Anda di halaman 1dari 15

ISSN : 2620-5025 Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018

Menuju Paradigma Baru


Ilmu Kepolisian
Rycko Amelza Dahniel
Gubernur Akademi Kepolisian
Jl. Sultan Agung 131, Candi Baru, Semarang
E-mail: ryckoad@gmail.com

Surya Dharma
Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian – PTIK
Jl. Tirtayasa Raya 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
E-mail: surya_tendik@yahoo.com

Abstract:
This writing material tries to describe the views of David Weisburd and Peter Neyroud (2011) in an
article entitled “Police Science: Toward a New Paradigm” published by Harvard Kennedy School, in the
United States. This material is expected to broaden the knowledge and understanding of new developments
and perspectives in Police Science especially within the University of Police Science and Police Sciences,
University of Indonesia, which prints candidate leaders within the police institution. The view of the
importance of adapting the norm of research-based policy in policing will make the police feel that they have
a police presence. By bringing universities into the world of police is expected to encourage the police to have
a sense of ownership of the police science which in turn will improve the policing undertaken.

Keywords: Paradigm, Police Science, Research-based policy, Policing.

Abstrak:
Materi penulisan ini mencoba mendeskripsikan pandangan David Weisburd dan Peter Neyroud
(2011) dalam suatu artikel berjudul “Police Science: Toward a New Paradigm” yang diterbitkan oleh
Harvard Kennedy School, di Amerika Serikat. Materi ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
dan pemahaman tentang perkembangan dan perspektif baru dalam Ilmu Kepolisian khususnya di
lingkungan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian dan Kajian Ilmu Kepolisian, Universitas Indonesia,
yang mencetak calon-calon pemimpin dilingkungan lembaga kepolisian. Pandangan mengenai
pentingnya mengadaptasi norma kebijakan berbasis penelitian dalam pemolisian akan menjadikan
polisi merasa memiliki keberadaan ilmu kepolisian. Dengan membawa perguruan tinggi kedalam
dunia polisi diharapkan dapat mendorong polisi untuk mempunyai rasa kepemilikan (sense of
ownership) akan ilmu kepolisian yang pada gilirannya akan memperbaiki pemolisian yang dilakukan.

Kata Kunci : paradigma, Ilmu Kepolisian, Kebijakan berbasis penelitian, Pemolisian

28 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian

terhadap pentingnya ilmu kepolisian. Pada


Pendahuluan
gilirannya lembaga kepolisian diharapkan dapat
Reformasi peran ilmu pengetahuan dalam memperbaiki strategi, metode dan praktek-
pemolisian menjadi sangat penting sehingga praktek pemolisian yang lebih inovatif, kreatif,
pemolisian akan menjadi arena kebijakan berbasis profesional dan berkualitas untuk memperkuat
pembuktian atau penelitian ilmiah (evidence- tugas pokok dan fungsi kepolisian di dalam dan
based policies). Perumusan kebijakan berbasis luar negeri.
penelitian (research based policies) merupakan
Selama dua dekade terakhir, ilmu kepolisian
pendekatan yang penting sehingga kebijakan
telah berkembang cukup pesat dengan
kepolisian dapat lebih efektif dalam menjawab
mengembangkan praktek-praktek dan kebijakan
permasalahan keamanan dan ketertiban dalam
baru yang mampu melakukan reformasi dan
masyarakat. Dengan perkembangan ilmu
perubahan dilingkungan kepolisian (Weisburd
pengetahuan dan teknologi yang sangat maju dan
and Braga,2006). Kepolisian yang dikatakan
cepat, tentunya penting bagi kepolisian untuk
konservatif dan selalu menolak perubahan, telah
melakukan berbagai kebijakan dan perubahan
menjadi suatu model bagi eksperimentasi sistem
yang inovatif dan kreatif serta mendapat
peradilan dan inovasi. Kepolisian telah menjadi
dukungan dan legitimasi publik, dukungan
pioneer dalam pengembangan hubungan
penganggaran, dan peningkatan profesionalisme
yang baru antara peradilan kejahatan dan
dalam melakukan tugas-tugas pokok kepolisian.
pemolisian masyarakat. Mereka telah merancang
Dalam kaitan tersebut pandangan strategi baru dalam mengawasi kejahatan,
David Weisburd dan Peter Neyroud (2011) memperkenalkan “problem-oriented policing”,
berfokus kepada hubungan ilmu pengetahuan “hot spots policing” dan berbagai bentuk
dan pemolisian dengan berbagai fenomena inovasi lainnya sebagai strategi baru, termasuk
pemolisian di Amerika Serikat . Paradigma diperkenalkannya teknologi baru seeperti
ini menuntut kepolisian mengadaptasi, “automatic fingerprinting system” dan test DNA
mengembangkan dan melaksanakan pendekatan (Weisburd dan Neyround,2011). Kepolisian juga
“evidence-based policy” sehingga perguruan telah mengembangkan metode manajemen yang
tinggi kepolisian dapat menjadi lembaga yang baru seperti Compstat, dan mengintegrasikannya
proaktif dalam melakukan pengkajian dan kedalam teknologi baru untuk pencegahan
evaluasi untuk menghasilkan berbagai praktek- dan pengawasan kejahatan melalui pendekatan
praktek kepolisian yang lebih inovatif dan kreatif. analisis kejahatan yang inovatif (Ratcliffe,2008).
Pemikiran ini diharapkan dapat menumbuhkan Metode baru tersebut mampu mendeksripsikan
pergesaran “sense of ownership” dari suatu ilmu dan melakukan pemetaan kejahatan berbasis
kepolisian yang ada di perguruan tinggi menuju teknologi komputer.
rasa kepemilikan di kelembagaan kepolisian.
Dalam usaha mengembangkan inovasi dan
Rasa kepemilikan (sense of ownership) tersebut
melakukan perubahan selama dua dekade terakhir,
akan memfasilitasi pelaksanaan “evidence-
kepolisian telah meminta bantuan akademisi
based practices and policy”, dan akan merubah
dan peneliti. Misalnya, dalam pengembangan
hubungan yang fundamental antara penelitian
Compstat di New York Amerika Serikat, para
dan praktek pemolisian. Melalui cara ini juga
akademisi dan peneliti tidak hanya membantu
dapat meningkatkan kredibilitas dan prestise ilmu
untuk mendefinisikan mengapa pendekatan
kepolisian di perguruan tinggi serta mendorong
itu diperlukan (Bratton,1998:Bratton dan
lembaga kepolisian memiliki rasa kepemilikan
Knobler,1998), tetapi ilmuan seperti George

