Pertemuan Vii MF
Pertemuan Vii MF
Deskripsi mata Kuliah : Mata kuliah ini merupakan bagian dari kajian ilmu fisika
zat fluida yang fokus pembahasannya adalah
Mekanika Fluida. Dalam perkuliahan dibahas konsep
fluida , distribusi tekanan, hukum dasar , analisa
dimensi dan kesamaan serta aliran kental dalam pipa.
Untuk memudahkan memahami matakuliah ini
mahasiswa sudah mengetahui Persamaan Dasar
Bernoulli dan Hukum Archimedes. Kemampuan yang
diperoleh dari mata kuliah ini selanjutnya dapat
digunakan sebagai pengetahuan dasar dalam
perencanaan energi sistem permesinan kapal.
I. PENDAHULUAN .
Pada pertemuan VII dijelaskan materi pembelajaran tentang
Hukum Dasar Mekanika Fluida. Penguasaan materi Mekanika fluida
akan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan masalah pada
matakuliah lanjutan, sehingga dituntut kemampuan menyelesaikan
masalah-masalah Mekanika fluida . Untuk mencapai kemampuan
1
mahasiswa yang efektif/efisien akan dirancang proses pembelajaran
yang inovatif bernuansa learning.
1.4. Manfaat
2
II. PENYAJIAN
2.1. Materi Pembelajaran
Banyak persoalan praktis di bidang mekanika fluida yang membutuhkan
analisis perilaku dari isi sebuah daerah terhingga (sebuah volume atur).
Misalnya; menghitung gaya penahan yang dibutuhkan untuk menahan mesin
jet pada tempatnya selama suatu pengujian, memperkirakan berapa besar
daya yang diperlukan untuk memindahkan air dari satu tempat ke tempat
lainnya yang lebih tinggi dan berjarak beberapa mil jauhnya. Dasar-dasar dari
metode analisis ini adalah beberapa prinsip dasar fisika, yaitu kekekalan
massa, hukum kedua Newton tentang gerak dan hukum pertama dan kedua
Termodinamika. Jadi seperti yang bisa diperkirakan, teknik-teknik gabungan
tersebut sangat berdaya guna dan dapat diterapkan pada berbagai macam
kondisi mekanika fluida yang memerlukan penilaian keteknikan.
3
Atau
Laju perubahan
Laju perubahan
terhadap waktu
terhadap waktu Laju aliran netto
dari massa dari
dari massa sistem dari massa melalui
kandungan volume
yang berimpit = yang berimpit +
permukaan atur
atur
Gambar 4.1: Sistem dan volume atur pada waktu yang berbeda. (a) Sistem
dan volume atur pada t – . (b) Sistem dan volume atur
pada waktu t, kondisi yang berimpit (c) Sistem dan volume
atur pada t + .
Pada persamaan (4-3), dinyatakan bahwa laju perubahan terhadap waktu dari
massa sistem adalah jumlah dari dua kuantitas volume atur, yaitu laju
perubahan terhadap waktu dari massa kandungan volume atur
∫ cv ∀
∫ cs .
Apabila sebuah aliran tunak, maka seluruh sifat medan (yaitu sifat dari
suatu titik tertentu), termasuk kerapatan tetap konstan terhadap waktu, dan
laju perubahan terhadap waktu dari massa kandungan volume atur adalah nol.
Artinya,
∫ cv ∀= 0
4
lanjut lagi, tanda dari perkalian titik, . adalah “+” untuk aliran keluar dari
volume atur dan “-“ untuk aliran ke dalam volume atur karena n di anggap
positif apabila menunjuk keluar dari volume atur. Jika seluruh kualitas
diferensial . , dijumlahkan pada seluruh permukaan atur, seperti yang
ditunjukkan oleh integral
∫ cs .
maka hasilnya adalah laju aliran massa netto melalui permukaan atur, atau
di mana adalah laju aliran massa (slug/s atau kg/s). Jika integral pada
persamaan (4-4) adalah positif, aliran netto mengarah keluar dari volume atur,
jika integral negatif, aliran netto mengarah ke dalam volume atur.
Pernyataan volume atur untuk kekekalan massa, yang biasanya disebut
persamaan kontinuitas, untuk volume atur yang tetap dan tidak berdeformasi
diperoleh dengan mengkombinasikan persamaan (4-1), (4-2), dan (4-3) yang
menghasilkan
∫ cv ∀+ ∫ cs . =0 …………………. (4-5)
5
= = ……………………………. (4-6)
di mana adalah kerapatan fluida, Q adalah laju aliran volume (ft3/s atau
m3/s), dan V adalah komponen kecepatan fluida yang tegak lurus bidang A.
Karena
= ∫A .
Penetapan dari persamaan (4-6) menyangkut penggunaan nilai perwakilan
atau rata-rata dari kerapatan fluida, , dan kecepatan fluida, V. Untuk aliran tak
mampu-mampat, , terdistribusi secara seragam di seluruh bidang A. Untuk
aliran mampu-mampat kita biasanya mengasumsikan suatu kerapatan fluida
yang terdistribusi secara seragam pada bagian aliran dan hanya
memperbolehkan kerapatan berubah dari bagian ke bagian. Kecepatan fluida
yang tepat digunakan pada persamaan (4-6) adalah nilai rata-rata dari
komponen kecepatan yang normal terhadap bagian bidang yang terlibat. Nilai
rata-rata ini, V, didefinisikan sebagai
∫ .
→= …………………………… (4-7)
tanda notasi garis diatas tidak diperlukan (seperti dalam contoh 5.1). apabila
alirannya tidak terdistribusi secara seragam di seluruh penampang bidang
aliran, notasi garis di atas mengingatkan kita mengenai digunakannya suatu
kecepatan rata-rata .
6
diilustrasikan pada gambar C4.1. Jika kecepatan keluar nossel tersebut harus
sekurang-kurangnya 20 m/s, tentukan kapasitas pemompaan minimum yang
dibutuhkan, dalam m3/s.
Penyelesaian:
Kapasitas pemompaan yang dicari adalah laju aliran volume yang
dialirkan oleh pompa pemadam kebakaran menuju selang dan nossel. Karena
kita menginginkan pengetahuan mengenai laju aliran debit pompa dan kita
mempunyai informasi mengenai laju aliran keluar nossel, kita menghubungkan
kedua laju aliran ini dengan volume atur yang ditunjukkan dengan garis putus-
putus pada Gambar C.4.1. Volume atur ini berisi, pada setiap saat, air laut
yang berada di dalam selang dan nossel dari keluaran pompa menuju bidang
keluaran nossel.
Persamaan (4-5). diterapkan pada isi volume atur ini untuk memberikan
∫ cv ∀+ ∫ cs . =0 (1)
Karena alirannya tunak maka laju perubahan terhadap waktu dari massa
kandungan volume atur ini adalah nol. Dari persamaan (4-4), kita lihat bahwa
integral permukaan atur di dalam persamaan (1) melibatkan laju aliran massa
pada keluaran pompa di bagian (1) dan pada sisi keluar nossel di bagian (2)
atau
∫ cs . = 2 – 1 =0
Sehingga
2 = 1 (2)
7
karena laju aliran massa sama dengan perkalian dari kerapatan fluida, , dan
laju aliran volume, Q, (lihat persamaan 4-6) dari persamaan (2) kita
memperoleh
2Q2 = 1Q1 (3)
Cairan yang mengalir dengan kecepatan rendah, seperti dalam contoh ini,
dapat dianggap tidak mampu-mampat. Oleh karena itu 1= 2 dan persamaan
(3)
Q1= Q2 (4)
Kapasitas pemompaan sama dengan laju aliran volume di sisi keluar nossel.
Jika untuk penyederhanaan distribusi kecepatan di bidang keluaran nossel,
bagian (2), dianggap seragam (satu dimensi), maka dari Persamaan (4), (4-6)
dan (4-8)
Q1 = Q2 = V2A2
! # $$
= V2 != (20m/s) "%###$$/$'2= 0,0251 m3/s ………… (jawaban)
∫ cv ∀
adalah nol dan oleh karena itu laju aliran massa netto, m, melalui permukaan
atur, juga nol.
Σ keluar - Σ ke dalam= 0 …………………. (4-9)
Jika aliran tunak tersebut juga tidak mampu-mampat, maka laju aliran volume
netto, Q, melalui permukaan atur juga nol:
ΣQkeluar - ΣQke dalam= 0 …………………… (4-10)
Suatu aliran siklis yang tak-tunak dapat dianggap aliran tunak berdasarkan
waktu rata-rata. Apabila aliran tidak tunak, laju perubahan terhadap waktu
sesaat dari massa kandungan volume atur tidak selalu nol dan mungkin
merupakan variabel yang penting. Apabila nilai
8
∫ cv ∀
adalah “+”, maka massa dari kandungan volume atur meningkat. Apabila
nilainya “-“, maka massa dari kandungan volume atur berkurang.
Apabila aliran terdistribusi secara seragam di seluruh bukaan di permukaan
atur (aliran satu dimensi),
=
di mana V adalah nilai seragam dari komponen kecepatan yang normal
terhadap luas penampang A. Apabila kecepatan terdistribusi tidak secara
seragam pada bukaan permukaan atur,
m= → …………………….. (4-11)
9
dilihat dari sebuah sistem koordinat yang tetap. Kecepatan mutlak, V, adalah
kecepatan fluida yang dilihat oleh seorang pengamat yang diam di dalam
sebuah sistem koordinat yang diam. Kecepatan-kecepatan ini dihubungkan
satu sama lainnya oleh persamaan vektor
Untuk sebuah sistem dan sebuah volume atur bergerak dan tidak
berdeformasi yang berimpit pada suatu saat tertentu. Teorema transport
Reynolds untuk sebuah volume atur yang bergerak menghasilkan
= ∫ cv ∀+ ∫ cs ( . ∀ ………….. (4-15)
Dari Persamaan (4-1) dan (4-15), kita dapat memperoleh pernyataan volume
atur untuk kekekalan massa (persamaan kontinuitas) untuk sebuah volume
atur yang bergerak dan tidak berdeformasi sebagai
∫ cv ∀+ ∫ cs ( . ∀= 0 …………… (4-16)
10
Penyelesaian:
Volume atur yang bergerak bersama pesawat terbang (lihat gambar C4.2)
,mengelilingi mesin dan isinya dan mencakup pada fluida yang terlibat pada
suatu saat. Penerapan persamaan (4-16) terhadap kandungan volume atur ini
menghasilkan
∫ cv ∀+ ∫ cs ( . ∀= 0 (1)
11
atau
W2= V2- Vpesawat= 1050 km/jam +971 km/jam = 2021 km/jam
2.3. Latihan
Air pada suhu 200C dan tekanan 1 atm mengalir melalui pipa bergaris
tengah 6 inci dengan kecepatan rata-rata 20 ft/s. Hitunglah (a) debitnya
dalam meter perkubik, (b) debitnya dalam galon per menit ( 1 gal Amerika =
231 inci kubik ) dan (c) fluks-beratnya dalam pound gay per sekon ?
12
III. PENUTUP
3.1. Rangkuman
Persamaan kontinuitas, untuk volume atur yang tetap dan tidak berdeformasi
adalah :
∫ cv ∀+ ∫ cs . =0
Laju aliran massa, , melalui sebuah bagian dari permukaan atur dengan luas
A adalah
= =
Jika aliran di dalam volume atur yang bergerak adalah tunak, atau tak-tunak
berdasarkan rata-rata waktu, laju perubahan terhadap waktu dari massa
kandungan volume atur adalah nol.
1. Mahasiswa dapat bertanya apabila ada materi uraian yang tidak jelas.
2. Pertanyaan mahasiswa dapat dialihkan ke mahasiswa lain untuk menguji
kemampuannya.
3. Dosen menjelaskan kembali jika diperlukan
13
2. Tangki air dalam gambar dibawah sedang diisi melalui tampang 1
dengan kecepatan V1 = 10 ft/s dan melalui tampang 3 dengan debit 0,5
ft3/s. Kalau tinggi permukaan air h itu tetap., tentukan kecepatan alitan
keluar V2 dalam kaki per sekon.
3. Air mengalir dengan tunak melalui cerat dalam gambar dibawah dengan
fluks massa 50 kg/s. Garis tengahnya ialah D1 = 20 cm dan D2 = 6 cm.
Hitunglah kecepatan rata-rata di tampang 1 dan tampang 2 dalam meter
per sekon.
14