Https WWW - Academia.edu RegisterToDownloa
Https WWW - Academia.edu RegisterToDownloa
Dari ketiga definisi diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penjualan
angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan penjual dimana
pembayarannya dilakukan secara bertahap yaitu pada saat barangnya diserahkan
kepada pembeli, penjual menerima Down Payment dan sisanya dibayar beberapa
kali angsuran selama beberapa bulan atau tahun.
Bunga adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa
yang dapat diperoleh dari penggunaan uang tersebut. (Bambang Riyanto, 105)
Perbedaan bunga dengan laba antara lain bunga merupakan pendapatan yang
diakui oleh perusahaan sedangkan laba adalah uang yang diakui dari pendapatan
setelah dikurangi biaya-biaya untuk operasional perusahaan.
2.3 Pengertian Piutang
Sisi lain dari penjualan angsuran adalah timbulnya piutang. Ini berarti perusahaan
mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau badan usaha lain. Dengan adanya
hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang
penyerahan aktiva lain kepda pihak yang berhutang.
Apabila pihak pembeli tidak dapat menyelesaikan kewajiban atas saldo piutang
angsurannya (sesuai dengan kontrak), pihak penjual berhak untuk menarik
kembali barang dagang yang telah dijual dari si pembeli. Jika terjadi hal demikian
maka pihak penjual melakukan tindakan sebagai berikut :
Namun adakalanya hak penjual untuk menarik kembali barang yang telah dijual
tersebut merupakan cara yang kurang tepat dalam usaha untuk mengurangi resiko
kerugian yang dapat terjadi. Hal ini disebabkan karena nilai barang yang dijual
turun lebih cepat dari saldo piutangnya, sehingga pemilikan kembali barang
tersebut tidak dapat menutup kerugian tidak tertagih saldo piutang tersebut. Untuk
mengurangi atau menghindari kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali,
maka harus diperhatikan: (Dewi Ratnaningsih, Akuntansi Lanjutan, 1993, 124)
1. Resiko
2. Bunga / Interest
Adanya perbedaan waktu antara saat penyerahan uang atau barang dan jasa
dengan pembayaran berkala yang secara prinsip ekonomi harus dikenakan bunga
atau interest. Biasanya bunga terakhir sudah dimasukkan dalam perhitungan total
pembayaran angsuran, namun yang perlu diperhatikan adalah dasar yang
digunakan untuk penetapan besarnya bunga yang berlaku untuk sekedar investasi,
tetapi untuk sekedar perdagangan.
Pengakuan laba kotor dalam penjualan angsuran dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu :
Pada cara ini transaksi penjualan angsuran diperlakukan seperti halnya transaksi
penjualan kredit. Laba kotor yang terjadi diakui pada saat penyerahan barang
dengan ditandai oleh timbulnya piutang / tagihan kepada pelanggan.
1. Jika barang dagang dijual secara angsuran , maka perusahaan akan mendebit
piutang usaha angsuran dan mengkredit hasil penjualan angsuran tersebut.
Selisihnya akan direalisasi pada periode yang sama terjadinyapenjualan angsuran
tersebut.
1.
1. Jika dipergunakan system balans permanen (perpetual inventory system), maka
jurnalnya ditambah dengan mendebit perkiraan harga pokok penjualan angsuran
dan mengkredit perkiraan persiadaan barang dagang.
Jurnalnya sebagai berikut :
1.
1. Jika terjadi beban tak tertagihnya piutang dan lain sebagainya, perkiraan
bebannya didebit dan mengkredit perkiraan penilaian asset seperti Penyisihan
biaya penjualan penjualan angsuran dan Penyisihan piutang angsuran.
1.
1. Jika pada periode berikutnya beban penjualan angsuran tersebut terjadi,
penyisihan tersebut akan didebit, dan kas yang dikeluarkan serta saldo piutang
usaha yang tidak tertagih akan dikredit.
Kas xxx
Pada cara ini laba kotor yang diakui sesuai dengan jumlah uang kas dari penjualan
angsuran yang direalisasikan dalam periode-periode yang bersangkutan. Prosedur
ini biasanya digunakan untuk kontrak-kontrak penjualan yang jangka waktunya
melampaui satu periode akuntansi. Prosedur mana yang akan dipakai harus benar-
benar dipertimbangkan sesuai dengan rencana penjualan angsuran yang ada,
sehingga akan benar-benar cocok dengan kehendak dalam mengukur laba (rugi)
yang akan terjadi.
Dalam metode ini laba kotor diakui sesuai dengan realisasi penerimaan kas dari
penjualan angsuran yang diterima pada periode akuntansi yang bersangkutan.
1. Jika barang dagang dijual secara angsuran, dan jika perusahaan menggunakan
system fisik dalam pencatatan persediaanya, maka perusahaan akan mendebit
perkiraan piutang usaha angsuran dan mengkredit perkiraan penjualan angsuran.
1. Penagihan piutang usaha angsuran akan dicatat dengan mendebit perkiraan kas
dan mengkredit perkiraan piutang usaha angsuran.
Kas xxx
Pada akhir periode, saat dilakukan jurnal penyesuaian akan dicatat mengenai tiga
hal, sebagai berikut :
Jurnal ini dilakukan jika perusahaan menggunakan system fisik, jika perusahaan
menggunakan system balans permanen maka jurnal ini tidak diperlukan karena
pengakuan harga pokok penjualan angsuran telah dilakukan pada saat terjadinya
penjualan angsuran tersebut.
Jurnal penyesuaian ini berlaku baik untuk system fisik maupun balans permanen.
1. Mencatat realisasi laba kotor atas penerimaan kas dari hasil penjualan angsuran.
Laba kotor yang ditangguhkan adalah selisih antara penjualan angsuran dengan
harga pokoknya. Laba kotor yang ditangguhkan akan direalisasi pada saat
penerimaan tagihan piutang usaha angsuran yaitu dengan mengalikan persentase
laba kotor dengan tagihan yang diterima dari piutang usaha angsuran tersebut.
Untuk menghitung persentase laba kotor adalah membagi laba kotor yang
ditangguhkan dengan penjualan angsuran yang bersangkutan dan hasilnya
dikalikan dengan 100 %, atau dengan membagi laba kotor yang ditangguhkan
dengan piutang usaha angsuran pada saat yang sama dan hasilnya dikalikan 100%.
xxxxxx
xxxxxx
xxxxxx
2. Pengakuan Laba Kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas.
Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan
realisasi penerimaan angsuran pada perjanjian penjualan angsuran
adalah:
Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengembalian harga
pokok (Cost) dari barang-barang yang dijual atau service yang
diserahkan, sesudah seluruh harga pokok (Cost) kembali, maka
penerimaan-penerimaan selanjutnya baru dicatat sebagai keuntungan
Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi keuntungan
yang diperoleh sesuai dengan kontrak penjualan; sesudah seluruh
keuntungan yang ada terpenuhi, maka penerimaan-penerimaan
selanjutnya dicatat sebagai pengumpulan kembali atau pengembalian
harga pokok (Cost).
Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian dicatat baik
sebagai pengembalian harga pokok (Cost) maupun sebagai realisasi
keuntungan di dalam perbandingan yang sesuai dengan posisi harga
pokok dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian penjualan
angsuran ditandatangani
4) METODE CICILAN
Pada penggunaan metode cicilan dalam perkiraan , maka selisih
antara harga jual kontrak dengan harga pokok penjualan dicatat sebagai
laba kotor yang ditangguhkan. Saldo ini ditetapkan sebagai pendapatan
yang secara berkala membandingkan periode penagihan uang kas
terhadap harga jual. Penagihan laba kotor, pada dasarnya menyatakan
penangguhan hasil penjualan yang disertai dengan pangguhan harga
pokok penjualan, yang berkaitan dengan hasil penjualan seperti itu.
Penangguhan laba kotor dapat menyatakan penangguhan biaya yang
dikeluarkan dalam promosi penjualan cicilan.
Walaupun biaya barang dagangan dipandang sebagai nilai aktiva
yang dapat dikompensasi untuk tahun berikutnya, namun biaya penjualan
dan administrasi secara umum tidak dapat dibuat untuk nilai seperti itu.
Kesulitan yang serius akan kita jumpai dalam memilih biaya yang harus
ditangguhkan dan dalam menentukan prosedur pembebanan yang harus
ditempuh dalam penggunaan penangguhan tersebut.
Metode cicilan yang melaporkan laba kotor dapat digunakan untuk
tujuan pajak penghasilan dalam harta benda tidak bergerak pribadi oleh
agen-agen penjual secara teratur melakukan rencana penjualan cicilan.
Wajib pajak yang menerima pembayaran yang rendah setelah pajak untuk
tahun dimana penjualan itu terjadi dapat menggunakan metode dalam
melaporkan kasual harta benda tak bergerak pribadi yang keuntungan
atas penjualan yang lain daripada persediaan dan atas penjualan atau
penempatan harta benda tak bergerak nyata, biayanya tidak dapat
ditangguhkan untuk tujuan pajak.