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018 29


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian

Kelling juga membantu dalam mengembangkan meningkatkan penggunaaan model penelitian


praktek-praktek kepolisian. Contoh lainnya ilmiah seperti apa yang disebut dengan” Problem
adalah ditemukannya “Intelligence-led Policing” Oriented Policing (POP)”.
sangat terkait dengan dengan dunia akademis
Menurut Weisburd dan Neyroud,(2011),
yang menemukan penggunaan alat analisis
walaupun majunya penggunaan ilmu pengetahuan
statistic yang canggih dalam menghadapi
dalam pemolisian dan kepemimpinan dan
permasalahan kejahatan sehingga telaj banyak
manajemen pemolisian, nampaknya ilmu
kepolisian yang telah meminta bantuan
pengetahuan masih belum bergerak pada
peneliti untuk mengembangkan alat seperti itu
tingkatan yang terpusat. Misalnya, masih banyak
(Peterson,2005; Ratcliffe,2008).
praktek-praktek kepolisian yang belum di
Misalnya juga pemolisian dengan “Hot evaluasi, dan kita masih mengetahui sedikit dan
Spots” pada mulanya berbasis dari penelitian terbatas tentang apa yang sudah berjalan dan
ilmiah dan telah dijadikan subjek evaluasi dalam kondisi apa pemolisiannya (Weisburd
yang ilmiah (Braga,2001; Sherman dan and Eck,2004). Sebenarnya, “evidence based-
Weisburd,1995; Weisburd,2005). Dengan model” untuk mengembangkan praktek-praktek
demikian , “police-researcher partnership” telah dan kebijakan kepolisian belum secara luas di
menjadi bentuk kerjasama dan hubungan yang adopsi oleh lembaga kepolisian. Sampai saat ini
penting sehingga keberadaan peneliti di lembaga strategi-strategi yang dikembangkan di lembaga
perguruan tinggi kepolisian telah menjadi kepolisian pada umumnya masih banyak yang
suatu kebutuhan yang substansial. Walaupun di laksanakan tanpa berbasis temuan penelitian
hubungan antara penelitian dan praktek dalam ilmiah. Banyak praktek-praktek pemolisian
pemolisian sudah cukup baik dan penting, yang dilaksanakan tidak terkait dengan ilmu
namun menurut Weisburd dan Neyroud,(2011), pengetahuan.
tetap masih ada hubungan yang terputus antara
Sebenarnya “evidence-based policing”
ilmu pengetahuan dan pemolisian.
(Sherman,2002) bukan suatu aturan, tetapi
banyak lembaga kepolisian yang tidak begitu
tertarik menggunakan metode ilmiah untuk
Hubungan yang Terputus antara Ilmu
mengevaluasi berbagai program dan praktek
Pengetahuan dan Pemolisian
di kepolisian. Suatu studi terkait fenomena ini
Pengertian “ilmu pengetahuan” menyangkut dilakukan pada lembaga kepolisian di Eropa
metode dan teknologi secara luas yang dihadapi yang menemukan bahwa 5 dari 30 negara-
kepolisian selama beberapa tahun terakhir. Hal negara di eropah menunjukkan nilai yang
ini termasuk perkembangan dibidang forensik, tinggi terhadap pentingnya penelitian ilmu
seperti tes DNA, digital fingerprinting dan kepolisian. Berbeda pada beberapa tahun
teknologi lainnya untuk memperbaiki cara sebelumnya yang menunjukkan bahwa masih
deteksi dan identifikasi berbagai kejahatan. banyak yang memandang rendahnya manfaat
Hal tersebut termasuk juga ilmu social, dari arti pentingnya penelitian ilmu kepolisian.
yang sering diabaikan oleh kepolisian, tetapi Studi di Eropa tersebut menemukan terdapat
mempunyai peran penting dalam melakukan dua karakteristik yang menyebabkan anggapan
analisis kejahatan, menilai dan mengkaji rendahnya manfaat studi di lembaga kepolisian
praktek-praktek kepolisian tradisional dan yaitu (1) sedikitnya atau kurangnya permintaan
menciptakan strategi kepolisian yang inovatif. studi dari lembaga kepolisian (2) pendidikan dan
Melalui ilmu pengetahuan, dimaksudkan adalah pelatihan di kepolisian kurang menggunakan

30 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian

referensi ilmu pengetahuan dan penelitian kedokteran dan kebijakan kesehatan


ilmiah (Hanak dan Hofinger,2005). masyarakat? Ilmu pengetahuan bernilai baik
bagi praktisi kedokteran dan masyarakat
Para praktisi kepolisian yang memiliki
umum. Sesungguhnya, pentingnya temuan
komitmen terhadap hasil penelitian ilmiah, juga
penelitian oleh industri dan perusahaan obat-
mengakui bahwa kecanggihan ilmu pengetahuan
obatan yang ingin meningkatkan produk dan
yang ada terkadang sulit di terapkan di lembaga
pelayanannya, memberikan ilustrasi pentingnya
kepolisian ( Jaschke et.al;2007; Neyroud,2008;
nilai ilmu pengetahuan dalam praktek bidang
Weatheritt,1986). Banyak studi yang inovatif
kesehatan pada umumnya. Dalam bidang
menggunakan metodologi yang sederhana,dan
pemolisian menurut Jonathan Shephered,2007
berfokus kepada pelaksanaan ketimbang desain ,
dalam Weisburd dan Neyround,2011) yang
tetapi sering gagal untuk mengkaji isu-isu kunci
memperoleh “The Stockholm Prize” dalam
seperti dalam hal transferability, kompleksitas
bidang kriminologi yang sebelumnya banyak
dan keberlanjutannya (Weatherritt,1986).
peneliti dan praktisi dibidang kesehatan
Berdasarkan penilaian tentang apakah suatu
meragukan kredibilitas penelitian ilmu sosial
pemikiran dapat berjalan, pimpinan kelembagaan
bagi kepolisian. Kepolisian sendiri sering tidak
kepolisian yang inovatif mencoba untuk
memandang penting terhadap sumbangan ilmu
mendesiminasikan ide-ide secara lebih luas di
sosial bagi pekerjaan lembaga kepolisian.
lingkungan lembaganya, dan diluar lembaganya ,
tanpa suatu kegiatan penelitian ilmiah. Suatu ilustrasi nyata dari fenomena ini
bisa ditemukan pada materi inti pendidikan
Masih banyak lembaga kepolisian yang
dan latihan di kepolisian (Weisburd dan
tidak melihat ilmu pengetahuan sebagai suatu
Neyround,2011). Seorang peneliti dan praktisi
yang kritikal terhadap setiap hari operasi yang
di Amerika, Janet Chan melakukan studi
dilakukan. Masih banyak yang berpandangan
tentang pandangan kepolisian yang mengatakan
bahwa Ilmu pengetahuan bukan bagian penting
keprihatinannya terhadap pembuktian ilmiah
bagi dunia kepolisian (Hanak dan Hofinger,2005;
(scientific evidence) atau evidence-based
Jaschke et.al,2007). Berbeda dengan bidang
policing( Chan,Devery dan Doran,2003 dalam
kesehatan dan pendidikan yang memandang
Weisburd dan Neyround,2011). Pada akhirnya,
ilmu pengetahuan sebagai komponan yang
ilmu kepolisian sering diabaikan sekalipun
esensial dan kritikal dalam usaha meningkatkan
pembuktian cukup menyakinkan. Di Amerika
pelayanan publik (Shepherd,2007). Dapat
misalnya, program “Drug Abuse Resistance
disadari bahwa pekerjaan polisi termasuk
Education (D.A.R.E) yang terus didukung
yang unik sehingga tidak mudah dibandingkan
dan diterapkan oleh lembaga kepolisian
dengan ilmu sosial terapan lainnya, namun
walaupun tidak efektif ( Clayton, Cattarello and
lmu kesehatan banyak memberikan manfaat
Johnstone,1996; Rosenbaum,2007; Rosenbaum
bagi ilmu kepolisian. Secara keseluruhan dapat
et.al,1994).
diambil pembelajaran penting bahwa ilmu
pengetahuan telah berpenetrasi kepada praktek- Maknanya bahwa bukan hanya penerapan
praktek di berbagai bidang ilmu lainnya. ilmu sosial yang telah terlupakan dalam
program pemolisian. Misalnya di Amerika
Sebagai contoh, coba kita bayangkan
Serikat, “Lembaga National Academy of
seandainya obat-obatan saat ini tidak
Sciences” melaporkan keprihatinannya mengenai
memiliki infrastruktur penelitian yang
identifikasi dan aplikasi ilmu pengetahuan di
besar untuk mendukung praktek –praktek
bidang identifikasi “fingerprint” dan forensik.

