Anda di halaman 1dari 40

Asosiasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja Indonesia

 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


merupakan langkah terakhir dalam upaya
pengendalian bahaya.
 Dalam prakteknya penggunaan alat pelindung
tetap saja digunakan lebih awal dengan
berbagai alasan,
• Biayanya lebih murah dan mudah diperoleh.
• Secara teknis penggunan dan pengaturannya
lebih mudah
• Kuranganya pengetahuan dalam
bidang K3.
• Ingin mencari mudahnya saja.
• Dan lain lain untuk mengesahkan penggunaan
APD lebih awal.
ALAT PELINDUNG DIRI DI PERUSAHAAN

1. Menetapkan kebijakan perusahaan dalam


penggunaan APD.
 Buat kebijakan tentang APD
 Sosialisasikan dan komunikasikan
 Terapkan Kebijakan penggunaan APD,

2. Memilih APD yang sesuai


 Identifikasi bahaya yang ada.
 Pilih dan Seleksi jenis APD yang sesuai.
 Kriteria yang paling penting adalah tingkat
perlindungan pekerja.
3. Melaksanakan program pelatihan.
Faktor2 yang mempengaruhinya antara lain :
• Seberapa jauh pekerja mengerti kepentingan
penggunaan APD.
• Seberapa mudah, nyaman, dan menyenangkan bila
memakai peralatan tersebut.
• Seberapa ekonomis, efektif, dari sanksi yang diterapkan
mempengaruhi sikap pekerja.

4. Menegakkan disiplin dengan menerapkan


aturan penggunaan APD.
• Pekerja harus tahu menggunakan APD
• Kapan pula APD harus digunakan,
• Dimana APD harus digunakan
• Peraturan yang ketat terhadap penggunaan APD,
• Penerapan peraturan perusahaan secara tegas.
PENGAWASAN PENGGUNAAN APD
 Pengawasan terhadap penggunaan APD merupakan
tahap yang penting.
 Pengawasan akan memastikan bahwa pekerja telah
memahami, mengerti dan mampu menggunakan APD
dengan baik.
 Setiap APD harus diperiksa sebelum dan sesudah
digunakan,
 Catatan hasil inspeksi perlu disimpan dengan baik
sesuai tanggal pemeriksaan dalam bentuk tabel.
 Pengawas dan pekerja harus mengikuti rekomendasi
pabrik pada saat inspeksi,
 Pengawasan terhadap pemeliharaan dan penggantian
suku cadang.
JENIS JENIS ALAT PELINDUNG DIRI

Ada (7) tujuh jenis APD yang dikenal secara umum,

1. Pelindung Kepala,
2. Pelindung Mata dan muka,
3. Pelindung Telinga,
4. Pelindung Saluran Pernafasan,
5. Pelindung Tangan,
6. Pelindung Kaki
7. Pelindung Tubuh
1. PELINDUNG KEPALA.

o Pekerja perlu digalakan untuk menggunakan


kepalanya untuk berpikir menangkap pengetahuan
dan bukan membiarkannya pecah karena tertimpa
benda-benda yang keras dan berat.

o Pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya


mungkin akan mendapatkan cidera akibat
kejatuhan benda (keras dan berat), sehingga
perlu mendapatkan perlindungan yang memadai.

o Pekerjaan membutuhkan perlindungan bagian


kepala, seperti pekerjaan penebangan pohon,
kontruksi, pembangunan kapal, pertambangan,
konstruksi komunikasi, dan lain lain.
Perlindungan bagian kepala mencakup pelindung batok
kepala dan rambut.

1). Pelindung batok kepala


(helmets - hard hat).

 Di disain untuk melindungi batok kepala dari


benda-benda jatuh dan partikel-partikel yang
berterbangan, sengatan arus listrik & terbakar.

 American Nasional Standard Institute (ANSI)


sejak 1986 telah menetapkan standar buat helmet
(ANSI. 289.1- 1986) dan mengklasifikasikannya
kedalam tiga kelas, A,B & C.

 Standardisasi dilakukan setiap tahun dan setelah 5


tahun pemakaian diuji ulang.
 Penggunaan chin strap atau tali pengikat helmet dengan
kepala sangat penting untuk menahan helmet tetap
berada ditempatnya.

