lebih mudah. Selain
itu banyak juga teman-teman jadi ramai.
F. Pengaruh Globalisasi yang dialami oleh komunitas tersebut.
b. Dampak Negatif
➢ Siswa kurang nyaman dengan metode pembelajaran daring
➢ Siswa dituntut harus mandiri dalam belajar
b. Dampak Negatif
➢ Dengan adanya globalisasi, saingan dalam pekerjaan menjadi cenderung banyak.
(ditambah dengan adanya PHK buruh karena perusahaan terdampak pandemi).