Anda di halaman 1dari 11

Makalah Keperawatan Maternitas

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BAYI BARU LAHIR
(SISTEM REPRODUKSI)

Oleh :
KELOMPOK 9 KELAS 2C
RIFKY ADEMULYA POU

RAHMAT IRAMAN HIOLA

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN GORONTALO
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
            Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam
juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan
keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan
kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah  Keperawatan Maternitas pada
Program Studi DIII-Keperawatan, dengan ini penulis mengangkat judul “Asuhan Keperawatan
Pada Bayi Baru Lahir (Sistem Reproduksi)”. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 1 Maret 2021

Kelompok 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar belakang.................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Pengertian........................................................................................................................................5
B. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir Normal...................................................................................5
Sistem Reproduksi...................................................................................................................................5
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................7
1. Pengkajian.......................................................................................................................................7
2. Diagnosa Keperawatan........................................................................................................................9
3. Intervensi Keperawatan.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (Muhammad,2007).
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002, angka
kematian bayi baru lahir sebesar 45/1000 kelahiran hidup dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti: asfiksia neonatarum, icterus, pendarahan tali pusat, kejang, BBLR, hipertermi, dll.
(Muslihatun, 2010). Sedangkan tiga penyebab utama dari angka kematian bayi baru lahir menurut
Saifudin (2002) diantaranya adalah: kelahiran prematur, infeksi berat, dan komplikasi selama
kelahiran.
Menurut World Health Organization (WHO) Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 35 per 1.000
kelahiran hidup untuk tahun 2012. Pada tahun 1990 silam, AKB secara global sebesar 63 per 1.000
kelahiran hidup. Menurut laporan WHO pada tahun 2000, Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia 54
per 1000 kelahiran hidup kemudian tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup (Wijaya, 2010).
Dari data yang diperoleh dari medical record Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura, jumlah angka
kelahiran bayi baru lahir normal pada bulan Juni – Desember tahun 2015 sebesar 726 jiwa dengan
kelahiran Seksiocesaria sebanyak 524 jiwa dan kelahiran Spontan 202 jiwa. Sedangkan tahun 2016
pada bulan Januari – Juni jumlah angka kelahiran bayi baru lahir normal sebesar 411 jiwa dengan
kelahiran Seksiocesaria sebanyak 330 jiwa dan kelahiran Spontan sebanyak 81 jiwa.

Mengingat masa neonatus/bayi baru lahir adalah masa penentu. Perkembangan dan Pertumbuhan
bayi/anak selanjutnya serta diperlukan perhatian dan penanganan yang terpadu dan
berkesinambungan, penulis sebagai calon tenaga kesehatan ingin berperan penting dalam upaya
meningkatkan perubahan yang terjadi pada bayi paru lahir normal melalui upaya promotif, yaitu
memberikan perawatan yang intensif pada bayi baru lahir, antara lain promosi penggunaan air susu
ibu (ASI) secara ekslusif. Pentingnya menjaga kebersihan diri dan cara menyusui yang benar pada
bayi. Upaya prefentif antara lain dengan melakukan perawatan hipotermi pada bayi baru lahir untuk
mencegah kehilangan panas yang lebih lanjut. Upaya kuratif yang diberikan adalah menganjurkan ibu
untuk mengontrolkan kesehatan nya pasca melahirkan dan dalam masa nifas, serta mengontrol
keadaan bayinya sesuai dengan jadwal agar tidak terjadi komplikasi. Dan upaya rehabilitatifnya
adalah menstimulus perkembangan bayi sejak usia dini. Maka penulis tertarik untuk menyusun
makalah ilmiah bayi baru lahir dengan judul “Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir Normal
di Paviliun Al-Adawiyah Rumah Sakit Islam Sukapura Jakarta Utara”.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar

1. Definisi Bayi Baru Lahir Normal

Bayi baru lahir normal merupakan bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37-42
minggu, berat badan 2.500-4.000 gram, lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan
kongenital (cacat bawaan). Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi baru lahir, sebab
sebelum di lahirkan janin senantiasa tumbuh dan hidup bergantung kepada ibunya sedangkan
pada saat kelahiran setiap bayi baru lahir akan mengalami penyesuaian diri dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin seacara mandiri (Vivian, 2013).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu,
dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, 2012).

2. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir Normal

Perubahan fisiologi pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasi dengan lingkungan
luar atau dikenal dengan kehidupan ekstrauteri. Sebelumnya bayi cukup hanya beradaptasi
dengan kehidupan intrauteri (Aziz Alimul, 2008).

Saat lahir, bayi mengalami perubahan fisiologi yang cepat dan hebat. Kelangsungan hidup
bergantung pada pertukaran oksigen dan kerbondioksida yang cepat dan teratur. Agar
pertukaran efesien, alveolus paru yang semula terisi cairan harus terisi oleh udara (Kenneth,
2009).

3. Sistem reproduksi

1) Perempuan Saat lahir, ovarium mengandung ribuan sel germinal primitif. Sel-sel ini
menggambarkan jumlah untuk membentuk suatu ovum potensial yang utuh; tidak ada
bentuk oogonia setelah lahir pada bayi matur, korteks ovarium, yang terutama terdiri atas

folikel-folikel primordial, menempati bagian yang lebih besar pada ovarium bayi
perempuan yang baru lahir dibandingkan pada wanita dewasa.

Genitalia eksternal (seperti, labia mayor dan labia minor) biasanya membengkak dengan
peningkatan pigmentasi. Pada bayi matur, labia mayor dan minor menutupi vestibulum.
Pada bayi prematur, klitoris menonjol, dan labia mayornya kecil dan terpisah jauh. Kutil
pada vagina atau himen umum ditemukan dan tidak memiliki artian klinis. Verniks
kaseosa dapat ditemukan antara labia dan tidak boleh dibersihkan dengan paksa saat
mandi. Jika bayi lahir dalam posisi bokong, labia dapat membengkak dan memar. Edema
dan memar akan menghilang dalam beberapa hari; tidak diperlukan pengobatan.

2) Laki-laki

Testis menurun ke skrotum saat lahir pada 90% bayi laki-laki baru lahir. Walaupun
persentase ini menurun pada kelahiran prematur, pada umur 1 tahun, insiden testis yang
tidak menurun pada semua anak laki-laki kurang dari 1% Prepusium yang sempit (lipatan

kulit penutup ujung penis) sering ditemukan pada bayi baru lahir. Lubang uretra dapat
terbungkus penuh oleh prepusium, yang tidak dapat ditarik selama 3-4 tahun.
Smegma,substansi seperti keju, berwarna putih, umum ditemukan dibawah lipatan
prepursium. Lesi kenyal, putih, kecil disebut mutiara epitel dapat ditemukan pada ujung
prepursium. Neonatus lebih bulan memiliki rugae yang dalam dan skrotu pendulum.
Skrotum biasanya lebih gelap pigmentasinya dibandingkan bagian kulit lainya dan
terutama tampak pada bayi dengan kulit yang lebih gelap pigmentasi ini merupakan

respons terhadap esterogen ibu. Jika bayi laki-laki dilahirkan dengan presentasi bokong,
skrotum dapat sangat bengkak dan memar, pembengkakan dan perubahan warna ini akan
berkurang dalam beberapa hari.

3) Pembengkakan jaringan payudara

Pembengkakan jaringan payudara pada bayi matur kedua jenis kelamin disebabkan oleh
hiperesterogenisme pada kehamilan. Pada beberapa bayi, sekret encer (susu penyihir)
ssdapat ditemukan. Penemuan ini tidak berarti secara klimis, tidak membutuhkan
pengobatan dan akan menghilang dalam beberapa hari setelah hormon ibu dieliminasi
dari tubuh bayi (Lowdermilk, 2013).
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan bayi baru lahir menurut wagiyo dan putrono, 2016 dilakukan secara bertahap
sebagai berikut :

1) Penilaian skor
Apgar Prosedur :
a) Kaji warna kulit
b) Hitung frekuensi jantung
c) Kaji kemampuan refleks
d) Kaji tonus otot
e) Kaji kemampuan bernafas
f) Hitung total skor yang di dapat dari hasil pengkajian
g) Tentukan hasil penilaian ke dalam tiga kategori asfiksia, yaitu : Adaptasi baik skor 7-10,
asfiksia ringan-sedang skor 4-6, asfiksia berat skor 0-3. Penilaian dapat dilakukan pada menit
pertama dan menit ke lima setelah lahir.

2) Postur :
Inspeksi bayi baru lahir akan memperlihatkan posisi didalam rahim selama beberapa hari,
tanyakan atau periksa status bayi dan pelajari riwayat persalinan. Tekanan saat dalam rahim pada
anggota gerak atau bahu dapat menyebabkan ketidak simetrisan wajah untuk sementara atau
menimbulkan tahanan saat ekstremitas akstensi.

3) Tanda-tanda Vital
Suhu aksila 36,5-37 C, suhu stabil setelah 8-10 jam kelahiran, frekuensi jantung 120-140
denyut/menit, bias tidak teratur untuk periode singkat, terutama setelah menangis, pernafasan
bayi baru lahir rata-rata 30-60 kali/menit dengan tekanan darah 78/42 mmHg pada waktu lahir,
sistolik 60-80 mmHg dan diastolic 40-50mmHg, setelah 10 hari, sistolik 95-100 mmHg dan
diastolic sedikit meningkat. Tekanan darah bayi baru lahir bervariasi seiring perubahan tingkat
aktivitas ( terjaga, menangis atau tidur.

4) Pengukuran Umum
Berat badan lahir 2500-4000gr, panjang badan dari kepala sampai tumit 48-52 cm, lingkar kepala
diukur pada bagian yang terbesar yaitu oksipito-frontalis 33-35cm, lingkar dada mengukur pada
garis buah dada, sekitar 30-38 cm, lingkar abdomen mengukur di bawah umbilikus, ukuran sama
dengan lingkaran dada.

5) Kepala
a) Ukur lingkar kepala
b) Lakukan penilaian hasil pengukuran, bandingkan dengan lingkar dada, jika diameter kepala
lebih besar 3 cm dari lingkar dada, bayi mengalami hidrosefalus dan jika diameter kepala
lebih kecil 3cm dari lingkar dada, bayi tersebut mengalami mikrosefalus
c) Kaji jumlah dan warna adanya lanugo terutama didaerah bahu dan punggung
d) Kaji adanya moulage, yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir, apakah
asimetri atau tidak
e) Kaji apakah adanya kaput suksedaneum, sefalhematoma
f) Kaji adanya perdarahan akibat pecahnya pembuluh vena yang menghubungkan jaringan di
luar sinus dalam tengkorak, batasnya tidak tegas sehinggabentuk kepala nampak asimetris,
dengan palpasi teraba fluktuasi.
g) Kaji adanya fontanel dengan cara melakukan palpasi menggunakan jari tangan, denyutannya
sama dengan denyut jantung, kemudian fontanel posterior akan dilihat proses penutupan
setelah usia 2 bulan dan fontanel anterior menutup pada usia 12-18 bulan.

6) Wajah
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di
intrauteri, perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindromsown atau sindrom piere robin. Perhatikan
juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N. fasialis.

7) Mata
Goyangkanlah kepala bayi secara perelahan-lahan supaya mata terbuka, lakukan inspeksi daerah mata,
periksa jumlah, posisi atau letak mata, periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum
sempurna, periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian
sebagai kekeruhan pada kornea, katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna
putih. Pupil harus tampak bulat, terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat
mengindikasi adanya defek retina, periksa adanya trauma seperti palpebral, perdarahan konjungtiva atau
retina, periksa adanya secret pada mata, konjungtivitas oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia
dan menyebabkan kebutaan dan apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami
sindrom down

8) Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidungh, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus
bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas
karena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidungh atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring. Periksa adanya secret yang mukopurulen yang terkadang berdarah, hal ini kemungkinan
danya sifilis congenital dan periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang
menunjukkan adanya gangguan pernapasan.

9) Mulut
Lakukan inspeksi apakah ada kista yang ada pada mukosa mulut, perhatikan mulut bayi, bibir harus
berbentuk dan simetris, ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil
menunjukkan mikrognatia. Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (Kista lunak
yang berasal dari dasar mulut), periksa keutuhan langitlangit, terutama pada persambungan antara
palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s pearl atau gigi dan periksa lidah apakah membesar atau
sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intraknial meninggi seringkali lidahnya keluar
masuk (tanda foote).

10) Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk, dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.
Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak
daun telinga. Daun telingan yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang
mengalami sindrom tertentu (Pierre – Robin). Perhatikan adanya kulit tambahan hal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitas ginjal.

11) Leher
Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal. Leher berselaput berhubungan dengan
abnormalitas kromosom, periksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. Periksa adanya trauma leher yang dapat
menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis. Lakukan perabaan untuk mengindentifikasi adanya
pembengkakan. Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. Adanya lipatan kulit yang
berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomy 21.

12) Dada, Paru, dan Jantung


Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas, apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami
pneumotoraks, paresis, diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan bayi yang normal dinding dada
dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau intercostal pada saat bernapas perlu
diperhatikan. Frekuensi pernapasan bayi normal antara 40-60 kali per menit, perhitungannya harus satu
menit penuh karena terdapat periodic breathing, diumana pola pernapasan pada neonates terutama pada
preamture ada henti nafas yang berlangsung 20 detik dan terjadi secara berkala. Pada bayi cukup bulan,
putting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris. Payudara dapat tampak membesar tetapi
ini normal. Lakukan palpasi pada daerah dada, untuk menentukan ada tidaknya fraktur klavikula dengan
cara meraba ictus cordis dengan menentukan posisi jantung dan lakukan auskultasi paru dan jantung
dengan menggunakan stetoskop untuk menilai frekuensi dan suara napas/jantung. Secara normal,
frekuensi denyut jantung antara 120-160 x per menit.

2. Diagnosa Keperawatan

1. Disfungsi Seksual berhubungan dengan perubahan fungsi/struktur tubuh (mis.


kehamilan,baru melahirkan,obat-obatan, pembedahan, anomali, proses penyakit, trauma,
radiasi)

3. Intervensi Keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Disfungsi Seksual b.d Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama : edukasi
perubahan fungsi/struktur keperawatan selama 2x24 jam seksualitas
tubuh (mis. kehamilan,baru diharapkan fungsi seksual
melahirkan,obat-obatan, meningkat (5), dengan kriteria Tindakan
pembedahan, anomali, proses hasil : Obervasi
penyakit, trauma, radiasi) 1. Keterlibatan dalam
aktivitas perawatan  Identifikasi
Kategori : Fisiologis meningkat 5 kesiapan dan kemampuan
Subkategori : Reproduksi dan menerima informasi
2. Selera makan
Seksualitas
KODE : D.0069 meningkat 5 Terapeutik
Definisi : Perubahan fungsi 3. Inisiatif meningkat 5
seksual selama fase respon 4. Minta komunikasi  Sediakan
seksual berupa hasrat, verbal meningkat 5 materi dan media
terangsang, orgasme, dan/atau 5. Merbalisasi keputusan pendidikan kesehatan
relaksasi yang dirasa tidak menurun 5  Jadwalkan
memuaskan, tidak bermakna pendidikan kesehatan
6. Perilaku pasif menurun
atau tidak adekuat sesuai kesepakatan
5  Berikan
Gejala dan Tanda Mayor 7. Afek datar menurun 5 kesempatan untuk bertanya
Subjektif : 8. Mengangkat bahu saat  Fasilitasi
1. Mengungkapkan kesadaran keluarga
bicara menurun 5
aktivitas seksual terhadap anak dan remaja
9. Pola tidur membaik 5 serta pengaruh media
berubah
2. Mengungkapkan
Edukasi
eksitasi seksual
berubah  Jelaskan
3. Merasa berhubungan anatomi dan fisiologi
seksual tidak sistem reproduksi laki-laki
memuaskan dan perempuan
4. Mengungkapkan peran  Jelaskan
perkembangan seksualitas
seksual berubah
sepanjang siklus kehidupan
5. Mengeluhkan hasrat  Jelaskan
seksual menurun perkembangan emosi pada
6. Mengungkapkan anak dan remaja
fungsi seksual berubah  Jelaskan
7. Mengeluh nyeri saat pengaruh tekanan
kelompok dan sosial
berhubungan seksual
terhadap aktiviytas seksual
(dyspareunia)  Jelaskan
Objektif : konsekuensi negatif
mengasuh anak pada usia
(Tidak tersedia) dini
 Jelaskan resiko
Gejala dan Tanda Minor tertular penyakit menular
Subjektif : seksual dan AIDS akibat
1. Mengungkapkan seks bebas
ketertarikan pada  Anjurkan orang
pasangan berubah tua menjadi educator
2. Mengeluh nyeri saat seksualitas bagi anak-
berhubungan seksual anaknya
terbatas
3. Mencari informasi
tentang kemampuan
mencapai kepuasan
seksual

Objektif :
(Tidak tersedia)
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, & jensen, 2006, Maternity Health Women Care, 7th edition, Mosby, Philadelphia.

Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.

Doenges, M.E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal Edisi 3. Jakarta : EGC

Mochtar R, Prof. dr. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif,dkk. 2001.Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3.Jakarta: FKUI

Prawirohardjo, S. 2000. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan


neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai