Anda di halaman 1dari 9

Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta

mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun pertumbuhan
pada tumbuhan (Mukhtar, 1992). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu
sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball,
1992). Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan
(Brotowidjoyo, 1989).

2. Macam–Macam Jaringan Tumbuhan

Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau meristem
dan jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1992). Jaringan terdiri dari jaringan muda atau
meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim, xilem, dan floem (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak di ujung
batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan meristem interkalar yang
terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1992). Jaringan meristem adalah jaringan muda
yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana
sel-selnya kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya (Yartim, 1987). Jaringan
muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik
adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang
kecil (Prawiro, 1997).
Jaringan permanen dibagi menjadi dua yaitu jaringan epidermis dan jaringan parenkim
(Yartim, 1987). Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami deferensiasi.
Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun relatif permanen serta rongga
selnya besar (Mulyani, 1980). Sel perenkim terdapat di berbagai sebagian tumbuhan,
bentuknya besar-besar dan berdinding tipis (Kimball, 1991). Fungsi utama sel parenkim sebagai
tempat cadangan makanan serta sebagai jaringan penyokong (Prawiro, 1997).
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar
tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi menjadi dua yaitu
jaringan kolenkim dan sklerenkim (Mulyani, 1980). Jaringan kolenkim adalah jaringan
penyokong yang masih muda, jaringan yang berdinding tebal terutama pada sudut-sudutnya.
Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang
tidak elastis tetapi kuat. Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam lapis yang sama
di sekitar batas sel (Mukhtar, 1992). Jaringan sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih
umum, dinding sel sangat tebal. Sklerenkim merupakan komponen yang sangat penting pada
penutup luar biji dan buah keras (Kimball, 1991).
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil asimilasi
dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam mineral
(Kimball, 1992). Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem, xilem
merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup. Floem merupakan
jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan,
parenkim serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis (Mulyani,
1980). Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang mempunyai
tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya menebal
dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991). Xilem dan floem merupakan alat transportasi zat-zat
pada tumbuhan berpembuluh. Floem berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh
beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung
dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966).
Tumbuhan dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji
keping satu atau yang disebut dengan monokotil / monocotyledonae dan tumbuhan berbiji
keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil / dicotyledonae.
1. Monokotil
Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak berkambium, akar serabut,
pertulangan daun sejajar dan mempunyai ikatan pembuluh koklea (Mukhtar, 1992). Tumbuhan
monokotil tidak memiliki cabang, ikatan pembuluh tertutup, tidak berkambium, mempunyai akar
serabut, biji berkeping satu, dan jumlah biji tiga atau berkelipatan tiga (Saktiyono, 1989).
Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar
tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga.
Kelompok ini diakui sebagai takson dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan mendapat
berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae.
Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling berguna dalam kehidupan
manusia. Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati, sumber bahan baku industri,
perumahan, dekorasi, pakaian, media penulisan, zat pewarna, dan sebagainya
Contoh tumbuhan monokotil :
suku anggrek-anggrekan
suku padi-padian (Graminae)
suku pinang-pinangan (Palmae)
suku bawang-bawangan (alliaceae)
suku pisang-pisangan (Musaceae)
ciri pada tumbuhan monokotil berdasarkan ciri fisik/morfologi pembeda yang dimiliki adalah :
Kaliptrogen / tudung akar
Ada tudung akar / kaliptra
Kandungan akar dan batang
Tidak terdapat kambium
Pelindung akar dan batang lembaga
Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga /keleorhiza
Pertumbuhan akar dan batang
Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
2. Dikotil
Kacang tanah merupakan tumbuhan dikotil (berordo rotales) dan dari famili papilionaceae.
Arachis hypogeae atau kacang tanah merupakan tumbuhan berkeping dua yang memiliki
lembaga dengan dua daun lembaga serta pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung yang
khusus (Mukhtar, 1992). Tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua
yang merupakan cabang dari tumbuhan Angiospermae. Ciri tumbuhan dikotil adalah
bercabang-cabang, berkambium, akar tunggang, pertulangan daun menyirip dan mempunyai
ikatan pembuluh kolateral terbuka (Kimball, 1992). Tumbuhan dikotil merupakn tumbuhan
berkeping dua yang memiliki lembaga, dua daaun lembaga dan akar serta pucuk lembaga yang
tidak memiliki pelindung khusus. Batang bagian bawah tanaman dikotil lebih besar daripada
ujungnya, hal ini dikarenakan tumbuhan dikotil mempunyai kambium (Suprapto, 1994).
Tumbuhan dikotil mempunyai cabang ikatan pembuluh kolateral berkambium, mempunyai akar
tunggang dan pembuluh akut tersusun dalam lingkaran (Saktiyono, 1989).
Tumbuhan berbiji belah atau tumbuhan berkeping biji dua adalah segolongan tumbuhan
berbunga yang memiliki ciri khas yang sama dengan memiliki sepasang daun lembaga
(kotiledon:daun yang terbentuk pada embrio) berbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji
sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua
dan sistem Crouquist mengakui kelompok ini sebagai takson dan menamakannya kelas
Magnoliopsida. Nama ini dibentuk dengan menggantikan akhiran -aceae dalam nama
Magnoliopsida dengan akhiran -opsida . Kelas Magnoliopsida dipakai sebagai nama takson
bagi semua tumbuhan berbunga bukan monokotil. Magnoliopsida adalah nama yang dipakai
untuk menggantikan nama yang dipakai sistem klasifikasi yang lebih lama, kelas
Dicotyledoneae (kelas “tumbuhan berdaun lembaga dua” atau “tumbuhan dikotil”).
Contoh tumbuhan dikotil :
Kacang tanah
Mangga
Rambutan
Belimbing dll
Ciri pada tumbuhan dikotil adalah :
Kaliptrogen / tudung akar
Tidak terdapat ada tudung akar
Kandungan akar dan batang
Ada kambium
Pelindung akar dan batang lembaga
Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
Pertumbuhan akar dan batang
Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

Struktur-struktur(anatomi) pada tumbuhan


Struktur Anatomi Akar
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar
berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem
berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi
akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.
AKAR

Asal akar adalah dari akar lembaga (radix)


Pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang
Pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar
yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya
melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-
butir amylum, dinamakan kolumela.
1. Fungsi Akar
Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut

2. Anatomi Akar

Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke
dalam.
Epidermis
Korteks
Endodermis
Silinder Pusat/Stele
Epidermis
Susunan sel-selnya rapat
Setebal satu lapis sel
Dinding selnya mudah dilewati air (semi permeable)
Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar
Bulu akar bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut
Bulu akar hanya satu sel hasil modifikasi epidermis untuk memperluas permukaan akar.
Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis
sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel
Kortex adalah jaringan dasar ( parenkin) yang nantinya akan berperan sesuai jenis
tanamannya.
Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim yang belum menebal
Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat.
Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan memben tuk
seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary.
Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap
silinder pusat,
Bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U,
Sel U mengalami penebalan dan impemeable sehingga memungkinkan air dapat masuk ke
silinder pusat.
Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele.
Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari.
Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.

Struktur Anatomi Batang


Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata,
sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri
atas xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut.
Xilem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan
monokotil.

Batang Dikotil

Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :


Epidermis
Kortex
Penyolkong ( kolenkim - Sklerenkim)
Pembuluh angkut ( Xylem - Floem)
Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya.
Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh
lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan
lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan
parenkim.
Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang.
Lapisan terluar dari stele disebut kambium.
lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem.
Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya
jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi
kambium, yang disebut kambium intervasikuler.
Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah
besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun,
Pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus
Tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi
pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnyae
Sehingga pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan
selama satu tahun,
Perapisan -perlapisan itu membentuk lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.

Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele
umumnya tidak jelas.
Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup
yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.
Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh
membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder.
Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder,
misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).
Struktur Anatomi Daun
Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau trikoma.
Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil
sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak
demikian halnya pada monokotil khususnya famili Graminae. Sistem berkas pembuluh terdiri
atas xilem dan floem yang terdapat pada tulang daun
Daun

Merupakan bagian tumbuhan yg biasanya b'bentuk lembaran pipih, hijau, & b'fungsi sbg tmpt
pembuatan makanan bagi tumbuhan melalui proses fotosintesis.
Struktur anatomi daun: epidermis, parenkim palisade & spons, & jaringan pengangkut.
Fungsi daun :
Tempat terjadinya fotosintesis.
Sebagai organ pernapasan.
Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi Tempat terjadinya transpirasi.
Tempat terjadinya gutasi.
Alat perkembangbiakkan vegetatif.
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling
banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.
Struktur Anatomi
Dari lapisan atas ke bawah
1. Jaringan Epidermis atas, terdiri dari sel selapis yang dilindungi oleh kutikula
2. Jaringan Palisade, sel berbentuk seperti tiang, terdapat banyak kloroplas
3. Jaringan Spons, sel berlapis-lapis, terdapat rongga udara, terdapat sedikit kloroplas, terdapat
jaringan pengangkut (xylem dan floem)
4. Jaringan Epidermis bawah, terdiri dari sel selapis, terdapat stomata yang berfungsi sebagai
tempat pertukaran udara

Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :


Epidermis
epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk
mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada
epidermis terdapatstoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran
gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang
daun dan urat-urat daun.
· Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan
bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang
jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar
sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak
daripada jaringan bunga karang
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel,
parenkim palisade
parenkim spons
(jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast.
Khusus palisade memang yang digunakan dalam fotosintesis
Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang,
sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel.
Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada
jaringan bunga karang.

Gbr. Jaringan daun.

Ø AKAR
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga
membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang
akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.

Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya
melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-
butir amylum, dinamakan kolumela.
1. Fungsi Akar
a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
2. Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke
dalam.
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder Pusat/Stele

a. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Bulu
akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam
mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
b. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak
memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
c. Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat
mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan
titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel
yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U,
disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel
endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat.
Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
d.Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
- Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah
luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang ters usun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di
antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
- Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim

Morfologi Tanaman Pare

Tanaman pare termasuk tanaman terna setahun, tumbuhnya merambat atau memanjat dengan
sulur (alat pembelit) berbentuk spiral, bercabang banyak, dan berbau tidak enak.

Batang
Tanaman pare memiliki batang berusuk lima, panjang kurang lebih 2-5 m, dan pada batang
tanaman yang masih muda berambut rapat.

Daun

Tanaman pare berdaun tunggal, bertangkai panjang mulai dari 1,5-5,3 cm, kedudukannya
berseling, bentuk bulat panjang, helai daun berbagi 5-7, pangkal daun berbentuk jantung
dengan panjang kurang lebih 3,5-8,5 cm, lebar 2,5-6 cm, berwarna hijau tua.

Bunga

Bunga tanaman pare bertipe tunggal, memiliki 2 kelamin dalam satu pohon, tangkai bunga
panjang dan mahkota bunga berwarna kuning.

Buah

Buah pare berwarna hijau (muda) sampai jingga (tua), bentuk bulat memanjang dengan 8-10
rusuk, permukaan buah berbintil-bintil tidak beraturan, panjang 8-30 cm, bila dikonsumsi
rasanya pahit.

Biji

Dalam satu buah pare memiliki banyak biji, berwarna coklat kekuningan, bentuk pipih
memanjang, dan keras.

Anda mungkin juga menyukai