Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tantangan pengembangan peternakan tidak bisa terlepas dari sub sektor

lainnya yang erat kaitannya dengan sub sektor peternakan, karena peternakan

merupakan bagian dari sektor pertanian. Pertumbuhan dan perkembangan

subsektor peternakan sangat tergantung dari pertumbuhan dan perkembangan

sub sektor lain yang terkait. Pembaharuan skala usaha peternakan yang

dilakukan adalah sistem pemeliharaan semi intensif menjadi intensif.

Pemeliharaan semi intensif adalah ternak domba dipelihara di padang

penggembalaan yang terbatas guna mencari pakan tambahan, kandang

disediaakan untuk memenuhi sebagian besar kebutuhannya, sedangkan sistem

pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan yang dilakukan di dalam

kandang saja mulai dari awal pembelian ternak hingga di jual/panen , semua

kebutuhan hidup ternak dipenuhi secara keseluruhan. Upaya pelaksanaan

sistem tersebut sebagai langkah terbaik untuk meningkatkan produktivitas

pada usaha peternakan.

Bentuk perhatian penting dalam hal pemenuhan konsumsi protein asal

hewani yang masih rendah di Negara Indonesia, peternakan menjadi salah satu

sumber unggulan dalam pelaksanaan pemenuhan nutrisi dan gizi yang begitu

diperlukan pada proses metabolisme tubuh manusia untuk meningkatkan

kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di masa depan. Sehubungan hal

tersebut, sistem penggemukan juga menjadi perhatian khusus sehingga harus

diutamakan dalam pembentukan sistem pengelolaan yang memiliki langkah-

langkah preventif serta fungsi efektif dan efisien di dalam pelaksanaannya.

1
Mendukung hal-hal diatas mahasiswa menjadi pilar dalam pelaksanaan

secara teori keilmuan dan juga pelaksanaan praktek. Khususnya pada dunia

peternakan yang memprioritaskan hubungan antara akademisi di perguruan

tinggi negeri ataupun swasta dengan para pelaku usaha atau pemilik

perusahaan komersil sekali pun, sebagai bentuk kerja sama serta mitra kerja

dalam pertukaran ilmu pengetahuan di satu bidang yang sama. Demikian

perguruan tinggi swasta Universitas Pembangunan Panca Budi melaksanakan

magang untuk para peserta didik yaitu mahasiswa/i di tempatkan pada salah

satu perusahaan atau lembaga yang memiliki badan hukum resmi. Tempat

tersebut menjadi wahana belajar bagi mahasiswa/i dengan jangka waktu yang

ditentukan oleh pihak perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi

swasta.

1.2 Tujuan Magang

a. Mempelajari secara teknis bagaimana usaha penggemukan domba potong.

b. Untuk mengetahui sistem manajemen usaha penggemukan domba potong

khususnya dalam pakan yang diberikan.

1.3 Manfaat Magang

a. Memberikan kesempatan bagi mahasiwa/i untuk meningkatkan

kompetensi pengalaman dalam teknik penggemukan domba potong yang

lebih baik.

b. Mendapatkan keterampilan, pengetahuan dan wawasan yang lebih baik

dalam usaha penggemukan domba potong.

c. Dapat mengasah keahlian dibidang penggemukan domba potong yang

telah didapat selama perkuliahan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pakan

Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu

kesehtannya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan

yang meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat pakan

yang terkandung di dalamnya. (Anonim,2009).

Pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan sebagai sumber energi

dan zat-zat gizi, istilah pakan sering diganti dengan bahan baku pakan, pada

kenyataanya sering terjadi penyimpangan yang menunjukkan penggunaan kata

pakan diganti sebagai bahan baku pakan yang telah diolah menjadi pellet,

crumble atau mash. (Anonim,2009).

2.2 Bahan Pakan

Bahan pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segalah sesuatu yang

dapat diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun

anorganik yang sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu

kesehatan ternak.(Anonim,2009).

