Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KEUDA

“DANA OTSUS PAPUA”

NAMA : NIA ISTIANAH


NIM : 20180411034053
KELAS : (A)
MATKUL : KEUANGAN DAERAH

SOAL:
1. Jelaskan mengapa Papua dan Papua Barat mendapatkan kebijakan Otsus;
2. Bagaimana pelaksanaan Otsus Papua? 
3.Pemerintah akan melanjutkan pemberian dana Otsus bagi Papua. Bagaimana pendapat anda

“JAWABANNYA”

1.      Sejak awal implementasi Otsus Papua, Pemerintah Provinsi Papua mengambil


kebijakan untuk membagi dana Otsus yang diterima dari Pemerintah. Artinya, walaupun
kewenangan untuk membelanjakan dana Otsus ada di Pemerintah Provinsi, Gubernur
Papua juga diminta untuk membagi kewenangan belanja dana Otsus kepada
Kabupaten/Kota. Kebijakan untuk membagi dana ke Kabupaten/Kota diatur dalam
Peraturan Daerah Khusus (Perdasus).Pemerintah Provinsi Papua baru berhasil
mengeluarkan Perdasus pembagian dana otsus di tahun 2013. Hal ini berarti selama 12
tahun Pemda Provinsi Papua belum berhasil menyusun Perdasus. Untuk mengisi
kekosongan Perdasus, Provinsi Papua menggunakan Keputusan Gubernur. Lahirnya
Perdasus Nomor 25 Tahun 2013 (Perdasus 25/2013) tentang Pembagian Penerimaan dan
Pengelolaan Dana Otonomi Khusus merupakan suatu kinerja yang patut dihargai dalam
masa pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur – Lukas Enembe dan Klemen Tinal.
      Pemberlakuan Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat (Otsus Papua) didasarkan pada UU No. 21 Tahun 2001 jo UU
No. 35 Tahun 2008, adalah sebuah hasil kompromi politik antara
masyarakat Papua dan pemerintah pusat untuk menyelesaikan konflik
multidimensi yang berkepanjangan sejak tahun 1962. Melalui kompromi
politik tersebut pemerintah  bersedia melakukan koreksi untuk tidak
mengulang lagi berbagai kebijakan dan bentuk pendekatan pembangunan
dimasa lalu yang umumnya tidak berpihak kepada orang Papua, dan
berimplikasi pada keterpinggiran dan ketertinggalan orang Papua di segala
bidang pembangunan, sehinga berakumulasi pada menguatnya
keinginnan/aspirasi untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Kemenko Polhukam RI
Perjalanan implementasi Otsus Papua selama 8 tahun lebih
ternyata belum menunjukkan capaian hasil yang maksimal sebagaimana
diharapkan semua pihak sehingga menimbulkan kesan seakan-akan
pemerintah pusat maupun provinsi dan kabupaten/kota beserta seluruh
jajarannya termasuk aparat TNI dan Polri belum menunjukkan komitmen
yang kuat untuk secara konsisten melaksanakan amanat undang-undang
Otsus secara efektif, jujur, dan komprehensif. Beberapa kebijakan
pemerintah pusat justru dianggap mengingkari hasil kompromi tersebut.
Bilamana pemerintah dan para pihak penyelenggara negara termasuk
provinsi dan kabupaten/kota benar-benar menunjukkan kesungguhan
dalam melaksanakan amanat undang-undang Otsus, maka akan terjadi
perubahan yang signifikan kearah kemajuan dan perbaikan kualitas
kehidupan rakyat Papua dalam berbagai aspek kehidupan menuju kearah
tercapainya suasana kehidupan bersama yang aman, damai, sejahtera dan
berkeadilan.seperti yang diamanatkan UUD Negara.RI dan akan memberi
sumbangan yang signifikan pula bagi integrasi bangsa dan negara yang
semakin tokoh.

2.      Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD,
mengatakan bahwa keputusan itu dikeluarkan melalui rapat terbatas pimpinan di Kantor
Presiden. "Dana otonomi khusus akan diperpanjang dengan Undang-Undang baru karena
masa berlaku [UU 21/2001] akan habis bulan November 2021. Jadi Undang-Undangnya
harus disiapkan dari sekarang," katanya di Kemenko Polhukam. Penyaluran Otsus
tersebut akan diperpanjang dengan sejumlah perbaikan, yaitu menggunakan sistem Dana
Alokasi Khusus (DAK) afirmasi bersumber dari APBN. Pengelolaan dana Otsus itu, kata
Mahfud, akan terpadu dan terpandu."Tidak bisa diserahkan seperti dulu, jalan sendiri.
Sekarang terpadu dan terpandu oleh pusat. Nanti memandu itu penggunaannya," ujarnya.

Menurutnya, keputusan memperpanjang penyaluran dana Otsus tersebut


mempertimbangkan manfaat yang diterima oleh Papua. Dia menyebut, dengan sistem
terpadu dan terpandu, maka baik pusat maupun daerah sama-sama bertanggung jawab
atas pengelolaan anggaran."Yang pusat jangan hanya sekadar menggelontorkan. Yang
daerah jangan sekadar belanja. Tapi ketemu di sini menggelontorkan dana, lalu
membelanjakan bertanggung jawab sama-sama. Agar ada bermanfaat bagi masyarakat,"
tuturnya.

Selain itu, dalam UU 21/2001, turut mengatur tentang pemekaran Papua menjadi
beberapa provinsi. Akan tetapi Mahfud enggan menjelaskan terkait pemekaran tersebut.
Menurutnya, keputusan itu akan disampaikan langsung oleh Menteri Dalam Negeri, Tito
Karnavian.Adapun sejak regulasi itu berlaku, anggaran dana otonomi khusus yang
diterima Papua dan Papua Barat mencapai Rp95,24 triliun sejak 2002 sampai 2020.
Anggaran itu berasal dari APBN

3. Menurut saya IYA,karena pemerintah akan memperpanjang pemberian dana Otonomi


Khusus (Otsus) untuk Papua yang masa berlakunya akan habis pada November
2021.Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan pemerintah akan membuat Undang-
undang baru untuk menggantikan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Dana
Otsus Papua.

Anda mungkin juga menyukai