Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

NAMA : JUFRI ABD GANI

NIM : 20180411034131

KELAS :B

Jelaskan:

1. Bagaiman peran UMKM dalam perekonomian Indonesia?


Jawabannya :
Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau Usaha Kecil Menengah
(UKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara dinilai penting.UMKM memiliki
kontribusi besar dan krusial bagi perekonomian Indonesia.di Indonesia UMKM memiliki
kontribusi atau peranan cukup besar, yaitu: Perluasan kesempatan kerja dan penyerapan
tenaga kerja. Pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Penyediaan jaring pengaman
terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah untuk menjalankan kegiatan ekonomi
produktif.

Kriteria UMKM : Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang


Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan
ekonomi produktif yang berdiri sendiri.

Usaha ini dilakukan perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar serta
memenuhi kriteria lain.

Dalam UU tersebut juga dijelaskan perbedaan kriteria UMKM dengan Usaha


Besar.

 Usaha Mikro: aset maksimal Rp 50 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha) dan omzet maksimal Rp 300 juta per tahun.
 Usaha Kecil: aset lebih dari Rp 50 juta - Rp 500 juta (tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha) dan omzet maksimal lebih dari Rp 300 juta - Rp 2,5 miliar
per tahun.
 Usaha Menengah: aset lebih dari Rp 500 juta - Rp 10 miliar (tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha) dan omzet lebih dari Rp 2,5 miliar - Rp 50 miliar per
tahun.
 Usaha Besar: aset lebih dari Rp 10 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha) dan omzet lebih dari Rp 50 miliar per tahun.
2. Bagaimana anda melihat program Pemerintah untuk UMKM dalam masa pandemik Covic-
19?

Jawabannya :

UMKM Dibantu agar Dampak Pandemi Covid-19 Bisa Ditekan Pelaku usaha
mikro, kecil, dan menengah kena dampak pandemi Covid-19. Mereka menghadapi
persoalan yang mesti dituntaskan.
Pandemi Covid-19 berdampak terhadap pelaku koperasi serta usaha kecil dan
menengah. Namun, persoalan utama, yakni Covid-19, tetap harus ditangani
secepatnya.”(Hal) yang paling penting, sebenarnya yang harus kita jawab adalah problem
utamanya, yaitu Covid-19,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)
Teten Masduki lewat telekonferensi terkait pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) Ia menyebutkan, semua pihak harus disiplin dan tidak menganggap
remeh Covid-19 agar Indonesia bisa segera mengakhiri pandemi ini. ”Berapa pun dana
stimulus atau dana bansos disiapkan, kalau (pandemi) koronanya masih terus panjang,
pasti ekonomi tidak akan kuat. Di satu sisi pemerintah melonggarkan pajak, di sisi lain
belanja banyak, jadi akan berat, Saat ini, lanjutnya, ada pelaku UMKM yang masalahnya
sudah tidak bisa diselesaikan lewat mekanisme ekonomi sehingga mereka harus
digolongkan ke dalam kelompok miskin baru. Pada tahap survival atau bertahan di
pandemi Covid-19, mereka didorong untuk masuk ke program perluasan jaminan sosial,
termasuk dua program jaring pengaman sosial berupa Kartu Prakerja dan dana desa.
Kementerian Koperasi dan UKM sedang mencari data lebih detail jumlah pelaku UMKM
di kategori pertama ini. ”Kedua, UMKM yang memang masih bisa usaha atau tumbuh.

Untuk kategori UMKM yang seperti ini, pemerintah menyiapkan program


stimulus ekonomi dan bantuan sosial. Saat ini sudah ada program relaksasi pembiayaan
yang diharapkan membantu mempertahankan arus kas UMKM yang masih bisa bertahan
tersebut. Teten mengatakan, program bansos sudah dianggarkan sekitar 3-4 bulan.
Relaksasi pembiayaan berlangsung sampai enam bulan. ”Kita punya waktu 3-6 bulan di
mana kita masih punya sumber daya. Akan tetapi, kalau Covid-19 ini tidak bisa kita atasi,
bahkan nanti estafet ke sejumlah daerah dan balik lagi ke kota besar seperti Jakarta.

hal ini yang menjadikan seluruh gerakan harus mengarah pada upaya mengatasi Covid-19
dalam waktu segera, setidaknya dalam 3-6 bulan mendatang.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan


Menengah mendukung penggunaan sistem perdagangan elektronik atau e-commerce
sebagai solusi bagi koperasi dan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
dalam memasarkan produknya di tengan Pandemi COVID-19. Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengatakan bahwa berdasarkan survei, pola
konsumsi masyarakat di tengah Pandemi COVID-19 berangsur-angsur berubah, yakni
beralih dari offline menjadi online. Bahkan menurut Teten, “Stay at Home Economy”
akan menjadi tren ekonomi di masa yang akan datang. “Masyarakat mengalami
perubahan pola konsumsi yang awalnya offline sekarang menjadi online. Bahkan
diprediksi bahwa Stay At Home Economy akan menjadi tren di masa yang akan datang,”
jelas Teten dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Fenomena itu sekaligus menjadi indikasi bahwa pelaku UMKM memiliki kesempatan
dalam meningkatkan usahanya melalui sistem perdagangan elektronik sehingga pandemi
COVID-19 bukan berarti tidak memberikan manfaat, akan tetapi justru menjadi
momentum bagi mereka untuk membuktikan bahwa produk-produk dalam negeri dan
kebutuhan nasional dapat dipenuhi. Menurut hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi
dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia yang dikantogi Teten, bahwa UMKM
yang berpotensi pada masa sekarang ini adalah sektor pangan yang memproduksi produk
herbal, naturan, buah-buahan, sayur-sayuran yang baik bagi kesehatan dan daya tahan
tubuh. Selain itu juga jenis makanan yang praktis, mudah diolah dan dapat disimpan lama
seperti makanan beku, makanan kaleng, bumbu-bumbu dan lain sebagainya.“Permintaan
(banyak) terhadap produk yang siap olah, praktis seperti tadi,” kata Teten.Selain sektor
pangan, Teten juga mendorong dan menginisiasi pelaku UMKM untuk memproduksi dan
memasarkan jenis barang-barang yang dibutuhkan dalam masa pandemi COVID-19
seperti Alat Pelindung Diri (APD), masker, handsanitizer yang tentunya melalui
standarisasi khusus dari protokol kesehatan.“Tentunya dengan standarisasi dan
spesifikasi yang sesuai,” tambah Teten. Selanjutnya, selain mendukung UMKM melalui
sistem e-commerce, Teten juga mendorong masyarakat untuk belanja di warung sekitar
melalui gerakan “Belanja di Warung Tetangga” sebagai bentuk solusi dari masalah
physical distancing dengan tetap mengkonsumsi produk koperasi dan UMKM.

Anda mungkin juga menyukai