Bahan pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik

yang terkandung dalam bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan

ekstrak tanpa nitrogen, sedang bahan anorganik seperti calsium, phospor,

magnesium, kalium, natrium. Kandungan bahan organik ini dapat diketahui

dengan melakukan analisis proximat dan analisis terhadap vitamin dan

mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang

3
terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan

alat yang spesifik. (Anonim,2009).

Menurut (Anonim,2009) bahan dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan

pakan konvensional dan bahan pakan non konvesional.

Bahan pakan konvensional adalah bahan baku yang sering digunakan

dalam pakan yang biasanya mempunyai kandungan nutrisi yang cukup

(misalnya Protein) dan disukai ternak. Contohnya; jagung, bungkil kedelai,

gandung, tepung ikan dan bahan lainnya.

Bahan pakan non konvensional yang berasal dari bahan yang belum

banyak dimanfaatkan sebagai bahan dari hasil ikutan industri agro atau

peternakan dan perikanan. pakan dari kandungan nutrisinya masih memadai

untuk diolah menjadi pakan.

2.3 Ransum

Ransum adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun

dari berbagai jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya

berdasarkan kebutuhan industri dan energi yang diperlukan. (Anonim,2009).

Menurut (Anonim,2009) berdasarkan bentuknya ransum dibagi menjadi 3

jenis : yaitu mash, pellet,dan crumble.

1. Mash adalah bentuk ransum yang paling sederhana yang merupakan

campuran serbuk (tepung) dan granula.

2. Pellet adalah ransum yang berasal dari berbagai bahan pakan dengan

perbandingan komposisi yang telah dihitung dan ditentukan. Bahan

tersebut diolah menggunakan mesin pellet (pelletizer) untuk mengurangi

loss nutrisi dalam bentuk yang lebih utuh.

4
3. Ransum berbentuk pellet yang dipecah menjadi 2-3 bagian untuk

memperkecil ukurannya agar bisa dimakan ternak. Kelebihan ransum

berbentuk pellet adalah distribusi bahan pakan lebih merata sehingga loss

nutrisi mudah dicegah dan tidak tercecer pada waktu dikonsumsi ternak.

2.4 Kosentrat

Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu

konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein. Konsentrat

sebagai sumber protein apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total

Digestible Nutrision (TDN) 60%.

Ada konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari

hewan mengandung protein lebih dari 47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P

lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar dibawah 2,5%. Contohnya :

tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan

tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%,

mineral Ca dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%.

Contohnya : tepung kedelai, tepung biji kapuk, tepung bunga matahari,

bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit dll.

Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein dibawah

18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak,

jagung, empok dan polar. (Anonim,2009).

2.5 Hijauan

Hijauan pakan ternak adalah semua bentuk bahan pakan berasal dari

tanaman atau rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong maupun

yang dipotong dari lahan dalam keadaan segar (Akoso,1996)

5
BAB III
POTENSI WILAYAH
3.1 Sejarah Singkat Peternakan Sholeh Farm

Usaha Peternakan Sholeh Farm merupakan salah satu Unit Usaha yang di

miliki oleh seorang Pengusaha Muda yang berada di Tanah Air, nama dari

pemilik usaha ini adalah Epo Bayu Ari Anggara telah menjalani bisnisnya

selama kurang lebih 10 tahun.

Usaha Peternakan Sholeh Farm didirikan Sejak Tahun 2009 terakhir,

dengan nama Usaha Peternakan Sholeh Farm, berlokasi di Jalan Swadaya Gg.

Ajang Ambe No 1A belakang Pinang Baris Kec. Medan Sunggal Kota Madya

Medan Provinsi Sumatera Utara. Usaha ini memiliki luas lahan sebesar ± 1800

meter2 . Pada akhir tahun 2009, Usaha Peternakan Sholeh Farm ini mulai

beroperasi dengan menggunakan satu unit kandang yang berkapasitas ± 50

ekor domba lokal, satu unit Gudang pakan, satu bangunan semi permanen

penjaga kandang, dan tanaman Hijauaan Pakan Ternak, dengan pemeliharaan

ternak Domba Bangsa , sejumlah 50 ekor jantan.

3.2 Struktur Organisasi Peternakan Sholeh Farm

Catatan:

- Jumlah staf inti ada 4 orang tenaga kerja

- Pengadaan tenaga kerja diadakan sesuai dengan waktu dan kebutuhan

Berikut Gambar1. Struktur Organisasi Peternakan Sholeh Farm.

6
Direktur /Pemilik
Epo Bayu Ari Anggara

Suvervaiser (Divisi Kandang) Suvervaiser (Divisi Marketing)


Abdurahman Solin Yogi

Abdurahman Solin

Bidang Budidaya Optimalisasi pemanfaatan


Pengembangan lahan
Bidang Pengolahan Penanaman pakan dan
Pakan Tanaman Produktif Keuangan / Umum dan Personalia Comercial/ Trading Sarana Prasarana dan
Bidang Pemeliharaan Bidang kelestarian alam Administrasi Lokal dan Export Gudang Material
dan perawatan
kesehatan ternak

KET ---------- = Garis Perintah


= GarisKoordinasi

7
3.3 Visi dan Misi

a. Visi

- Menjadi Usaha Peternakan yang dikelola secara benar dengan

menerapkan teknologi peternakan modern maupun nilai-nilai

tradisional yang tepat guna.

- Menjadi peternakan terpadu, srategis, terintegrasi

b. Misi

- Seoptimal mungkin berosaha mengelola Usaha Peternakan Sholeh

Farm dengan sebaik – baiknya dan cara-cara yang benar antara

lain:Pemilihan bibit (anakan jantan dan betina) yang berkualitas

dengan ratio jumlah yang seimbang pemeliharaannya, sama dengan

pemilihan calon induk dan pejantan dewasa.

- Perolehan pakan alami melalui teknologi pengolahan pakan yang

berkualitas.

- Pemeliharaan kesehatan dan perawatan modern dan tradisional

tepat guna.

- Memberikan sumber peluang usaha, membangun mitra usaha,

membuka lapangan kerja

- Mendidik SDM yang berkarakter, mandiri, kuat, dan taat.

3.4 Proyeksi Masa Depan

Untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang, perusahaan terus

melakukan perkembangan bisnis, dalam arti perusahaan meningkatkan

8
infrastruktur pemeliharaan dan penggemukan domba, menambah daya

tampung serta perluasan jangkauan dengan meningkatkan hasil produksi.

Peternakan Sholeh Farm akan terus maju denganmembawa keahlian dan

pengetahuan yang berstandar. Berangkat dari semangat untuk menjadi yang

terbaik, perusahaan bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik

kepada pelanggan, dan senantiasa menjadi kebanggaan negeri.

9
BAB IV
METODE DAN RENCANA KEGIATAN

4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Adapun tempat dan waktu pelaksanaan magang:

Tempat : Usaha Peternakan Soleh Farm bertempat di Jalan

Swadaya Gg. Ajang Ambe No 1A Belakang

PinangBaris Kec. Medan Sunggal Kota Madya

Medan

Waktu Pelaksanaan : 20 Januari s/d 20 Pebruari 2020

4.2 Rencana Kegiatan

Adapun kegiatan magang yang dilakukan di peternakan Sholeh Farm dari

tanggal 20 Januari s/d 20 Pebruari 2020 seperti yang dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Kegiatan yang dilakukan selama magang

Pelaksanaan (Minggu)
No. Kegiatan Magang
I II III IV V

1. Pengenalan Lapangan 

2. Pembersihan Kandang     

3. Pembersihan Bak Minum     

4. Pembersihan Palung Pakan     

5. Pemberian Pakan dan Minum Domba     

6. Pengenalan Bahan Pakan  

7. Pembuatan Pakan Fermentasi  

8. Menjemur ampas sagu  

9. Pengadukan bahan pakan agar rata  

10. Pemberian hijauan pakan ternak  

10
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil

Secara kualitatif hasil pelaksanaan magang di sholeh farm berhasil

dilaksanakan dengan baik.Mahasiswa dapat mengetahui cara pemberian pakan

ternak domba yang baik dan benar. Bersama sholeh farm mahasiswa magang

mempelajari jenis – jenis bahan pakan, kandungan nutrisi pakan yang baik untuk

penggemukan pada domba.

5.2 Pembahasan

Didalam manajemen pemberian pakan di peternakan Sholeh Farm

menerapkan tehnik pemberian intensif. Pakan yang disediakan untuk ternak

domba yang dipelihara didalam kandang (intensif) berupa konsentrat dan hijauan.

Tabel 1 : Jadwal pemberian pakan

Waktu Jumlah (Kg)


08.00 wib 20% Kosentrat
13.00 wib 35% Hijauan
17.00 wib 35% Hijauan
19.00 wib 10% sagu
Sumber : Peternakan Sholeh Farm 2020

Pembuatan konsentrat, peternakan sholeh farm menggunakan bahan pakan

antara lain : kulit ubi, bungkil sawit, abu jagung, ampas kedelai, molases, ampas

tahu dan starbio.

a. Kulit Singkong

11
Kulit singkong sering kali dianggap limbah yang tidak berguna oleh

sebagian industri berbahan baku singkong. Oleh karena itu, bahan ini masih

belum banyak dimanfaatkan dan dibuang begitu saja dan umumnya hanya

digunakan sebagai pakan ternak.Kulit singkong dapat menjadi produk yang

bernilai ekonomis tinggi, antara lain diolah menjadi tepung mocaf. Persentase

kulit singkong kurang lebih 20% dari umbinya sehingga per kg umbi singkong

menghasilkan 0,2 kg kulit singkong.

Kulit singkong lebih banyak mengandung racun asam biru dibanding

daging umbi yakni 3-5 kali lebih besar, tergantung rasanya yang manis atau pahit.

Jika rasanya manis,kandungan asam birunya rendah sedangkan jika rasanya pahit,

kandungan asam birunya lebih banyak.(Salim,2011).

Kulit singkong memiliki kandungan HCN yang sangat tinggi yaitu sebesar

18,0 – 309,4 ppm untuk per 100 gram kulit singkong(Nur Richana,2013). HCN

atau asam sianida merupakan zat yang bersifat racun baik dalam bentuk bebas

maupun kimia, yaitu glikosida, sianogen phaseulonathin, linamarin dan

metillinamarin/lotaustrain.

Jumlah asam sianida (HCN) sangat bervariasi mulai dari dosis yang tidak

berbahaya (<50 ppm) sampai yang mematikan (>250 ppm). Asam sianida ini

mempunyai dosis ambang batas 0,5-3mg/kg berat badan.

Jika dikonsumsi terus-menerus dengan dosis ambang batas ini maka akan

menimbulkan penyakit tropical ataxic neuropathy dengan gejala timbulnya lesi

pada saraf mata dan pendengaran, meningkatkan kadar tiosianat dalam darah serta

menyebabkan penyakit gondok.

12
Namun,asam sianida ini mudah hilang selama kulit singkong diproses

terlebih dahulu dengan cara perendaman, pengeringan, perebusan,dan fermentasi.

Di dalam pembuatan biodegradable, kulit singkong digunakan sebagai

bahan baku yang akan dimanfaatkan kandungan patinya.Kandungan pati di dalam

kulit singkongberkisar 44-59 %. Komposisi kimia kulit singkong ditunjukkan

pada tabel berikut.

Tabel 2. Persentase Kandungan Kimia Kulit Singkong Komposisi Kimia Kulit

Singkong.

Kalori 121 kal Vitamin C 30.000 miligram


Air 62.50 gram Protein 1.20 gram
Fosfor 40.00 gram Besi 0.70 miligram
Karbohidrat 34.00 gram Lemak 0.30 gram
Kalsium 33.00 miligram Vitamin B1 0.01 miligram
Sumber : Produksi Utama Tanaman Singkong (Devendra.1977)

b. Bungkil Kelapa Sawit

Bungkil Inti Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elae is guineensis

Jacq)Merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman

tahunan. Menurut Pahan 2008, kelapa sawit diklasifikasikaan sebagai

berikut:Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami

proses ekstraksi dan pengeringan. Selain itu bungkil inti kelapa sawit dapat

digunakan sebagai makanan ternak. Bungkil kelapa sawit ini termasuk dalam jenis

pakan konsentrat atau pakan penguat. Yang mana mempunyai manfaat sebagai

sumber energi, protein,vitamin, dan mineral (Ketaren,2008).

Potensi kelapa sawit (Elae is guineensis Jacq.) di dunia cukup besar, yaitu

sebesar 4 milyar ton. Di Indonesia, komoditas kelapa sawit cukup besar sehingga

akan mendukung potensi bungkil inti sawit (BIS) yang merupakan hasil

13
sampingan dari proses pembuatan minyak inti sawit. Devendra (1977)

mengemukakan bahwa pada pengolahan inti sawit menghasilkan 45% minyak

inti.

Menurut Sinurat (1999) BIKS merupakan hasil samping dari pemerasan

daging buah inti sawit atau palm kernel. Proses pemerasan minyak secara mekanis

menyebabkan jumlah minyak yang tertinggal masih cukup banyak (sekitar 9,6%).

Hal ini menyebabkan bungkil inti kelapa sawit cepat tengik akibat oksidasi lemak

yang masih cukup tinggi tersebut. Bungkil inti kelapa sawit biasanya

terkontaminasi dengan pecahan cangkang sawit dengan jumlah sekitar 9,1 hingga

22,8%. BIKS mengandung protein 14,9%, metionin 0,14%, lisin 0,49%, dan

energi metabolis 2087 kkal/kg. Pecahan cangkang mempunyai tekstur yang keras

dan tajam. Hal ini menyebabkan bahan ini kurang disukai ternak dan

dikhawatirkan dapat merusak dinding saluran pencernaan ternak muda. BIKS

dapat digunakan untuk pakan ternak sebagai sumber energi atau protein. Namun,

penggunaannya untuk pakan unggas terbatas karena tingginya kadar serat kasar

yaitu 21,7%, termasuk hemiselulosa (mannan galaktomanan), serta rendahnya

kadar dan kecernaan asam amino. Batas penggunaan bungkil inti sawit dalam 8

campuran pakan unggas bervariasi, yaitu antara 5-10% pada ransum ayam broiler

dan bias digunakan hingga 20-25% dalam ayam petelur (Sinurat,2012).

Untuk pemanfaatan bungkil inti sawit dalam ransum unggas, ada beberapa

catatan yang harus diperhatikan, sebagai berikut :

1. Kualitas bungkil inti sawit bervariasi tergantung pada kandungan minyak

bungkil inti sawit dan kontaminasi tempurung kelapa sawit. Kandungan

minyak dalam bungkil inti sawit tergantung dari proses ektraksi minyaknya.

14
Dalam hal ini penggunaan mesin ekspeller cenderung menghasilkan produk

yang tinggi kandungan minyaknya. Variasi kandungan minyak akan

menyebabkan variasi nilai ME nya berkisar 1525-2260 kkal/kg. Semakin

tinggi minyaknya akan menghasilkan kandungan ME yang tinggi.

Kontaminasi tempurung kelapa sawit akan menekan nilai gizi bahan pakan ini.

Kandungan tempurung kelapa sawit ideal di bawah 10%.

2. Asam amino bungkil inti sawit sangat tidak seimbang. Kandungan lysine dan

methionine sangat rendah sedangkan argininenya sangat tinggi. Karena itu

harus ada penambahan lysine dan methione untuk menyeimbangkan dan

memenuhi kebutuhan asam amino tersebut.

3. Nilai kecernaan bungkil inti sawit cukup rendah baik kecernaan bahan kering,

maupun protein dan asam amino. Karena itu ketika menggunakan bungkil inti

sawit dalam jumlah tinggi, misalnya 20%, maka penyusunan ransum harus

berbasis nutrisi tercerna terutama asam aminonya. Pertumbuhan cenderung

rendah di bulan pertama akibat mengkonsumsi bungkil inti sawit dan

kompensasi pertumbuhannya setelah umur di atas 4 Minggu.

c. Tumpi (abu jagung)

Tumpi adalah hasil samping dari proses perontokkan/pemipilan biji jagung

selain tongkol dan merupakan bagian pangkal dari biji jagung. Limbah

tanaman jagung memang dapat dijadikan sebagai pakan ternak ruminansia

yang cukup potensial tetapi memiliki kekurangan yakni kandungan nutrisinya

masih rendah sehingga diperlukan pencampuran dengan bahan lain agar

nutrisinya bertambah. Pengayaan atau peningkatan kualitas dan kuantitas

limbah tanaman jagung dapat diupayakan dengan cara fermentasi, amoniasi,

15
pembuatan hay dan juga silase. Teknologi tersebut selain menambah nutrisi

pakan dapat juga memperpanjang umur simpan sehingga nantinya dapat

dijadikan pakan hijauan ketika musim kemarau (Umiyasih dan Wina, 2008).

d. Ampas Kedelai

Ampas kedelai merupakan hasil sampingan dari pengolahan tahu dan susu

kedelai. Ampas tersebut diperoleh dari proses pengepresan yang menghasilkan

sari kedelai, kemudian di olah menjadi tahu dan susu kedelai serta ampas. Ampas

kedelai jumlahnya banyak, seiring dengan meningkatnya jumlah tahu dan susu

kedelai yang di buat. Ampas kedelai yang dihasilkan 1,5-2 kali berat bahan baku

kedelai kering. Pada tahun 1998 dilaporkan bahwa ampas tahu yang dihasilkan

dari seluruh industri tahu di Indonesia sebesar 13,988,864 kg per hari (BPS1998).

Selama ini ampas kedelai hanya digunakan untuk pakan ternak dengan harga jual

Rp400-500/kg basah atau Rp 22.000 – 25.000/karung.

Gizi yang terkandung dalam ampas kedelai masih cukup tinggi, terutama

protein dan serat. Hasil penelitian Sulistiani (2004) menunjukan bahwa ampas

tahu mengandung air 89,9%, protein 1,3%, lemak 2,2%, abu 0,3%, karbohidrat

6,3%, serat pangan tidak larut 1,0% dan serat larut 4,7%.

e. Molases

Molases merupakan hasil sampingan pada industri gula dengan wujud

berbentuk cair. Molases adalah limbah utama industri pemurnian gula. Molases

merupakan sumber energi yang esensial dengan kandungan gula di dalamnya.

Oleh karena itu, molases memilikikandungan nutrisi atau zat gizi yang cukup

baik. Sumber molases sendiri didapatkan dari dua macam. Pertama dari tebu dan

16
kedua dari bit. Dari kedua sumber sumber tersebut akan didapatkan molases yang

berbeda sifat dan pengolahannya.

Menurut Hulbert Olbrich, (2015) molases adalah istilah yang diberikan

pada limbah akhir yang diperoleh dari kristalisasi nira. Jumlah molases yang

diperoleh dan kualitas molases memberikan informasi tentang sifat dari nira dan

pengolahan gula di pabrik gula seperti metode dan klasifikasi nira.

Tabel 3. komponen-komponen yang ada dalam molases.

Rerata
Komponen Komponen Jumlah (mg/L)
(%)
Air 20 COD 200.000 – 1.500.000
Sukrosa 35 N 2500
Glukosa 7 P 350
Fruktosa 9 Sulfat 25.000
Gula Pereduksi 3 Fosfat 400-600
Karbohidrat lain 4 CI 35.000
Abu 12 ZN 5.0-8.0
Nitrogen 4.5 K 15.000
Asam nir-nitrogen 5 CA 8.000
Lilin, steroid,fosfolipid 0.4 - -
Sumber : Sistem Informasi Pakan Dan Nutrisi (BPTP Jawa Barat)

f. Probiotik Starbio

Merupakan produk yang berisi isolat-isolat bakteri yang tumbuh di rumen

sapi, berfungsi membantu penguraian stuktur jaringan pakan yang sulit terurai.

Starbio telah banyak di gunakan oleh peternak atau peneliti sejak tahun 90-an

(wina,2005). Adapun koloni-koloni mikroba tersebut terdiri dari mikroba

proteolitik, lignolitik, selulolitik, lipolitik, dan fiksasi nitrogen non-simbiotik.

Probiotik starbio terdiri dari 9 koloni mikrobia yang berasal lambung ternak

ruminansia dan di kemas dalam campuran tanah dan akar rumput serta daun-

17
daunan yang telah membusuk . Probiotik starbio dipasarkan dalam bentu serbuk

berwarna coklat. (Lembah Hijau Multifarm, 2015).

Probiotik starbio merupakan probiotik anaerob penghasil enzim berfungsi

untuk memecah karbohidrat (selulosa, hemiselulosa, dan lignin) dan protein serta

lemak. Manfaat probiotik starbio dalam ransum ternak adalah meningkatkan daya

cerna, penyerapan zat nutrisi dan efesiensi penggunaan ransum (Lembah Hijau

Multifarm, 2015).

Tabel 4. Data Populasi Ternak

Status Ternak Jumlah


Bakalan 300 ekor
Sumber : Peternakan Sholeh Farm

Tabel 5.Biaya Pakan/Ekor/Hari Domba

Jenis bahan pakan Penggunaan dan Harg/Kg Hasil


Kulit Ubi 40kg x Rp 100 Rp 4.000
Bungkil Sawit 10kg x Rp 1700 Rp 17.000
Abu Jagung 20kg x Rp 900 Rp 18.000
Ampas Kedelai 30kg x Rp 800 Rp 24.000
Molases 1kg x 2500 Rp 2.500
Starbio 1 kg x 30.000 Rp 30.000
Jumlah Rp 95.500
Sumber : Peternakan Sholeh Farm

Biaya pakan untuk domba 100 ekor/hari = Rp 95.500,-,

Biaya pakan untuk domba 1 ekor/hari = Rp 955,-,

Bila domba d peternakan Sholeh Farm berjumlah 300ekor x Rp.955 = Rp 286.500

g. Ampas Sagu

Kandungan proteinnya 3% (dilihat dari seberapa bersih ampas tahu ini

dipisahkan dari sari sagu), Serat kasar 18,8% (pertnian.go.id dan Kasmirah D).

18
untuk sistem bulky pada rumen sekaligus pemenuhan serat dan kosentrat sebagai

sumber nutrisi pertama pada gizi paka ternak.

Cara ini dilakukan berguna untuk daya serap pakan yang baik pada ternak

tersebut, Air minum yang terus menerus tersedia dengan baik. Pola kesehatan juga dijaga

sanitasi lingkungan dan pemberian obat-obatan pada ternak yang sakit dan pemberian

obat cacing secara berjangka 3-4 bulan sekali pada ternak.

h. Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum)

Adalah rumput berukuran besar bernutrisi tinggi, tumbuh tegak lurus, merumpun

lebat, tinggi tanaman dapat mencapai 7 meter, berbatang tebal dan keras, daun

panjang. Kandungan gizi rumput gajah terdiridari 19,9% bahan kering; 10,2%

protein kasar; 1,6% lemak; 34% serat kasar; 11,7% abu dan 42,2% bahan ekstrak

tanpa nitrogen.

BAB VI
MASALAH DAN PEMECAHAN
6.1 Masalah

Beberapa permasalahan yang ada di sholeh farm menurut hasil analisa

kondisi yang kami lakukan, antara lain :

1. Pembuatan pakan fermentasi masih dilakukan secara manual dengan

peralatan yang cukup sederhana, sehingga hasil kurang efektif

2. Pakan kurang tercampur rata, dan dapat terabsorpsi dengan baik

3. Pakan yang dibuat atau diracik sendiri oleh sholeh farm belum di uji

secara baik kandungan nutrinya, atau uji nutrisi pakan.

19
6.2 Pemecahan Masalah

1. Untuk proses pengadukan pakan fermentasi sebaik dilakukan sedikit

demi sedikit agar pakan lebih tercampur secara merata.

2. Nutrisi yang terkandung dalam keseluruhan bahan pakan dapat

mengandung nilai gizi yang sama yang sehingga ternak yang

memakannya memperoleh gizi baik.

BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan

1. CV. Sholeh Farm memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan

tambahanseperti kulit ubi, bungkil sawit, abu jagung, ampas kedelai,

molases, ampas sagu dan starbio. Dan mengolahnya sendiri, sehingga kita

mampu mengontrol nilai gizi dan nutrisinya.

2. Manajemen dan sistem pemiliharaan yang baik dan benar telah di terapkan

di CV. Sholeh Farm, sehingga kenaikan bobot badat dapat tercapai dengan

baik.

3. CV. Sholeh Farm juga menerima pesanan pasar, berubapa hewan akikah.

20
7.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis dan

peserta magang memberikan saran untuk perbaikan yang mungkin dapat

bermanfaat bagi CV. Sholeh Farm. Adapun saran yang dapat penulis berikan:

1. Meningkatkan dan mengembang prinsip dasar manajemen anak CV.

Sholeh Farm karena pengelolaan usaha yang sehat bergantung kepada

penerapan nilai-nilai prinsip pengelolaan perusahaan yang baik.

2. Untuk kedepannya lebih memperhatikan sinergi CV. Sholeh Farm, sehinga

dapat terciptanya hasil kinerja yang lebih baik stakeholder sehingga

tercapainya target-target yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Standar Mutu Pakan Ternak. Badan Standarisasi Indonesia.


Jakarta.
Ketaren, 2008. Pengantara Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Jakarta.
Universitas Indonesia.
Devendra.C, 1977. Ultilization Of Feeding Stuff From Palm Oil.
P.16.Malaysia.Agricultural Research And Development Institut Serdang
Manusia.
Sinurat.A.P, 1999. Penggunaan Bahan Pakan Lokal Dalam Pembuatan Ransum
Ayam buras. Jurnal Wartazoa. Vol.9. No.1 Tahun 1999. Pusat Penelitian
Dan Pengembangan Peternakan Bogor.
Pahan, 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manjemen Agribisnis Dari Hulu
Hingga Hilir. Penebar Swadaya.
Umiyasih,U.&E.Wina, 2008. Pengolahan Dan Nilai Nutrisi Limbah Tanaman
Jagung Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Buletin Ilmu Peternakan
Indonesia, Wartazoa 18 (3):127-136.

21
Lembagah Hijau Multifarn, 2015. Tugas Akhir. Agustina Astri Wulandari.
Fakultas Ilmu Budaya. Surakarta.2015.
Wina, 2005. Mikroba Yang Dimanfaatkan Sebagai Suplemen Pakan Dapat
Berasal Dari Bakteri, Jamur, Khamir Atau Campurannya.
Sinurat, 2012. Penggunaan Bungkil Inti Sawit (Teknologi Pemanfaatan Hasil
Samping Industri Sawit Untuk Meningkatkan Ketersediaan Bahan
PakanUnggas Nasional).
Salim, 2011. Mengolah Singkong Menjadi Tepung MOCAF. Yogyakarta: Andi
Offset.
Nur Richana, 2013. Mengenai Potensi Ubi Kayu Dan Ubi Jalar.
www.Pertanian.go.id. Kementrian Pertanian RI.
akoso, 1996. Kesehatan Sapi Kanisius; Yogyakarta.
Olbrich, 2015. Penetapan Kadar Abu Sulfat Molases.
Blogaset.Blogspot.com.akses 20 Pebruari 2020.
Sulistiani, 2004. Pemanfaatan Ampas Tahu Dalam Pembuatan Tepung Tinggi
Serat Dan Protein Sebagai Alternatif Bahan Baku Pangan Fungsional. E-
jurnal.uajy.ac.id. akses 20 Pebruari 2020

LAMPIRAN

Lampiran 1. Pemberian Pakan Tambahan

22
Lampiran 2. Pemberian Hijauan Pakan Ternak

23
Lampiran 3. Penjemuran Ampas Sagu

24
Lampiran 4. Kunjungan Dosen Pembimbing

25

Anda mungkin juga menyukai