Anda di halaman 1dari 14

PERTEMUAN VII

HUKUM DASAR MEKANIKA FLUIDA

Program Studi : Teknik Sistem Perkapalan


Nama mata kuliah/Kode : Mekanika Fluida
Jumlah SKS : 2 sks
Pengajar : 1. Ir. Hj. Syerly Klara, MT
2. Ir. Lukman Bochary, MT
3. Balqis Shintarahayu, ST.,M.Sc
Sasaran Belajar : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu
menjelaskan dengan baik konsep fluida dan
penggunaanya di kapal
Mata kuliah Prasyarat : Fisika Dasar I
Fisika Dasar II

Deskripsi mata Kuliah : Mata kuliah ini merupakan bagian dari kajian ilmu fisika
zat fluida yang fokus pembahasannya adalah
Mekanika Fluida. Dalam perkuliahan dibahas konsep
fluida , distribusi tekanan, hukum dasar , analisa
dimensi dan kesamaan serta aliran kental dalam pipa.
Untuk memudahkan memahami matakuliah ini
mahasiswa sudah mengetahui Persamaan Dasar
Bernoulli dan Hukum Archimedes. Kemampuan yang
diperoleh dari mata kuliah ini selanjutnya dapat
digunakan sebagai pengetahuan dasar dalam
perencanaan energi sistem permesinan kapal.

I. PENDAHULUAN .
Pada pertemuan VII dijelaskan materi pembelajaran tentang
Hukum Dasar Mekanika Fluida. Penguasaan materi Mekanika fluida
akan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan masalah pada
matakuliah lanjutan, sehingga dituntut kemampuan menyelesaikan
masalah-masalah Mekanika fluida . Untuk mencapai kemampuan

1
mahasiswa yang efektif/efisien akan dirancang proses pembelajaran
yang inovatif bernuansa learning.

1.1. Ruang lingkup Materi


Materi ini menjelaskan Kekekalan Massa-Kontinuitas, Hukum kedua
Newton-Persamaan Momentum Linier dan momen Momentum, Hukum
pertama - Persamaan Energi.

1.2. Sasaran pembelajaran Modul


Sasaran pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai/dikuasai oleh
setiap mahasiswa, mampu menjabarkan dan mengkomunikasikan
hukum dasar mekanika fluida.

1.3. Prilaku Awal Mahasiswa

Untuk dapat mengikuti kuliah ini dengan baik mahasiswa sudah


memahami Persamaan Dasar Bernoulli dan Hukum Archimedes.
Kemampuan yang diperoleh dari mata kuliah ini selanjutnya dapat
digunakan sebagai pengetahuan dasar dalam perencanaan energy
system permesinan kapal.

1.4. Manfaat

Mahasiswa mengetahui metode menyelesaikan masalah-masalah


mekanika fluida.

1.5. Urutan Pembahasan

1. Menjelaskan Kekekalan Massa-Persamaan Kontinuitas.

1.6. Petunjuk Belajar

1. Mahasiswa mendengarkan uraian materi dari dosen


2. Mendiskusikan syarat dan aturan kontrak pembelajaran
3. Menanyakan tentang materi pembelajaran Mekanika Fluida dan
hubungannya dengan matakuliah lain

2
II. PENYAJIAN
2.1. Materi Pembelajaran
Banyak persoalan praktis di bidang mekanika fluida yang membutuhkan
analisis perilaku dari isi sebuah daerah terhingga (sebuah volume atur).
Misalnya; menghitung gaya penahan yang dibutuhkan untuk menahan mesin
jet pada tempatnya selama suatu pengujian, memperkirakan berapa besar
daya yang diperlukan untuk memindahkan air dari satu tempat ke tempat
lainnya yang lebih tinggi dan berjarak beberapa mil jauhnya. Dasar-dasar dari
metode analisis ini adalah beberapa prinsip dasar fisika, yaitu kekekalan
massa, hukum kedua Newton tentang gerak dan hukum pertama dan kedua
Termodinamika. Jadi seperti yang bisa diperkirakan, teknik-teknik gabungan
tersebut sangat berdaya guna dan dapat diterapkan pada berbagai macam
kondisi mekanika fluida yang memerlukan penilaian keteknikan.