 Topi pelindung (bump caps) bukanlah helmet (hard hat)


dan belum ada standar, sehingga tiap pabrik
mengeluarkan spesifikasi sendiri-sendiri.

 Bump cap bukan untuk melindungi kepala dari benda-


benda yang jatuh tetapi untuk melindungi dari benda
keras tapi diam.

 Pekerja yang menggunakan bump caps dan alat


pelindung kepala lainnya harus mendapatkan pelatihan
dan pengawasan
yang memadai.
2). Pelindung Rambut.
 Pekerja yang memiliki rambut atau jenggot bekerja
disekitar as berputar, perlu perlindungan yang
memadai.
 Selain berbahaya karena kontak langsung dengan mesin
berputar, rambut juga dapat terjepit pada belt yang
bergerak diatas kepala.
 Karena tidak dapat diatasi secara mekanis rambut
dilindungi dengan penutup rambut (hair net),
 Pada saat pengelasan penutup kepala cap seyogyanya
terbuat dari bahan tahan api atau benda tahan panas.
 Belum ada standar untuk alat pelindung rambut,
(fleksibel dan mudah dibersihkan, bentuknya simpel,
menarik dan dalam berbagai ukuran/ bisa disetel).
PEMELIHARAAN
 Helmet perlu diperiksa apakah ada bagian yang retak, tidak
ada toleransi untuk retak sekecil apapun.
 Terpapar berlebihan sinar UV, las, bahan kimia dapat
memperpendek umur helmet.
 Tidak baik disimpan dipinggir jendela kendaraan, bisa kena
panas matahari yang akan menurunkan kwalitasnya.
 Sebulan sekali sebaiknya helmet dicuci dengan air yang agak
hangat berditerjen sesuai rekomendasi pabrik.
 Sebelum dipindahtangankan, sebaiknya helmet didesinfeksi,
bilas dengan air hangat  60 C, kecuali helm Aluminium.
 Suspensi helmet akan melindungi kepala akibat lenturannya.
 Tali pengaman helmet perlu dijaga baik
 Perusahaan harus menyediakan stock untuk penggantian.
KODE WARNA PADA HELMET.

* Kode warna alat pelindung kepala,


biasanya untuk membedakan bagian.

* Ada juga yang membedakan penggunaannya.

* Beberapa warna memang disiapkan oleh pabrik sebelum


keluar dari pabrik,

* Ada juga yang diwarnai setelah keluar dari pabrik, namun


tidak direkomendasi karena solvent cat akan
mempengaruhi kwalitas helmet.
2. PELINDUNG MATA DAN MUKA
1). PELINDUNG MATA.

* Perlindungan mata dan kepala dari kecederaan akibat


bahaya fisik dan kimia atau radiasi adalah penting.
* Biaya membeli alat pelindung mata dan kepala sangat
kecil dibandingkan akibat cederanya mata/ kepala.
* Apalagi bila dibandingkan dengan biaya pengobatan
mata dan kepala akibat cidera.
* Standar pelindungan mata dan kepala yang dikeluarkan
oleh ANSI (ANSI Z 87.1 – 1989) mengatur standar
perlindungan mata secara detil.
* Disamping mengatur persyaratan yang umum dalam
proses pekerjaan dan pelatihan, standar juga
menjelaskan keterbatasan peralatan.
MEMILIH DAN MENYELEKSI ALAT
PELINDUNG MATA.
* Faktor yang perlu dipertimbangkan :
 Tingkat perlindungan yang dibentuk oleh alat.
 Kenyamanan pemakainan.
 Kemudahan pemeliharaan.
 Pertimbangkan model, gaya, dan fleksibilitas, walaupun
 kurang penting.
* Penggunaannya harus dapat memberikan perlindungan
maksimal sesuai tingkat bahaya yang ada.
* Pelindung muka harus dikombinasikan dengan prinsip-
prinsip pelindung-an mata.
* Kacamata pengaman harus cukup besar untuk dapat
melindungi mata dan tahan terhadap panas dan percikan
bunga api.
PENGGUNAAN LENSA KONTAK

* Bila menggunakan lensa kontak, perlu perlindungan


khusus agar tidak mengganggu dalam beraktivitas.

