Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Skenario

Seorang pasien laki-laki berusia 20 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi Mulut Universitas
Mulawarman dengan keluhan adanya benjolan di pipi kiri bawah yang terus membesar sejak 2
tahun yang lalu. Benjolan tersebut tidak terasa sakit namun dia merasa gigi-gigi di sekitar
benjolannya itu berubah posisi. Dokter gigi yang bertugas memeriksa pasien tersebut dengan
teliti dan membuat surat pengantar untuk pemeriksaan radiologi panoramic. Kemudian pasien
dirujukke dokter spesialis patologi anatomi untuk dilakukan Fine Needle Aspiration Biopsy
(FNAB). Diagnosis sementara yang dibuat dokter gigi tersebut yaitu pasien menderita tumor
jinak mandibular sinistra.

2.2 Istilah sulit

1. FNAB = aspirasi jarum halus pemeriksaan langsung pada penderita tumor, tindakan
pengambilan jaringan tubuh manusia tujuannya untuk membantu diagnosis penyakit. Dapat
menunjukan gambaran lesi atau tumor jinnak atau ganas.

2. Rontgen panoramic = teknik ekstra oral yang memproyeksi gigi geligi dan seluruh struktur
anatomi. Membantu perlihatkan gambar gigi dan sekitarnya

3. Tumor mandibular sinistra = tumor adalah bentuk gejala inflamasi, benjolan pada bagian
mandibular sebelah kiri

4. Benjolan = suatu struktur yang tidak normal. Massa yang muncul pada area tubuh tertentu bisa
dijaringan lunak atau keras

2.3 Identifikasi masalah

1. Kenapa gigi di sekitar benjolan mengalami perubahan?


2. Apa etiologi benjolan pada pasien di scenario?
3. Apa yang mempengaruhi keparahan yang dialami benjolan pada pasien?
4. Kenapa terjadi bengkak tapi tidak disertai rasa sakit?
5. Apa hubungan tumor dan penurunan berat badan?
6. Gambaran klinis dari tumor jinak?
7. Klasifikasi tumor rongga mulut?
8. Pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan untuk mengetahui apa yang di derita pasien?
9. Diagnosis apa pada pasien di scenario?
10. Bagaimana penatalaksanaan pada tumor rongga mulut?
2.4 Analisis masalah
1. Kenapa gigi di sekitar benjolan mengalami perubahan?

Peningkatan ukuran lesi menyebabkan gigi mengalami perubahan. Mengalami fraktur,


mobilitas gigi. Ketika terjadi benjolan akan mempengaruhi jaringan di sekitarnya dan
mempengaruhi jaringan struktur gigi yang menyebabkan perubahan dan ketika tidak di atasi
akan menjadi ganas atau maligna. Gigi geligi menjadi terdesak dikarenakan adanya
pembengkakan atau adanya tumor di daerah tersebut yang menyebabkan gigi mengalami
perubahan.

2. Etiologi scenario

Penyebabnya multifactorial dibagi menjadi 3: local karna kebersihan rongga mulut. Luar
karna menggunakan rokok dll. host meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan
genetic. Sel enamel sisa ini berada di luar tulang di dalam jaringan lunak dari gingiva atau
mukosa alveolar maka dapat menyebabkan pembengkakan. Karna hereditary, iritasi, paparan
radiasi, paparan agen kimia yang terkena pada rongga mulut. Factor hereditary berkaitan
dengan factor lingkungan. Faktor-fakto r etiologi tersebut tidak bekerja 'secara terpisah,
kombinasi dari
berbagai faktor sering dijumpai bersama-sama. Pada patogenesis molekular neoplasma
menunjukkan bahwa neoplasma merupakan penyakit genetik. Terbentuknya tumor sebagai
akibat terjadinya penyimpangan genetik yang disebabkan oleh faktor-faktor etiologi
sehingga terjadi pembelahan gel yang berlebihan dan tidak terkendali. Gen yang menjadi
sasaran perubahan genetik adalah onkogen (gen yang meningkatkan pertumbuhan), anti
onkogen (gen yang menghambat pertumbuhan), gen yang mengatur apoptosis dan repair
gen. merokok dapat merusak sel-sel pada rongga mulut, Tambalan gigi palsu juga bisa
menyebabkan tumor, usia juga berpengaruh karena penuaan.
Pertanyaan : factor yang dominan menyebabkan tumor atau factor primernya? Karena
factor local seperti tindakan” dokter gigi seperti infeksi, inflamasi dan factor pendukung
contohnya malnutrisi pada pasien, oral hygiene yang buruk. Kebiasaan seperti merokok.

3. Factor predisposisi

Iritasi yang terjadi terus menerus bisa menyebabkan kurangnya suplei oksigen pada
mukosa, defisiensi vitamin A menyebabkan proses yang berlebihan, malnutrisi yang
berpengaruh pada perkembangan tumor dan terjadi imun atau daya tahan tubuh rendah, virus
karna peningkatan virus pada penderita herpes, epsteinbar,dll. Pola hidup yang buruk seperti
konsumsi tembakau dan alcohol yang mengganggu respon imunitas tubuh dan
mengakibatkan defisiensi. Pola makan yang buruk seperti mengonsumsi makanan berlemak

4. Kenapa terjadi bengkak tetapi tidak mengalami sakit?

Bergantung dengan dekat saraf atau tidak. Tidak merasa sakit karena tumor jinak
pertumbuhannya atau strukturnya masih dalam keadaan normal. Dan terjadi penebalan pada
jaringan sekitar akan menghambat. Sakit terjadi ketika rangsangan yang dibawa reseptor
nyeri akan mengalami rasa sakit, untuk suplei saraf pada mandibular lebih minim dari pada
maxilla mungkin tumornya muncul di daerah kurang suplei saraf.

5. Apa hubungan tumor dan penurunan berat badan?

Akibat hilangnya selera makan yang dapat mengakibatkan menurunnya imun, indra
pengecapan, kakeksia

6. Gambaran klinis tumor jinak

Adanya massa di sekitar area tumor, adanya lesi berbentuk datar, tinggi. Merubah proses
penelanan yang mengganggu lidah. Pembesaran lesi secara bertahap, mengalami asimetris
pada wajah, pada mandibular lebih sering terkena, pada maksila area molar paling sering
terkena. Pembengkakan pada wajah dan nyeri. Pertumbuhannya lambat dan memiliki
kapsul.

7. Klasifikasi tumor rongga mulut


Tumor jinak odontogenik
Asal sel/ jaringan tumor
1. Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen tanpa melibatkan ektomesenkim
odontogen
2. Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen dan melibatkan ektomesenkim
odontogen dengan atau tanpa pembentukan jaringan keras gigi
3. Tumor yang berasal dari ektomesenkim odontogen dengan atau tanpa melibatkan epitel
odontogen
Nama tumor
- Ameloblastoma
- Pinborg tumor (tumor odontogenik
epitel berkalsifikasi)
- Tumor odontogenik skuamosa - Tumor odontogenik sel bersih
- Fibroma ameloblastik
- Fibro-odontoma ameloblastik
- Odontoma gabungan
- Odontoma kompleks
- Odontoameloblastoma
- Tumor odontogenik adenomatoid
- Fibroma odontogenik
- Miksoma odontogenik/
(myofibroma)
- Sementoblastoma

Tumor ganas rongga mulut


1. Tumor epitel non odontogenik
- Squamous cell carcinoma
- Adenocarsinoma
- Transisional cell carcinoma
- Basal cel carcinoma (jarang pada rongga mulut)
2. Tumor epitel odontogenik
- ameloblastoma
- malignan ameloblastoma
- ameloblastic karsinoma
- Calcifying epithelial odontogenic tumor
- Squamous odontogenik tumor
- Clear cell odontogenik carcinoma
- Primary intra osseus carcinoma.

Tumor jinak yang berasal dari sel odontogen dan non odontogen

Pertanyaan : klasifikasi tumor yang sudah dijelaskan apakah bisa pasien mengalami lebih
dari 1 tumor pada rongga mulutnya?

Jawab : tumor campur atau mix tumor yang terdiri lebih dari 1 tumor.

8. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk mengetahui penyakit yang di derita pasien?
- Pemeriksaaan ektra oral dan intra oral melihat adanya asimetris wajah nya, melihan kondisi
rongga mulut pasien bisa mendapatkan dugaan sementara untuk memastikan penyakitnya
perlu melakukan pemeriksaan penunjang setelah itu bisa mendapatkan diagnosis yang pasti
dan bisa melakukan perawatan yang baik.
- Pemeriksaan intraoral pada kepala dan leher harus dilakukan. Alat bantu untuk pemeriksaan
intraoral termasuk imagingand light technologies, pewarnaan jaringan dengan menggunakan
toluidin biru, dan pemeriksaan sitologi denganbrush biopsi.
• Toluidin biru (adalah zat pewarna dimana pewarnaan ini untuk mendeteksi adanya
keganasan pada mukosa) TB dapat diterapkan langsung ke lesi yang mencurigakan atau
digunakan sebagai bahan kumur. Penilaian penyerapan zat warna tergantung pada penilaian
klinis dan pengalaman. Toluidin biru memprediksi lesi premalignantyang berisiko
berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa dan memberikan panduan pada lokasi yang
akandilakukan biopsi.
• Brush biopsimerupakan teknik yang menggunakan sikat bulat yang berbulu kaku untuk
mengumpulkan sel dari permukaan dan bawah permukaan lapisan lesi dengan abrasi. Sel-sel
yang dikumpulkan kemudian dipindahkan ke slide mikroskopdan smear diamati
denganimage analyzer untuk mengidentifikasi sel-sel abnormal. Selain itu, jaringan dapat
diperoleh untuk histopatologi dengan menggunakan fine-needle aspiration.
• Radiologi konvensional, computed tomography (CT), nuclear scintiscanning, magnetic
resonance imaging (MRI), dan ultrasonography dapat memberikan gambaran keterlibatan
tulang dan dapat menunjukkan adakah lesijaringan lunak yang menginvasi. Imaging untuk
menentukan keterlibatan tulang dapat dilakukan dengan radiologi konvensional misalnya
radiografi gigi yang memberi gambaran tulang alveolar dan CT. Nuclear scintiscanning
dapat memberikan gambaran keterlibatan tulang oleh tumor dan nekrosis tulang setelah
terapi radiasi. MRI terbatas dalam menentukan keterlibatan tulang tetapi dapat menunjukkan
distorsi tulang trabekula
- Melakukan teknik biopsy
9. Diagnosis apa pada pasien di scenario?
Ameloblastoma karna ciri-ciri atau tanda klinis pada scenario kurang lebih sama
10. Penatalaksanaan tumor rongga mulut
 Kuretase adalah pengangkatan tumor dengan memotongnya dari jaringan normal di
sekitar. Kegagalan dari kuretase disebabkan karena tertinggalnya pinggiran tumor pada
jaringan. Teknik ini dapat digunakan untuk lesi kecil ameloblastoma unikistik di
mandibula.
 Enukleasi
Enukleasi adalah pengangkatan kista baik lapisan pembungkusnya hingga isinya. Indikasi
enukleasi adalah lesi odontogenik keratosis yang memiliki tingkat rekurensi tinggi.
 Insisi dan elevasi flap
Jika kista melibatkan gigi, maka insisi dibuat melingkari gigi, baik dengan atau tanpa
pertimbangan untuk ekstraksi. Tujuan dari insisi tersebut adalah untuk menyediakan
akses yang baik serta memudahkan dalam penyembuhan, selain itu insisi berguna dalam
proses penutupan area operasi jika ternyata dibutuhkan ekstraksi 1 gigi maupun beberapa
gigi.
 Cryosurgery
Adalah pembedahan yang dilakukan dengan cara memaparkan temperatur dingin yang
ekstrim ke jaringan yang telah diseleksi menggunakan alat yang mengandung nitrogen
cair. Tujuan cryosurgery adalah untuk mengeliminasi sel-sel yang abnormal.
Efek pendinginan yang ekstrim adalah konsentrasi cairan intraseluler meningkat, kadar
air intraseluler berkurang, sel mengerut, membran sel rusak, terbentuk kristal es di
intrasel, dan terbentuk kristal es di ekstrasel.
 Enukleasi disertai kuretase atau dredging method
Dredging method adalah perawatan setelah dilakukan enukleasi; kuret atau bur digunakan
untuk mengangkat 1-2 mm tulang di sekitar rongga tumor. Indikasinya adalah
mengangkat odontogenic keratocyst, dan tumor yang rekuren setelah pengangkatan.7
Keuntungan teknik ini adalah bila enukleasi meninggalkan sisa-sisa epitel, kuretase bisa
mengangkat sisa-sisa tersebut, sehingga kemungkinan terjadinya rekurensi menurun.
Sedangkan kerugiannya, kuretase. bersifat lebih destruktif terhadap tulang sekitar dan
jarngan lainnya (misalnya saraf dan pembuluh darah) sehingga harus ekstra hati-hati
dalam pelaksanaannya

2.5 Kerangka Teori

2.6 Learning Objective


1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan tentang Etiologi Tumor rongga mulut (jinak dan ganas)
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan tentang klasifikasi Tumor rongga mulut
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan tanda dan gejala Tumor rongga mulut
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan penatalaksanaan Tumor rongga mulut

Anda mungkin juga menyukai