Askep Anemia
Askep Anemia
A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari normal.
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam 1mm3 darah atau berkurangnya
volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah.1997).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak
adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges,1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan
hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan
volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
B. ETIOLOGI
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam
kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
Penyebab umum dari anemia
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip di saluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter
1
26. Elliptositosis herediter
27. Kekurangan G6PD
28. Penyakit sel sabit
29. Penyakit hemoglobin C
30. Penyakit hemoglobin S-C
31. Penyakit hemoglobin E
32. Thalasemia
33. (Burton, 1990).
C. KRITERIA ANEMIA
Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau hematokrit yang
dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat dipengaruhi oleh usia,jenis kelamin,dan ketinggian
tempat tinggal dari permukaan laut.
Batasan yang umum dipengaruhi adalah kriteria WHO pada tahun 1968.Dinyatakan sebagai
anemia bila tedapat nilai dengan criteria sebagai berikut:
No Jenis kelamin/ usia Kadar hemoglobin
1 laki-laki Hb <13gr/dl
2 perempuan dewasa tidak hamil Hb <12gr/dl
3 Perempuan Hb <11gr/dl
4 Anak usia 6-14 tahun Hb <12gr/dl
5 Anak usia 6 bulan-6 tahun Hb <11gr/dl
Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit,atau praktik klinik pada umumnya dinyatakan anemia
bila terdapat nilai sebagai berikut.
1. Hb <10gr/dl
2. Hematokrit <30%
3. Eritrosit <2,8juta
Pasien dalam kasus menderita anemia akibat defisiensi besi, padahal tingkat kebutuhan besi (Fe)
meningkat dalam masa pertumbuhan. Akibat kurangnya asupan zat gizi berupa besi yang penting dalam
proses hemopoiesis ini menimbulkan konsekuensi berbagai gejala klinis yang dialami oleh pasien
tersebut. Dalam laporan ini, penulis membahas perbandingan berbagai jenis anemia, namun lebih fokus
difokuskan kepada anemia defisiensi besi.
D. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah
secara berlebihan atau keduanya.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan
memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemolitik)
maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
2
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
E. MANIFESTASI KLINIS
a. Tanda-tanda umum anemia:
pucat,
takicardi,
bising sistolik anorganik,
bising karotis,
pembesaran jantung.
b. Manifestasi khusus pada anemia:
Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi oral, infeksi bakteri, demam, anemis,
pucat, lelah, takikardi.
Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10 gr/dl), telapak tangan pucat (Hb < 8 gr/dl),
iritabilitas, anoreksia, takikardi, murmur sistolik, letargi, tidur meningkat, kehilangan minat
bermain atau aktivitas bermain.
Anak tampak lemas, sering berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala, anak tak tampak
sakit, tampak pucat pada mukosa bibir, farink,telapak tangan dan dasar kuku. Jantung agak
membesar dan terdengar bising sistolik yang fungsional.
c. Anemia aplastik : ikterus, hepatosplenomegali.
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI, 1985)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kadar Hb.
Kadar Hb <10g/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32% (normal: 32-37%), leukosit dan
trombosit normal, serum iron merendah, iron binding capacity meningkat.
2. Indeks eritrosit
3. jumlah leukosit dan trombosit
4. hitung retikulosit
5. sediaan apus darah
6. pameriksaan sumsum tulang
7. Kelainan laborat sederhana untuk masing-masing tipe anemia :
a. Anemia defisiensi asam folat : makro/megalositosis
b. Anemia hemolitik : retikulosit meninggi, bilirubin indirek dan total naik, urobilinuria.
3
c. Anemia aplastik : trombositopeni, granulositopeni, pansitopenia, sel patologik darah tepi ditemukan
pada anemia aplastik karena keganasan.
(Petit, 1997)
G. KOMPLIKASI
a. Cardiomegaly
b. Congestive heart failure
c. Gastritis
d. Paralysis
e. Paranoia
f. Hallucination and delusion
g. Infeksi genoturia
H. PENCEGAHAN ANEMIA
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu menghindari anemia
kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin dengan makan yang sehat, variasi makanan,
termasuk:
1. Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan lain yang kaya zat
besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering,
selai kacang dan kacang-kacangan.
2. Folat. Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus jeruk dan buah-buahan,
pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong dan dibentengi roti, sereal dan pasta.
3. Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
4. Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon dan beri, membantu
meningkatkan penyerapan zat besi.
Makan banyak makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi orang-orang yang
memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak - besi yang diperlukan selama ledakan
pertumbuhan - dan perempuan hamil dan menstruasi.
I. PENANGGULANGAN ANEMIA
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :
1. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang cukup secara rutin
pada usia remaja.
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas, makanan laut disertai
minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi
dan menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang mengandung
karbonat dan minum susu pada saat makan.
3. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah dengan prevalensi tinggi.
Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.
4. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi bersama susu, kopi, teh,
minuman ringan yang mengandung karbonat, multivitamin yang mengandung phosphate dan
kalsium.
5. Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan pilihan untuk skrining
anemia defisiensi besi .
4
J. PENGOBATAN ANEMIA
I. KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1) Aktivitas / istirahat
Gejala :keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas; penurunan semangat untuk
bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis,
lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Tubuh tidak tegak.
Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi
postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T;
takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane
mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat
tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP).
Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke
5
kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).
Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3) Integritas ego
Gejala : Keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan
transfusi darah.
Tanda : Depresi.
4) Eleminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses
dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi
(DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia,
anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es,
kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane
mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan
glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi.
Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki
goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat
dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang
(aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif,
paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; baik
terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan
panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan ekimosis
(aplastik).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
2. Kelemahan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan
kebutuhan.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat.
4. Kecemasan berhubungandengan perubahan status kesehatan
C. Intervensi/Implementasi keperawatan
1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
6
Tujuan : peningkatan perfusi jaringan.
Kriteria hasil : – menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
INTERVENSI
Mandiri
Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku.
Rasional : memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu
menetukan kebutuhan intervensi.
Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler.
Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.
Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.
Rasional : dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jantung karena regangan jantung
lama/peningkatan kompensasi curah jantung.
Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.
Rasional : iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark.
Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan
thermometer.
Rasional : termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen.
Kolaborasi
- awasi hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah sesuai
indikasi.
Rasional : mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi.
- Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional : memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.
INTERVENSI
Mandiri
– Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.
– Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot.
Rasional : menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan
pasien/risiko cedera.
– Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.
Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen
adekuat ke jaringan.
– Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan tirah baring
bila di indikasikan.
7
Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan
regangan jantung dan paru.
– Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan kelemahan,
anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri).
Rasional : meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki tonus otot/stamina
tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol.
3). Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
– Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.
- Meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam.
INTERVENSI
Mandiri
– Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien.
Rasional : mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan anemia
berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit.
– Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka.
Rasional : menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri.
– Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat.
Rasional : menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi.
– Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam.
Rasional : meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi sekresi untuk
mencegah pneumonia.
– Tingkatkan masukkan cairan adekuat.
Rasional : membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah pengeluaran dan
mencegah stasis cairan tubuh misalnya pernapasan dan ginjal
– Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan.
Rasional : membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi dibutuhkan pada anemia
aplastik, bila respons imun sangat terganggu.
– Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam.
Rasional : adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.
– Amati eritema/cairan luka.
Rasional : indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak ada bila granulosit tertekan.
Kolaborasi
– Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi.
Rasional : membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen khusus dan mempengaruhi pilihan
pengobatan.
– Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik.
Rasional : mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan
proses infeksi local.
*Mandiri
8
– Kaji tingkat kecemasan klien.
Rasional : Untuk mengetahui faktor predis-posisi yang menimbulkan kece-masan sehingga
memudahkan mengantisipasi rasa cemasnya.
– Dorong klien dapat mengekspresikan pera-saannya.
Rasional dengan mengungkapkan perasaannya maka kecemasannya berkurang.
– Beri informasi yang jelas proses penyakitnya.
Rasional : Memudahkan klien dalam memahami dan mengerti tentang proses penyakitnya.
– Beri dorongan spiritual
Rasional : Kesembuhan bukan hanya dipe-roleh dari pengobatan atau pera-watan tetapi yang
menentukan adalah Tuhan.
C. EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan
tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien,
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1) Infeksi tidak terjadi.
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4) Peningkatan perfusi jaringan.
5) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
TINJAUAN KASUS
Ny. A berumur 28 tahun datang ke Puskesmas untuk periksa hamil tanggal 27 april 2012. hamil ini
adalah kehamilan yang kedua dan belum pernah abortus, HPHT 27 Agustus 2011. Ibu mengatakan
pusing, lemas, pandangan berkunang-kunang. Dari hasil pemeriksaan ditemukan TD : 100/90 mmhg, S :
36 oC, M : 80 x / mnt, Rr “ 20 x / mnt, Hb : 9 gram%, kunjungtiva pucat dan DJJ 144 x / mnt teratur,
terdengar di perut ibu sebelah kiri.
9
No. register : 27042012
Pengkajian data, oleh: bidan ‘L’ Tanggal/jam : 27 April 2012/09.00 WIB
I. Data Subjektif
Biodata
No. Ibu Suami
1. Nama Ny. A Tn. T
2. Umur 28 tahun 31 tahun
3. Agama Islam Islam
4. Suku/bangsa Jawa/Indonesia Jawa Indonesia
5. Pendidikan D3 S1
6. Pekerjaan Perawat Pengajar
7. No. Telp 0878978888888 09872635671
8. Alamat Jl. Melati. 30 Jl. Melati 30
1. Alas an kunjungan saat ini : pemeriksaan kehamilan dengan keluhan pusing, lemas, dan
pandangan berkunang-kunag
2. Riwayat menstruasi
HPMT : 27 agustus 2011 Lamanya : 6-7 hari
HPL : 3 Mei 2011 Banyaknya : 2-3kali ganti
pembalut (±100-150cc)
Menarche umur : 13 tahun
Sifat darah : merah encer dan tidak
Siklus : 28 hari menggumpal
3. Riwayat perkawinan
Menikah umur : 25 tahun
Pernikahan ke : 1
Lama pernikahan : 3 tahun
10
c. Keluhan selama hamil dan penanganannya
· Trimester I : ANC 2 kali pada bidan
Keluhan : ibu mengatakan pusing, cepat lelah dan tidak nafsu makan
Penaganan : oleh diberikan tablet Fe 1x1 tablet/hari,kalsium laktat 3x1 tablet/hari dan vitamin B
kompleks
3x1 tablet/hari.
· Trimester II : ANC 1 kali di bidan
Keluhan : ibu mnegatakan pegal-pegal di pinggang ampai ke kaki, penglihatan berkunang-kunag dan
cepat lelah.
Penanganan : oleh diberikan tablet Fe 1x1 tablet/hari, kalsium laktat 3x1 tablet/hari, vitamin B kompleks
3x1 tablet/hari
· Trimester III : ANC 2 kali di bidan
Keluhan : ibu mengatakan cepat lelah, pegal-pegal di pinggang, kadang perut terasa sesak
Penanganan : oleh bidan diberikan tablet Fe 1x1 tablet/hari, kalsium laktat 3x1/hari, vitamin B kompleks
3x1 tablet/hari
d . Imunisasi
TT I tanggal : ibu mendapat imunisasi TT I pada usia kehamilan 16 minggu d BPS putri
TT II tanggal : ibu mendapatkan imunisasi TT II pada usia kehamilan 20 minggu di BPS putrid.
5. Riwayat obstetri : G1 P0 A0
6. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
7. Riwayat kesehatan
Ibu dan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular dan menderita panyakit keturunan serta
penyakit yang memerlukan perawatan khusus.
8. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari (terutama pada kehamilan ini)
a. Pola Nutrisi
· Makan : 2 kali sehari, porsi nasi, lauk, buah, dan srayuran. Keluhan : ibu mengatakan kurang
nafsu makan
· Minum : 7-8 gelas sehari
b. Pola eliminasi
11
· BAB : 1x sehari, warna kuning kecoklatan, konsistensi bau khas feses,ibu mengatakan tidak
ada keluhan dalam BAB
· BAK : 6-7 kali sehari, warna kuning bening, bau pesing, tidak ada keluhan
c. Pola istirahat : tidur malam 5-6 jam/hari, tidur siang 1 jam perhari.
d. Pola seksualitas : 2 kali seminggu, tidak ada keluhan
e. Personal hygiene : mandi, gosok gigi, ganti baju 2x sehari, keramas 1x sehari
f. Aktivitas/olahraga : ibu mengatakan hanya mengerjakan aktifitasnya sebagai ibu rumah tangga
, ibu jarang berolahraga, bila ibu bekerja terlalu berat ibu merasa pusing dan cepat lelah.
9. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum minuman keras ataupun jamu.
10. Riwayat psikososial
a. Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilannya karena sudah direncanakan
b. Ibu dan keluarga berharap semoga dalam kehamilan dan persalinannya nanti berjalan
normal dan tidak ada halangan satu apapun.
c. Keluarga mendukung sekali kehamilan ibu.
d. Pengambilan keputusan dalam keluarga oleh suami.
e. Rencana persalinan tempat rumah sakit, penolong persalinan bidan, pendamping
persalinan suami, dana, transportasi rujuk, serta donor darah telah dipersiapkan.
f. Ibu mengatakan akan menyusui bayinya.
g. Ibu mengatakan akan merawat bayinya dan di bantu oleh keluarga.
11. Hewan peliharaan dan keadaan lingkungan
a. Ibu tidak memiliki hewan peliharaan
b. Lingkungan tempat tinggal bersih dan rapi
II. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum ibu baik kesadaran : composmentis
b. Vital Sign :
ü TD = 100 / 90 mmHg
ü N = 80 x / mnt
ü S = 360C
12
ü Pernafasan : 20 x / mnt
c. Antropometri
ü BB : 62 kg
ü TB : 155 cm
ü Lila : 24 cm
2. Pemeriksaan fisik
Head to toe
a. Kepala
Rambut lurus, tidak ada ketombe, tidak mudah rontok, dan keadaan bersih.
b. Muka
Betuk : simetris pucat
Oedema : tidak ada
Chloasmagravidarum : tidak ada
c. Mata
Bentuk : simetris
Konjugtiva : warnany merah muda (pucat)
Sclera : tidak ikterik
d. Hidung
Bentuk simetris, keadaan bersih dan tidak ada pembesaran polip
e. Telinga
Bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran baik, daun telinga ada.
f. Mulut dan gigi
Tidak ada kelainan pada mulut, tidak ada stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak ada karies, dan tidak ada
pembesaran tonsil.
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan tidak ada pembengkakan vena jugularis.
h. Dada
Bentuk simetris, pergerakan nafas teratur tidak ada wheezing dan ronchi, dan tidak ada benjolan
abnormal.
13
i. Payudara
Membesar simetris, puting susu menonjol, hyperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, kolostrum
belum keluar, dan keadaan bersih.
j. Punggung : segitiga sigmoid simetris, bentuk tulang simetris.
k. Genetalia : keadaan bersih, tidak ada odem, tidak ada varises.
l. Ekstermitas :
· Atas : bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada odem, , keadaan bersih, jari-jari tangan
lengkap.
· Bawah : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada odem, berfungsi dengan baik, jari-jari kaki
lengkap.
m. Abdomen
TFU sesuai usia kehamilan
n. Pemeriksaan kehamilan
Palpasi Leopod
Leopold I : TFU 30 cm, teraba bagian bulat, lunak, tidak ada lentingan
(bokong janin).
Leopold II : Sebelah kanan ibu teraba bagan-bagian kecil janin (eksterminas janin).
Sebelah kiri ibu teraba bagian keras, panjang ada tahanan
(punggung janin).
Leopold III : Teraba bagian bulat, keras ada lentingan (kepala janin)
Leopold IV : Konvergen 5/5 bagian.
Pemeriksaan Auskultasi
DJJ : 144 x / mnt
PM : Terdengar jelas, 2 jam dibawah pusat kiri ibu
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 9 gram%
III. Analisa
Ny.A umur 28 tahun G1P0A0 umur kehamilan 32 minggu, Janin hidup tunggal intra uterin, letak
memanjang, presentasi kepala, PUKL 5/5 bagian. Primuda dengan anemia ringan.
IV. Penatalaksanaan
1. Beritahu hasil pemeriksaan
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan perkerjaan yang terlalu berat.
14
Evaluasi : ibu bersedia untuk tidak melakukan pekerjaan yang terlalu berat
3. Melibatkan suami untuk memberikan dukungan psikologis pada ibu.
Evaluasi : Suami setuju memberikan dukungan psikologis kepada ibu
4. Menganjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang mengandung zat besi seperti bayam dan
hati dan makan dilakukan lebih sering dalam jumlah lebih sedikit.
Evaluasi : ibu bersedia bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan akan
makan lebih sering dengan jumlah yang sedikit.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan perjalanan jauh.
Evaluasi : ibu bersedia untuk tidak melakukan perjalanan jauh
6. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi vitamin B kompleks dan vitamin C masing-
masing 3x1 tablet perhari.
Evaluasi : ibu bersedia untuk mengkonsumsi vitamin B kompleks vitamin C dengan doisis yang
dianjurkan bidan
7. Megnajurkan ibu minum tablet Fe 2x1 tablet/hari
Evaluasi : ibu bersedia untuk minum tablet Fe
8. Menganjurkan kepada ibu untuk olahraga ringan di pagi hari sebelum melakukan aktivitas.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk berolahraga ringan setiap harib sebelum beraktifitas
9. Menganjurkan kepada ibu untuk periksa laboratorium untuk mengetahui apakah Hbnya sudah naik
atau belum.
Evaluasi : ibu setuju untuk melakukan pemeriksaan Hb secara rutin
10. Menganjurkan kepada ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi.
Evaluasi : ibu bersedia untuk melakukan control ulang
sumber : 1. Departemen Kesehatan RI. 1992. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks
Keluarga. Jakarta
2. Robson, S. Elizabeth, Jason Waugh.2011. Patologi Pada Kehamilan Manajemen Asuhan
Kebidanan. Jakarta : EGC
3. Wylie, Linda. Helen Bryce. 2010. Manajemen Kebidanan Gangguan Medis Kehamilan dan
Persalinan. Jakarta : EGC
15
16