Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Nafas Dalam

Disusun Oleh :

Novi Triwanto

NPM : 18200100097

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)

JAKARTA

2021
ANALISIS TINDAKAN
Nafas Dalam

A. Definisi

Nafas dalam merupakan suatu upaya untuk mengeluarkan sputum atau dahak dari paru/jalan
nafas secara maksimal dengan cara batuk yang baik dan benar, sehingga pasien dapat
menghemat energi dan tidak mudah lelah (Potter & Perry, 2009).

B. Tujuan

 Meningkatkan fungsi pernafasan dengan meningkatkan pengembangan paru dan


mencegah kolaps alveoli
 Membantu mengeluarkan mukus/sputum yang terkumpul pada jalan nafas setelah
tindakan anestesi umum, immobilisasi, serta penyakit paru
 Meningkatkan rasa nyaman

C. Indikasi

 Pasien pasca operasi dengan anestesi umum, pasien bedrest atau immobilisasi.
 Ketidakmampuan batuk untuk membersihkan jalan nafas
 Berbagai kondisi patologis yang menyebabkan penggunaan otot pernafasan menjadi tidak
efektif, dan adanya kerusakan fungsi paru.

D. Kontraindikasi

 Kegawat daruratan medis dan pembedahan (Pneumotoraks, hemotorak, infark miokard)


 Nyeri dada akut yang belum terdiagnosa
 Pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial (PTIK)
 Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran yang tidak dapat mengikuti perintah/tidak
kooperatif
 Nyeri hebat atau ketidaknyamanan, meskipun bukan merupakan kontraindikasi mutlak
terhadap terapi.

E. Masalah Keperawatan

 Bersihan jalan nafas tidak efektif


F. Rasionalisasi tindakan

No. Tindakan Rasionalisasi tindakan


1. Mengucapkan salam Menciptakan komunikasi terapeutik dan
Memperkenalkan diri mengurasi ansietas pada pasien
Menjelaskan tujuan tindakan
2. Mencuci tangan Menjaga sterilisasi tindakan
3. Menanyakan klien apakah sudah Mengevaluasi kemampuan dan
tahu cara melakukan batuk pengetahuan pasien
efektif
4. Menjelaskan prosedur batuk Pasien mengerti tentang prosedur tindakan
efektif dan membimbing klien
5. Mengatur posisi duduk Mempertahankan kenyamanan pasien
6. Anjurkan klien minum air Memudahkan pengeluaran secret
hangat
7. Meminta klien meletakkan satu Merasakan pergerakan dada dan abdomen
tangan di dada dan satu tangan ketika inspirasi
di abdomen
8. Meminta klien nafas dalam 4-5 Menjaga pasien dalam kondisi rileks
kali
9. Pada inspirasi selanjutnya nafas Memaksimalkan pengeluaran sputum
ditahan selama 2 detik
10. Batukkan dengan kuat Menghemat energi pasien untuk tidak
mengulang
11. Memasang perlak dan bengkok Mencegah kontaminasi
12. Menampung lendir dalam Mencegah penularan
sputum pot
13. Melakukan evaluasi Mengetahui kondisi pasien setelah tindakan
dan pengaruh tindakan pada pasien
14. Merapikan alat Menjaga kelengkapan dan kerapihan alat
15. Mencuci tangan Menjaga kebersihan tangan

G. Prosedur Tindakan

Alat dan Bahan

 Stetoskop
 Tissue
 Pengalas/perlak
 Bantal jika diperlukan
 Pot sputum dengan desinfektan

No Tindakan Rasional
1 Periksa kembali rencana tindakan pada catatan Memastikan bahwa klien memerlukan
rencana keperawatan klien atau adanya order dari prosedur tindakan
dokter, periksa hasil pemeriksaan penunjang
(laboratorium, foto rontgen)
2 Beri salam terapeutik, dan jelaskan prosedur Membina hubungan saling percaya. Klien
tindakan, tujuan dan hasil akhir tindakan memiliki hak untuk mengetahui prosedur
tindakan dan tujuan dari tindakan serta untuk
mendapatkan persetujuan tindakan dari klien.
3 Siapkan peralatan sesuai kebutuhan, dekatkan Memudahkan perawat saat membutuhkan
peralatan ke samping tempat tidur klien peralatan
4 Lakukan Hand Hygiene Mencegah penyebaran mikroorganisme dari
perawat ke pasien
5 Kaji kondisi klien dan fungsi pernafasan, Mengetahui kondisi klien, memastikan ada
auskultasi bunyi nafas tidaknya kontraindikasi tindakan.
Mengetahui fungsi pernafasan, adanya
peningkatan/penumpukan sekret di paru dan
jalan nafas
6 Berikan posisi nyaman, posisikan klien dalam Posisi duduk tegak/fowler dapat
kondisi duduk tegak agak condong kedepan atau meningkatkan pengembangan diafragma,
fowler jika memungkinkan akibat pergeseran organ dalam ke bawah.
7 Letakkan pengalas pada pangkuan klien, dan Mencegah dahak/sekret agar tidak mengotori
anjurkan klien untuk memegang kertas tissue pakaian atau tempat tidur klien
8  Ajarkan klien teknik nafas dalam dan batuk Mendemonstrasikan nafas dalam dan batuk
efektif (peragakan dan minta klien mengulang efektif, akan memudahkan klien memahami
kembali) cara melakukan tindakan dengan baik dan
benar

 Tarik nafas dalam secara perlahan melalui Menghirup udara melalui hidung
hidung, tahan selama 1-3 detik, kemudian memungkinkan udara disaring, dihangatkan,
keluarkan nafas secara perlahan melalui mulut dan dilembabkan. Pengeluaran udara secara
dengan kondisi bibir mencucu (pursed-lip). perlahan melalui mulut dapat menimbulkan
Ulangi tindakan sebanyak 2 - 3 kali refleks batuk, memfasilitasi pengenceren
dahak/sekret dan mencegah hiperventilasi

 Tarik nafas dalam melalui hidung, tahan selama Batuk akan membantu mengeluarkan
1-2 detik, kemudian batukkan dengan dahak/sekret dari jalan nafas
menggunakan otot abdominal

 Kontrol pernafasan, kemudian ambil nafas Memberikan kesempatan untuk bernafas


secara perlahan secara normal, mencegah kelelahan

 Ulangi tindakan sampai dengan dahak/sekret


keluar, atau sesuai toleransi klien

 Pada pasien pasca pembedahan area abdomen, Penggunaan bantal atau tangan untuk
gunakan bantal atau telapak tangan untuk menahan area operasi dapat mengurangi
menahan area operasi nyeri.
 Jika klien mempunyai resiko kolaps alveolus,
batukkan dengan kekuatan sedang saat
ekspirasi
9 Buang dahak/sekret pada pot sputum, bersihkan Mencegah penyebaran mikroorganisme
mulut klien dengan menggunakan kertas tissue
10 Kaji kembali respon dan kondisi pasien, tanda Menilai efektifitas tindakan, mencegah
vital, fungsi pernafasan dan auskultasi bunyi nafas komplikasi, dan menentukan tindakan
selanjutnya
11 Rapikan klien dan alat Memberikan kenyamanan klien
12 Dokumentasi

H. Kesenjangan Teori
Kesenjangan antara teori dan praktek adalah pasien tidak dapat menahan napas lama, karena
sesak dan reflek menjadi batuk sebelum napas diatur sesuai teori.

Daftar Pustaka

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009). Fundamental keperawatan (7th ed). Jakarta: Salemba Medika.

Solomen, S; Aaron, P.(2015). Breathing techniques-a review. International Journal of Physical


Education, Sports and Health. 2(2):234-241.
UTMB Respiratory Care Service. (2014). Policy-deep breathe and cough. Diakses melalui
www.utmb.edu/policies_and_procedures/4230157

Anda mungkin juga menyukai