Anda di halaman 1dari 11

MODUL II PANDUAN PRAKTEK RADIOLOGI

Diterbitkan
STIKes AWAL BROS PEKANBARU
RS. Awal Bros Pekanbaru Lt. 3
Jl. Jend Sudirman No 117 – Pekanbaru 28282
Email : stikes.awalbrospekanbaru@gmail.com

HANYA UNTUK MAHASISWA D-III RADIOLOGI


STIKES AWAL BROS PEKANBARU

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah robbil’alamin, penulis ucapkan kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan hidayah, hikmah dan rahmat kepada penulis hingga dapat
terselesaikannya penyusunan Modul II Pembelajaran Praktik Laboratorium
Radiologi. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW, para sahabat dan para pengikutnya.
Penulisan modul ini bertujuan sebagai panduan yang ditujukan kepada
mahasiswa D-III Radiologi dalam melaksanakan praktik di laboratorium Radiologi.
Dalam penulisan modul ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan modul ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penulisan Modul II Praktek Radiologi ini
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan Modul II Praktek Radiologi
ini. Harapan Penulis semoga Modul II Praktek Radiologi ini dapat bermanfaat dan
memberikan inspirasi yang berguna demi kemajuan teknologi di bidang radiologi.
Amin.

Pekanbaru, Januari 2017

Penulis

MODUL PRAKTIK LABORATORIUM DIPLOMA III TEKNIK RADIOLOGI


STIKes AWAL BROS PEKANBARU
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................. 1
C. Waktu Pelaksanaan.............................................................. 1
D. Tempat Pelaksanaan............................................................. 1

BAB II. TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR


A. Terminologi Raddiografi...................................................... 2
B. Prinsip dasar proteksi radiasi................................................ 3
C. Tujuan proteksi radiasi dan keselamatan radiasi.................. 4
D. Materi praktek...................................................................... 5
1. Os. Cranium.................................................................. 5
2. Os. Nasal ...................................................................... 10
3. Arcus Zygomatikum...................................................... 12
4. Sinus Paranasal ............................................................. 13
5. Os. Mandibula .............................................................. 16
6. Os. Mastoid .................................................................. 19
7. Sella Tursica ................................................................. 21
8. Basis Cranii .................................................................. 23
9. Temporo Mandibular Joint............................................ 24
10. Cavum Orbita ............................................................... 27
11. Os. Petrosum ................................................................ 28
12. Foramen Optikum......................................................... 30

MODUL PRAKTIK LABORATORIUM DIPLOMA III TEKNIK RADIOLOGI


STIKes AWAL BROS PEKANBARU
iii
13. Thorax .......................................................................... 32
14. Apex Pulmo .................................................................. 36
15. Sternoclavicularjoint .................................................... 38
16. Abdomen ...................................................................... 39
17. Hip Joint........................................................................ 44
18. Os. Pelvis....................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA

MODUL PRAKTIK LABORATORIUM DIPLOMA III TEKNIK RADIOLOGI


STIKes AWAL BROS PEKANBARU
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Program studi Diploma III Radiologi STIKes Awal Bros Pekanbaru mulai
berdiri tahun 2017. Pada awal tahun ajaran 2017/2018 telah memulai
perkuliahan dengan jumlah mahasiswa sebanayak 16 orang. Mahasiswa belum
memiliki pengalaman langsung praktek dengan modalitas X-Ray Konvensional.
Berkenaan dengan hal tersebut diatas maka dalam proses pembelajarannya,
peserta didik kelompok tersebut harus dibekali dengan praktek klinik di
kampus, dengan harapan pada saat selesainya kegiatan mahasiswa memiliki
kemampuan dan persiapan yang cukup untuk mengikuti kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di Rumah Sakit nantinya.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengenal alat-alat yang ada pada ruang lab radiologi.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengoperasian dasar modalitas X-Ray
Konvensional.
3. Mahasiswa dapat melakukan pengaturan dan posisioning pasien pada
pemeriksaan dasar X-Ray.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan yang dilakukan.
5. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pemeriksaan X-Ray.
6. Mahasiswa dapat menginterprestasikan hasil gambaran radiograf yang
dibuat.
7. Mahasiswa dapat mengenal peralatan pendukung lainnya pada
pemeriksaan X-Ray Konvensional.

