Kata pengantar…………………………………………………………………… i
Daftar Isi……………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1Kesimpulan……………………………………………………………….….12
3.2 Saran…………………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………14
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
METODE ANALISIS
METODE ANALISIS UMUM
KEBIJAKAN
Deskripsi Perumusan Masalah
Prediksi Peliputan (monitoring)
Evaluasi Peramalan (forecasting)
Preskripsi Evaluasi (evaluation)
(petunjuk) Rekomendasi (recommendation)
Penyimpulan Praktis
(Practical inference)
Penyimpulan praktis, ditujukan untuk mencapai kesimpulan yang lebih dekat agar
masalah kebijakan dapat dipecahkan. Kata Praktis, lebih ditekankan pada
dekatnya hubungan kesimpulan yang diambil dengan nilai dan norma sosial.
Pengertian ini lebih ditujukan untuk menjawab kesalahpahaman mengenai makna
Rekomendasi yang sering diartikan pada informasi yang kurang operasional atau
kurang praktis, masih jauh dari fenomena yang sesungguhnya.
Bila metode analisis kebijakan dikaitkan dengan pendekatan empiris, evaluatif,
dan anjuran, maka metode analisis kebijakan dapat disusun menjadi 3 jenjang,
yaitu:
1) Pendekatan modus operandi, dapat menghasilkan informasi dan argumen
dengan memanfaatkan 3 jenjang metode analisis, yaitu perumusan masalah,
peliputan, dan peramalan.
2) Pendekatan modus evaluatif, dapat menghasilkan informasi dan argumen
dengan memanfaatkan 4 jenjang metode analisis, yaitu perumusan masalah,
peliputan, peramalan, dan rekomendasi.
3) Pendekatan modus anjuran, dapat menghasilkan informasi dan argumen
dengan memanfaatkan seluruh (6) jenjang metode analisis, yaitu perumusan
masalah, peliputan, peramalan, evaluasi, rekomendasi, dan peyimpulan praktis.
.
2.6. BENTUK ANALISIS KEBIJAKAN
Analisis kebijakan terdiri dari beberapa bentuk, yang dapat dipilih dan
digunakan. Pilihan bentuk analisis yang tepat, menghendaki pemahaman masalah
secara mendalam, sebab kondisi masalah yang cenderung menentukan bentuk
analisis yang digunakan.
Berdasarkan pendapat para ahli (Dunn, 1988; Moekijat, 1995; Wahab, 1991)
dapat diuraikan beberapa bentuk analisis kebijakan yang lazim digunakan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Analisis kebijakan kesehatan adalah pengunaan berbagai metode penelitian dan
argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan dengan
kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik dalam rangka
memecahkan masalah kebijakan kesehatan.
Sebagai suatu bidang kajian ilmu yang baru, analisis kebijakan kesehatan
memiliki peran dan fungsi dalam pelaksanaannya.
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari masalah
kebijakan, adalah Interdepensi (saling tergantung), Subjektif, Artifisial, Dinamis
dan Tidak terduga.
Upaya untuk menghasilk informasi dan argumen, analis kebijakan dapat
menggunakan beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan Empiris, Evaluatif, dan
Normatif (Dunn, 1988).
Metode analisis kebijakan, yaitu Metode peliputan (deskripsi), Metode peramalan
(prediksi) dan Metode evaluasi. 3 jenjang Metode analisis kebijakan, yaitu
Pendekatan modus operandi, Pendekatan modus evaluative dan Pendekatan
modus anjuran.
Analisis kebijakan tidak hanya sekedar menghimpun data dan menghasilkan
informasi. Analisis kebijakan juga harus memanfaatkan atau memindahkan
informasi sebagai bagian dari argumen yang bernalar mengenai kebijakan publik
untuk mencari solusi masalah kebijakan publik. Menurut Dunn (1988) struktur
argumen kebijakan menggambarkan bagaimana analis kebijakan dapat
menggunakan alasan dan bukti yang menuntun kepada pemecahan masalah
kebijakan.
Bentuk analisis kebijakan yang lazim digunakan, yaitu Analisis Kebijakan
Prospektif, Analisis Kebijakan Restropektif (AKR) dan Analisis Kebijakan
Terpadu.
Dunn (1988) menjelaskan adanya 3 elemen dalam sistem kebijakan, yang satu
sama lain mempunyai hubungan, yaitu Kebijakan public, Pelaku kebijakan dan
Lingkungan kebijakan.
Sebelum melakukan analisis kebijakan kesehatan perlu dipahami terlebih dahulu
mengenai sistem kesehatan. Bagaimana pengambilan kebijakan dibidang
kesehatan.
Kebijakan kesehatan di Indonesia, yaitu Kebijakan program promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat, Kebijakan program lingkungan sehat, Kebijakan
program upaya kesehatan dan pelayanan kesehatan, Kebijakan program upaya
kesehatan perorangan, Kebijakan program pencegahan dan pemberantasan
penyakit, Kebijakan program perbaikan gizi masyarakat, Kebijakan program
sumber daya kesehatan, Kebijakan program kebijakan dan manajemen
pembangunan kesehatan dan Kebijakan program penelitian dan pengembagan
kesehatan.
3.2.SARAN
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam masalah kesehatan, disarankan
dilakukan dahulu analisis kebijakan kesehatan. Dengan demikian, dapat
memberikan keputusan yang fokus pada masalah yang akan diselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
AnneAhira.com. Konsep dan Implementasi Analisis Kebijakan Kesehatan (online)
http://www.AnneAhira.com/artikel/analisis-kebijakan-kesehatan.html.
Arif Kurniawan. Kebijakan Kesehatan (online)
http://images.albadroe.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/Rt5PkgoKCsA
AABj74Sc1/kebijakan%20kesehatan.ppt?nmid=56606948.
Ayun Sriatmi. Sejarah analisis kebijakan dan kerangka analisis kebijakan (online)
http://eprints.undip.ac.id/6256/1/Kerangka_analisis_kebijakan_-_ayun_sriatmi.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3737/1/fkm-juanita2.pdf
Pasolong Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 23 tahun 1992, tentang
Kesehatan. Penerbit Sinar Grafika 1992
Siagian SP. 1985. Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan Dan Strategi
Organisasi. Jakarta : PT. Gunung Agung
Surya Utama. Dasar-Dasar Analisis Kebijakan Kesehatan (online)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3765/1/fkm-surya4.pdf.
Tim Redaksi Pustaka Yustisia. 2010. Undang-Undang Kesehatan dan Rumah
Sakit 2009. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Yustisia
Tulchinsky Ted., Varavikova Elena. The New Public Health (text book)