Anda di halaman 1dari 13

FUNGSI DO’A

Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Epistemologi Do’a
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Semester 4
Tahun ajaran 2020/2021
Dosen :
Yani rohayani, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh Salman Paris


21030801191014

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2020/2021

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah
memberikan kesehatan sehingga penyusunan makalah ini dapat di
selesaikan. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, seluruh keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para
pengikutnya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Maka dari itu saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
Sangat disadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa
yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan alhamdulillah dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat, Aamiin.

Bandung, 06 April 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................. ...............................................................................ii


DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................................... 7
1.3 TUJUAN PENULISAN........................................................................................ 7

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 8
BAB III PENUTUP ............... .................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Umat Islam sudah tak asing dengan kata doa. Sebab kata doa
sering diucap dan didengar dalam kehidupan sehari-hari. Umat Islam
diajarkan untuk berdoa dalam keadaan apapun, baik dalam keadaan
lapang maupun dalam keadaan sempit, baik dalam keadaan bahagia
maupun dalam keadaan sedih, baik ketika mendapatkan kemudahan
maupun ketika mendapat kesulitan. Oleh karena itu, umat Islam dituntut
untuk selalu berdoa kapanpun dengan bahasa apapun. Sebab doa
merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta
yakni Allah Swt. Kata doa banyak terdapat dalam Alquran dan memiliki
makna tertentu seperti ibadah, istigatsah (memohon pertolongan dan
perlindungan), permintaan atau permohonan, percakapan, memanggil dan
memuji.
Izutsu mengatakan dalam bukunya bahwa doa adalah sebuah hubungan
komunikasi berbentuk verbal antara manusia dengan Tuhannya yang
muncul dari inisiatif manusia itu sendiri.
Ringkasnya berdoa yaitu memohon kepada Allah Swt. Agar
mengabulkan (memberikan) sesuatu yang diharapkan, karena hanya Allah
Yang Maha Pemberi.
Doa merupakan kebutuhan bagi manusia yang ingin terpenuhi
harapannya, baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang,
manusia berdoa karena adanya kebutuhan, baik kebutuhan yang berupa
materi maupun non materi, baik berupa fisik maupun non fisik. Allah
Swt. menganjurkan setiap hamba untuk berdoa kepada-Nya. Anjuran dan
dorongan ini terdapat dalam dalil yang terdapat dalam Alquran dan
Hadis. 5 Dalil akal atas anjuran berdoa adalah bahwa dengan berdoa akan
menolak bahaya yang mengintai jiwa seseorang. Doa merupakan senjata
orang mukmin sebagaimana dikatakan dalam hadis Nabi Saw. 6
Sedangkan dalil Alquran yang menganjurkan untuk berdoa salah satunya
adalah yang tercantum pada QS al-Isra [17]: 110. َ
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang
mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama
yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu
dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antaAllah
dua itu".
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda,