C. WAKTU PELAKSANAAN
Praktek Laboratorium II dilakukan pada Semeter II

D. TEMPAT PELAKSANAAN
1. Laboratorium Rontgen STIKes Awal Bros Pekanbaru
2. Instalasi Radiologi RS Awal Bros Pekanbaru

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Terminologi radiologi
1. Bidang anatomi
Bidang anatomi adalah bidang yang melalui tubuh dalam posisi anatomi:
a. Bidang median: bidang yang membagi tepat tubuh menjadi bagian
kanan dan kiri.
b. Bidang sagital: bidang yang membagi tubuh menjadi dua bagian dari
titik tertentu (tidak membagi tepat dua bagian). Bidang ini sejajar
dengan bidang median.
c. Bidang horizontal: bidang yang terletak melintang melalui tubuh
(bidang X-Y). Bidang ini membagi tubuh menjadi bagian atas
(superior) dan bawah (inferior).
d. Bidang koronal: bidang vertikal yang melalui tubuh, letaknya tegak
lurus terhadap bidang median atau sagital. membagi tubuh menjadi
bagian depan (frontal) dan belakang (dorsal).
2. Istilah posisi anatomi
a. Superior (atas) atau cranial: lebih dekat pada kepala.
Contoh: Mulut terletak superior terhadap dagu.
b. Inferior (bawah) atau kaudal: lebih dekat pada kaki.
Contoh: Pusar terletak inferior terhadap payudara.
c. Anterior (depan): lebih dekat ke depan.
Contoh: Lambung terletak anterior terhadap limpa.
d. Posterior (belakang): lebih dekat ke belakang.
Contoh: Jatung terletak posterior terhadap tulang rusuk.
e. Superfisial: lebih dekat ke/di permukaan.
Contoh: Otot kaki terletak superfisial dari tulangnya.
f. Profunda: lebih jauh dari permukaan.
Contoh: Tulang hasta dan pengumpil terletak lebih profunda dari
otot lengan bawah.
g. Medial (dalam): lebih dekat ke bidang median.
Contoh: Jari manis terletak medial terhadap jari jempol.

MODUL PRAKTIK LABORATORIUM DIPLOMA III TEKNIK RADIOLOGI


STIKes AWAL BROS PEKANBARU
2
h. Lateral (luar): menjauhi bidang median.
Contoh: Telinga terletak lateral terhadap mata.
i. Proksimal (atas): lebih dekat dengan batang tubuh atau pangkal.
Contoh: Siku terletak proksimal terhadap telapak tangan.
j. Distal (bawah): lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal.
Contoh: Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku.
k. Dekstra: bagian kanan
l. Sinistra: bagian kiri
m. Internal: bagian dalam tubuh
n. Eksternal: bagian luar
o. Palmar: bagian telapak tangan
p. Plantar: telapak kaki
3. Istilah alat gerak
a. Abduksi: menjauhi badan
b. Adduksi: mendekati badan
c. Ekstensi: meluruskan
d. Fleksi: mekuk atau membengkokkan
e. Supinasi: mengengadahkan tangan
f. Pronasi: menelungkupkan tangan
g. Depresi: menurunkan
h. Elevasi: mengangkat

B. Prinsip Dasar Proteksi Radiasi


Secara umum proteksi radiasi yang sering kali digunakan untuk
menekan penerima dosis radiasi baik untuk pekerja maupun masyarakat
umum diantaranya:
1. Faktor waktu
Seorang pekerja radiasi yang berada di dalam medan radiasi akan
menerima dosis radiasi yang besarnya sebanding dengan lamanya
pekerja tersebut berada didalam medan radiasi. Semakin lama pekerja
berada ditempat itu makan akan semakin besar radiasi yang akan
diterimannya dan demikian pula sebaliknya

MODUL PRAKTIK LABORATORIUM DIPLOMA III TEKNIK RADIOLOGI


STIKes AWAL BROS PEKANBARU
3
2. Faktor jarak
Paparan radiasi berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumber
radiasi maksudnya kita harus berada sejauh mungkin medan radiasi,
bahwa besarnya radiasi yang akan kita peroleh akan semakin kecil
apabila kita berada semakin jauh dari sumber radiasi. Besarnya paparan
radiasi akan menurun, sebanding dengan kebalikan kuadrat jarak
terhadap sumber.
3. Faktor penahan radiasi
Untuk penanganan sumber radiasi dengan aktivitas sangat tinggi,
seringkali pengaturan waktu dan jarak kerja tidak mampu menekan
penerimaan dosis oleh pekerja dibawah nilai batas dosis yang telah
ditetapkan. Oleh sebab itu, dalam penanganan sumber-sumber
beraktivitas tinggi juga diperlukan perisai radiasi. Sifat dari bahan
perisai radiasi ini harus mampu menyerap energi radiasi atau
melemahkan intensitas radiasi.

C. Tujuan Proteksi Radiasi dan Keselamatan Radiasi


1. Mencegah terjadinya efek non stokastik yang membahayakan dan
membatasi peluang terjadinya efek stokastik, sampai pada suatu nilai
batas yang dapat diterima oleh masyarakat.
2. Untuk meyakinkan bahwa pekerjaan atau kegiatan yang berkaitan
dengan penyinaran radiasi dapat dibenarkan, dan dengan disusunnya
program proteksi dan keselamatan radiasi secara umum tujuannya akan
menunjukkan tanggung jawab manajemen dalam rangka proteksi dan
keselamatan radiasi, sesuai dengan dasar hukum yang dijadikan acuan
yaitu: PP nomor 11 tahun 1975, tentang Keselamatan Kerja terhadap
radiasi, dan dilaksanakan lebih rinci dengan SK DirJen BAPETEN
nomor: 01/Ka BAPETEN/V-1999 yaitu tentang ketentuan keselamatan
kerja terhadap radiasi, kemudian diperkuat lagi dengan adanya dasar
hukum PP nomor 29 tahun 2008: Tentang Perizinan Pemanfaatan
Sumber Radiasi Pengion Dan Bahan Nuklir (PP No.29 tahun 2008).

MODUL PRAKTIK LABORATORIUM DIPLOMA III TEKNIK RADIOLOGI


STIKes AWAL BROS PEKANBARU
4
D. Materi Pemeriksaan
6. TMJ (Temporo Mandibular Joint)
a. Proyeksi AP Axial
Tujuan Pemeriksaan temporal mandibula joint (TMJ) adalah suatu
pemeriksaan secara radiologis guna melihat/menilai
persendian antara temporal dan mandibula, yang dilakukan
dengan proyeksi AP Axial atau Inferosuperior Transfacial. 
Indikasi Fraktur dan dislokasi.
Pemeriksaan
Posisi Pasien Posisikan pasien diposisi supine atau erect. 
Posisi Objek 1. Tempatkan pertengahan kaset pada MSP (Mid Sagital
Plane). 
2. Letakkan lengan diposisi nyaman. 
3. Atur bahu agar posisinya sama. 
4. Atur kepala maka MSP sejajar dengan film. 
5. Fleksikan leher agar orbitomeatal line tegak lurus
dengan film.
FFD 100 cm.
CR Arahkan sinar ke caudal dengan sudut 35º.
CP 3 inci atau 7,5 cm diatas nasion.
Ukuran Kaset 24 x 30 cm.
Kriteria 1. Kepala tidak mengalami rotasi. 
Gambaran 2. Tampak gambaran axial dari procesus condyloid dan
mandibula fossae. 
3. Condilus dan TMJ terlihat pada pemeriksaan open
mouth. 
4. Terjadi sedikit superposisi oleh condilus pada
pemeriksaan closed mouth.

MODUL PRAKTIK LABORATORIUM DIPLOMA III TEKNIK RADIOLOGI


STIKes AWAL BROS PEKANBARU
5
Gambar 29. Proyeksi AP Axial TMJ

Gambar 30. Radiograf AP Axial TMJ

b. Proyeksi Axiolateral
Tujuan Pemeriksaan temporal mandibula joint (TMJ) adalah suatu
pemeriksaan secara radiologis guna melihat/menilai
persendian antara temporal dan mandibula, yang dilakukan
dengan proyeksi AP Axial atau axiolateral
Indikasi Fraktur dan dislokasi.
Pemeriksaan
Posisi Pasien 1. Posisi semi prone khusus digunakan pada pasien yang
tidak dapat berbaring dengan posisi prone. 
2. Apabila pasien berdiri, pasien dapat lebih nyaman
dengan posisi PA oblique.
Posisi Objek 1. Atur kepala pasien agar true lateral. Letakkan sisi yang
diperiksa menempel pada kaset. 
2. Ekspose yang pertama dilakukan dengan mulut tertutup.
Kemudian ganti kaset dan lakukan eksposi kedua
dengan mulut terbuka. 
3. Pengambilan foto dilakukan dua kali yaitu pada saat
open mouth dan close mouth.
4. Tahan napas saat diekspos. 

MODUL PRAKTIK LABORATORIUM DIPLOMA III TEKNIK RADIOLOGI


STIKes AWAL BROS PEKANBARU
6
FFD 100 cm.
CR Arahkan sinar ke caudal dengan sudut 25-30º.
CP Pada pertengahan kaset. Maksudnya sinar yang diarahkan
ke inferior mandibula yang jauh dari film dan melalui atau
menuju TMJ yang menempel pada kaset.
Ukuran Kaset 24 x 30 cm.
Kriteria 1. Tampak gambaran lateral oblique dari TMJ pada posisi
Gambaran open mouth dan closed mouth. 
2. Mandibula pada sisi yang tidak menepel pada kaset
tidak mengalami overlapping dengan daerah TMJ.
3. TMJ bebas dari superposisi dengan vertebra cervicalis. 
4. Pada pemeriksaan closed mouth, condyle akan terletak
pada mandibular fossa.
5. Pada pemeriksaan open mouth, condyle akan terletak
pada articular tubercle apabila pasien membuka
mulutnya dengan lebar.

Gambar 31. Proyeksi Axiolateral

MODUL PRAKTIK LABORATORIUM DIPLOMA III TEKNIK RADIOLOGI


STIKes AWAL BROS PEKANBARU
7

Anda mungkin juga menyukai