I. KEKEKALAN MASSA-PERSAMAAN KONTINUITAS


1. Penurunan Persamaan Kontinuitas
Sebuah sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari isi yang tidak
berubah, maka prinsip kekelan massa untuk sebuah sistem dinyatakan secara
sederhana sebagai
Laju perubahan terhadap waktu dari massa sistem = 0
atau
=0 …………………………………. (4-1)

di mana massa sistem, Msys, lebih umum dinyatakan sebagai


Msys = ∫ sys ∀ ……………………………… (4-2)

dan pengintegralan meliputi seluruh volume sistem. Dengan kata-kata,


persamaan (4-2) menyatakan bahwa massa sistem sama dengan jumlah dari
seluruh perkalian kecepatan – unsur volume dari isi sistemnya.
Untuk sebuah sistem dan sebuah volume atur tetap dan tidak
berdeformasi yang berimpit pada suatu saat yang sama, seperti yang
diilustrasikan pada Gambar 4.1, teorema transport Reynolds dengan B =
massa dan b = 1 memungkinkan kita untuk menyatakan bahwa

∫ sys ∀= ∫ cv ∀ +∫ cs . …………………… (4-.3)

3
Atau

Laju perubahan
Laju perubahan
terhadap waktu
terhadap waktu Laju aliran netto
dari massa dari
dari massa sistem dari massa melalui
kandungan volume
yang berimpit = yang berimpit +
permukaan atur
atur

Gambar 4.1: Sistem dan volume atur pada waktu yang berbeda. (a) Sistem
dan volume atur pada t – . (b) Sistem dan volume atur
pada waktu t, kondisi yang berimpit (c) Sistem dan volume
atur pada t + .

Pada persamaan (4-3), dinyatakan bahwa laju perubahan terhadap waktu dari
massa sistem adalah jumlah dari dua kuantitas volume atur, yaitu laju
perubahan terhadap waktu dari massa kandungan volume atur

∫ cv ∀

dan laju netto massa aliran melalui permukaan atur

∫ cs .
Apabila sebuah aliran tunak, maka seluruh sifat medan (yaitu sifat dari
suatu titik tertentu), termasuk kerapatan tetap konstan terhadap waktu, dan
laju perubahan terhadap waktu dari massa kandungan volume atur adalah nol.
Artinya,

∫ cv ∀= 0

Integral, . , dalam integral laju aliran massa menyatakan perkalian dari


komponen kecepatan V, yangtegak lurus terhadap suatu bagian kecil
permukaan atur dan bidang diferensial dA. Jadi, . , adalah laju aliran
volmue melalui dA dan . adalah laju aliran massa melalui dA. Lebih

4
lanjut lagi, tanda dari perkalian titik, . adalah “+” untuk aliran keluar dari
volume atur dan “-“ untuk aliran ke dalam volume atur karena n di anggap
positif apabila menunjuk keluar dari volume atur. Jika seluruh kualitas
diferensial . , dijumlahkan pada seluruh permukaan atur, seperti yang
ditunjukkan oleh integral
∫ cs .
maka hasilnya adalah laju aliran massa netto melalui permukaan atur, atau

∫ cs . = Σ mkeluar - Σ mke dalam ……………….. (4-4)

di mana adalah laju aliran massa (slug/s atau kg/s). Jika integral pada
persamaan (4-4) adalah positif, aliran netto mengarah keluar dari volume atur,
jika integral negatif, aliran netto mengarah ke dalam volume atur.
Pernyataan volume atur untuk kekekalan massa, yang biasanya disebut
persamaan kontinuitas, untuk volume atur yang tetap dan tidak berdeformasi
diperoleh dengan mengkombinasikan persamaan (4-1), (4-2), dan (4-3) yang
menghasilkan

∫ cv ∀+ ∫ cs . =0 …………………. (4-5)

Dengan kata-kata, persamaan (4-5) menyatakan bahwa untuk menjaga


kekekalan massa, laju perubahan terhadap waktu dari massa kandungan
volume atur ditambah dengan laju netto aliran massa melalui permukaan atur
harus sama dengan nol. Sesungguhnya, hasil yang sama mungkin dapat
diperoleh secara lebih langsung dengan menyamakan laju aliran massa ke
dalam dan keluar volume atur dengan penumpukan atau pengurangan massa
di dalam volume atur. Namun demikian, fakta bahwa teorema transport
Reynolds berlaku dalam kasus sederhana yang mudah dimengerti ini kembali
menambah keyakinan kita. Keyakinan ini akan sangat membantu kita dalam
mengembangkan pernyataan volume atur untuk prinsip-prinsip penting
lainnya.
Pernyataan yang sering digunakan untuk laju aliran massa, , melalui sebuah
bagian dari permukaan atur dengan luas A adalah

5
= = ……………………………. (4-6)
di mana adalah kerapatan fluida, Q adalah laju aliran volume (ft3/s atau
m3/s), dan V adalah komponen kecepatan fluida yang tegak lurus bidang A.
Karena
= ∫A .
Penetapan dari persamaan (4-6) menyangkut penggunaan nilai perwakilan
atau rata-rata dari kerapatan fluida, , dan kecepatan fluida, V. Untuk aliran tak
mampu-mampat, , terdistribusi secara seragam di seluruh bidang A. Untuk
aliran mampu-mampat kita biasanya mengasumsikan suatu kerapatan fluida
yang terdistribusi secara seragam pada bagian aliran dan hanya
memperbolehkan kerapatan berubah dari bagian ke bagian. Kecepatan fluida
yang tepat digunakan pada persamaan (4-6) adalah nilai rata-rata dari
komponen kecepatan yang normal terhadap bagian bidang yang terlibat. Nilai
rata-rata ini, V, didefinisikan sebagai
∫ .
→= …………………………… (4-7)

Jika kecepatan dianggap terdistribusi secara seragam (aliran satu dimensi) di


seluruh bagian bidang, A, maka
∫ .
→= ………………………….. (4-8)

tanda notasi garis diatas tidak diperlukan (seperti dalam contoh 5.1). apabila
alirannya tidak terdistribusi secara seragam di seluruh penampang bidang
aliran, notasi garis di atas mengingatkan kita mengenai digunakannya suatu
kecepatan rata-rata .

2. Volume Atur Tetap, Tidak Berdeformasi


Pada banyak penerapan mekanika fluida, suatu volume atur yang tepat
untuk digunakan adalah yang tetap dan tidak berdeformasi. Berikut ini
ditampilkan beberapa contoh soal yang melibatkan persamaan kontinuitas
untuk volume atur yang tetap dan tidak berdeformasi.
Contoh 1:
Air laut mengalir secara tunak melalui sebuah nossel berbentuk kerucut
sederhana pada ujung sebuah selang pemadam kebakaran seperti yang

6
diilustrasikan pada gambar C4.1. Jika kecepatan keluar nossel tersebut harus
sekurang-kurangnya 20 m/s, tentukan kapasitas pemompaan minimum yang
dibutuhkan, dalam m3/s.

Penyelesaian:
Kapasitas pemompaan yang dicari adalah laju aliran volume yang
dialirkan oleh pompa pemadam kebakaran menuju selang dan nossel. Karena
kita menginginkan pengetahuan mengenai laju aliran debit pompa dan kita
mempunyai informasi mengenai laju aliran keluar nossel, kita menghubungkan
kedua laju aliran ini dengan volume atur yang ditunjukkan dengan garis putus-
putus pada Gambar C.4.1. Volume atur ini berisi, pada setiap saat, air laut
yang berada di dalam selang dan nossel dari keluaran pompa menuju bidang
keluaran nossel.
Persamaan (4-5). diterapkan pada isi volume atur ini untuk memberikan

∫ cv ∀+ ∫ cs . =0 (1)

Karena alirannya tunak maka laju perubahan terhadap waktu dari massa
kandungan volume atur ini adalah nol. Dari persamaan (4-4), kita lihat bahwa
integral permukaan atur di dalam persamaan (1) melibatkan laju aliran massa
pada keluaran pompa di bagian (1) dan pada sisi keluar nossel di bagian (2)
atau

∫ cs . = 2 – 1 =0

Sehingga
2 = 1 (2)
7
karena laju aliran massa sama dengan perkalian dari kerapatan fluida, , dan
laju aliran volume, Q, (lihat persamaan 4-6) dari persamaan (2) kita
memperoleh
2Q2 = 1Q1 (3)
Cairan yang mengalir dengan kecepatan rendah, seperti dalam contoh ini,
dapat dianggap tidak mampu-mampat. Oleh karena itu 1= 2 dan persamaan
(3)
Q1= Q2 (4)
Kapasitas pemompaan sama dengan laju aliran volume di sisi keluar nossel.
Jika untuk penyederhanaan distribusi kecepatan di bidang keluaran nossel,
bagian (2), dianggap seragam (satu dimensi), maka dari Persamaan (4), (4-6)
dan (4-8)
Q1 = Q2 = V2A2
! # $$
= V2 != (20m/s) "%###$$/$'2= 0,0251 m3/s ………… (jawaban)

Contoh soal sebelumnya mengilustrasikan beberapa hasil penting dalam


menerapkan prinsip kekekalan massa pada kandungan sebuah volume atur
yang tetap dan tak berdeformasi. Perkalian titik . dianggap “+” untuk aliran
keluar dari volume atur dan “-“ untuk aliran ke dalam volume atur. Jadi, laju
aliran massa keluar dari volume atur adalah “+’ dan laju aliran massa ke dalam
adalah ”-“, apabila alirannya tunak, maka laju perubahan terhadap waktu dari
massa kandungan volume atur

∫ cv ∀

adalah nol dan oleh karena itu laju aliran massa netto, m, melalui permukaan
atur, juga nol.
Σ keluar - Σ ke dalam= 0 …………………. (4-9)
Jika aliran tunak tersebut juga tidak mampu-mampat, maka laju aliran volume
netto, Q, melalui permukaan atur juga nol:
ΣQkeluar - ΣQke dalam= 0 …………………… (4-10)
Suatu aliran siklis yang tak-tunak dapat dianggap aliran tunak berdasarkan
waktu rata-rata. Apabila aliran tidak tunak, laju perubahan terhadap waktu
sesaat dari massa kandungan volume atur tidak selalu nol dan mungkin
merupakan variabel yang penting. Apabila nilai

8
∫ cv ∀

adalah “+”, maka massa dari kandungan volume atur meningkat. Apabila
nilainya “-“, maka massa dari kandungan volume atur berkurang.
Apabila aliran terdistribusi secara seragam di seluruh bukaan di permukaan
atur (aliran satu dimensi),
=
di mana V adalah nilai seragam dari komponen kecepatan yang normal
terhadap luas penampang A. Apabila kecepatan terdistribusi tidak secara
seragam pada bukaan permukaan atur,
m= → …………………….. (4-11)

di mana ∀adalah nilai rata-rata dari komponen kecepatan normal terhadap


luas penampang A, sebagaimana didefinisikan oleh persamaan (4-7)
Untuk aliran tunak yang melibatkan hanya satu arus fluida tertentu yang
mengalir melalui volume atur pada bagian (1) dan (2)
= 1A1V1 = 2A2V2 ………………………. (4-12)
dan untuk aliran tak mampu-mampat
Q = A1V1= 2A2V2 …………………………… (4-13)
Untuk aliran tunak yang melibatkan lebih dari satu arus fluida tertentu atau
lebih dari satu jenis fluida yang tepat bahwa volume atur tetap yang tak
berdeformasi luas penerapannya dan banyak gunanya.

3. Volume Atur Bergerak, Tak Berdeformasi


Kadang-kadang kita perlu menggunakan volume atur yang diletakkan
pada sebuah kerangka acuan yang bergerak. Contoh-contohnya antara lain
adalah volume atur yang memuat mesin turbin gas pada pesawat yang
sedang terbang, cerobong asap pada kapal laut yang berlayar, tangki bensin
dari mobil yang berjalan, dan sebagainya.
Apabila yang digunakan volume atur bergerak, maka kecepatan fluida
relatif terhadap volume aturnya (kecepatan relatifnya) adalah sebuah variabel
medan aliran yang penting. Kecepatan relatif, W, adalah kecepatan fluida
dilihat oleh seorang pengamat yang bergerak bersama volume atur.
Kecepatan volume atur, Vcv, adalah kecepatan dari volume atur sebagaimana

9
dilihat dari sebuah sistem koordinat yang tetap. Kecepatan mutlak, V, adalah
kecepatan fluida yang dilihat oleh seorang pengamat yang diam di dalam
sebuah sistem koordinat yang diam. Kecepatan-kecepatan ini dihubungkan
satu sama lainnya oleh persamaan vektor

V = W + Vcv ……………………… (4-14)

Untuk sebuah sistem dan sebuah volume atur bergerak dan tidak
berdeformasi yang berimpit pada suatu saat tertentu. Teorema transport
Reynolds untuk sebuah volume atur yang bergerak menghasilkan

= ∫ cv ∀+ ∫ cs ( . ∀ ………….. (4-15)

Dari Persamaan (4-1) dan (4-15), kita dapat memperoleh pernyataan volume
atur untuk kekekalan massa (persamaan kontinuitas) untuk sebuah volume
atur yang bergerak dan tidak berdeformasi sebagai

∫ cv ∀+ ∫ cs ( . ∀= 0 …………… (4-16)

Berikut ini terdapat contoh penerapan persamaan (4-16)


Contoh 2 :
Sebuah pesawat terbang bergerak maju dengan kecepatan 971 km/jam
seperti ditunjukkan pada gambar C4.2. Luas penampang muka dari sisi masuk
mesin jetnya adalah 0,80 m2 dan kerapatan udara masuk adalah 0,736 kg/m3.
Seorang pengamat diam menentukan bahwa relatif terhadap bumi, gas buang
mesin jet keluar menjauhi mesin dengan kecepatan 1050 km/jam. Luas
penampang sisi buang mesin adalah 0,558 m2, dan kerapatan gas buang
adalah

10
Penyelesaian:
Volume atur yang bergerak bersama pesawat terbang (lihat gambar C4.2)
,mengelilingi mesin dan isinya dan mencakup pada fluida yang terlibat pada
suatu saat. Penerapan persamaan (4-16) terhadap kandungan volume atur ini
menghasilkan

(aliran relatif terhadap volume atur yang


0 bergerak dianggap tunak berdasarkan rata-
rata waktu)

∫ cv ∀+ ∫ cs ( . ∀= 0 (1)

Dengan mengasumsikan bahwa aliran satu dimensi, kita evaluasi integral


permukaan pada persamaan (1) dan kita dapatkan bahwa
- bahan bakar masuk - 1A1W 1+ 2A2W2= 0
atau
bahan bakar masuk = 2A2W2 - 1A1W 1 (2)
Kita tinjau bahwa kecepatan masuk, W1, relatif terhadap volume atur yang
bergerak, sama dengan besar kecepatan dari pesawat terbang, 971 km/jam.
Kecepatan gas buang, W2, juga perlu di ukur relatif terhadap volume atur yang
bergerak tersebut. Karena seorang pengamat yang diam memperhatikan
bahwa gas buang keluar menjauhi mesin dengan kecepatan 1050 km/jam,
maka kecepatan gas buang relatif terhadap volume atur yang bergerak, W2,
ditentukan dengan menggunakan Persamaan (4-14) sebagai berikut,
V2 = W2 + Vpesawat

11
atau
W2= V2- Vpesawat= 1050 km/jam +971 km/jam = 2021 km/jam

Dan tunjukkan pada gambar C4.2b


Dari persamaan (2)
bahan bakar masuk= (0,515 kg/m3)(0,558 m2)(2021 km/jam)(1000m/km)
– (0,736 kg/m3)(0,80 m2)(971 km/jam)(1000m/km)
= (580,800 – 571,700) kg/jam
bahan bakar masuk= 9100 kg/jam (jawaban)
Perhatikan bahwa laju aliran bahan bakar diperoleh sebagai perbedaan
dari dua bilangan besar yang hampir sama. Nilai-nilai W1 dan W2 diperlukan
untuk memperoleh nilai bahan bakar masuk yang cukup akurat.
Apabila sebuah volume atur bergerak dan tak berdeformasi digunakan,
maka tanda perkalian titik yang digunakan sebelumnya untuk penerapan
volume atur yang tetap dan tak berdeformasi masih berlaku. Demikian pula,
jika aliran di dalam volume atur yang bergerak adalah tunak, atau tak-tunak
berdasarkan rata-rata waktu, laju perubahan terhadap waktu dari massa
kandungan volume atur adalah nol. Kecepatan yang dilihat dari kerangka
acuan volume atur (kecepatan relatif) harus digunakan dalam persamaan
kontinuitas. Kecepatan-kecepatan relatif dan mutlak dihubungkan oleh sebuah
persamaan vektor (persamaan 4-14), yang juga melibatkan kecepatan volume
atur.

2.2. Lingkup penghiliran/penerapan


Penerapan fluida dapat dijumpai pada mesin turbin gas pada pesawat yang
sedang terbang, cerobong asap pada kapal laut yang berlayar, tangki bensin
dari mobil yang berjalan dan lain-lain.

2.3. Latihan
Air pada suhu 200C dan tekanan 1 atm mengalir melalui pipa bergaris
tengah 6 inci dengan kecepatan rata-rata 20 ft/s. Hitunglah (a) debitnya
dalam meter perkubik, (b) debitnya dalam galon per menit ( 1 gal Amerika =
231 inci kubik ) dan (c) fluks-beratnya dalam pound gay per sekon ?

12
III. PENUTUP
3.1. Rangkuman
Persamaan kontinuitas, untuk volume atur yang tetap dan tidak berdeformasi
adalah :

∫ cv ∀+ ∫ cs . =0

Laju aliran massa, , melalui sebuah bagian dari permukaan atur dengan luas
A adalah
= =

Jika aliran di dalam volume atur yang bergerak adalah tunak, atau tak-tunak
berdasarkan rata-rata waktu, laju perubahan terhadap waktu dari massa
kandungan volume atur adalah nol.

3.2. Umpan Balik

1. Mahasiswa dapat bertanya apabila ada materi uraian yang tidak jelas.
2. Pertanyaan mahasiswa dapat dialihkan ke mahasiswa lain untuk menguji
kemampuannya.
3. Dosen menjelaskan kembali jika diperlukan

3.3. Soal Test Formatif


1. Air mengalir dengan tunak melalui sebuah kotak di tiga tampang seperti
pada gambar dibawah ini. Tampang 1 bergaris tengah 3 inci dan aliran
masuknya berdebit 1 ft3/s. Tampang 2 bergaris tengah 2 inci dan aliran
keuarnya mempunyai kecepatan rata-rata 30ft/s. Hitunglah kecepatan
rata-rata dan debit di tampang 3 kalau D3 = 1 inci. Masuk atau keluarkah
aliran di tampang 3?

13
2. Tangki air dalam gambar dibawah sedang diisi melalui tampang 1
dengan kecepatan V1 = 10 ft/s dan melalui tampang 3 dengan debit 0,5
ft3/s. Kalau tinggi permukaan air h itu tetap., tentukan kecepatan alitan
keluar V2 dalam kaki per sekon.

3. Air mengalir dengan tunak melalui cerat dalam gambar dibawah dengan
fluks massa 50 kg/s. Garis tengahnya ialah D1 = 20 cm dan D2 = 6 cm.
Hitunglah kecepatan rata-rata di tampang 1 dan tampang 2 dalam meter
per sekon.

3.4. Daftar Pustaka


 Daugherty,R.,L.,et., al., 1977, Fluid Mechanics with Engineering
Aplication, Seventh Edition, McGraw-Hill, New York.
 Evett,J., B., et., al., 1988, Fundamentals of Fluids Mechanism, McGraw-
Hill, New York.
 White,F.,M., 1986, Fluid Mechanics, McGraw-Hill, New York.
 Giles,R.,V., 1977, Theory and Problems of Fluid Mechanics and
Hydralics, Second Edition, McGraw-Hill, New York.

14

Anda mungkin juga menyukai