* Lensa kontak dapat dipakai pada saat menggunakan


alat pelindung mata,

* Pengguna lensa kontak memiliki pengalaman dan dapat


memutuskan sendiri apakah dia dapat atau tidak
menggunakan lensa kontak di tempat kerjanya,

* pengguna lensa kontak harus patuh kepada keputusan


manajemen apabila lensa kontak tidak diperkenankan.
KENYAMANAN DAN KESESUAIAN
ALAT PELINDUNG MATA.
 Alat pelindung mata harus nyaman dan sesuai/pas (fit),
 Pekerja dilatih menggunakan peralatan dengan baik.
 Untuk mendapatkan lapangan pandang yang cukup luas,
goggles harus pas dan sedekat mungkin dengan mata.
 Bila goggles intens digunakan, tidak ada salahnya bila
disediakan tempat khusus untuk membersihkan goggels.
 Perlu tissue, material penghilang lemak dan fog.
 Bila perlu pengguna dapat dilengkapi dengan pembersih
goggels agar tidak menggangu pekerjaanya.
 Penguapan yang dihasilkan lingkungan kerja yang dapat
menggangu pekerja perlu diantisipasi agar pekerja tidak
terganggu melakukan pekerjaannya.
PELINDUNG MATA UNTUK PEKERJAAN PENGELASAN.

 Mata bisa rusak karena benturan fisik dan percikan kimia,


 Mata bisa rusak juga akibat radiasi, mata perlu dilindungi
dengan alat khusus yang dapat mengurangi radiasi.
 Radiasi ultra violet (UV) secara komulatif dapat merusak
kornea dan lensa mata,
 Untuk pekerjaan pengelasan telah diproduksi alat/ lensa
yang dapat menghambat masuknya sinar UV dan IR kemata,
tahan terhadap percikan api las dan tidak mudah terbakar.
 Kemampuan lensa dapat menahan tranmisi UV, IR dan VL
yang berlebihan tergantung dari Shade Number
 Pekerja las senang menggunakan shade number 1,5 – 3,0 ,
2). PELINDUNG MUKA.

 Pelindung muka dipakai untuk melindungi mata secara


minimal.
 Alat pelindung muka dapat melindungi muka dan leher
dari material yang terbang, semburan larutan, percikan
material/ larutan panas.

Ada 3 macam pelindung muka yang memiliki tali pengikat :

 Pelindung Muka Tanpa pelindung batok kepala.


 Pelindung Muka Dengan pelindung batok kepala.
 Pelindung Muka Dengan pelindung batok kepala dan dagu.
 Bila dibutuhkan dapat dilengkapi dengan anti silau.

 Material yang digunakan untuk pelindung muka merupakan


kombinasi dari kekuatan mekanis, ringan, tidak iritasi
terhadap kulit,

 Materialnya juga harus tahan terhadap bahan


desinfektans, terbuat dari bahan yang tidak mudah
berkarat serta proses terbakarnya lambat.

 Alat pelindung muka yang penting antara lain untuk


menghadapi percikan bahan kimia, paparan sinar laser dan
proteksi pekerja las yang terpapar sinar ultra violet dan
sinar infra merah.
3. PELINDUNG TELINGA.
 Bising dapat menimbulkan gangguan pendengaran,
 Kebisingan pada level tertentu yang terus menerus dapat
menimbulkan gangguan pada frekuensi 4000 – 6000 Hz.
 Bila berlanjut ke frekuensi yang lebih rendah, memberikan
kontribusi pada penurunan pendengaran,
• Besarnya intensitas suara.
• Frekuensi paparan bising.
• Lamanya paparan bising.
• Bekerja terus menerus pada kebisingan diatas NAB.
• Dan lain lain (susceptibility perorangan).
 Negara maju dewasa ini telah menyelenggarakan
program pelindungan pendengaran (Hearing Lost
Protection Program - HLLP).
 Sebelum menetapkan penggunaan APT manajemen perlu
melakukan penilaian kebisingan :

 Mendapatkan fakta-fakta paparan individual.


 Mengidentifikasi daerah bising yang perlu
dikendalikan.
 Menentukan prioritas upaya pengendalian kebisingan.
 Mendapatkan data lingkungan kerja.
 Mengumpulkan dokumentasi untuk memenuhi
perundangan dan asuransi.
 Menyediakan data dasar untuk kepentingan analisis
sebab akibat.
 Menyiapkan referensi untuk pemecahan masalah
akibat keluhan pekerja dan masyarakat sekitar.
SELEKSI ALAT PELINDUNG TELINGA

 APTmempunyai kemampuan untuk mengurangi intensitas


suara pada frukuensi yang berbeda-beda.
 Bila kita dapat membedakan tingkat bising dalam frekuensi,
kita akan dapat memilih APT yang tepat.
 Tabel Noise Reduction Rate (NRR) mengindikasikan berapa
besarnya pengurangan intensitas APT tsb,
 NRR perlu dipertimbangkan, karena :
 NRR berasal dari percobaan di lab.
 Kondisi pemakaian APT di lapangan tidak sebaik
dipercobaan.
 Frekuensi kebisingan tidak akan berbanding lurus
dengan tingkat spectrum kebisingan.
 Jadi NRR dinilai sebagai hasil yang kurang dari yang
sesungguhnya.
ALAT PELINDUNG TELINGA - DIBAGI 4
1) Enclosure (Helmets).
 Alat pelindung yang menutupi seluruh kepala seperti
helmet pilot astronot, suara diredam maksimal.
 Suara akan ditahan oleh helmet yang menutupi kepala
khususnya yang berhubungan dengan telinga.
 Helmet ini terbuat dari bahan yang sangat kedap dan
dapat meredam suara, baik yang berfrekuensi tinggi
maupun rendah

2) Aural (Ear Plug/ Insert).


Ada 3 jenis earplug :

 Formable, earplug dapat dibentuk sesuai bentuk saluran


telinga, hanya dapat digunakan sekali kemudian dibuang.
 Costum model, sesuai namanya ear plug ini
mengindikasikan dibuat secara individual sesuai
kebutuhan individual (sesuai bentuk saluran telinga
pekerja).
 Malled, dibuat dari karet atau plastik yang lembut, alat
harus fit untuk semua orang dan melindunginya. Sebagian
orang merasa tidak nyaman menggunakan alat ini karena
ketidak serasian bentuknya.

Sebelum menentukan ear insert yang akan


digunakan, pekerja diperiksa & dilatih :

 Lubang telinga pekerja diperiksa untuk mengetahui


adanya ketidak normalan dan ketidakteraturan
 Pekerja dilatih dengan baik tentang cara menggunakan
alat secara tepat.
 Pekerja dididik tentang higiene perorang-an dan tehnik
menggunakan alat.
3). Superaural (Canal Caps).

Perlindungannya sangat tergantung pada kemampuan


menutup saluran telinga. Superaural terbuat dari
bahan lembut namun menahan tekanan bising.

4). Circumaural (Ear Muffs).

 Alat menutupi seluruh telinga bag. luar.


 Dilengkapi dengan bahan penahan bising.
 Ukuran/bentuk kepala sering mempengaruhi
kemampuan ear muff,
 Penggunaan APD lain (helmet, kaca mata pengaman
dapat mempengaruhi kinerja ear muff.
 Untuk mengurangi kebocoran gunakan ear plug dan
ear muff secara bersamaan.
PEMILIHAN ALAT PELINDUNG TELINGA

 Ketika memilih APT perlu diperhitung-kan tempat dimana


pekerja harus menggunakannya,
 Bila pekerja harus mengunakan ear muff pada daerah
berbahaya seperti di sekitar kabel listrik tegangan tinggi
maka ear muff yang digunakan harus yang tidak
menghantar listrik.
 Seberapa sering pekerja menggunakan alat pelindung
telinga, 1 kali sehari, 1 kali seminggu atau tidak menentu,
maka penggunaan ear plug akan lebih baik,
 Bila waktu paparan lebih lama, peng- gunaan ear muff
sangat dianjurkan.
 Jika paparan bising intermitten, penggunaan ear muff
akan lebih sesuai, mudah dan praktis dari pada earplug.
4. PELINDUNG SALURAN PERNAFASAN.
Pada dasarnya ada 2 type.

1). Alat pelindung yang dilengkapi dengan


suplai udara.
Suplai udara dapat disediakan langsung
dengan menggunakan tabung, tetapi
dapat juga menggunakan pipa
penghubung yang menyediakan udara
segar dari luar.
2). Alat pelindung yang dilengkapi dengan
alat pembersih udara.
Menggunakan kelengkapan pembersih
udara berupa cartridge atau filter, yang
dapat menangkap bahan pencemar.
JENIS ALAT PELINDUNG SALURAN PERNAFASAN
1). RESPIRATOR JENIS CARTRIDGE.
a. Half mask.
 Dilarang digunakan pada daerah beracun dengan
kadar oksigen rendah.
 Semua cartridge yang digunakan harus
disesuaikan dengan jenis racun yang beredar.
 Half mask (masker setengah muka) tidak baik
untuk :
• Pekerjaan penyelamatan atau pekerjaan didalam
ruang tertutup.
• Bila konsentrasi gas tidak diketahui atau boleh
melebihi 0,1% dari MAC.
• Didalam tangki atau ruang tertutup dimana kadar
Oksigen 16% atau lebih rendah.
• Filter yang hanya dapat digunakan untuk gas yang
diperuntukkannya.
b. Respirator dan hood.
 Digunakan untuk periode yang singkat didaerah yang
konsentrasi fumes rendah,
 menutupi hampir semua bagian atas tubuh sehingga
melindungi juga bagian mata dan kepala.

2). DISTANCE NATURAL BREATHING RESPIRATOR.

 Merupakan Full face respirator, bernafas


biasa, menggunakan pipa elastis berhubungan
dengan udara luar (jarak kurang dari 30 feet).
 Diameter pipa yang cukup lebar.
 Udara dari luar masuk kedaerah per-nafasan
sejalan aktivitas pernafasan
3). CANISTER GAS MASK FULL FACE PIECE.

 Gas mask melewatkan bahan pencemar melalu canister


yang bereaksi dan menangkap bahan pencemar,

 Melindunginya dari oxygen deficency.

 Perlindungan saluran pernafasan tergantung pada jenis


canister, kon-sentrasi gas, dan aktifitas pemakai.

 Peningkatan temperatur canister menunjukkan bahwa


canister bekerja dengan baik,
GAS MASK TIDAK DIGUNAKAN PADA

o Pekerjaan penyelamatan atau pada ruang


tertutup.
o Konsentrasi gas tidak diketahui secara pasti
(gas beracun jauh melebihi NAB).
o Tanki dengan kadar oksigen 16%
o Pada keadaan demikian sebaiknya digunakan
SCBA (Self Contained Breathing Aparatus)
o Menggunakan Canister sesuai gas yang
diperuntukannya.
SUPPLIED AIR EQUIPMENT.

a. Hoods.
• Untuk mengatasi bahan kimia, debu, debu metal,
abrassive.
• Respirator hood disuplai dengan udara bertekanan,
• Melindungi kepala dan mata.
• Ideal untuk tempat kerja yang terkontaminasi
ringan,
• Tidak layak untuk situasi gas yang sangat beracun.

b. Half face piece.


Dianjurkan jika memang tidak diperlukan
perlindungan secara khusus untuk kepala dan mata.
c. Full Face piece.
Alat ini benar-benar melindungi bagian pernafasan dari
bahan bahan berbah karena menutupi semua bagian
muka dari kepala.

Self Contained Breathing Apparatus (SCBA)

• Alat yang dapat melindungi tubuh dari udara


tercemar.
• Dan dari kemungkinan penurunan oksigen,
• Sesuai pada tingkat hazards yang cukup tinggi,
dan dicurigai adanya deficiency oxygen.
MEMILIH ALAT PELINDUNG SALURAN
PERNAFASAN.

1. Keadaan alamiah hazards/ bahan pencemar diudara.


2. Kadar hazards di udara atau konsentrasi bahan pencemar.
3. Besarnya aktifitas pekerjaan dari pengguna alat pelindung.
4. Keterbatasan dan umur (masa pakai)
5. Melindungi maksimal waktu kerja,tidak mengganggu aktifitas.
6. Tidak menyebabkan pekerja malas menggunakan alat pelindung.
7. Melindungi berbagai jenis hazards dengan menukar filter/
cartridgenya.
8. Mudah menggunakannya & menyimpannya.
9. Harga yang relatif murah, mudah dipeoleh & memeliharanya.
10. Keterbatasannya dapat langsung merusak tubuh, absorpsi lewat
kulit, merusak jaringan kulit,
11. Suplai udara sebaiknya dalam jumlah tetap 5-7 feet3/menit.
5. PELINDUNG TANGAN

 Pekerjaan apapun selalu menggunakan tangannya.


