Anda di halaman 1dari 13

A.

Anatomi Dan Fisiologis Sistem Saraf

Anatomi sistem saraf


Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan
saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan. Sistem atau
susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan
bagian yang paling kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat
dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf).
Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga tahap. Suatu
stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik akan menginduksi
pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat (SSP) (impuls afferent),
terjadi proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses pengolahan informasi) dan sebagai
hasil pengolahan, SSP membentuk impuls yang berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan
mempengaruhi respons motorik terhadap stimulus.(Sloane, 2016)

Susunan Sistem Saraf

Susunan sistem saraf terbagi secara anatomi yang terdiri dari saraf pusat (otak dan medula
spinalis) dan saraf tepi (saraf kranial dan spinal) dan secara fisiologi yaitu saraf otonom dan
saraf somatic

1. Sistem Saraf Pusat


Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula spinalis, yang
merupakan pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas tubuh. Bagian fungsional pada
susunan saraf pusat adalah neuron akson sebagai penghubung dan transmisi elektrik
antar neuron, serta dikelilingi oleh sel glia yang menunjang secara mekanik dan
metabolic
Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur
dari segala kegiatan manusia yang terletak di dalam rongga tengkorak. Bagian utama
otak adalah otak besar (cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak
besar ini dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan kiri. Tiap belahan
tersebut terbagi menjadi 4 lobus yaitu frontal, parietal, okspital, dan temporal.
Sedangkan disenfalon adalah bagian dari otak besar yang terdiri dari talamus,
hipotalamus, dan epitalamus. Otak belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu
metensefalon dan mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons)
dan cereblum. Sedangkan 7 mielensefalon akan menjadi medulla oblongata. Otak
tengah/ sistem limbic terdiri dari hipokampus, hipotalamus, dan amigdala
Gambar Bagian-bagian Otak

Pada otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan cairan serebrospinalis.
Cairan cerebrospinalis ini mengelilingi ruang sub araknoid disekitar otak dan medula
spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel otak. Cairan ini menyerupai plasma darah
dan cairan interstisial dan dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel
epindemal yang mengelilingi pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral
medula spinalis. Fungsi cairan ini adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak
otak dan medula spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien dan zat
buangan antara darah dan otak serta medula spinalis.(Sloane, 2016)

Medula Spinalis (Sumsum tulang belakang)


Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang
belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang
kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan luar berwarna
putih (white area) dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey area). Lapisan luar
mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf. Di dalam
sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik dan saraf penghubung.
Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat
pengatur gerak reflex
Gambar Bagian Area Medula Spinalis

2. Sistem Saraf Tepi


Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan saraf spinalis yang merupakan
garis komunikasi antara SSP dan tubuh . SST tersusun dari semua saraf yang
membawa pesan dari dan ke SSP (Bahrudin, 2013). Berdasarkan fungsinya SST
terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

1) Sistem Saraf Somatik (SSS)


Sistem saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf
spinal. Proses pada saraf somatik dipengaruhi oleh kesadaran.

Saraf kranial 12 pasang


saraf kranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa dari saraf
tersebut hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagian besar tersusun dari
serabut sensorik dan motoric

Gambar Distribusi Saraf Kranial

Saraf spinal
Ada 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal
(posterior) dan ventral (anterior). Saraf spinal adalah saraf gabungan motorik dan
sensorik, membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan
melalui eferen
Gambar Saraf Spinalis (31 pasang) beserta nama dan letaknya

2) Sistem Saraf Otonom (SSO)


Sistem saraf otonom mengatur jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari.
Jaringan dan organ tubuh yang diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh
darah dan jantung. Sistem ini terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Fungsi dari kedua sistem saraf ini adalah saling berbalikan,

Gambar Sistem Saraf Otonom (Parasimpatik-Simpatik)

SST berdasarkan divisinya juga dibagi menjadi dua bagian yaitu:


1. Divisi sensori (afferent) yaitu susunan saraf tepi dimulai dari receptor
pada kulit atau otot (effector) ke dalam pleksus, radiks, dan seterusnya
kesusunan saraf pusat. Jadi besifat ascendens.
2. Divisi motorik (efferent) yang menghubungkan impuls dari SSP ke
effector (Muscle and Glands) yang bersifat desendens untuk menjawab
impuls yang diterima dari reseptor di kulit dan otot dari lingkungan
sekitar