“Tak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa”. 7 Setiap
hamba yang berdoa pasti akan Allah Swt. kabulkan sebagaimana firman-
Nya pada QS Ghafir [40]: 60. Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-
orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". Namun tidak setiap doa
Allah Swt. kabulkan secara langsung pada saat itu. Imam Ahmad, Bazzar,
Abu Ya’la dengan sanad jayyid telah meriwayatkan sebuah hadis, begitu
juga Imam al-Hakim dan beliau mengomentari isnadnya shahih, yaitu
hadis dari al-Khudry r.a. bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda,
Tidaklah seorang muslim itu berdoa, yang tidak dicampuri dosa dan
dalam keadaan tidak memutuskan tali silaturahmi, melainkan Allah
menganugerahi kepadanya salah satu dari tiga hal. Pertama, adakalanya
doanya langsung Allah kabulkan. Kedua, doanya disimpan sebagai pahala
di akhirat. Ketiga, dengan doa tersebutlah ia dijauhkan atau dihindarkan
dari keburukan atau kecelakaan yang sebanding. (HR Ahmad, Bazzar,
Abu Ya’la dan Hakim)9 Dari hadis di atas, dapat diambil pemahaman
bahwa mengabulkan doa adalah hak prerogatif Allah Swt. Dia lebih
mengetahui apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya. Adakalanya Dia
mengabulkan doa seorang hamba pada saat itu juga, seperti ketika
seseorang yang sedang merasakan lapar kemudian orang tersebut berdoa
agar Allah Swt. mengabulkan doanya dan memberi makanan
kepadanya. Saat itu juga Allah Swt. mengabulkan doanya. Hal ini
disebabkan karena Dia mengetahui apa yang dibutuhkan oleh hamba-
Nya. Ada pula doa seorang hamba yang tidak langsung Dia kabulkan
pada saat itu juga, tetapi disimpan terlebih dulu kemudian Dia kabulkan
doa tersebut di masa mendatang. Sebagaimana Nabi Ibrahim a.s. yang
berdoa kepada Allah Swt. agar Dia mengangkat seorang pemimpin dari
kalangan anak keturunannya. Allah Swt. tidak langsung mengabulkan
doanya saat itu juga, tetapi Dia mengabulkan doa tersebut setelah jangka
waktu yang sangat lama sampai berabad-abad. Barulah Allah Swt.
mengabulkan doanya yakni dengan diutusnya Nabi Muhammad Saw. di
tanah Arab dan merupakan keturunannya sendiri. Ketika seseorang
berdoa, biasanya ada faktor pendorong yang memotivasinya untuk
berdoa. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi psikologis orang yang
berdoa ataupun kondisi sosiologis lingkungan masyarakat sekitar.
Sebagai contoh, ketika seseorang sedang berada dalam situasi yang
mengancam jiwanya, kemudian dia berdoa kepada Allah Swt. agar Dia
melindunginya dari ancaman yang ada. Ia berdoa karena keadaan
psikologisnya sedang merasa terancam dan membutuhkan keamanan. Hal
itulah yang mendorongnya untuk berdoa. Doa merupakan suatu
kebutuhan bagi setiap orang. Berdoa berarti meminta kepada Allah Swt.
agar Dia memberikan apa yang diharapkan olehnya. Nabi Ibrahim a.s.
adalah salah satu nabi yang banyak berdoa kepada Allah Swt. Aneka
macam doa banyak yang diucapkan Nabi Ibrahim a.s. yang direkam oleh
5 Alquran. Salah satunya adalah ketika ia harus meninggalkan istri dan
anaknya di daerah yang tandus dekat rumah Allah Swt. yang ada di
Mekah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Fungsi?
2. Apa Pengetian Do’a?
3. Apa Pengertian Fungsi Do’a?
4. Apa dan Bagaimana Fungsi do’a?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian fugsi
2. Mengetahui pengertian do’a
3. Mengetahui pengertian fungsi do’a
4. Mengetahui apa saja fungsi do’a
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian fungsi
Fungsi adalah suatu kegunaan yang dimiliki oleh benda atau sesuaatu
sistem.

2. Pengetian Do’a

kata al-du’a/ do’a secara lisan dan hati adalah ucapan lisan dan getaran
hati, yang berupa permohonan serta pujian kepada Allah dengan cara-cara
tertentu.
Do’a dalam bahasa disebutkan di dalam qur’an mengandungi beberapa
pengertian yaitu: Permintaan (al-mukmin ayat 60), Permohonan (al-a’raf
ayat 55 & al-baqarah ayat 186), Panggilan (al-isra ayat 52), Pujian (al-isra
ayat 11),

3. Pengertian Fungsi Do’a


Jadi Fungsi do’a itu adalah kegunaan dari permohonan/permintaan serta
pujian kepada Allah SWT.

1. Penjelasan Fungsi Do’a

Fungsi Doa Dalam Islam, doa dipahami dalam tiga fungsi, yakni
(1) sebagai ungkapan syukur,
(2) sebagai ungkapan penyesalan, yaitu pengakuan atas penyimpangan dari
ketentuan tuhan, dan
(3) sebagai permohonan, yaitu harapan akan terpenuhinya kebutuhan dan
dilengkapinya kekurangan dalam rangka mengabdi kepada tuhan.
Selain berfungsi sebagai sarana untuk memohon kepada Allah, doa juga
merupakan wujud pengabdian hakiki. Makna doa dalam diri seseorang di
mana Allah didudukkan atas dua persoalan.
Pertama, sebagai pelayan, yaitu seseorang memperlakukan Allah sebagai
pelayan untuk mewujudkan segala permohonannya. Dalam keadaan seperti
ini, seseorang merasakan ketergantungan, di mana tanpa-Nya, semua
tugasnya tidak akan mencapai keberhasilan.
Kedua, Allah didudukkan sebagai Tuhan yang Maha dari segala Maha.
Konsekuensinya, tidak selalu diharap pengabulan Allah atas setiap doa,
tetapi lebih kepada kepuasan batiniah karena telah terjalin komunikasi
dengan Allah. Menurut pendapat kedua ini, doa tidak sekedar memohon
sesuatu kepada Allah, tetapi lebih tertuju pada pengabdia tanpa pamrih. 7
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi
doa di sini adalah sebagai ungkapan sukur, ungkapan penyesalan serta
sebagai ungkapan permohonan yang dilakukan oleh individu sebagai bentuk
usaha untuk mengatasi masalahnya.

2. Fungsi Do’a
1. Menjadikan Hati Menjadi Tenang
Ini adalah merupakan salah satu manfaat berdoa kepada Allah firman Allah
ysng mengisyaratkan dan memberikan bahwasannya dengan berdoa dan
berdzikir akan bisa memberikan ketenangan (QS. Ar-ra’du: 28)
2. Sebagai Penghubung antara Anak dan Orang Tua
3. Doa menunjukan Bukti benarnya tawakal seseorang kepada Allah ta’ala
Fungsi doa dari sumber lain

Pertama. Doa adalah cermin dan sikap kita dalam menghamba kepada Allah
SWT. Rasulullah saw bersabda:

‫من لم يسأل هللا يغضب عليه‬

“Siapa yang tidak memohon kepada Allah SWT maka Allah murka
kepadanya.” (HR. Turmudzi)

Kedua. Doa adalah bagian dari ibadah kepada Allah, sebab Allah
memerintahkannya kepada kita. Rasul saw bersabda:

‫الدعاء هو العبادة‬

“Doa adalah ibadah.” (HR. Turmudzi)

Ketiga. Doa bisa mendatangkan solusi atas problematika yang kita hadapi,
baik dari sisi spiritual ataupun material. Rasul saw bersabda:

‫ليسأل أحدكم ربه حاجته كله حتى يسأله شسع تعله إذا انقطع‬

“Hendaklah setiap orang dari kalian memohon segala kebutuhannya kepada


Tuhan-Nya, bahkan saat tali sandalnya putus.” (HR. Turmudzi)”

Keempat. Doa adalah cerminan zikir yang merupakan pusat pengendali


gerak spiritual untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa.

Kelima. Doa dapat mengubah takdir yang telah ditetapkan oleh Allah atas
diri kita. Rasul saw bersabda:

‫ الرزق بالذنب يصيبه‬z‫ُ ال يؤد القدر إال بالدعاء وال يزيد العمر إال البر وإن الرجل ليحرم‬

“Takdir yang akan menimpa seseorang tidak bisa ditolak kecuali dengan
doa, umur seseorang tiada bertambah kecuali dengan melakukan kebaikan,
dan rezeki (kebaikan) akan diharamkan kepada seseorang karena dosa yang
dilakukannya.” (HR. Ibnu Majah)
3. Macam-macam dan Bentuk Doa
Ditinjau dari makna, doa adalah pengharapan kepada sesuatu kekuatan yang
dinilai melebihi kemampuan dirinya. Dalam pengertian ini doa dibagi
kedalam beberapa bagian.
Pertama, doa mahmudah, yakni doa yang kandungannya adalah segala
sesuatu yang telah diajarkan oleh nabi Muhammad Saw melalui hadis-
hadisnya atau segala hal yang berkaitan dengan nilai kebenaran menurut
syariat Islam, baik yang dibawa Nabi Muhammad Saw maupun yang
dibawa oleh nabi-nabi yang sebelumnya, serta semua pengharapan akan
kebaikan yang diperoleh oleh agama.

Kedua, doa madzmumah atau fasidah, yaitu harapan yang berakhir


keburukan atau niat buruk yang bertentangan dengan syariat, serta pa saja
yang dilarang langsung oleh Rasulullah Saw. Dalam kategori mahmudah,
jika ditinjau dari bentuknya, dapat dibagi menjadi beberapa kelompok.
Pertama, yang menggunkan kalimat perintah (fi’l amr) atau permohonan
kepada Allah.
Kedua, yang menggunakan nama-nama Allah atau al-asma’ al-husna,
yaitu dengan membaca berulang-ulang salah satu nama-Nya dengan harapan
mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan makna nama tersebut.
Ketiga, yang berupa pujian kepada Allah dan secara harfiah tidak
menyiratkan apa yang dimohonkan. 8 Pada masa ini, doa dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu doa fuqoha dan doa para sufi,
1. Doa fuqoha, umumnya ditandai dengan pengguanaan kalimat perintah
(fi’il amr) dan penyebutan langsung apa yang diminta tanpa berliku-liku
dengan mengungkapkan kelemahan dan tak keberdayaan diri dihadapan
Allah.
2. Doa para sufi, ditandai dengan kecenderungan pada keyakinan bahwa
Allah memahami segala yang diharapkannya melalui pujian-pujian yang
ditunjukkan kepada-Nya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita fahami bahwa fungsi doa itu sangat
banyak diantaranya:
1. Menjadikan Hati Menjadi Tenang
Ini adalah merupakan salah satu manfaat berdoa kepada Allah firman Allah
ysng mengisyaratkan dan memberikan bahwasannya dengan berdoa dan
berdzikir akan bisa memberikan ketenangan (QS. Ar-ra’du: 28)
2. Sebagai Penghubung antara Anak dan Orang Tua
3. Doa menunjukan Bukti benarnya tawakal seseorang kepada Allah ta’ala
4. Doa adalah cermin dan sikap kita dalam menghamba kepada Allah SWT.
5. Doa adalah bagian dari ibadah kepada Allah, sebab Allah
memerintahkannya kepada kita
6. Doa bisa mendatangkan solusi atas problematika yang kita hadapi, baik
dari sisi spiritual ataupun material
7. Doa adalah cerminan zikir yang merupakan pusat pengendali gerak
spiritual untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa
8. Doa dapat mengubah takdir yang telah ditetapkan oleh Allah atas diri
kita.
DAFTAR PUSTAKA

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/636/3/BAB%202.pdf
https://bincangsyariah.com/ubudiyah/lima-fungsi-doa/

mendongkol; sebal; 2 kecewa (menyesal) bercampur jengkel;


kekesalan/ke·ke·sal·an/ n perasaan kesal; kesebalan; kejengkelan
Mubahalah adalah sumpah dua pihak saling memohon dan berdoa agar Allah melaknat dan
membinasakan atau mengazab pihak yang salah

Menurut istilah, mubahalah adalah sumpah antara dua pihak untuk saling memohon dan
berdoa kepada Allah SWT, supaya Allah SWT melaknat dan membinasakan atau mengazab
pihak yang batil (salah) atau menyalahi pihak yang benar.

Mubahalah tentu saja sebuah sumpah yang tidak bisa sembarangan diucapkan. Ada syarat
yang mesti dipenuhi antara kedua belah pihak yang berselisih, agar kebohongan yang
dipendam oleh pihak tertentu mampu dibongkar hanya atas kuasanya

Tentang mubahalah tersebut telah disinggung dalam firman Allah SWT, surat Ali Imran ayat ke-
61 yang berbunyi.
Artinya: "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan
isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah
dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta."

Resiko Besar
Nyatanya, sumpah mubahalah hanya dilakukan sebagai alternatif terakhir setelah semua jalan
telah dilakukan karena resiko atau konsekuensinya sangat besar, bahkan dapat berujung pada
kematian. 

https://www.tagar.id/apa-itu-mubahalah

Anda mungkin juga menyukai