 Tidak ada satu pekerjaanpun yang tidak menggunakan tangan.
 Tangan perlu dilindungi dari kemungkinan cedera.
 Alat yang dapat melindungi tangan adalah sarung tangan.
 Material yang digunakan tergantung pada bahan yang ditangani.
 Untuk pekerjaan yang ringan sarung tangan cukup dari katun
atau canvas.
 Untuk pekerjaan kasar merusak kulit pakai sarung tangan kulit,
dilapisi metal tipis, dilapisi neoprene (plastik), latex, dan nitril.
 Pengetesan penetrasi bahan kimia dilakukan untuk
menghindarkan rembesan bahan kimia pada sarung tangan.
 Permukaan sarung tangan dapat dilapisi karet untuk
menguatkan cengkeraman (tidak licin).
 Bila tidak memerlukan sarung tangan yang lengkap, dapat
menggunakan sarung tangan yang hanya melindungi sebagian
jari-jari sesuai kebutuhan.
 Sarung tangan keselamatan tersedia dalam berbagai
kebutuhan pemakaian dan ukuran,
 Perlu pertimbangan pemilihan sarung tangan yang sesuai.
 Untuk perlindungan panas/abrasive, penutup tangan akan
lebih berguna.
 Penutup tangan harus terbuat dari wool atau fiber glass,
kulit dapat di gunakan tapi tidak tahan suhu diatas 65ºC.
 Alat penutup tangan tidak digunakan untuk pekerja
mengoprasikan mesin yang berputar, bisa terjepit.
6. PELINDUNG KAKI

 Berbagai pelindung kaki (sepatu pelindung – Protective


foot wear) telah di standardisasi oleh ANSI
 Sepatu pelindung secara umum dapat dibagi dalam
beberapa kelompok :

Sepatu Pelindung Arus Listrik Konduksi


(Conductive Shoes).
 Sepatu pelindung arus listrik konduksi berbentuk
sepatu keselamatan, boots atau sepatu dengan lars
tinggi yang dapat menahan arus listrik statis,
 Sepatu yang tidak dilengkapi pelindung besi dapat
mengurangi paparan listrik.
 Pengetesan awal & periodik perlu dilakukan untuk
menghindarkan sambungan arus listrik konduksi.
Sepatu pelindung arus listrik konduksi digunakan,
 Di daerah berbahaya dimana lantainya sudah diberi
grounding.
 Pada saat pembersihan tangki yang mengandung gasoline
atau volatile organic compounds yang mudah terbakar,

Sepatu pelindung untuk pekerjaan foundry


(Foundry Shoes)
 Sepatu yang digunakan di pabrik pengecoran metal.
 Pekerja kemungkinan mendapatkan percikan metal panas.
 Sepatu dilengkapi dengan fastener yang dengan mudah
dilepaskan pada keadaan darurat.
 Bagian atas sepatu diberi lapisan pengaman yang dapat
menghambat percikan metal panas mengenai sepatu.
Sepatu Pelindung Bahaya Listrik.
 Sepatu ini didisain untuk mengurangi bahaya kontak
dengan arus listrik,
 Bila sepatu basah atau dalam kondisi yang tidak baik
dapat mencelakakan pemakai, oleh karena itu perlu di
cek secara teratur.

Sepatu Pelindung Khusus


 Sepatu yang melindungi dari tusukan paku,
 Kecil kemungkinannya terkena sengatan aliran listrik.
 Sepatu khusus perlu dibuat yang berinsulator tinggi
sehingga tidak boleh diperbaiki dengan memakunya.
 Untuk pekerjaan dengan kondisi basah, maka sepatu kulit
yang dilapisi kayu/ plastik sangat efektif.
 Sepatu khusus tidak mudah terpleset.
 Sepatu keselamatan tidak diperkenankan untuk digunakan
bersama-sama, perlu di desinsfeksi terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai