Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI ISU MANAJEMEN ASN

DI INSTALASI GIZI RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG


Oleh: Afifah Fadila, S.Gz

A. PENDAHULUAN

Sebagai salah satu sumber daya dalam pemerintahan, Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai
peran yang amat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban
modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada
masyarakat secara adil UUD 1945. Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, manajemen ASN
adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Instalasi Gizi RSUP Dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang sebagai salah satu instalasi di
bawah RSMH Palembang merupakan unit kerja yang memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan
pelayanan gizi secara efektif dan efisien, melakukan terapi gizi, penyuluhan atau konsultasi gizi,
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan gizi terapan. Selain itu, Instalasi Gizi mempunyai
fungsi utama untuk memberikan pelayanan gizi rawat jalan, pelayanan gizi rawat inap, penyelenggaraan
makanan, pendidikan, penelitian dan pengembangan gizi terapan.

Berdasarkan kaitannya dengan Manajemen ASN penulis menemukan beberapa isu yang terjadi di
Instalasi Gizi RSMH sebagai berikut :

1. Masih adanya pegawai gizi yang datang terlambat dari waktu yang telah ditetapkan
2. Masih rendahnya minat penelitian ahli gizi untuk pengembangan diri
3. Masih adanya pengisian logbook ahli gizi yang tidak tepat waktu
4. Masih belum optimalnya ketepatan asesmen gizi yang dilakukan ahli gizi

B. IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI ISU

1. Masih adanya pegawai gizi yang datang terlambat dari waktu yang telah ditetapkan

Instalasi Gizi RSMH Palembang telah menetapkan 3 waktu shift kerja bagi setiap pegawai gizi,
yang terdiri dari dinas pagi dari pukul 06.00 – 13.00 WIB, dinas biasa dari pukul 07.30 – 14.00 WIB, dan
dinas sore dari pukul 12.00 – 19.00 WIB. Dari ke-3 waktu shift kerja tersebut masih ada beberapa
pegawai yang belum disiplin dalam melakukan absen finger sesuai dengan jadwalnya. Pada faktanya di
lapangan, keluarga menjadi alasan utama banyaknya pegawai yang terlambat. Keterlambatan pegawai
merupakan salah satu isu dalam manajemen ASN yang mana nilai profesionalisme dan tanggung jawab
terhadap aturan yang telah ada tidak dijalani dengan baik. Dampak yang akan terjadi jika isu masalah ini
tidak ditangani lebih lanjut, yaitu: keterlambatan waktu dalam memberikan pelayanan gizi kepada pasien,
datang terlambat akan menjadi hal yang biasa dan budaya, angka kinerja dan produktifitas instalasi gizi
menurun

2. Masih rendahnya minat penelitian ahli gizi untuk pengembangan diri

Salah satu tugas pokok dari instalasi gizi adalah melakukan penelitian dan pengembangan gizi
terapan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan gizi di rumah sakit.. Manfaat dari penelitian tidak
hanya meningkatkan mutu pelayanan saja, namun juga sebagai bentuk pengembangan diri dan penerapan
nilai kompetensi dan kerja sama sesama pegawai gizi di RSMH Palembang yang tentunya selaras dengan
manajemen ASN yang menerapkan nilai- nilai dasar ASN. Pada faktanya di lapangan, minat penelitian
pada ahli gizi masih rendah, hal ini dibuktikan dengan jumlah ahli gizi yang mengikuti penelitian < 50%
pada awal tahun 2021. Berikut dampak yang akan terjadi jika isu masalah ini tidak ditangan lebih lanjut:
kompetensi ahli gizi tidak berkembang dengan baik, daya saing instalasi gizi menjadi rendah
dibandingkan instalasi lain, penurunan mutu pelayanan gizi

3. Masih adanya pengumpulan logbook bulanan ahli gizi yang tidak tepat waktu

Logbook ahli gizi merupakan catatan kegiatan ahli gizi dari semua kegiatan yang dilakukan setiap
harinya yang selanjutnya dibuat laporan bulanan dan dikumpulkan setiap awal bulan baru. Logbook ahli
gizi merupakan kewajiban setiap ahli gizi, yang akan berpengaruh terhadap penilaian Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP) setiap individu. Pada faktanya dilapangan masih ada beberapa ahli gizi yang
mengumpulkan laporan bulanan tidak pada waku yang telah ditetapkan, hal selaras dengan isu
manajemen ASN, yang mana nilai profesionalisme dan tanggung jawab terhadap aturan yang telah ada
tidak dijalani dengan baik. Berikut dampak yang akan terjadi jika isu masalah ini tidak ditangan lebih
lanjut yaitu, pengumpulan laporan yang terlambat akan menjadi hal yang biasa dan budaya, penurunan
mutu pelayanan gizi, angka kinerja dan produktifitas instalasi gizi menurun

4. Masih belum optimalnya ketepatan asesmen gizi yang dilakukan ahli gizi

Asesmen gizi adalah salah satu rangkaian kegiatan proses asuhan gizi terstandar yang biasa
dilakukan oleh ahli gizi kepada pasien untuk dapat menentukan diagnosa gizi yang selanjutnya dapat
menentukan intervensi gizi yang tepat bagi pasien. Standar pengisian asesmen gizi di RSMH Palembang
yaitu 2 x 24 jam semenjak pasien masuk rumah sakit. Melewati dari 2 x 24 jam telah mengurangi angka
ketepatan asesmen gizi. Menurut Laporan Mutu Instalasi Gizi RSMH pada tahun 2019 ketercapaian
ketepatan asesmen gizi sebesar 97,6% dan pada tahun 2020 sebesar 94,2%, hal ini mununjukkan
terjadinya penurunan ketepatan asesmen gizi yang artinya menunjukkan belum optimalnya ketepatan
asesmen gizi dan selaras dengan nilai dasar manajemen ASN yang mana nilai tanggung jawab dan
profesionalisme belum berjalan dengan optimal. Berikut dampak yang akan terjadi jika isu masalah ini
tidak ditangani lebih lanjut yaitu, pasien tidak mendapakan asuhan gizi secara optimal, menurunnya
kepercayaan pasien terhadap ahli gizi, menurunnya nilai profit dan daya saing Instalasi Gizi

C. MENAPIS ISU

Untuk menapis isu digunakan metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak).
Aktual artinya masalah atau pokok persoalan yang benar terjadi atau akan terjadi bisa
dipertanggungjawabkan dan sedang menjadi pembicaraan. Problematik artinya isu yang menyimpang dari
harapan, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab atau
permasalahannya. Kekhalayakan berarti isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak.
Layak artinya isu tersebut realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab. Penilaian
APKL untuk isu-isu yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel berikut :

Kriteria APKL
No Identifikasi Isu
A P K L Total Peringkat
Masih adanya pegawai gizi yang
1 datang terlambat dari waktu yang 2 5 2 3 12 III
telah ditetapkan
Masih rendahnya minat penelitian
2 2 2 4 2 10 IV
ahli gizi untuk pengembangan diri
Masih adanya pengisian logbook
3 4 3 3 4 14 II
ahli gizi yang tidak tepat waktu
4 Masih belum optimalnya
ketepatan asesmen gizi yang 5 4 5 5 19 I
dilakukan ahli gizi
Keterangan : A : Aktual, P : Problematik, K : Kekhalayakan, L : Layak

D. RUMUSAN ISU

Berdasarkan hasil analisis isu atau prioritas masalah dengan menggunakan metode APKL, skor
tertinggi didapatkan pada isu “Masih belum optimalnya ketepatan asesmen gizi yang dilakukan oleh Ahli
Gizi”. Dengan demikian, isu ini selanjutnya akan dianalisis mendalam menggunakan fishbone untuk
dapat mengetahui dampak dan penyebab dari isu tersebut.
E. PENYEBAB DAN DAMPAK ISU

Pelayanan Gizi merupakan pelayanan penunjang yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan yang ada di rumah sakit. Asesmen Gizi adalah salah satu kegiatan dalam pelayanan gizi, yang
merupakan dasar dari Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Diagnosa gizi tidak dapat ditegakkan tanpa
adanya asesemen gizi dan intervensi gizi tidak dapat diberikan tanpa adanya diagnosa gizi. Sehingga
peranan asesmen gizi menjadi sangat penting dalam kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit. Penulis
melihat ketepatan asesmen gizi di lapangan belum optimal disebabkan oleh banyak faktor, yaitu seperti
adanya ahli gizi yang cuti/sakit sehingga banyak asesmen gizi yg belum terisi yang berdampak kepada
pasien tidak mendapatkan asuhan gizi secara optimal. Perputaran pasien yang cepat sehingga rekam
medis pasien terlewati untuk dilakukan asesmen gizi oleh ahli gizi yang berdampak pada penumpukan
pengisian asesmen di Ruang Rekam Medis. Serta tidak sepadannya antara jumlah ahli gizi dengan jumlah
ruangan, sehingga banyak ahli gizi yang kewalahan dalam melakukan asesmen gizi dan berdampak pada
penilaian SKP masing-masing ahli gizi. Jika hal ini terus dibiarkan, akan semakin banyaknya pasien yang
tidak mendapakan asuhan gizi secara optimal, serta akan menurunnya kepercayaan pasien terhadap ahli
gizi yang akan berakibat langsung kepada menurunnya nilai profit dan daya saing dari Instalasi Gizi.

F. FISHBONE DIAGRAM

Penyebab Akibat

Surroundings System
 Pasien tidak mendapakan asuhan
gizi secara optimal
1 2
 Menurunnya kepercayaan pasien
terhadap ahli gizi
 Menurunnya nilai profit dan
3 4 daya saing Instalasi Gizi
Skills Suppliers
Keterangan :

1. Kurangnya rasa empati atau kesadaran dalam diri masing-masing ahli gizi sebagai ASN
2. Kurang optimalisasi koordinasi pada ahli gizi yang cuti/sakit
3. Kurang pelatihan pengembangan profesi (skill) untuk melakukan asesmen dan asuhan gizi
dengan baik
4. Jumlah ahli gizi ranap yang belum memadai
G. REKOMENDASI ALTERNATIF PENYELESAIAN ISU

Tahapan Setiap Hasil yang


No Alternatif Penyelesaian Para Pihak
Alternatif diharapkan
Menumbuhkan rasa empati Tumbuhnya rasa
Briefing Pagi Kepala Instalasi,
1 dan kesadaran ahli gizi sebagai empati dan sadar
sebelum bekerja Ahli Gizi
ASN diri sebagai ASN
Musyawarah
Adanya PJ yang Kepala Instalasi,
Optimalisasi koordinasi ahli mufakat yang dapat
2 membackup ahli Koor, Ahli Gizi yg
gizi yang cuti/sakit membantu backup
gizi sakit/cu cuti/sakit
ahli gizi sakit/cuti
Skill ahli gizi
Melakukan kegiatan
terasah sehingga
mingguan terkait
Meningkatkan pengembangan dapat melakukan Kepala Instalasi,
3 pengembanan
profesi/skill ahli gizi asesmen dan Ahli GizI
profesi (contoh:
asuhan gizi dengan
Review kasus)
baik
Jumlah ahli gizi
Merekrut ahli gizi memadai dan
Kepala Instalasi,
4 Menambah jumlah ahli giz baru, baik CPNS, sepadan dengan
bagian SDM
BLU, atau pindahan jumlah ruangan
ranap

Anda mungkin juga menyukai