Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

PEMETAAN SOSIAL

Dosen Pengampu :
Dr. Mohammad Taufik, S.Si.,Msi.

Kelas 77
Kelompok 14
Alif Faqih Imani (230210200027)
Gerhart Armandho Naibaho (110110200283)
Kevin Faza Dermawan (110110200317)
M. Radhinal Satrio C.N. (180910200096)

MATA KULIAH OLAH KREATIVITAS DAN KEWIRAUSAHAAN (OKK)


UNIVERSITAS PADJADJARAN
A. Tema

Tema yang kami ambil pada pemetaan sosial ini adalah


“Kesenjangan Sosial”

Alasan kami mengambil tema ini karena kami melihat kesenjangan sosial masih menjadi
hal yang lumrah di negara berkembang seperti Indonesia dan ada baiknya bila kami bisa
menganalisis tema yang masih melekat dalam diri negara ini.

B. Judul

Judul pemetaan sosial ini adalah :


“Kesenjangan Sosial Dalam Masyarakat Sebagai Dampak Pandemi Covid-19”

Dalam berbagai kesenjangan yang dialami oleh Negara Indonesia, kami tertarik untuk
menganalisis kesenjangan yang diakibatkan oleh coronavirus yang sedang marak. Kita bisa
melihat bahwa coronavirus benar-benar melumpuhkan berbagai sektor di Indonesia dan
menyebabkan banyak sekali kesenjangan. Selain itu, kami ingin mengetahui tentang kondisi
sosial yang terjadi akibat coronavirus.

C. Kondisi Sosial yang Dipetakan

1) Definisi dan Awalan

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal


dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus
ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak,
dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak
kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini
juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

2) Kasus di Indonesia

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali
ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat
cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu
beberapa bulan.

Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut data
yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah
kasus terkonfirmasi positif hingga 21 Oktober 2020 adalah 368.842 orang dengan jumlah
kematian 12.734 orang. Tingkat kematian (case fatality rate) akibat COVID-19 adalah sekitar
3,5%.
Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan
lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri,
diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini.

Sejak pertama kali dikonfirmasi pemerintah pada 2 Maret, kasus konfirmasi positif virus
corona terus naik dan belum ada tanda akan turun.
Sejak bulan Juni, pertambahan kasus harian berkisar di angka 1000-an dan 2000-an seiring
pemerintah memperbanyak spesimen yang diuji. Presiden Joko Widodo telah memasang
target sebanyak 30.000 spesimen per hari.

Jumlah spesimen yang diuji dalam 24 jam mencapai 33.082 pada hari Jumat (28/08) namun
turun lagi menjadi 28.905 keesokan harinya.
Pakar epidemiologi memperingatkan bahwa jumlah tes masih di bawah standar minimal
yang ditetapkan WHO, dan menyebut Indonesia kini "dalam situasi kritis".
Berikut kurva penularan virus corona di Indonesia.

Gambar 1.1 Kasus Covid-19 di Indonesia


3) Peningkatan Kasus dan Gaya Hidup Baru

Rekor kasus harian tertinggi sebelumnya yang sempat jadi sorotan yakni 2.719 kasus pada
Kamis (27/08) ketika terjadi klaster di Sekolah Pendidikan Calon Perwira Angkatan Darat
(Secapa AD), Bandung, Jawa Barat. Lalu rekor itu pecah, dengan tambahan kasus baru harian
sebanyak 3.308 kasus pada Sabtu (29/08).
Penambahan kasus positif di Indonesia mulai melaju cepat sejak 6 April yakni sekitar 200-
300 orang per hari, lalu bergerak naik 300-400an kasus baru per hari. Dan pada bulan Juni,
bergerak fluktuatif antara 400-an kasus hingga lebih dari 1.000 kasus baru per hari.

Berikut gambaran kasus harian virus corona di beberapa provinsi Indonesia.

Gambar 1.2 Sebaran Pasien yang Terjangkit di Beberapa Provinsi

Seiring jumlah kasus terus bertambah, pemerintah meminta masyarakat 'beradaptasi dan
hidup berdampingan dengan virus corona' dengan protokol new normal atau kenormalan
baru.
Berawal dari rapat kabinet Selasa 18 Mei, skenario tatanan kehidupan baru new normal
terus dimatangkan pemerintah. Presiden Jokowi, pada 26 Mei, meninjau persiapan penerapan
new normal di stasiun MRT, Jakarta dan mal di Bekasi, Jawa Barat. TNI dan Polri diminta
mengawal transisi menuju new normal.
Ada 340.000 orang personal TNI-Polri yang diturunkan untuk 'berada di setiap kerumunan'.
Mereka ditugaskan memastikan protokol Covid-19 dipatuhi masyarakat.

D. Permasalahan yang muncul

Pada kondisi sosial yang dipetakan, muncul berbagai permasalahan. Permasalahan-


permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut :

1. Dari sektor pendidikan

Kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di hentikan. Digantikan dengan belajar online,
yang mana ketika orang yang tidak mampu untuk membeli HP, Laptop, maupun Kuota
internet. Maka orang tersebut akan mengalami kesulitan untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar ini. Terutama untuk masyarakat yang berada diperalaman yang belum ada internet
maka masyarakat tersebut harus berjalan ke pusat kota, untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar ini

2. Dari sektor ekonomi-sosial

Beberapa masalah sosial ekonomi yang terjadi akibat Covid-19 diantaranya :

➢ Kelangkaan Barang

Sejak jumlah korban Covid-19 terus meningkat di Indonesia, beberapa barang menjadi
langka di pasaran. Bukan hanya langka namun barang tersebut dijual berkali-kali lipat dari
harga semula sebelum adanya kasus Corona di Indonesia. Beberapa barang yang menjadi
langka seperti masker, handsanitizer, cairan pembunuh kuman, dan APD.
Barang-barang tersebut kini dijual dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan harga
semula. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi dimana ketika permintaan meningkat namun
barang semakin menipis, maka harga akan semakin meningkat. Bahkan masyarakat dengan
kondisi ekonomi menengah keatas ada kecenderungan memborong barang-barang tersebut
sehingga adanya penumpukan barang namun bagi masyarakat menengah ke bawah justru
tidak bisa mendapatkannya.

➢ Disorganisasi dan disfungsi sosial

Kasus Covid-19 ini bukan hanya menyebabkan disorganisasi sosial, namun juga
menyebabkan disfungsi sosial. Disfungsi sosial terjadi ketika seseorang tidak mampu
menjalankan fungsi sosial yang sesuai dengan status sosial akibat rasa takut terhadap Covid-
19. Contoh nyata disfungsi sosial dapat terlihat pada sikap masyarakat yang mulai membatasi
jarak dengan orang lain serta tidak mau menolong orang lain karena khawatir terkena Covid-
19.
Disfungsi sosial ini membuat individu justru mengalami gangguan pada kesehatannya.
Dalam perspektif sosiologi kesehatan, seseorang disebut sehat jika kondisi fisik, mental,
spritual maupun sosial dapat membuat individu tersebut menjalankan fungsi sosialnya.
Namun jika kondisi ini terganggu maka seseorang tersebut dinyatakan sakit. Dalam kasus
Covid-19, sakit yang dimaksud adalah sakit secara sosial. Disorganisasi dan disfungsi sosial
inilah yang merupakan wujud nyata dari sakit secara sosial.

➢ Tindakan Kriminal

Masalah Covid-19 juga dikhawatirkan berdampak pada peningkatan tindakan kriminal.


Tindakan kriminal yang dilakukan bisa beragam seperti pencurian alat pelindung diri yang
tengah langka saat ini, pembuatan handsanitizer atau desinfektan palsu yang justru
membahayakan kesehatan, penipuan harga bahan pokok, dan lain-lain.

Salah satu contohnya yaitu kasus PNS di Cianjur yang tertangkap mencuri 20.000 masker
(Kompas, 26 Maret 2020). Tindakan kriminal yang lebih besar lainnya seperti perampokan,
pembunuhan, penjarahan, mungkin bisa saja terjadi jika situasi semakin tidak terkendali.

➢ Melemahnya sektor pariwisata

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar bagi pendapatan
daerah maupun bagi peningkatan lapangan kerja bagi masyarakat. Sektor pariwisata ini
terkait dengan hotel, restoran, tempat wisata, dan lain-lain. Namun sejak kasus Covid-19
meningkat, berbagai tempat wisata harus ditutup dalam waktu yang belum ditentukan demi
mencegah penyebaran Corona.

Dengan ditutupnya berbagai tempat wisata, otomatis akan mempengaruhi pada pendapatan
daerah dan khususnya pendapatan masyarakat. Selain itu, penutupan tempat wisata juga
berpengaruh pada para pekerja yang juga mengandalkan pemasukan dari sektor pariwisata,
terutama pekerja sektor informal yang penghasilannya tidak tetap.

➢ Angka Kemiskinan dan Pengangguran Meningkat

Kasus Corona di Indonesia telah hampir melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakat.


Sejak pemerintah menerapkan berbagai kebijakan seperti Work From Home, pembatasan
wilayah, dan penutupan berbagai tempat publik seperti tempat wisata, banyak perusahaan
atau perkantoran yang meliburkan pegawainya. Para pengusaha UMKM juga bahkan ada
yang memutihkan karyawan (PHK) sebagai antisipasi dampak penutupan usaha dalam waktu
yang belum ditentukan.

Tidak hanya itu, pekerja sektor informal juga sangat dirugikan akibat kasus Corona ini.
Para pekerja informal yang biasanya mendapatkan pendapatan harian kini kesulitan untuk
memenuhi kebutuhannya. Mereka adalah pekerja warung, toko kecil, pedagang asongan,
pedagang di pasar, pengendara ojek online, hingga pekerja lain yang menggantungkan hidup
dari pendapatan harian termasuk di pusat-pusat perbelanjaan.

E. Karateristik Komunitas yang dilakukan pemetaan sosial

1. Berdasarkan Tempat

➢ Dampak Wabah Virus Corona terhadap Sektor Perdagangan

Perdagangan ekspor dan impor Indonesia-China terutama pada komoditas buah-buahan


dan hewan mengalami penurunan. Tidak hanya impor, beberapa produk ekspor Indonesia ke
China juga berpotensi melemah Pada kenyataannya, tidak semua produk impor mengalami
penghentian. Impor elektronik sampai saat ini masih berjalan kecuali hewan hidup dan buah-
buahan. Coronavirus yang semakin menyebar memberikan dampak perlahan tapi pasti,
terutama pada perekonomian Indonesia. Selain fokus pada belanja kementerian dan lembaga,
pemerintah juga akan fokus dalam menyalurkan bantuan sosial agar seluruh masyarakat bisa
segera menikmati bantuan tanpa terhambat dampak coronavirus.

➢ Dampak wabah Virus Corona terhadap sektor pariwisata

Industri pariwisata adalah industri yang melibatkan manusia sebagai komoditas


utamanya. Maka dari itu, maskapai penerbangan, hotel, restoran, dan agen perjalanan yang
mengandalkan pemasukan mereka dari turis mengalami krisis akibat penyebaran virus
corona. Melihat keadaan ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama berupaya
menggerakan wisata domestik dalam rangka menutup kerugian yang ditimbulkan oleh
wisatawan mancanegara. Dari mulai Maret hingga Mei 2020, diskon tersebut berlaku untuk
Batam, Denpasar, Yogyakarta, Labuan Bajo, Lombok, Malang, Manado, Silangit, Tanjung
Pinang, dan Tanjung Pandan. Di samping pemerintah, maskapai juga bisa memberlakukan
potongan harga untuk mayoritas destinasi wisata domestik. Meskipun begitu, pemerintah
negara yang terkena dampak dari virus corona harus berupaya untuk memulihkan industri
pariwisata setelah wabah ini berangsur menurun. Dengan demikian, wisatawan bisa
bepergian lagi dan kondisi ekonomi bisa kembali stabil.

➢ Dampak wabah virus corona dalam bidang Pendidikan


Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak akibat adanya
pandemi Covid-19. Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian Pendidikan di
Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan mengganti
proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan sistem dalam jaringan
(daring). Dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul
berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru serta orang tua.
➢ Dampak wabah virus corona dalam bidang ketenagakerjaan
a) Pengangguran meningkat
Terhambatnya aktivitas perekonomian secara otomatis membuat pelaku usaha melakukan
efisiensi untuk menekan kerugian, Akibatnya, banyak pekerja yang dirumahkan atau bahkan
diberhentikan (PHK).
b) Pasar tenaga kerja pasca krisis
Pertama, tingkat penyerapan tenaga kerja tidak akan sebesar jumlah tenaga kerja yang
terkena PHK.
Kedua, perusahaan hanya akan merekrut tenaga kerja yang memiliki produktivitas tinggi
dan mampu mengerjakan beberapa tugas sekaligus (multitasking). Sebagai contoh, usaha
perhotelan hanya akan merekrut tenaga kerja yang memiliki kemampuan manajerial dan juga
bisa melayani tamu di bagian restoran.
c) Ketiga, lapangan usaha yang akan berkembang pasca pandemi Covid-19 adalah usaha
yang berhubungan dengan teknologi. Tenaga kerja yang dibutuhkan juga adalah tenaga kerja
yang memiliki kemampuan di bidang teknologi.

2. Berdasarkan Daya Tarik

Pada pos polisi di wilayah Wameo dijadikan tempat untuk mendapatkan wifi gratis, Polisi
dan Anggota TNI mengubah Pos Jaga Jadi Ruang Belajar Daring Pelajar “Awalnya pos ini
sudah beberapa hari tidak digunakan, maka mereka berinisiatif untuk mengubah dan
mendesain pos ini agar bisa digunakan sebagai tempat belajar,” sambungnya.
Menurut Serda Bardin, tidak semua warga Kelurahan Wameo dapat menikmati internet,
sehingga dengan adanya belajar daring di tengah pandemi virus corona ini membuat anak-
anak Kelurahan Wameo kesulitan. “Warga di sini punya handphone Android tapi susah
untuk membeli paket data,” ucap Bardin. Bardin menambahkan, selama dalam ruang belajar
tersebut, para pelajar tidak boleh bermain game ataupun bermain TikTok.
Sementara itu, Kapolres Baubau AKBP Zainal Rio Candra Tangkari, sangat mengapresiasi
inisiatif yang dilakukan anggotanya. “Ini menambahkan daya guna pemanfaatan pos ini selain
jadi pos jaga polisi untuk menjaga keamanan sekitar juga dapat dimanfaatkan sebagai ruang
belajar gratis untuk anak-anak sekitar,” kata Rio.
Dalam ruang belajar terlihat beberapa siswa dari sekolah dasar hingga SLTA datang untuk
mencari tugas. Sebagian pelajar juga melakukan belajar daring dengan gurunya. Namun,
karena luas ruangan belajar tidak terlalu besar sehingga sebagian pelajar dialihkan belajar di
luar. seorang pelajar, mengaku sangat senang bisa belajar di ruang belajar karena tugasnya
cepat selesai. “Suka belajar di sini, karena tugas sekolah saya menjadi lebih mudah. Selain
itu banyak juga teman-teman jadi ramai.
F. Pengaruh Globalisasi yang dialami oleh komunitas tersebut.

1. Pengaruh Globalisasi Terhadap Siswa di Masa Pandemi


Globalisasi memiliki dampak positif dan negatif terhadap siswa di masa pandemi Covid-
19 ini. Dampak-dampak tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Dampak Positif
➢ Siswa dapat memanfaatkan teknologi untuk keberlangsungan pembelajaran
➢ Siswa dapat mengakses informasi dan materi dengan mudah
➢ Siswa dapat memberlangsungkan pembelajaran via-daring

b. Dampak Negatif
➢ Siswa kurang nyaman dengan metode pembelajaran daring
➢ Siswa dituntut harus mandiri dalam belajar

2. Pengaruh Globalisasi Terhadap Buruh di Masa Pandemi


Globalisasi memiliki dampak positif dan negatif terhadap siswa di masa pandemi Covid-
19 ini. Dampak-dampak tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Dampak Positif
➢ Dengan adanya globalisasi, memungkinkan pemerintah untuk melakukan kerja sama
terkait dengan penanganan Covid-19 yang berdampak pada buruh
➢ Buruh dapat mudah mendapatkan informasi dan edukasi

b. Dampak Negatif
➢ Dengan adanya globalisasi, saingan dalam pekerjaan menjadi cenderung banyak.
(ditambah dengan adanya PHK buruh karena perusahaan terdampak pandemi).

Anda mungkin juga menyukai