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018 31


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian

Laporan tersebut berargumentasi bahwa Namun penelitian dibidang peradilan


kepolisian terlalu bergantung kepada tenaga memperoleh US$ 48 juta dolar per tahun
ahli dan kurang kritis dalam mengevaluasi ilmu dan anggaran untuk evaluasi dan penelitian
pengetahuan yang mendasari teknologi tersebut. termasuk kepolisian sebesar US$ 13.7 juta
Hal tersebut menggambarkan bahwa para ahli dolar. Penelitian bidang kriminologi di Inggris
telah gagal untuk secara obyektif mengidentifikasi mendapat anggaran sebesar US$ 3.3 juta dolar.
kelemahan dalam penerapan teknologi . Walaupun asosiasi kepolisian seperti “The
Disamping itu, terdapat juga hubungan yang International Association of Chiefs of Police
kuat antara kelemahan dari penerapan metode (IACP) dan kepala kepolisian telah keberatan
ilmiah pada forensik dan kurang diterimanya atas pemotongan anggaran masa lalu, tetapi
ilmu pengetahuan sosial dalam pemolisian usaha yang konsisten dan berkelanjtan untuk
(Weisburd dan Neyround,2011). memperjuangan tambahan penelitian masih
diragukan (Weisburd dan Neyround,2011).
Kepolisian telah lama tertarik tentang
Tanggapan keberatan atas kekurangan
bagaimana teknologi baru dapat digunakan
anggaran penelitian ini , tidak seserius
dan dimanfaatkan untuk meningkatkan
dalam memperjuangkan anggaran terhadap
pekerjaan polisi. Tetapi kepolisian jarang
pengurangan jumlah polisi dan peralatan
mengevaluasi bagaimana teknologi –teknologi
polisi (Galloway,2004; Koper,Maguire dan
baru mempengaruhi pemolisian, dan yang
Moore,2001).
lebih penting lagi adalah apakah teknologi-
teknologi tersebut membuat pemolisian lebih Tulisan ini juga memfokuskan kepada
efektif ( Weisburd dan Neyround,2011). Coba tanggung jawab pemolisian untuk meningkatkan
kita bandingkan pendekatan ini terhadap penggunaan dan kepemilikan ilmu pengetahuan.
adopsi teknologi baru di bidang pertanian dan Nampaknya, dukungan akademis terhadap
kesehatan (Gomez and Gomez,1984; Hunink pemolisian, telah gagal memenuhi kebutuhan
et.al,2001; Sunding dan Zilberman,2001; pemolisian. Permasalahan kurangnya
Weinstein et.al,2003). Inovasi-inovasi tersebut infrastruktur ilmu pengetahuan dalam
tidak di adopsi secara luas tanpa evaluasi kepolisian telah menyebabkan kegagalan para
bagaimana dampaknya. Namun evaluasi ilmiah akademisi kepolisian untuk menempatkan diri
dalam pemolisian jarang dilakukan (Roman,et. mereka selalu relevan dengan keseharian dunia
al,2009). kepolisian. Penelitian akademis pada umumnya
terpisah dari dinamika kepolisian. Kepolisian
Salah satu konsekuensinya adalah lemahnya
beroperasi dalam realitas dimana keputusan-
nilai ilmu pengetahuan dalam bidang kepolisian
keputusan harus dibuat secara cepat, dan isu-
dan lemahnya dukungan terhadap suatu ilmu
isu keuangan dan efisiensi sama pentingnya
pengetahuan dalam pemerintahan. Penelitian
dengan efektivitas. Tetapi penelitian pemolisian
bidang kesehatan di Amerika dialokasikan
pada umumnya sering mengabaikan aspek-aspek
pemerintah lebih dari US$ 28 milyard dolar
dunia nyata di kepolisian. Seringkali hasil-hasil
setahun . Di Inggris, penelitian kesehatan
penelitian disampaikan jauh dari konteks dan
mendapat anggaran pemerintah lebih dari US$
relevansinya. Bahkan penelitian yang dilakukan,
981 juta dolar pertahun. Penelitian dalam bidang
kurang berfokus kepada isu-isu yang menjadi
kesehatan gigi di Amerika mendapat anggaran
minat kepolisian.
pemerintah sebesar US$ 389 juta dolar; bidang
pendidikan menerima US$ 167 juta dolar. Isu-isu nyata dalam kepolisian sering
sering kurang mendapat perhatian perguruan

32 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian

tinggi. Dalam bidang kesehatan, keterlibatan memungkinkan dikembangkannya pendekatan


klinik dipandang sebagai bagian penting dari “evidence-based policies” untuk mengidentifikasi
suatu penelitian kesehatan, dan dosen-dosen efektivitas dan efisiensi dari paraktek-praktek
di klinik terintergrasi kedalam ilmu kesehatan. dan kebijakan kepolisian. Paradigma ini menjadi
Tetapi di kepolisian, aspek academis kurang esensial jika ilmu kepolisian akan memberikan
di kembangkan di perguruan tinggi sehingga bukti (evidence) bahwa praktek-praktek yang
peran penelitian juga kurang mendapat tempat dilakukan polisi memperbaiki perlindungan
penting dalam pengembangan model dan strategi dan keamanan masyarakat (Weisburd dan
pemolisian. Permasalahan yang bersifat “day Neyroud,2011). Paradigma “evidence based
to day” mempunyai kedudukan yang kurang policies” juga penting jika pemolisian ingin
penting di perguruan tinggi. Akhirnya, polisi memperoleh legitimasi dan meningkatkan
cenderung kurang berminat mengembangkan pandangan skeptic masyarakat terhadap
dirinya sampai ke jenjang pendidikan yang pelayanan kepolisian (Ayling,Grabosky and
tertinggi sehingga makin menjauhkan kepolisian Shearing,2000).
dari kegiatan akademis (Carter dan Sapp,1990;
Robberg and Bonn,2004). Realitas Saat ini: Kegagalan Memiliki
Ilmu Pengetahuan dan Dampaknya
Kita yakin bahwa reformasi peran ilmu
pengetahuan dalam pemolisian menjadi penting Ilmu pengetahuan dalam kepolisian
jika pemolisian akan menjadi arena “evidence- memiliki sejarah panjang terkait dengan
based policies”. Kita juga meyakini bahwa bukti forensic dan laboratorium kepolisian
peningkatan ilmu pengetahuan di kepolisian untuk menganalisis suatu pembuktian
sangat diperlukan jika kepolisian akan mendapat kejahatan. Kepolisian pada mulanya berfokus
dukungan dan legitimasi masyarakat, dan jika kepada analisis darah, bekas penembakan dan
kepolisian akan mengurangi permasalahan patologi dalam meningkatkan investigasi.
yang menjadi tugas kepolisian. Oleh sebab Alat ini dikembangkan bersama dengan ilmu
itu perlu dilakukan perubahan cara pandang pengetahuan, terutama bidang kedokteran,
terhadap peran ilmu pengetahuan dalam dan dilanjutkan dengan pengembangan tes
lembaga kepolisian. Kita menyadari pentingnya DNA dan pendekatan investigasi baru lainnya
perkembangan dan keterbatasan pendekatan (Weisburd dan Neyroud,2011).
selama ini, sehingga kita perlu merubah
Sistim informasi dan komunikasi kepolisian
paradigma kita terkait dengan hubungan antara
juga merupakan bidang lainnya dimana ilmu
ilmu pengetahuan dan pemolisian.
pengetahuan telah mempengaruhi pemolisian
Paradigma yang menuntut bahwa dan secara berkelanjutan merubah hakekat
kepolisian mengadopsi dan mengembangkan operasi kepolisian. Nampaknya tidak perlu
“evidence-based policy” dan menjadikan dipertanyakan bahwa teknologi yang terkait
perguruan tinggi sebagai peserta aktif dalam dengan penggunaan kekuatan seperti senjata
praktek dunia kepolisian sehari-hari. Paradigma or rompi pelindung petugas kepolisian telah
baru ini juga menekankan pergeseran rasa memberikan manfaat dari keterlibatan ilmu
kepemilikan (ownership) akan ilmu kepolisian pengetahuan dalam dunia kepolisian.
dari perguruan tinggi ke dalam lembaga
Penggunaan tes DNA , pengembangan
kepolisian. Dengan pergeseran paradigma ini
rompi anti peluru dan berbagai jenis
akan membuat ilmu kepolisian menjadi bagian
senjata-senjata yang tidak membahayakan
integral dari pemolisian dan dengan cara ini akan

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018 33


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian

memberikan model untuk ilmu pengetahuan Apakah dengen digunakannya senjata baru
dalam pemolisian. Lembaga kepolisian telah membuat pemolisian lebih aman atau lebih
mengembangkan dan menerapkan teknologi- efektif ? Apakah penggunaan tes DNA memiliki
teknologi seperti, dan pemerintah telah “cost effectiveness” Apakah penggunaan system
memberikan anggaran yang memadai untuk mobil patroli akan memberikan nilai tambah
pengembangan peralatan kepolisian. Misalnya untuk patrol kepolisian? Kesemua pertanyaan
di Amerika Serikat anggaran National Institute tersebut penting untuk dijawab dalam
of Justice (NIJ) telah menerima anggaran yang mengadopsi penggunaan teknologi dalam
sangat signifikan terhadap berbagai peralatan lembaga kepolisian dan bila perlu dilakukan
teknologi tersebut dan peralatan tes DNA uji coba efektivitasnya. Kepolisian sering
merupakan komponen yang paling besar reaktif terhadap penggunaan teknologi yang
mendapat penganggaran dari pemerintah diperkenalkan ke lembaga kepolisian dan jarang
Amerika (Weisburd dan Neyroud,2011). juga teknologi tersebut dapat meningkatkan
Kecenderungan ini sama dengan pemerintah di efektivitas dan eficiensi dalam pemolisian. Di
Inggris yang memberikan anggaran terbanyak beberapa daerah di Amerika dilaporkan oleh
pada komponen tes DNA dari tahun 1999 National Research Council (NRC) tentang
sampai 2007 (William dan Johnson,2008 complain terhadap kredibilitas teknologi yang
dalam Weisburd dan Neyroud,2011). Ilmu digunakan terutama penggunaan analisis
pengetahuan “hard science”, seperti teknik, kejahatan (Weisburd and Neyroud,2011).
bioteknologi dan kesehatan telah berkembang
Banyak lembaga kepolisian di Amerika yang
pesat dalam pemolisian dan telah diterima
telah memiliki kemampuan analisis kejahatan
secara luas oleh industri kepolisian. Namun
yang tidak sekedar deskripsi statistik sederhana
demikian, Lembaga penelitian di Amerika
tetapi lebih canggih untuk mengidentifikasi pola
“National Research Council” melaporkan bahwa
dan konsentrasi kejahatan. Analisis itu dilakukan
penggunaan bukti forensic dari digunakannya
dengan system informasi berdasarkan geografik
ilmu pengetahuan, terkadang juga gagal karena
dan analisis wilayah. Dengan demikian kepala
kriteria ilmiah yang kurang jelas (weisburd
kepolisian secara cepat memperoleh jawaban
and Neyroud,2011). Penggunaan teknologi
tentang distribusi kejahatan secara periodic dan
oleh lembaga kepolisian di Amerika menurut
data tersebut dapat digunakan untuk melakukan
Weisburd dan Neyroud (2011) seperti dalam
sesuatu terhadap tindak kejahatan. Dalam hal
kotak hitam (black box), yang artinya kep olisian
ini, ilmu pengetahuan dalam analisis kejahatan
menerima teknologi tertentu tetapi tidak pernah
telah menjadi bagian yang integral dari lembaga
mengevaluasi teknologi itu sendiri. Para industri
kepolisian (weisburd,2008). Misalnya di Inggris,
peralatan pemolisian dan ilmuan di Amerika
berbagai kerjasama universitas dan kepolisian
telah membawa peralatan teknologi baru karena
seperti yang dikembangkan oleh “National
mereka bekerja dalam teori, tetapi hanya sedikit
Intelligence Model” (Grieve, et al,2008). Tetapi
tentang bagaimana menggunakan teknologi
dikatakan bahwa di kebanyakan lembaga
sehingga mempunyai manfaat yang maksimal.
kepolisian masih terdapat permasalahan
Misalnya, dari investasi yang besar dalam tes
mencapai integrasi antara analisis kejahatan dan
DNA penggunaannya sangat terbatas pada
praktek pemolisian. Keterlibatan universitas
pembuktian kejahatan sehingga dari segi “cost-
dalam analisis ilmiah dan analisis kejahatan di
effectiveness” kurang signifikan (Roman,et
kepolisian masih belum efektif.
al,2009).
Jika dibandingkan dengan lingkungan rumah