Sel-sel pada Sistem Saraf Sistem saraf pada manusia terdiri dari dua
komponen yaitu sel saraf dan sel glial. Sel saraf berfungsi sebagai alat untuk
menghantarkan impuls dari panca indera menuju otak yang selanjutnya oleh otak akan
dikirim ke otot. Sedangkan sel glial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.
(Sloane, 2016)
Sel Saraf (Neuron)

Sel saraf (neuron) bertanggung jawab untuk proses transfer informasi pada
sistem saraf (Bahrudin, 2013). Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls.
Setiap satu neuron terdiri dari tiga bagian utama yaitu badan sel (soma), dendrit dan
akson
Badan sel (soma) memiliki satu atau beberapa tonjolan (Feriyawati, 2006).
Soma berfungsi untuk mengendalikan metabolisme keseluruhan dari neuron
(Nugroho, 2013). Badan sel (soma) mengandung organel yang bertanggung jawab
untuk memproduksi energi dan biosintesis molekul organik, seperti enzim-enzim.
Pada badan sel terdapat nukleus, daerah disekeliling nukleus disebut perikarion.
Badan sel biasanya memiliki beberapa cabang dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang serta
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
menghantarkan rangsangan ke badan sel (Khafinudin, 2012). Khas dendrit adalah
sangat bercabang dan masing-masing cabang membawa proses yang disebut dendritic
spines
Akson adalah tonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan informasi
keluar dari badan sel (Feryawati, 2006). Di dalam akson terdapat benang-benang
halus disebut neurofibril dan dibungkus oleh beberpa lapis selaput mielin yang
banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-sel Schwann yang akan
membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan dan membantu
pembentukan neurit. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin yang
disebut nodus ranvier
Pada SSP, neuron menerima informasi dari neuron dan primer di dendritic
spines, yang mana ditunjukkan dalam 80-90% dari total neuron area permukaan.
Badan sel dihubungkan dengan sel yang lain melalui akson yang ujung satu dengan
yang lain membentuk sinaps. Pada masing-masing sinap terjadi komunikasi neuron
dengan sel yang lain.(Sloane, 2016)
Gambar Struktur Neuron
Fisiologi Sistem Saraf

Sietem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai tiga fungsi utama yaitu:

1. Pengatur atau pengendali kerja organ tubuh


2. Pusat pengendali tanggapan
3. Alat komunikasi dengan dunia luar.(Dinus, 2015)

Fisiologi Sistem Saraf Otonom

Serat-serat saraf simpatis maupun parasimpatis mensekresikan salah satu dari kedua
bahan transmitter sinaps, asetil kolin atau noreepinefrin. Serabut postganglion sistem saraf
simpatis mengekskresikan noreepinefrin sebagai neurotransmitter. Serabut postganglion
parasimpatis mengekskresikan asetilkolin sebagai neurotransmitter. Saraf preganglion
simpatis dan parasimpatis melepaskan asetilkolin sebagai neurotransmitter. Sedangkan
asetilkolin yang dilepaskan dari serabut preganglion mengaktivasi baik postganglion simpatis
maupun parasimpatis.(Cahyono, 2009)

Sistem Saraf Ada 2 Jenis yaitu:

1. Sistem Saraf Pusat (SSP), terdiri dari otak dan medulla spinalis menerima rangsangan
atau masukan tentang lingkungan eksternal dan internal dari neuron aferen. SSP
menyortir dan mengubah atau mengolah masukan melalui interneuron dan kemudian
memulai arahan yang sesuai di neuron eferen, yang membawa perintah ke kelenjar
atau otot untuk melakukan respons yang diinginkan, yaitu beberapa jenis sekresi dan
pergerakan. Berbagai aktivitas yang dikontrol oleh sistem saraf ini ditujukan untuk
mempertahankan homeostasis.(Sherwood, 2018)
2. Sistem Saraf Tepi (SST), yang tersusun atas serabut-serabut aferen dan eferen yang
menyalurkan sinyal antara SSP dan Perifer (bagian tubuh yang lain)
a. Divisi aferen SST mendeteksi, menyandikan, dan mentransmisikan sinyal perifer
ke SSP sehingga memberikan informasi tentang lingkungan internal dan eksternal
ke SSP. Masukan aferen ini ke pusat pengontrol di SSP sangat penting dalam
mempertahankan homeostasis
b. Setelah diinformasikan oleh divisi aferen SST bahwa terdapat perubahan pada
lingkungan internal atau eksternal yang mengancam homeostasis. SSP membuat
penyesuaian ini dengan wujud mengontrol aktivitas organ efektor (otot dan
kelenjar), yaitu menghantarkan sinyal dari SSP ke organ-organ melalui divisi
eferen SST.(Sherwood, 2018)
B. Anatomi dan Fisiologis Kardiovaskuler

Anatomi Jantung
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks
(superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS – V) berada
di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan
bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di
sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae
tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat
memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat 3 pada orang dewasa
sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat sekitarnya yaitu:
a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis
setinggi kosta III-I.
b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta
pulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes,
vena azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
e) Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.

Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat.


Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari samping,
diafragma menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari jantung
sehingga jantung tidak mudah berpindah. Factor yang mempengaruhi kedudukan
jantung adalah:

a. Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung
agak turun kebawah
b. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC)
menahun batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar
dan membulat
c. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan
mendorong bagian bawah jantung ke atas
d. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh
posisi tubuh.

Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:

a. Luar/pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong pembungkus
jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang korpus sterni dan
rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal
dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai pelican untuk
menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu jantung
b. Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. Susunan
miokardium yaitu:
1. Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan.
Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan
luar mencakup kedua atria.
2. Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
3. Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium
dan ventrikel)

c. Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat yang terdiri
dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula dan bagian
depan sinus vena kava.

Bagian- bagian dari jantung:

a. Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh darah
besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan sebagian oleh atrium dekstra.
b. Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut tumpul.

Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu:

a. Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan berbatasan dengan dinding


depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra dan sedikit ventrikel
sinistra.
b. Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang berbentuk segiempat
berbatas dengan mediastinum posterior, dibentuk oleh dinding atrium sinistra, sebgain
atrium sinistra dan sebgain kecil dinding ventrikel sinistra
c. Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang bebatas dengan
stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh dinding ventrikel sinistra dan sebagian
kecil ventrikel dekstra.

Tepi jantung( margo kordis) yaitu:

a. Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena kava superior
sampai ke apeks kordis
b. Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari bawah muara
vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.

Alur permukaan jantung:

a. Sulkus atrioventrikularis: Mengelilingi batas bawah basis kordis


b. Sulkus langitudinalis anterior: dari celah arteri pulmonalis dengan aurikula sinistra
berjalan kebawah menuju apeks kordis.
c. Sulkus langitudinals posterior: dari sulkus koronaria sebelah kanan muara vena cava
inferior menuju apeks kordis.

Ruang-ruang jantung

1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian dalamnya
membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikel
dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum pulmonalis.
3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum
atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum aorta

Katup Jantung

1. Katup Trikuspid terletak antara atrium dekstra dan ventrikel dekstra, memiliki tiga
daun katup (kuspid), jaringan ikat fibrosa irregular yang dilapisi endokardium. Bagian
ujung daun katup yang mengerucut melekat pada korda jarngan ikat fibrosa, Chordae
tendineae.
2. Katup Bikuspid (mitral) terletak antara atrium sinistra dan ventrikel sinistra, melekat
pada chordae tendineae dan otot papilaris
3. Katup semilunar aorta dan pulmonar terletak di jalur keluar ventrikular jantung
sampai ke aorta dan trunkus pulmonar, terdiri dari tiga kepala atas kuspis berbentuk
bulan sabit yang tepi konveksnya melekat pada bagian dalam pembuluh darah. Tepi
bebasnya memanjang ke dalam lumen pembuluh
a. Katup semilunar pulmonar terletak antara ventrikel kanan dan trunkus pulmonary
b. Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.(Sloane, 2016)

Anatomi sistem pembuluh darah

Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah keseluruh tubuh. Aliran
darah dalam tubuh terdiri dari:

1. Aliran darah koroner


2. Aliran darah portal
3. Aliran darah pulmonal
4. Aliran darah sistemik

Sistem Pembuluhan Limfe


Sistem pembuluh limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat mengalir
dari ruang interstitial ke dalam darah.pembuluh limfa dapat mengangkut protein dan zat
partikel besar, keluar ruang jaringan yang tidak dikeluarkan dengan absorbs secara langsung
kedalam kapiler darah. Sistem pembuluh limfe terdiri dari:
1. Duktus limfatikus dekstra: Duktus limfatikus jugularis dekstra, subclavia, dan
bronkomediastinalis masing-masing mengalisrkan cairan limfa sisi kepala dan
leher.
2. Duktus limfatikus sinistra: Mulai terlihat dalam abdomen sebagai kantong limfe
yang memanjang.
3. Nodus limfatisi: Berbentuk lonjong seperti buah kacang dan terdapat di sepanjang
pembuluh limfe.
4. Kapiler limfa: sedikit cairan yang kembali ke sirkulasi melalui pembuluh limfe

Gambar Organ Limpa

Pembuluh Darah
Dalam sistem vaskuler terdapat lima jenis pembuluh darah berbeda yang berperan yaitu
arteri, vena, arteiol, venula, dan kapiler. Lapisan dinding pembuluh darah kecuali kapiler
mempunyai tiga lapisan, yaitu.
1. Tunika Intima, merupakan lapisan pembuluh darah bagian dalam
2. Tunika Media, merupakan lapisan pembuluh darah bagian tengah
3. Tunika Adventisia, merupakan lapisan pembuluh darah bagian luar.(Fikriana, 2018)

Fisiologi Jantung

a. Fungsi umum otot jantung yaitu:


1. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya
rangsangan dari luar.
2. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang
rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal.
3. Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
b. Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy kimia untuk
berkontraksi. Energy terutama berasal dari metabolism asam lemak dalam jumlah
yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi terutama laktat dan glukosa. Proses
metabolism jantung adalah aerobic yang membutuhkan oksigen.

c. Sistem Konduksi Jantung


Sistem konduksi jantung meliputi:
1. SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam
dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis.
2. AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum atrium
dekat muara sinus koronari.
3. Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi
posterior dan tepi bawah pars membranasea septum interventrikulare.
4. Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada
endokardium menyebar pada kedua ventrikel.

d. Siklus Jantung
Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium dan dua pompa
tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai kontraksi berikutnya disebut
siklus jantung.

e. Fungsi jantung sebagai pompa


Lima fungsi jantung sebagai pompa yaitu:
1. Fungsi atrium sebagai pompa
2. Fungsi ventrikel sebagai pompa
3. Periode ejeksi
4. Diastole
5. Periode relaksasi isometric

Dua cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung

1. Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat perubahan volume darah yang mengalir


ke jantung.
2. Reflex mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui saraf
otonom.(Sloane, 2016)

f. Curah jantung
Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama
besarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit disebut curah
jantung (cardiac output).
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi otot jantung
1. Beban awal
2. Kontraktilitas
3. Beban akhir
4. Frekuensi jantung

Periode pekerjaan jantung yaitu:

1. Periode systole
2. Periode diastole
3. Periode istirahat

g. Bunyi Jantung
Tahapan bunyi jantung:
1. Bunyi pertama: lup
2. Bunyi kedua : Dup
3. Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda
4. Bunyi keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum bunyi pertama.
(Sloane, 2016)

Fisiologis Pembuluh Darah


1. Menjamin keadekuatan suplai materi yang dibutuhkan jaringan tubuh,
mendistribusikan dan membuang zat sisa metabolism
2. Sebagai tempat mengalirnya darah dari jantung ke seluruh tubuh dan sebaliknya
3. Merupakan sistem terutup
a. Arteri sebagai jalur cepat (diameter besar resistensi rendah) aliran darah dari
jantung ke jaringan dan sebagai reservoir tekanan (menghasilkan gaya pendorong
saat jantung relaksasi)
b. Arteriol diameter arteriol dapat disesuaikan untuk menentukan distribusi darah ke
berbagai organ dan menentukan tekanan darah arteri
c. Kapiler, tempat pertukaran zat antara darah dan jaringan secara difusi
d. Vena sebagai reservoir (pembuluh kapasitans) dan jalan untuk kembali ke jantung.
(Kuntarti, 2019)
Daftar pustaka

Cahyono, Iwan Dwi. Dkk. 2009. Neurotransmitter Dalam Fisiologi Saraf Otonom.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6297 diakses pada
tanggal 15 Mei 2020 pukul 14.40 WIB.
Dinus. 2015. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf. http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/
diakses pada tanggal 15 Mei 2020 pukul 13.51 WIB
Fikriana, Riza. 2018. Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta: Deepublish
Kuntarti. 2019. Fisiologi Pembuluh Darah. http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/
diakses pada tanggal 15 Mei 2020 pukul 14.46 WIB
Sherwood, Lauralee. 2018. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 9. Jakarta: EGC
Sloane, Ethel. 2016. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai