Anda di halaman 1dari 8

e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 Tahun 2014)

ANODIZING LOGAM ALUMINIUM DENGAN VARIASI BEDA


POTENSIAL

A.A. Ketut Wisnu Arisudana Kusuma, I Wayan Karyasa, I Nyoman Suardana

Jurusan Pendidikan Kimia


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: wisnuarisudana@yahoo.com, karyasa.undiksha@gmail.com,


suardana_sgr@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menentukan karakteristik permukaan logam aluminium
melalui proses anodizing. Variabel bebas yang digunakan adalah besar beda
potensial yang diberikan pada proses anodizing. Kualitas karakteristik permukaan
logam aluminium ditentukan dengan analisis data yang berupa ketebalan dan lebar
pori yang terbentuk selama proses anodizing yang diperoleh dari uji Scanning
Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray. Pada penelitian ini digunakan logam
aluminium dengan kemurnian 99% dengan ketebalan 3 mm berukuran 6 cm x 1,5 cm
yang sudah dibersihkan menggunakan aquades, sabun, dan alkohol, selanjutnya
direndam dalam larutan NaOH 1M selama 2 menit, kemudian dilanjutkan dengan
proses anodizing dengan variasi beda potensial yang diberikan yaitu 15 V, 20 V, dan
25 V. Tahap selanjutnya dilakukan uji Scanning Electron Microscope-Energy
Dispersive X-ray terhadap sampel sehingga didapatkan data Ketebalan dan lebar
pori yang terbentuk selama proses anodizing pada permukaan logam aluminium
serta data komposisi penyusun logam aluminium hasil anodizing. Hasil analisis data
ketebalan dan lebar pori yang diperoleh dari uji Scanning Electron Microscope-
Energy Dispersive X-ray menunjukkan beda potensial 25 V memberikan hasil yang
paling baik.

Kata kunci: aluminium, beda potensial, anodizing

Abstract
The aim of this study was to determine the characterization of aluminium surfaces
that have been anodized. Independent variable of this experiment is voltage
variations in anodizing processes. Quality of the aluminium surfaces was determined
by analyzing data of the aluminium oxide pores thickness and width that occurred
from Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray instrument test. In this
study is used an aluminium metals with 99% purity with thickness approximately 3
mm and 6 cm x 1,5 cm dimension and have been cleaned by aquadest, soap, and
alcohol. After that, it degreased with NaOH 1 M solution at 2 minutes and then
continued with anodizing processes with voltage variation (15 V, 20 V, and 25 V). The
next step is it tested by Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray
instrument. In these processes, the data of aluminium oxide pore thickness and width
is occurred. Data of the composition of aluminium after anodized is occurred from
Energy Dispersive X-ray test. The results show that the best condition of aluminium
surfaces is occurred at 25 V.

Keywords: aluminium, voltage, anodizing

138 138
e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 Tahun 2014)

PENDAHULUAN logam aluminium yang digunakan adalah


Paradigma pendidikan sains pada dengan teknik pelapisan logam aluminium
dasarnya menekankan pada dua hal yaitu; dengan menggunakan pewarna (dye)
sains sebagai produk dan sains sebagai ataupun dengan chrome (Cr) (TCEQ,
proses. Sains sebagai produk 2007)
menekankan hasil capaian kompetensi Penggunaan teknik pelapisan
siswa yang diukur berdasarkan produk dengan menggunakan pewarna ataupun
dari proses pembelajaran. Sains sebagai chrome memiliki kelemahan utama yaitu
proses menekankan penilaian hasil mudah pudar/terkelupasnya pewarna
capaian kompetensi siswa yang diukur ataupun chrome yang digunakan untuk
berdasarkan proses yang dialami siswa melapisi logam aluminium. Hal ini tentunya
selama mengikuti pembelajaran. Hal ini akan mempengaruhi daya beli pasar
menuntut siswa untuk menguasai materi terhadap peralatan yang berbahan dasar
tidak hanya pada pengetahuan teoritis aluminium. Untuk meningkatkan nilai
namun juga harus mampu memiliki estetika yang dimiliki logam aluminium
kemampuan praktis. sebagai bahan dasar berbagai peralatan
Pemahaman terhadap pengetahuan rumah tangga salah satu cara yang dapat
teoritis dan kemampuan praktis yang baik digunakan adalah dengan memadankan
akan membantu siswa dalam antara logam aluminium dengan logam
memecahkan permasalahan yang lain yang memiliki nilai estetika seperti
dihadapinya sehari-hari berdasarkan emas atau tembaga. Teknik yang paling
pengetahuan dan keterampilan yang cocok digunakan untuk logam aluminium
dimiliki. Salah satu contohnya adalah yaitu teknik anodizing.
materi elektrolisis. Elektrolisis dikehidupan Anodizing merupakan suatu proses
sehari-hari lebih dikenal oleh masyarakat elektrolisis dengan prinsip dasar
dalam bentuk elektroplating (penyepuhan). pembentukan lapisan oksida aluminium
Masalah yang sering dihadapi oleh secara terkontrol melalui proses aerasi
masyarakat terkait proses elektroplating sehingga terbentuk lapisan oksida yang
adalah tidak semua logam dapat disepuh berpori (Presto & Fainstein, 2003). Secara
dengan cara yang sama. Salah satu umum teknik anodizing dapat dibedakan
logam yang memerlukan perlakuan menjadi dua jenis yaitu, regular anodizing
khusus untuk disepuh adalah logam dan hard anodizing. Teknik regular
aluminium. anodizing digunakan untuk keperluan
Logam aluminium merupakan salah yang bersifat dekoratif, sedangkan teknik
satu logam yang sangat sering digunakan hard anodizing lebih bertujuan
dalam kehidupan sehari-hari. Logam ini meningkatkan kekuatan fisik dari logam
sering dimanfaatkan sebagai aluminium. Teknik anodizing merupakan
perlengkapan dapur, industri otomotif, teknik yang dapat digunakan untuk
hingga bahan pembuatan pesawat meningkatkan ketahanan logam
terbang. Aluminium sering dipergunakan aluminium terhadap korosi serta
karena memiliki sifat-sifat yang unggul meningkatkan ketahanan fisik serta
seperti kuat, ringan mudah ditempa dan keausan logam aluminium.
lain-lain (Istiyono, Sari, & Adi, 2008). Proses anodizing dilakukan dengan
Kebutuhan pasar dunia terhadap cara elektrolisis. Logam aluminium yang
logam aluminium tidak hanya sebatas telah dipreparasi dihubungkan dengan
pada keistimewaan sifat fisis yang dimiliki kutub positif power supply sedangkan
oleh logam aluminium melainkan juga kutub negatifnya akan dihubungkan
berhubungan dengan segi estetika. dengan logam inert seperti platina, timbal
Banyak industri seperti industri dan lain-lain. Anoda dan katoda dari
handphone, otomotif dan peralatan dapur power supply ini kemudian dicelupkan
yang sudah menggunakan teknik kedalam larutan elektrolit.
pewarnaan logam aluminium untuk Teknik yang paling umum digunakan
meningkatkan nilai estetika logam dalam anodizing berdasarkan jenis
tersebut. Kebanyakan teknik pewarnaan elektrolit yang digunakan adalah jenis

139
e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 Tahun 2014)

sulfuric acid anodizing. Hal ini disebabkan oleh jumlah oksigen yang terdapat ada
teknik ini yang paling bernilai ekonomis. larutan elektrolit. Pengaliran udara (aerasi)
Konsentrasi asam sulfat yang paling pada proses ini akan menyuplai sejumlah
optimum digunakan untuk teknik anodizing oksigen pada sel elektrolisis sehingga
adalah 15%. Pada konsentrasi 15%, larutan elektrolit tidak mengalami defisit
karakteristik permukaan logam aluminium oksigen. Disamping itu fungsi
hasil anodizing memberikan tingkat penambahan aliran udara pada proses ini
kekerasan dan keausan yang paling adalah menciptakan rongga pori pada
optimal (Sidharta, Soekrisno, dan Iswanto, oksida aluminium yang dibentuk.
2012). Hal lain yang mempengaruhi Terbentuknya pori pada oksida
kualitas aluminium hasil anodizing adalah menandakan proses anodizing berhasil
besar beda potensial yang diberikan. dilakukan.
Perbedaan besar beda potensial yang Kualitas produk hasil anodizing
diberikan akan mempengaruhi lebar dan ditentukan oleh ketebalan pori yang
ketebalan pori oksida aluminium yang terbentuk serta jarak antar pori. Jarak
terbentuk (Araoyinbo, Noor, Sreekantan, antar pori yang terbentuk haruslah saling
dan Azis, 2010). berdekatan untuk menghindari pewarnaan
Teknik anodizing adalah suatu yang kurang merata. Berdasarkan data
proses penyepuhan logam yang SNI No.07-0734-1989 tentang kualitas
didasarkan atas pembentukan lapisan lapisan anodisasi aluminium, ketebalan
oksida aluminium melalui oksidasi yang pori oksida yang terbaik adalah pada
terkontrol sehingga terbentuk pori yang kisaran ± 18 µm untuk keperluan dekoratif.
akan dilapisi/diisi oleh lapisan logam lain Untuk keperluan khusus seperti
(Presto, 2003). peningkatan kekuatan fisik logam SNI
Secara umum teknik anodizing dapat mempersyaratkan ketebalan pori rata-rata
digolongkan menjadi dua jenis yaitu diatas 20 µm. Keperluan khusus lebih
Regular dan hard anodizing. Teknik ini cenderung pada kebutuhan konsumen
dibedakan atas dasar kuat atau lemahnya terhadap kekuatan fisik dan keausan
proses pembentukan oksida logam melalui logam aluminium hasil anodizing. Berikut
pengontrolan. Regular anodizing biasanya disajikan data kualitas logam aluminium
digunakan untuk melapisi aluminium hasil anodizing berdasarkan SNI.
sehingga hasil yang diperoleh menjadi
lebih dekoratif. Teknik hard anodizing Tabel 1. Data Kualitas Permukaan
biasanya digunakan untuk membuat Logam Aluminium Hasil Anodizing
lapisan oksida yang lebih tebal sehingga Berdasarkan Data SNI No. 07-0734-1989
aluminium memiliki ketahanan terhadap Kelas Ketebalan Rata-rata Minimum
korosi yang lebih kuat. Pemilihan teknik µm
anodizing akan sangat bergantung pada 1 18
keperluan. Jika yang diperlukan hanya 2 10
sebatas membuat aluminium yang 3 5
dekoratif yaitu memiliki nilai estetika maka Khusus ≥ 20
cukup digunakan anodizing jenis regular
anodizing.
METODE
Teknik anodizing pada dasarnya
Bahan
menggunakan prinsip elktrolisis. Pada sel
Bahan-bahan yang digunakan
elektrolisis, anoda dihubungkan dengan
dalam penelitian ini adalah; aquadest,
logam aluminium yang akan di-anodizing
sabun cair, alkohol 70%, pelat aluminium
dan di bagian katoda dihubungkan dengan
dengan kemurnian 99% tebal 0,3 mm
logam aluminium lain. Kemudian pada sel
ukuran 1,5 x 6 cm sebanyak 8 buah, 10
ini dialirkan beda potensial. Beda potensial
gram padatan NaOH yang digunakan
ini akan memicu pertumbuhan lapisan
untuk membuat larutan NaOH 1 M
oksida pada permukaan logam aluminium.
sebanyak 250 mL dan asam sulfat 96%
Pembentukan lapisan oksida pada
sebanyak 78,11 mL yang akan diencerkan
permukaan aluminium sangat dipengaruhi

140
e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 Tahun 2014)

menjadi 15% sebanyak 500 mL. aluminium yang akan di-anodizing


dihubungkaan dengan kutub positif power
Alat supply sehingga aluminium akan bertindak
Alat-alat yang digunakan dalam sebagai anoda. Selanjutnya kutub negatif
penelitian ini adalah; set alat elektrolisis power supply akan dihubungkan pada
yang terdiri dari bak kaca ukuran 25 cm x logam aluminium lainnya. Kedua elektroda
10 cm x 10 cm , adaptor 15V – 25V, ini kemudian dicelupkan kedalam larutan
Penjepit, dan kompresor udara kecil yang asam sulfat dengan konsentrasi 15% yang
digunakan untuk pengalir udara dalam kemudian dialirkan listrik dengan variasi
proses anodizing, bak kaca ukuran 10 cm beda potensial yang diberikan yaitu 15 V,
x 10 cm x 6 cm untuk proses degreasing, 20 V, dan 25 V sehingga nantinya
bak untuk proses cleansing, SEM-EDX diperoleh sebanyak 3 sampel. Anodizing
(Scanning Electron Microscope-Energy dilakukan selama 3 menit pada suhu
Dispersive X-Ray) Type FEI Inspect S50 25±5oC dengan bantuan kompresor kecil
untuk memperoleh data ketebalan dan untuk memberikan suplai udara pada
lebar pori lapisan aluminium oksida hasil proses anodizing. Jarak antar elektroda
anodizing serta data komposisi unsur- diatur sejauh 20 cm.
unsur yang terdapat dalam logam
aluminium hasil anodizing. Uji Karakteristik Logam Aluminium Hasil
Anodizing dengan SEM-EDX
Cara Kerja Logam aluminium hasil anodizing
Preparasi Logam Aluminium dengan asam sulfat pada konsentrasi 15%
Pelat logam aluminium dengan dengan variasi beda potensial 15 V, 20 V,
kemurnian 99% tebal 0,3 mm dipotong dan 25 V diuji karakteristik permukaannya
dengan ukuran 6 x 1,5 cm kemudian dengan menggunakan instrumentasi SEM
dibersihkan secara fisik dari kotoran yang (Scanning Electron Microscope) dan EDX
menempel dengan menggunakan alkohol, (Energy Dispersive X-Ray) dengan tipe
sabun dan aquadest. Tahap pembersihan FEI Inspect S50 yang dilaksanakan di
dilanjutkan dengan tahap pre-treatment laboratorium sentral Universitas Negeri
secara kimiawi dengan cara logam Malang untuk mengetahui karakter
aluminium direndam dalam larutan NaOH permukan yang terbentuk selama proses
1 M dalam suhu ruangan selama 2 menit anodizing dan komposisi penyusun logam
untuk menghilangkan kotoran yang lolos tersebut setelah di-anodizing. Sebelum
dari pembersihan secara fisik. Setelah dilakukan uji SEM-EDX terlebih dahulu
melalui proses degreasing, pelat sampel dipreparasi dengan menggunakan
aluminium kembali dibersihkan dengan uv-bath serta diukur konduktivitas
menggunakan aquadest. listriknya untuk mempermudah
pengoperasian serta pembacaan data
Preparasi Larutan NaOH 1 M SEM-EDX yang dihasilkan. Uji SEM-EDX
Sebanyak 10 gram padatan NaOH akan memberikan hasil berupa ketebalan
dilarutkan dalam labu ukur 250 mL dengan dan lebar pori rata-rata pada permukaan
menggunakan aquadest hingga tanda lapisan oksida aluminium serta hasil
batas. berupa gambaran sebaran pori yang
terbentuk selama proses anodizing
Preparasi Larutan Asam Sulfat berlangsung. Data ini kemudian dianalisis
Larutan asam sulfat 15% disiapkan dengan membandingkan data yang
dengan cara mengencerkan 78,11 mL diperoleh dengan data kualitas anodizing
asam sulfat pekat 96% dengan aquadest SNI. Hasil analisis karakteristik permukaan
hingga volumenya menjadi 500 mL. logam aluminium kemudian digunakan
untuk menentukan beda potensial yang
Tahap Anodizing Logam Aluminium paling baik untuk digunakan dalam proses
Logam aluminium yang telah anodizing sehingga menghasilkan
dibersihkan kemudian di-anodizing dalam karakteristik permukaan yang paling baik.
larutan asam sulfat 15%. Logam

141
e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 Tahun 2014)

HASIL DAN PEMBAHASAN mulai terbentuk. Hal ini menunjukkan


Data karakteristik permukaan bahwa lapisan aluminium sudah terbentuk
logam aluminium hasil anodizing yang selama proses anodizing. Karakter yang
berupa ketebalan dan lebar pori aluminium terjadi masih kurang baik, hal ini
oksida diperoleh berdasarkan hasil uji disebabkan ketebalan yang terbentuk
instrumen SEM (Scanning Electron serta jarak antar pori masih terlalu pendek
Microscope). Uji SEM akan memberikan dan kurang rapat.
hasil berupa gambar proyeksi dari Pada perlakuan beda potensial 20 V
permukaan logam aluminium yang telah karakter pori yang terbentuk meningkat.
di-anodizing dengan variasi beda potensial Ketebalan pori yang terbentuk serta jarak
yang diberikan pada 15 V, 20 V, dan 25 V. antar pori sudah lebih dalam dan semakin
Kualitas hasil anodizing logam rapat. Pada perlakuan beda potensial 25 V
aluminium ditentukan dari kerapatan, lebar karakter pori yang terbentuk semakin baik
serta tebal pori yang terbentuk. Penentuan dimana kerapatan antar pori yang
kualitas hasil anodizing dilakukan dengan terbentuk semakin rapat dan ketebalan
cara membandingkan hasil yang diperoleh pori yang terbentuk semakin baik.
dengan standar kualitas SNI. Hasil Data analisis SEM yang ditunjukkan
proyeksi 2 dimensi yang diperoleh dari oleh Gambar 1 menunjukkan bahwa pada
analisis SEM dengan pembesaran 50.000 beda potensial 25 V dihasilkan pori yang
kali ditunjukkan pada Gambar 1. tersebar merata. Selain proyeksi 2 dimensi
dari permukaan logam aluminium, melalui
A B analisis SEM juga diperoleh data
ketebalan pori yang terbentuk pada
permukaan aluminium hasil anodizing.
Ketebalan pori yang terbentuk akan
menentukan kualitas dari hasil anodizing
C D yang dilakukan. Berikut disajikan data
ketebalan dan lebar pori rata-rata yang
diperoleh dari uji SEM.

Tabel 2. Data ketebalan dan lebar pori


rata-rata logam aluminium hasil
Gambar 1. Proyeksi tampilan 2 dimensi anodizing berdasarkan analisis SEM
hasil analisis SEM terhadap logam Beda Ketebalan Lebar Pori
aluminium yang telah dianodizing pada Potensial Pori Rata- Rata-rata
variasi beda potensial. A) kontrol, B) rata
15V, C) 20 V, D) 25V. 15 V 8,07 µm 8,05 µm
20 V 12,51 µm 12,45 µm
Data yang ditunjukkan oleh Gambar 25 V 18,33 µm 19,52 µm
1 menggambarkan karakter permukaan
logam aluminium sebelum dan sesudah Data Tabel 2 menunjukkan bahwa
anodizing pada variasi beda potensial 15 peningkatan beda potensial yang
V, 20 V dan 25 V. Pada aluminium tanpa diberikan pada waktu kontak yang sama
perlakuan terlihat bahwa karakter menyebabkan pembentukan oksida
permukaannya datar tanpa adanya pori. aluminium meningkat. Hal ini disebabkan
Hal ini menunjukkan logam masih dalam oleh proses oksidasi yang terjadi pada
keadaan murni dan masih belum terbentuk anoda dan reduksi pada katoda meningkat
lapisan aluminium oksida. Perlakuan seiring dengan peningkatan beda
terhadap logam melalui anodizing dengan potensial yang diberikan. Perlakuan
variasi beda potensial yang diberikan anodizing pada beda potensial 15 V
memberikan perubahan pada karakter memberikan hasil ketebalan rata-rata pori
permukaan logam aluminium. Pada beda yaitu 8,07 µm dengan lebar pori rata-rata
potensial 15 V selama 3 menit waktu yang terbentuk yaitu 8,05 µm. Perlakuan
kontak, terlihat bahwa pori oksida sudah pada 20 V memberikan kenaikan rata-rata
142
e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 Tahun 2014)

besar nilai ketebalan dan lebar pori yang anodizing SNI pada Tabel 1, maka
terbentuk. Ketebalan rata-rata yang terjadi didapatkan bahwa pada beda potensial 15
yaitu 12,51 µm dengan lebar rata-rata V diperoleh ketebalan pori yang masuk
12,45 µm. Peningkatan beda potensial ke dalam kelas 3, pada 20 V masuk dalam
25 V memberikan peningkatan ketebalan kategori kelas 2, dan pada 25 V masuk
rata-rata pori yang terbentuk serta lebar dalam kategori kelas 1. Data tersebut
rata-ratanya. Ketebalan rata-rata yang menunjukkan bahwa, untuk keperluan
terjadi yaitu 18,33 µm dengan lebar rata- dekoratif, beda potensial 25 V sudah
rata 19,52 µm. cukup untuk digunakan dalam proses
Ketika pada elektroda diberikan anodizing aluminium.
beda potensial, terjadi peristiwa migrasi Hasil anodizing dikonfirmasi dengan
muatan pada elektrolit. Ion hidrogen dari menggunakan instrument EDX untuk
asam sulfat bergerak menuju katoda dan menunjukkan perbandingan unsur-unsur
mengalami reduksi membentuk gas yang terdapat pada logam aluminium yang
hidrogen. Ion negatif yang terdapat pada diuji. Perbandingan ini menunjukkan
larutan seperti ion sulfat bergerak menuju apakah anodizing yang dilakukan memang
anoda. Pada anoda logam aluminium benar membentuk lapisan oksida baru
terjadi peristiwa oksidasi yang atau tidak. Berikut disajikan data spektrum
menyebabkan logam aluminium hasil uji anodizing.
teroksidasi menjadi ion Al3+. Ketika ion Al3+
mulai terbentuk di permukaan anoda, ion B
A
ini bereaksi dengan ion sulfat yang
bergerak menuju anoda sehingga Element Wt% Element Wt%
terbentuk lapisan aluminium oksida. O 01,63 O 28,35
Peningkatan jumlah aluminium Al 98,37 Al 71,65
oksida terjadi akibat peningkatan beda
potensial yang diberikan. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Araoyinbo dkk, (2010) C D
mengenai “Voltage Effect on
Electrochemical Anodization of Aluminum Element Wt%
Element Wt%
At Ambient Temperature” menunjukkan O 43,36
O 47,53
Al 52,47
bahwa semakin besar beda potensial yang Al 56,64
diberikan maka pembentukan aluminium
oksida pada permukaan anoda akan
semakin cepat dan banyak. Menurut Gambar 2. Spektrum Analisis Logam
Araoyinbo dkk, (2010) Hal ini disebabkan Aluminium hasil Anodizing dengan
oleh kecepatan transfer muatan yang variasi beda potensial, A) kontrol, B) 15
semakin cepat dengan intensitas yang V, C) 20 V, D) 25 V
semakin besar dari katoda menuju anoda.
Hal tersebut tentunya akan memicu Data di atas menunjukkan bahwa
semakin cepatnya pergerakan ion negatif peningkatan kadar oksigen dan penurunan
oksida dan hidroksida menuju anoda. Di kadar aluminium terjadi seiring dengan
sisi lain pada anoda, dengan beda peningkatan beda potensial yang
potensial yang besar maka laju oksidasi diberikan. Spektrum A memperlihatkan
pada anoda akan semakin cepat sehingga komposisi penyusun logam aluminium
pembentukan ion Al3+ pun akan semakin kontrol yang merupakan logam aluminium
cepat. murni dengan kemurnian 99% tanpa diberi
Dari data Tabel 2, terlihat perlakuan apapun. Pada spektrum A
peningkatan ketebalan dan lebar pori yang terlihat bahwa komposisi Al hampir
terbentuk berbanding lurus dengan mendekati 100%, hal ini menandakan
peningkatan beda potensial yang bahwa pada A belum terjadi pembentukan
diberikan. Jika data ketebalan beda oksida aluminium.
potensial yang diperoleh dari eksperimen Gambar B memperlihatkan
dibandingkan dengan data kualitas hasil komposisi penyusun logam aluminium

143
e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 Tahun 2014)

yang telah dianodizing dalam beda diperoleh dari uji EDX. Perhitungan
potensial 15 V. Pada spektrum B, terlihat komposisi lapisan aluminium oksida yang
bahwa sejumlah oksigen yaitu 28,35% terbentuk disajikan dalam data berikut.
sudah terbentuk melalui proses anodizing
yang menyebabkan penurunan kadar A. Aluminium Kontrol
aluminium menjadi 71,65%. Persen massa aluminium yang terdapat
Peningkatan beda potensial yang dalam bentuk Al2O3 :
diberikan menjadi 20 V, menyebabkan Massa aluminium dalam Al O
peningkatan kadar oksigen yang terlihat Massa oksigen dalam Al O
x persen massa oksigen
pada spektrum C. pada spektrum C
terlihat bahwa kadar oksigen meningkat x 1,63% = 1,83%
menjadi 43,36% dan kadar aluminium
menurun menjadi 56,64% Persen massa Al2O3 yang terdapat dalam
Spektrum D menunjukkan bahwa sampel :
pada beda potensial 25 V dengan waktu Persen massa oksigen + persen massa
anodizing yang sama diperoleh komposisi aluminium = 1,63 % + 1,83% = 3,46%
oksigen sebesar 47,53% dan aluminium
sebesar 52,47%. Persen massa aluminium murni yang
Menurut Padwal, Kulkarini, dan Patil terdapat dalam sampel :
(2013) dalam penelitiannya yang berjudul Persen massa aluminium total – persen
“Comparative and Morphological Study of massa aluminium dalam Al2O3 = 98,37% -
Anodized Aluminium Oxide Thin Films 1,83% = 96,54%
Formed at Different Current Densities”
peningkatan pembentukan lapisan oksida B. Aluminium yang Telah di-Anodizing
pada permukaan aluminium dipengaruhi dengan Beda Potensial 15 V
oleh dua hal utama yaitu, waktu kontak Persen massa aluminium yang terdapat
dan besar beda potensial yang diberikan. dalam bentuk Al2O3 :
Peningkatan kadar oksigen dari sampel Massa aluminium dalam Al O
yang diperlakukan dengan beda potensial Massa oksigen dalam Al O
x persen massa oksigen
berturut-turut 15 V, 20 V, dan 25 V pada
waktu kontak yang sama yaitu 3 menit x 28,35% = 31,89%
menunjukkan terjadinya pembentukan
Persen massa Al2O3 yang terdapat dalam
lapisan oksida yang semakin cepat pada
sampel :
permukaan anoda.
Hasil penelitian yang diperoleh Persen massa oksigen + persen massa
Araoyinbo dkk, (2010) menunjukkan pada aluminium = 28,35% + 31,89% = 60,24%
pemberian beda potensial 20 V dalam
Persen massa aluminium murni yang
waktu kontak 2 menit diperoleh komposisi
terdapat dalam sampel :
oksigen dalam sampel sebesar 41,08%
dan aluminium sebesar 55,60%. Persen massa aluminium total – persen
Komposisi perbandingan massa massa aluminium dalam Al2O3 = 71,65% -
yang diperoleh dari uji EDX dapat 31,89% = 39,76%
digunakan untuk menghitung persen
komposisi lapisan aluminium oksida yang C. Aluminium yang Telah di-Anodizing
terbentuk serta persen aluminium murni dengan Beda Potensial 20 V
yang masih terdapat pada sampel. Persen massa aluminium yang terdapat
Perbandingan massa aluminium dengan dalam bentuk Al2O3 :
oksida pada senyawa aluminium oksida Massa aluminium dalam Al O
adalah 54 : 48. Perhitungan persen x persen massa oksigen
Massa oksigen dalam Al O
komposisi aluminium oksida dilakukan
dengan menggunakan perbandingan x 43,36% = 48,78%
massa aluminium dengan oksigen pada Persen massa Al2O3 yang terdapat dalam
aluminium oksida dengan pembatas sampel :
berupa persen massa oksigen yang

144
e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 Tahun 2014)

Persen massa oksigen + persen massa DAFTAR PUSTAKA


aluminium = 43,36% + 48,78% = 92,14% Araoyinbo A.O., Noor A.F.M., Sreekantan
S. & Aziz A. 2010. Voltage Effect On
Persen massa aluminium murni yang
Electrochemical Anodization Of
terdapat dalam sampel :
Aluminum At Ambient Temperature.
Persen massa aluminium total – persen International Journal of Mechanical
massa aluminium dalam Al2O3 = 56,64% - and Materials Engineering (IJMME),
48,78% = 7,86% Vol. 5 (2010), No. 1, 53-58.
Cobden R., Alcan, & Banburry. 1994.
D. Aluminium yang Telah di-Anodizing Aluminium: Physical Properties,
dengan Beda Potensial 25 V Characteristics and Alloys. European
Persen massa aluminium yang terdapat Aluminium Association; Washington
dalam bentuk Al2O3 : D.C.
Massa aluminium dalam Al O Helen H.L., & Yinlun H. 2006.
x persen massa oksigen Electroplating. Encyclopedia of
Massa oksigen dalam Al O
Chemical Processing DOI: 10.1081/E-
x 47,53% = 53,47% ECHP-120007747
Persen massa Al2O3 yang terdapat dalam Istiyono E., Sari R.Y.A. & Adi B.S. 2008.
sampel : Pengelolaan Limbah Industri
Penyepuhan Logam Perak
Persen massa oksigen + persen massa (Elektroplating) Di Lingkungan
aluminium = 47,53% + 53,47% = 101% Pengrajin Perak Kecamatan Kotagede.
Persen massa aluminium murni yang Artikel Program Penerapan IPTEKS.
terdapat dalam sampel : 023/SP2H/PPM/DP2M/II/2008
Presto C. & Fainstein L. 2003. Anodizing.
Persen massa aluminium total – persen The University of Manitoba; England
massa aluminium dalam Al2O3 = 52,47% - Sidharta B.W., Soekrisno R. & Iswanto
53,47% = -1% P.T. 2012. Pengaruh Konsentrasi
Pada perhitungan persen massa Elektrolit Dan Waktu Anodisasi
aluminium murni diperoleh hasil -1% hal Terhadap Ketahanan Aus Dan
ini disebabkan adanya kemungkinan Kekerasan Pada Lapisan Oksida
terperangkapnya oksigen dalam bentuk Paduan Aluminium ADCL2. Prosiding
bebas di dalam sampel yang terperangkap Seminar Nasional Aplikasi Sains dan
secara interstisi. Hal ini menyebabkan Teknologi (SNAST) Periode III ISSN:
kadar oksigen yang muncul pada 1979-911X
instrument EDX tidak hanya menunjukkan TCEQ. 2007. Calculations Guidance
oksigen yang berikatan dengan aluminium Package: Chromium Plating &
membentuk aluminium oksida namun juga Anodizing Operation Using Chromic
oksigen yang terperangkap sehingga Acid. Air Permits Division Texas
besar persen massa yang muncul tidak Commission on Environmental Quality;
hanya menggambarkan komposisi Al2O3. Texas
Padwal P., Kulkarini S. & Patil DarA. 2013.
Comparative and Morphological Study
SIMPULAN DAN SARAN
of Anodized Aluminium Oxide Thin Films
Berdasarkan hasil penelitian yang Formed at Different Current Densities.
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa International Journal of Physics and
karakteristik permukaan logam aluminium Mathematical Sciences ISSN: 2277-
hasil anodizing yang terbaik terbentuk 2111 volume 3.
pada proses anodizing dengan beda
potensial sebesar 25 V dengan ketebalan
rata-rata pori yang dihasilkan yaitu 18,33
µm.

145

Anda mungkin juga menyukai