34 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian

sakit sebagai laboratorium universitas dimana bersifat reaktif terhadap ilmu pengetahuan
para ilmuan kedokteran terlibat aktif dalam dengan meminta bantuan jika ada hal-hal
kemajuan dunia ilmu pengetahuan kesehatan. yang diperlukan, sehingga pendekatan ini
Para staf universitas ini diharapkan dapat menunjukkan bahwa pemolisian masih tetap
melaksanakan penelitian dan mempublikasikan berada diluar kebijakan berbasis penelitian.
hasil penelitiannya dalam jurnal ilmiah. Walaupun suatu hal yang wajar bila dikatakan
Mereka di dorong untuk mencari temuan bahwa pendekatan berbasis pembuktian
baru (discoveries) di dalam klinik mereka, dan (evidence base) mempunyai keterbatasan,
mengikuti standar yang ditetapkan oleh lembaga sehingga pengambil kebijakan tidak semata-
ilmu pengetahuan mereka. Tetapi lembaga mata menempatkan pendekatan tersebut sebagai
kepolisian tidak seperti itu, tetapi mendorong keputusan. Hal ini akan berdampak serius bagi
anggota penelitinya untuk mempublikasikan di kepolisian dimasa yang akan datang. Pemolisian
jurnal criminal. Bahkan kadangkala, lembaga menjadi sangat mahal sebagai suatu lembaga
kepolisian tidak mendorong anggota penelitinya publik, dan tanpa berbasis ilmu pengetahuan
untuk mempublikasi hasil penelitiannya yang untuk melegimitasi nilai pemolisian, bahwa
akan merusak reputasi lembaga kepolisian. pemolisian akan terancam dengan alternative
Dengan demikian, ilmu pengetahuan belum yang tidak berbiaya tinggi. Seperti pemolisian
merupakan bagian dari pemolisian, sehingga swasta dimana banyak peningkatan pelayanan
dampak kualitas ilmiah terhadap unit-unit pemolisian swasta (Bayley dan Nixon,2010).
analisis kejahatan menjadi rendah .
Tanpa bukti ilmiah dan pendekatan ilmiah,
Fenomena ini sering dijadikan argumentasi pemolisian akan lebih mudah mendapat kritik
bahwa kepolisian tidak mempunyai sumberdaya dari politisi dengan mendorong pendekatan yang
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan popular atau mengurangi anggaran kepolisian.
seperti trsebut diatas. Tentu saja bahwa Suatu realitas bahwa kepolisian melihat sedikit
kepolisian tidak menempatkan prioritas dalam nilai dari penelitian akademik dan juga tidak
ilmu pengetahuan, sehingga dukungan anggaran banyak ilmuan yang tertarik untuk memahami
terhadap dunia ilmu pengetahuan sangat pemolisian (Bayley and Nixon,2010). Selanjutnya
kecil. Hal ini merupakan tantangan terutama dikatakan bahwa banyak para ilmuan yang senior
bagi pemerintah Inggris dalam mengatasi dibidangnya tertarik terhadap pemolisian, tetapi
pemolisian dengan pengembangan kerjasama secara bersamaan hanya sedikit prospek untuk
penelitian antara universitas dan kepolisian. penelitian ilmiah yang serius di kepolisian.
Kerjasama tersebut di Inggris memiliki Dinegara maju termasuk Indonesia, tidak
peran dalam meningkatkan profil ilmu dalam banyak dana dialokasikan untuk penelitian
lembaga kepolisian dan membawa teknologi pemolisian di bandingkan unit pelayanan public
dan keterampilan baru khususnya dalam analisis lainnya. Dengan banyak peneliti muda yang
kejahatan. melihat pemolisian sebagai bidang kajian yang
menjanjikan. Fenomena ini menjadi lingkaran
Tantangan Kebijakan Pemolisian Berbasis setan, disatu pihak rendahnya investasi yang
Penelitian diberikan kepada penelitian dibidang kepolisian,
dan di pihak lain terbatasnya kesempatan dan
Uraian diatas mengindikasikan sejauhmana
prospek karir bagi ilmuan dalam kajian atau
lembaga kepolisian telah berhasil melaksanakan
penelitian dibidang kepolisian (Weisburd dan
pentingnya kebijakan pemolisian berbasis
Neyroud,2011).
penelitian. Didalam hal teknologi, kepolisian

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018 35


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian

Dampak yang menarik dari fenomena ini praktek kepolisian. Weisburd and Eck (2004)
dalam bidang akademik dibidang kriminologi memberikan analogi terhadap penelitian bidang
bahwa ilmu kepolisian merupakan spesialisasi kesehatan yang tidak saja dilakukan oleh
yang kurang mendapat prioritas didalam disiplin kementrian kesehatan, tetapi banyak lembaga
ilmu kriminologi dan peradilan kejahatan lain yang memberikan kontribusi terhadap
(criminal justice). Jurnal Kepolisian pada penelitian kesehatan yang dilakukan mereka.
umumnya berkualitas rendah di bandingkan Dengan demikian perkembangan ilmu kesehatan
jurnal-jurnal dibidang lain, sehingga apapun dan praktek kesehatan banyak didasarkan kepada
kualitas jurnal tersebut, jurnal kepolisian temuan penelitian (evidence based policy).
mendapat ranking yang rendah dalam tulisan
ilmiah. Suatu yang sangat ironis bahwa bidang Menuju Paradigma Baru Kepolisian
kajian yang mempunyai dimensi kebijakan yang
Bagaimana kita bergerak dari ilmu
penting dan signifikan terhadap keamanan dan
kepolisian ke pusat industry kepolisian? Apa
ketertiban masyarakat, tetapi memiliki status
yang dibutuhkan untuk pemolisian agar menjadi
yang rendah dalam status akademik. Hal ini tidak
profesi yang berbasis pembuktian (evidence
mengherankan karena kajian ilmiah kepolisian
based proffesion)? Jawaban terhadap pertanyaan
tidak terintegrasi dengan kurang mempunyai
ini cukup sederhana, namun kita meragukan
nilai di dunia kepolisian. Banyak yang merasa
dan sekaligus menjadi tantangan atas kedua
tidak memperoleh manfaat dan merasa penting
pandangan dari para praktisi polisi dan peneliti
sebagai suatu ilmu kepolisian.
yang bersifat akademik. Untuk ilmu kepolisian
Mungkin biaya yang paling penting menjadi sukses seperti cara perkembangan
dalam realitas saat ini adalah adanya gap antara ilmu pengetahuan pada profesi lainnya, ilmu
penelitian ilmiah dan praktek pemolisian. kepolisian harus bergerak kepusat industry
Jonathan Shepherd (2004) mengatakan bahwa pemolisian.
seperti halnya pemolisian, ilmu kesehatan
Penelitian ilmiah harus menjadi organ
merupakan seni dan ilmu. Tetapi sejauhmana
misi polisi secara alamiah. Ilmu pengetahuan
pelayanan kepolisian didasarkan atas efektivitas
harus menjadi bagian alamiah dari pendidikan
berbasis pembuktian nampaknya pelayanan
polisi, dan pendidikan polisi harus berbasis
kepolisian tetap masih lebih rendah di
ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dalam
bandingkan bidang pelayanan dibidang
pemolisian harus menjawab pertanyaan apa yang
kesehatan. Bidang kesehatan memiliki 300,000
kritikal bagi fungsi polisi, dan harus menjawab
publikasi yang bersifat eksperimen lapangan
permasalahan yang menjadi inti (core) pemolisian
dan masih ada 4800 publikasi yang masih
dan menjawab realitas yang dihadapi polisi
dalam proses review . Praktek pemolisian saat
setiap hari. Jawaban ilmu pengetahuan harus
ini telah memiliki petunjuk ilmiah yang
tepat waktu bagi polisi. Ilmu pengetahuan yang
lebih maju dibandingkan abad pemolisian
kurang berhasil dalam menghasilkan jawaban
sebelumnya (Weisburd and Eck,2004). Oleh
tepat waktu dan tepat momentum menjadi tidak
sebab itu, menurut Weisburd and Eck (2004)
relevan dalam dunia nyata yang dihadapi polisi.
sudah selayaknya perlu dialokasikan anggaran
penelitian untuk mengkaji berbagai dimensi Ilmu kepolisian harus menjadi bagian
yang dilakukan polisi. Penelitian juga bisa penting bagi dunia pemolisian. Keterlibatan
dilakukan oleh berbagai lembaga lain yang ingin polisi dalam ilmu pengetahuan harus menjadi
memberikan kontribusi terhadap perbaikan nilai-nilai yang lebih umum dan berharga.

36 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian

Untuk itu bisa terjadi, industry pemolisian investasi pemerintah federal dalam penelitian
harus mempunyai rasa kepemilikan terhadap yang mempunyai qualitas tinggi (Cook,2001).
ilmu pengetahuan. Ilmu kepolisian sering tidak Namun demikian, pada tahun 2009, setelah 7
relevan terhadap dunia polisi saat ini karena tahun telah ditetapkan “Institute of Education
ilmu kepolisian dianggap diluar pemolisian Sciences” di Departemen Pendidikan di
bukan bagian dari pemolisian (Weisburd and Amerika, dan diberikan anggaran $ 167 juta
Neyroud,2011). dolar dan setiap tahun meningkat (Weisburd
dan Neyroud,2011). Sejak itu ilmu pengetahuan
Polisi harus secara serius mengambil
berbasis penelitian telah berkembang cukup
kepemilikan terhadap ilmu pengetahuan, dan
baik dalam bidang pendidikan. Berdasarkan
menerima dan menyadari bahwa polisi tidak
pengalaman ini, Weisburd dan Neyroud
bisa hanya bekerja dengan mengandalkan
(2011) mengatakan bahwa ilmu kepolisian
statistic yang sederhana, yang sering mempunyai
juga bisa melakukan hal yang sama. Jika polisi
temuan yang bias bagi pelaksanaan tugas polisi.
memilih untuk berinvestasi terhadap ilmu
Seperti disampaikan Ronnie Flanagan (2008)
pengetahuan berbasis penelitian diharapkan
bahwa pemolisian merupakan lingkungan
akan meningkatkan nilai dan reputasi profesi
yang berisiko tinggi dan operasionalisasinya
polisi dikalangan publik.
berada dalam konteks yang sangat politis. Suatu
penelitian kurang bisa menyajikan temuan yang Dalam konteks ini, tentunya merupakan
melihat dalam konteks ini. Tetapi dalam bidang alasan bagi polisi untuk mengharapkan
kesehatan dapat kita analogikan atas hasil pemerintah memainkan peran kunci dalam
penelitian kesehatan yang menemukan bahwa mengembangkan ilmu kepolisian. Salah satu
penggunaan obat tertentu yang lebih efektip. komponen yang hilang dari ilmu kepolisian saat
Berdasarkan analogi itu, Sebaiknya di pemolisian ini adalah keberadaan lembaga penelitian yang
juga bisa ditemukan suatu program yang efektif besar dan berkualitas yang diseratai leadership
untuk mencegah kejahatan. yang mampu mengembangkan penelitian
untuk mendukung praktek pemolisian. Pada
Polisi harus melihat ilmu pengetahuan
tahun 1970 an di Amerika, pemerintah dan
sebagai bagian yang integral dari misi polisi karena
yayasan mengembangkan lembaga yang disebut
dapat membantu polisi dalam mendefinisikan
dengan Police Foundation, the Police Executive
program dan praktek-praktek pemolisian
Research Forum, and the Research Arm of the
yang dijanjikan, dan membantu polisi menilai
International Association of Chiefs of Police.
inovasi yang dilakukan dalam hal seberapa baik
Tetapi, bagaimanapun keberhasilan lembaga-
pekerjaan yang mereka lakukan dan berapa biaya
lembaga tersebut di dalam mengembangkan
yang dikeluarkan. Praktek berbasis pembuktian
ilmu kepolisian, lembaga tersebut tidak bisa
(evidence-based practice) menjadi konponen
mengambil peran sentral terhadap entitas
kunci bagi lembaga publik dibidang kesehatan,
pemerintah seperti yang dilakukan Lembaga
pendidikan dan pemerintah (Sackett et al.,2000;
Kesehatan Nasional atau Lembaga Ilmu
Sanderson,2002; Slavin,2002). Dalam hal ini,
Pendidikan. Terdapat kebutuhan yang jelas
pendidikan memberikan contoh instruktif
bagi pemerintah yang akan memainkan peran
tertentu kepada industry kepolisian. Pendidikan,
yang sentral dalam ilmu kepolisian. Lembaga
seperti halnya pemolisian, bekerja dalam dunia
yang demikian itu dapat juga memberikan
desentralisasi dan lembaga independen. Sebelum
berbagai pedoman sebagai standar bagi lembaga
abad 21, program pendidikan yang besar jarang
polisi, lisensi dan akreditasi praktek kepolisian
di evaluasi, dan di Amerika hanya sedikit

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018 37


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian

kebutuhan untuk pengembangan profesi penting dari infrastruktur polisi. Misalnya, dalam
berkelanjutan, dan perbaikan untuk praktek bidang kesehatan bahwa rumah sakit tidak selalu
pemolisian yang kurang efektif. terintegrasi dengan pusat perguruan tinggi. Pada
abad 19 integrasi perguruan tinggi dan rumah
The National Police Improvement Agency
sakit merupakan inovasi utama.
(NPIA) di Inggris telah mengikuti pendekatan
ini selama 3 tahun dan pemikiran ini juga tidak Sebagai indikasi umum bahwa adanya
berbeda. Namun, kemunculan lembaga tersebut kolaborasi antara Institut Ilmu Kepolisian di
tidak lepas dari friksi, dan koalisi pemerintah Cardiff University di Inggris. Institut tersebut
telah memutuskan untuk mengeluarkan lembaga telah mempresentasikan bentuk kerjasama
ini, dan membagi fungsi-fungsi yang ada antara Polisi South Wales, Cardiff University dan
dengan berbagai lembaga yang baru. Fenomena University of Glamorgan yang bertujuan untuk
di Inggris ini perlu dipertimbangkan apakah meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan
kemajuannya akan dilanjutkan melalui transisi oleh polisi. Ini merupakan lembaga pertama,
atau di kurangi anggarannya. yang mengintergrasikan penelitian pemolisian,
kebijakan dan operasi pemolisian (Weisburd
Tetapi lembaga yang demikian tidak dapat
dan Neyroud,2011). Walaupun waktu sendiri
menciptakan ilmu kepolisian yang seperti
yang akan menunjukkan apakah kecederungan
diuraikan sebelumnya, khususnya di Amerika
model medical center dalam bidang kesehatan
dimana pemolisian di desentralisasi ke beberapa
yang diadopsi ini akan berhasil, namun model
lembaga independen. Lembaga polisi harus
ini merupakan kecenderungan yang dapat
memprioritaskan ilmu pengetahuan, dan dalam
diadaptasi dalam ilmu kepolisian.
melakukan praktek pemolisian perlu memasukkan
ilmu pengetahuan kedalam kelembagaan dan Kita sering berpikir yang umum dan
menyarankan agar ilmu pengetahuan masuk mungkin sudah saatnya kita berpikir yang lebih
kedalam pemerintah. Seberapa jauh pimpinan khusus seperti “profesir polisi klinis”, atau polisi
polisi saat ini melihat peran mereka sebagai spesialis dibidang penyidikan pembunuhan dan
penganjur untuk meningkatkan pendanaan perampokan. Disamping itu diperlukan juga
untuk ilmu pengetahuan polisis. Di Amerika, praktisi polisi yang memiliki penegetahuan yang
suatu hal yang biasa melihat pimpinan polisi didukung oleh anggota kepolisian. Maksud dari
di parlemen nasional meminta anggaran rencana ini bahwa universitas harus menilai
yang cukup besar untuk penelitian. Tetapi praktek polisi dan memberikan reward kepada
kenyataannya tidak, pimpinan di kepolisian dosen yang dapat meningkatkan praktek-
umumnya tidak melihat penelitian polisi praktek yang ada. Lembaga kepolisian harus
sebagai bagian penting dari tanggung jawabnya. memiliki pengakuan ilmu pengetahuan dan
Mereka cenderung melihat dunia akademik memberikan reward kepada polisi yang terlibat
dan universitas yang bertanggung jawab untuk dalam ilmu pengetahuan .
keperluan penelitian. Tentu, dari perspektif
Perubahan lainnya yang kemungkinan
pemerintah, ada alasan untuk memberikan
terjadi jika paradigma yang dibicarakan
dana untuk ilmu kepolisian bilamana praktisi
akan berhasil, yaitu diperlukan pelatihan bagi
kepolisian berusaha memprioritaskan ilmu
polisi dan peneliti polisi di pusat pelatihan
kepolisin dan penerapannya kedalam praktek
polisi. Analoginya dalam bidang kesehatan,
kepolisian.
para praktisi dan peneliti dilatih di rumah
Perguruan tinggi harus menjadi bagian sakit (teaching hospital) universitas. Menurut

38 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian

Shepherd (2001) hambatan utama dalam Secara singkat kita perlu melihat
pengembangan ilmu kriminologi adalah para pengembangan infrastruktur praktisi akademik
praktisi mempunyai sedikit pemahaman ilmi yang diterima disebagian bidang kesehatan dan
pengetahuan. Selanjutnya Shepherd (2001) pendidikan; website dan publikasi yang secara
mendorong adanya perubahan mendasar dalam bersama digunakan dan berkontribusi terhadap
pendidikan polisi dan peneliti polisi yaitu dunia akademis dan praktisi sebagai pengguna;
memperkenalkan “university hospital model” pengembangan profesi berkelanjutan, menunggu
bagi dunia polisi. Melalui model ini diharapkan akreditasi, dan mendorong praktisi untuk
dapat memberikan peran penting didalam mengadaptasi pembuktian berbasis penelitian
meletakkan penelitian polisi dalam lembaga dan berkontribusi terhadap bidangnya sendiri;
polisi sehingga terkait dengan dunia nyata menghargai dan mengakui praktek pemolisian
pemolisian. Tentunya, terdapat hambatan yang yang berbasis penelitian. Peran pimpinan bidang
signifikan dengan model seperti ini. Kebanyakan ilmu kepolisian, lebih luas dari forensic dan
lembaga polisi masih hanya membutuhkan merangkul semua aspek penerapan ilmu untuk
tamatan sekolah menengah yang di rekrut. pengembangan dan pelaksanaan pemolisian.
Walalupun telah beberapa tahun diperlukan
Pada akhirnya, tidak perlu di pertanyakan
sarjana dalam pemolisian oleh para ahli dan
tentang keberhasilan lembaga polisi akan
pimpinan kepolisian (Carte and Carte,1973,
merubah jika ilmu kepolisian tidak ditempatkan
Roberg and Bonn,2004). Di Amerika resistansi
sebagai program prioritas di lingkungan
dari persatuan polisi (police union) akan
polisi. Sekarang ini, ada sedikit pressure dari
mempersulit untuk melaksanakan perubahan ini.
publik untuk mulai menggunakan praktek dan
Secara umum, gerakan dari sedikit kebijakan pemolisian yang berbasis penelitian
komponen pendidikan ilmu kepolisian kedalam (Weisburd and Neyroud,2011). Di Amerika
lembaga polisi akan memfasilitasi perubahan Compstat merupakan satu inovasi dalam
yang telah disarankan tersebut. Polisi dan ilmu pemolisian yang sukses dalam menempatkan
kepolisian harus berbagi pemahaman tidak hasil, khususnya data kejahatan, dalam evaluasi
hanya reailitas pekerjaan polisi tetapi juga kinerja pemolisian. Walaupun Compstat, bukan
persyaratan bagi kebijakan berbasis penelitian. berbasis penelitian, tetapi Compstat telah
Menjadi sangat sulit mengembangkan ilmu berbasis kinerja dan diadaptasi di lembaga
kepolisian tingkat tinggi bila polisi hanya kepolisian di Amerika. Pengembangan Compstat
memiliki sedikit pemahaman tentang apa argument kuatnya bahwa polisi sebagai sebagai
ilmu dan apa yang dipersyaratkan. Bagaimna industry perduli untuk menunjukkan perkerjaan
mereka menilai pendapat ilmu terhadap polisi. Pergeseran berfikirnya adalah bagaimana
lembaga profesional mereka. Sama halnya, menempatkan ilmu penegetahuan sebagai
ketika peneliti akademis tidak memahami komponen kunci suatu evaluasi.
permasalahan riil yang dihadapi polisi dan
Visi perubahan menuju paradigma baru
realitas pemolisian, Sangat sulit dibayangkan
disajikan dalam tebal berikut ini (Weisburd
mereka akan mengembangkan penelitian yang
and Neyroud,2011) . Selain perubahan secara
berharga tentang pemolisian atau penelitian
incidental dan pengembangan dalam pemolisian,
yang diterjemahkan ke dalam dunia praktis
ilmu pengetahuan dapat digambarkan sebagai
dalam dunia pemolisian.
jantung pendekatan yang progresif dari
pemolisian.

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018 39


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian


Dimensi Paradigma Lama Pemolisian Berbasis Ilmu

Pendidikan dan Berdasarkan pengetahuan hukum Ditemukan dalam ilmu dan


Latihan dan belajar berbasis kerja menghubungkan pengetahuan saintifik
dengan praktek dan pengembangan
profesi berkelanjutan
Kepemimpinan Pemimpin melihat ilmu suatu yang Pemimipin menghargai ilmu dan
berguna jika mendukung initiative, melihat ilmu sebagai bagian penting
tetapi tidak dilihat sebagai kebenaran bagi organisasi, staf, dan pengembangan
jika tidak memberikan manfaat lembaga dan penting bagi efisiensi,
efektivitas dan legitimasi publik
Hubungan Polisi dan Memisahkan dan membedakan Jurusan kepolisian di universitas
Akademis struktur kelembagaan dan profesi menggabungkan pendidikan dan
penelitian, dengan hubungan
kelembagaan yang kuat dan pertukaran
SDM lembaga polisi setempat
P e n g e m b a n g a n Praktek dikembangkan oleh inisiatif Praktisi dan lembaga berkomitmen
Praktek individu dan mandate politik secara berkelanjutan terhadap praktek
penelitian dan evaluasi yang sistematik
Investasi dalam Terbatasnya komitmen nasional Komitmen kepolisian untuk
Penelitian dan lokal atau individu untuk mengalokasikan dana penelitian,
mengevaluasi inisiatif yang spesifik evaluasi dan pengembangan berbasis
ilmu dan penelitian dalam kerangka
strategi nasional untuk membangun
basis pengetahuan secara menengah
dan jangka panjang

Sejak awal rekrutmen anggota organisasi penelitian dalam pemolisian dan polisi akan
telah di berikan pelatihan dalam kerangka ilmu merasa memiliki keberadaan ilmu kepolisian.
pengetahuan. Walaupun pengetahuan hukum Rasa kepemilikan ini akan memfasilitasi
merupakan bagian komponen penting bagi implementasi praktek berbasis penelitian dan
pemolisian yang efektif, para anggota yang kebijakan dalam pemolisian, dan akan merubah
direkrut perlu memahami pendekatan berbasis hubungan fundamental antara penelitian dan
penelitian, tidak hanya legislasi tetapi juga praktek. Hal itu juga akan secara fundamental
strategi yang efektip untuk mempergunakan merubah realitas ilmu kepolisian di lembaga
hukum demi kebaikan masyaarakat. Mereka pendidikan. Menurut Weisburd dan Neyroud
akan belajar, sebagai polisi profesional dan (2011) , bahwa perubahan yang demikian
akan berkontribusi atas perluasan pengetahuan dapat meningkatkan kualitas dan prestise
melalui penelitian dan eksperimentasi. ilmu kepolisian dan sudah saatnya untuk
mendefinisikan hubungan antara pemolisian
Penutup dan ilmu pengetahuan. Dengan membawa
perguruan tinggi kedalam dunia polisi, dan
Uraian tentang berbagai fenomena dan
diharapkan dapat mendorong polisi untuk
pemikiran diatas menunjukkan pentingnya
mempunyai rasa kepemilikan (sense of ownership)
mengadaptasi norma kebijakan berbasis
akan ilmu kepolisian yang pada gilirannya

40 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian

akan memperbaiki pemolisian yang dilakukan the Crime Epidemic. New York: Random House.
dan menjamin kehidupan organisasi dalam
Carter. D. L. and Sapp. A. D. (1990).
mewujudkan kualitas pelayanan publik dibidang
The Evolution of Higher Education in Law
keamanan dan ketertiban.
Enforcement: Preliminary Findings From a
National Study. Hournal of Criminal Justice
DAFTAR PUSTAKA
Education.
Ayling.J.Grabosky.P.and Shearing.C.(2009).
Clayton, R. R., Cattarello, A. M. and
Lengthening the Arm of the Law: Enhancing Police
Johnstone, B. M.(1996). The Effectiveness of Drug
Resources in the Twenty First Century. New York:
Abuse Resistance Education (Project DARE).
Cambridge University Press.
Gomez, K.A. and Gomez,A.A.(1984).
Weisburd,D. and Peter Neyroud (2011).
Statistical Procedures for Agricultural Research.
Police Science: Toward a New Paradigm. Harvard
Hoboken, N.J.: John Wiley and Sons.
Kennedy School. National Institute of Justice.
Gallowey.G.(2004). Tools to Help Educate
Weisburd, D. and Braga, A.A.
State and Local Officials About Your Agency’s
(2006) Introduction: Understanding Police
Homeland Security Funding Needs.
Innovation.”In Police Innovation: Contrasting
Perspectives,ed.D.Weisburd and A.A. Braga. Grieve. J. MacVean. A. Harfield. C. and
Cambridge: Cambridge University Press. Phillips.D.(2008). Handbook of Intelligent
Policing: Consilience, Crime Control, and
Weisburd, D. and Eck, J.E.(2004). What
Community Safety. Oxford.England: Oxford
Can Police Do to Reduce Crime,Disorder and
University Press.
Fear? The Annals of the American Academy of
Political and Social Science. Hunink, M. G. M. Glasziou, P. P., Siegel,
J. E.,Weeks, J.C., Pliskin, J.S., Elstein, A. S. and
Weatheritt, M. (1986). Innovations in
Weinstein, M. C. (2001). Decision Making in
Policing.London: Croom-Helm.
Health and Medicine: Integrating Evidence and
Bayley.D. and Nixon.C.(2010). The Values. Cambridge: Cambridge University Press.
Changing Police Environment,1985-2008. New
Koper, C. S. Maguire, E. R. and Moore, G.
Perspectives in Policing Bulletin. Washington.DC.
E. (2001). Hiring and Retention Issues in Police
USA. Department of Justice, Office of Justice
Agencies: Reading on the Determinants of Police
Programs, National Institute of Justice.
Strength, Hiring and Retention of Officers, and
Bratton,W.J.(1998). Crime Is Down in New the Federal COPS Program. Washingthon, DC.
York City: Blame the Police.”In Zero Tolerance: USA.
Policing a Free Society, ed. W.J. Bratton and
Ratcliffe, J. (2008). Intelligence - Led
N.Dennis.London: Institute of Economic
Policing. Portland,Ore:Willan Publishing.
Affairs Health and Welfare.
Roman, J. K., Reid, S., J., Chalfin, A.,
Bratton, W. J. and Knobler, P.(1998).
Adams,W.and Knight,C.(2009). The DNA
Turnaround: How America’s Top Cop Reversed the
Field Experiment: A Randomized Trial of the
Crime Epidemic. New York: Random House
Cost Effectiveness of Using DNA to Solve Property
Bratton, W. J. and Knobler,P.(1998). Crimes. Journal of Experimental Criminology.
Turnaround: How America’s Top Cop Reversed

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018 41


Menuju Paradigma Baru Ilmu Kepolisian

Rosenbaum,D.P.(2007). Just Say No to Washington,DC,: US Department of Justice,


DARE. Criminology and Public Policy. Office of Justice Programs, Bureau of Justice
Assistance.
Rosenbaum,D.P.,Flewelling,R.L.,Bailey, S.
L., Ringwalt, C.L. and Wilkinson, D. L. (1994). Braga, A. A.(2001). The Effects of Hot Spots
Cops in the Classroom: A Longitudinal Evaluation Policing on Crime. The Annals of the American
of Drug Abuse Resistance Education (DARE), Academy of Political and Social Science.
Journal of Research in Crime and Delinquency.
Sherman, L.W. and Weisburd, D.(1995).
Roberg.R. and Bonn. S. (2004). Higher General Deterrent Effects of Police Patrol in Crime
Education and Policing: Where Are We Now? Hot Spots: A Randomized Controlled Trial. Justice
Policing: An International Journal of Police Quaterly.
Strategies and Management.
Shepherd.J.P.(2007). The Production and
Sunding,D. and Zilberman, D. (2001). The Management of Evidence for Public Service
Agricultural Innovation Process: Research and Reform. Evidence and Policy.
Technology Adoption in a Changing Agricultural
Hanak, G. and Hofinger.(2005). Police
Sector. In Handbook of Agricultural Economics
Science and Research in the European Union.
Vol.1A,ed.B.L. Gardner and G.C. Rausse.
Vienna.
Amsterdam: Elsevier Science and Technology
Books. Jaschke, H.G. Bjorgo.T., del Barrio Romero,
F., Kwanten, C.,Mawby, R. I. and Pagon,M.2007.
Peterson, M. (2005). Intelligence-Led
European Approach to Police Science.Vienna.
Policing: The New Intelligence Architecture.

42 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 12 | Nomor 2 | Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai