Anda di halaman 1dari 8

DETERMINANTS OF JOB SATISFACTION

[Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Terbuka, 2020)

Royke Yan Loudewyk Sampow


royke872@gmail.com

ABSTRACT

Job satisfaction considerably affects employee performance and employee


outcome. This study aimed to present a literature review of the factors that affect
employee satisfaction. Research method using systematic literature review. The
research data was obtained through internet search on employee satisfaction
journal published 2015-2020 key words using job satisfaction, employee
satisfaction, employee job satisfaction, job satisfaction, job satisfaction among
employee, job satisfaction, kepuasan kerja, and kepuasan kerja karyawan. The
number of journals analyzed by 10 journals. Data were analyzed qualitatively.

The result of the research is there are several factors that influence job
satisfaction that is job content, management, work environment, supervisor's
relationship with subordinate, and co-worker relationship, compensation reward,
job promotion, and training. And most of study showed that those indendepent
variables influenced the dependent variable (job satisfaction) positively dan
significantly.

Key Words: Job Satisfaction, Kepuasan Kerja Karyawan, Management,


Work Envinronment, Compensation.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENDAHULUAN

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu kunci kesuksesan sebuah
perusahaan. Pengelolaan sumber daya manusia yang efisien dan efektif dapat
meningkatkan produktifitas dan kinerja baik karyawan maupun organisasi. Oleh
karena itu, penting bagi perusahaan untuk memperhatikan faktor yang
mempengaruhi produktifitas dan kinerja karyawan, dan salah satunya yang
penting adalah kepuasan kerja (Hassan, 2009).

Karyawan yang mempunyai tingkat kepuasan kerja tinggi akan cenderung


lebih berkomitmen dan memberikan kontribusi serta memiliki dedikasi tinggi
terhadap perusahaan dan akhirnynya mempunyai kemauan untuk bekerja lebih
keras dan lebih produktif. Sebaliknya, karyawan dengan tingkat kepuasan kerja
rendah cenderung akan melakukan turnover, serta menurunnya kedisplinan dan
produktivitas kerja (Robbins, 2012).

Menurut Edy Sutrisno (2015) kepuasan kerja adalah suatu sikap karyawan
terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar

1
karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja dan hal-hal yang menyangkut faktor
fisik dan psikologi.

Sedangkan menurut Colquit, Lepinde, Wesson dalam Wibowo (2015)


defenisikan bahwa kepuasan kerja merupakan tingkat perasaan menyenangkan yang
diperoleh dari penilaian pekerjaan seseorang atau pengalaman kerja. Menurut Robbins
dan Judge dalam Wibowo (2015) memberikan defenisi bahwa kepuasan kerja adalah
perasaan positif tentang pekerjaan sebagai hasil evaluasi dari karakteristiknya.
Pekerjaan memerlukan interaksi dengan rekan sekerja dan atasan, mengikuti aturan dan
kebijakan organisasional, memenuhi standar kinerja, hidup dengan kondisi kerja kurang
ideal dan semacamnya. Menurut pendapat Stephen Robbins (2003:91) istilah kepuasan
kerja merujuk kepada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaan yang
dilakukannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan sikap yang
positif terhadap kerja itu; seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukan
sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu. karena pada umumnya apabila orang
berbicara mengenai sikap karyawan, lebih sering mereka memaksudkan kepuasan kerja.

Malayu S.P. Hasibuan (2006) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang
bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan
dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap
kegiatan tersebut. Jadi secara garis besar kepuasan kerja dapat diartikan sebagai hal yang
menyenangkan atau yang tidak menyenangkan yang mana pegawai memandang
pekerjannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan atau sikap
seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya, yang dapat dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pada dasarnya dapat menjadi dua
bagian yaitu faktor intrinsik atau faktor yang berasal dari dalam diri karyawan itu sendiri
seperti harapan dan kebutuhan individu tersebut dan yang kedua adalah faktor ektrinsik,
faktor ekstrinsik yaitu faktor yang berasal dari luar diri karyawan antara lain kebijakan
perusahaan, kondisi fisik lingkungan kerja, interaksi dengan karyawan lain, sistem
penggajian, dan sebagainya.

Secara teoritis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak
jumlahnya, seperti gaya kepemimpinan, perilaku, locus of control pemenuhian harapan
penggajian, dan efektivitas kerja. Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur
kepuasan kerja seorang pegawai adalah: (a) isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang
aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan ; (b) supervisi ; (c) organisasi dan
manajemen; (d) kesempatan untuk maju; (e) gaji dan keuntungan dalam bidang finansial
lainnya seperti adanya insentif; (f) rekan kerja; dan (g) kondisi pekerjaan (Chruden &
Sherman, 1972: 312-313).

Selain itu, menurut Job Descriptive Index (JDI) faktor penyebab kepuasan kerja
ialah :

2
1. Bekerja pada tempat yang tepat
2. pembayaran yang sesuai
3. organisasi dan manajemen
4. supervisi pada pekerjaan yang tepat
5. orang yang berada dala pekerjaan yang tepat

Hal di atas menunjukan bahwa kepuasan kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak
faktor, tidak hanya gaji, tetapi terkait dengan pekerjaan itu sendiri, dengan faktor lain seperti
hubungan dengan atasan, rekan kerja, lingkungan kerja, dan aturan-aturan. Berdasarkan ini
para ahli mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yang
berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu :

1. Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan
kerja, apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil.
2. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, apakah
memiliki elemen yang memuaskan.
3. Rekan sekerja, yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi dalam
pelaksanaan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat
menyenangkan atau tidak menyenangkan.
4. Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberikan perintah atau petunjuk dalam
pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dapat tidak menyenangkan bagi seseorang atau
menyenangkan, dan hal ini dapat mempengaruhi kepuasan kerja.
5. Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan.
Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau
tidak, proses kenaiakn jabatan kurang terbuka atau terbuka. Ini juga dapat
mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang.
6. Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik dan psiologis.

Menurut Stephen Robbins (2003:108) ada empat faktor yang kondusif bagi tingkat
kepuasan kerja karyawan yang tinggi, yaitu :

a. Pekerjaan yang secara mental menantang


Orang lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka peluang untuk
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan satu varietas
tugas, kebebasan dan umpan balik tentang seberapa baiknya mereka melakukan itu.
Karakteristik-karakteristik ini membuat pekerjaan menjadi menantang secara mental.

b. Imbalan yang wajar


Karyawan menginginkan sistem panggajian yang mereka anggap tidak ambigu, dan
sejalan dengan harapan mereka. Bila pembayaran itu kelihatan adil berdasarkan pada
permintaan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pembayaran
masyarakat, kepuasan mungkin dihasilkan.

c. Kondisi lingkungan kerja yang mendukung

3
karyawan merasa prihatin dengan kondisi lingkungan kerja mereka jika menyangkut
masalah kenyamanan pribadi maupun masalah kemudahan untuk dapat bekerja dengan
baik. Banyak studi yang menunjukan bahwa para karyawan lebih menyukaii lingkungan
fisik yang tidak berbahaya atau yang nyaman. Selain itu kebanyakan karyawan lebih
suka bekerja tidak jauh dari rumah, dalam fasilitas yang bersih dan relatif modern,
dengan alat dan perlengkapan yang memadai.

d. Rekan kerja yang suportif


Dari bekerja orang mendapatkan lebih dari sekedar uang atau prestasi- prestasi yang
berwujud, bagi sebagain karyawan kerja juga dapat mengisi kebutuhan akan interaksi
social. Oleh karena itu, tidak heran jika seorang karyawan memiliki rekan kerja yang
suportif dan bersahabat dapat meningkatkan kepuasan kerja mereka.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan systematic literature review. Data penelitian


diperoleh melalui penelusuran internet mengenai jurnal kepuasan karyawan yang
dipublikasikan sekitar tahun 2015-2020. Jumlah jurnal yang dianalisis sebanyak 10
jurnal. Tujuan penelitian untuk melakukan kajian secara deskriptif faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yang diambil dari 10 jurnal tersebut.

HASIL PENELITIAN

Penelitian dari Nasution dkk (2018), dalam penelitiannya berjudul Faktor-faktor


yang mempenagruhi kepuasan kerja dan dampaknya terhadap kinerja Pegawai Kanwil
Dirjen Kekayaan Negara Aceh dengan metode penelitian deskriptif menunjukkan bahwa (1)
keterlibatan kerja, beban kerja, budaya organisasi, kepuasan kerja dan kinerja pegawai sudah
berjalan dengan baik, karena diperoleh nilai rerata lebih besar daripada nilai rerata harapan,
(2) keterlibatan kerja, beban kerja, budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai, (3) terdapat pengaruh keterlibatan kerja, beban kerja, budaya
organisasi terhadap kepuasankerjapegawai, (4) hasil penelitian juga membuktikan bahwa
kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Studi literatur yang dilakukan oleh Sunarta (2018) menemukan bahwa kepuasan kerja
dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internal individu. Upaya saling memahami
menjadi penting yaitu bagaimana organisasi memahami kebutuhan, keinginan dan harapan
pegawainya, serta bagaimana pegawai memahami tujuan bersama antara dirinya dengan
organisasi. Komunikasi menjadi penting sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman
antara pegawai dan organisasi. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Era
digital memfasilitasi komunikasi untuk meningkatkan pemahaman antara pegawai dan
organisasi, sehingga secara tidak langsung berpotensi meningkatkan kepuasan kerja pegawai.
Langkah nyata yang bisa dilakukan oleh para manajer dan pimpinan organisasi dalam
mewujudkan dan mempertahankan kepuasan kerja yang dirasakan oleh setiap pegawai salah
satunya adalah menunaikan semua kewajiban organisasi yang merupakan hak-hak yang harus
diterima pegawai. Dukungan dalam menciptakan lingkungan kerja dan peralatan kerja yang
memadai juga hal penting dalam mewujudkan kepuasan kerja bagi setiap pegawai dalam
bekerja.
Berdasarkan survei awal di Bank Syariah X Kanwil II, termasuk wawancara informal
yang dilakukan terhadap sejumlah pegawai, ternyata tidak semua pegawai di bank tersebut
merasa puas dengan pekerjaannya terutama dalam hal gaji. Disisi lain, para pegawai tersebut
4
harus menghadapi tekanan pekerjaan yang begitu besar. Fakta yang dirasakan para pegawai
tersebut cukup berpengaruh kepada kedisiplinan pegawai, bahkan berdampak pula pada
menurunnya loyalitas terhadap perusahaan. Pada akhirnya, ada pegawai yang memutuskan
untuk resign dari pekerjaannya karena ketidakpuasannya tersebut. Faktor gaji yang tidak
memuaskan memang ada pengaruhnya terhadap kinerja pegawai, namun ada pula fakta yang
menyimpulkan bahwa gaji yang besar pun tidak sepenuhnya dapat memuaskan pegawai. Hal
itu membuktikan bahwa disamping variabel gaji, ada beberapa variabel lainnya yang
mempengaruhi tingkat kepuasan kerja pegawai, diantaranya lingkungan kerja, sikap dan
prilaku atasan terhadap bawahannya, penempatan bidang kerja sesuai skill, ataupun tantangan
pekerjaan itu sendiri (Muayyad, 2016).
Studi dari Syahrudin (2016) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja pada Bank Muamalat Cabang Samarinda ditemukan bahwa kemimpinan, lingkungan
kerja dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan dan berpengaruh juga pada kinerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Daud (2016) pada populasi penelitian Gen Y di
Malaysa dengan umur kisaran 1980-1999 dengan sampel Gen Y yang bekerja di berbagai
sector di wilayah Klang Vallley Malaysa, dimana penelitian yang dilakukan ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja dan juga mencoba untuk mengetahui hubungan
antara individu dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan terhadap tingkat
kepuasan karyawan generasi baru tersebut. Sebanyak 200 kuesioner berpartisipasi dalam
survei ini. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor tingkat kematangan (maturity
level), ukuran organisasi (organization size), kesempatan untuk berkembang (opportunity for
growth) dan gaji (salary) adalah faktor yang berkontribusi signifikan terhadap kepuasan
kerja.
Abuhasheshd et al (2019), Studi ini dilakukan secara random sampel terhadap
populasi yang diwakili pada sector industri di Yordania, dan menemukan bahwa faktor-faktor
yang berpengaruh pada kepuasan karyawan di Yordania yaitu upah, budaya organisasi,
tunjangan, kepuasan kerja, stres, pelatihan dan pengembangan, prospek promosi, dan
keamanan kerja.
Penelitian dari Simanjuntak (2018) yang meneliti faktor-faktor yang berpengaruh
pada kepuasan kerja dosen di Universitas Trunajaya Bontang, dan dari dari uji regresi
berganda dari penelitian ini diperoleh hasil penelitian menyatakan bahwa secara
simultanterdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel kompensasi, lingkungan
kerja, promosi jabatan, pengawasan terhadap kepuasan kerja.
Syafrina Nova (2018) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja pada PT. Aspacindo Kedaton Motor Kandis di kabupaten
Suak dengan teknik pengumpulan data memakai skala likert dan melakukan uji regresi
berganda untuk mencari pengaruh variable bebas faktor karyawan (x1) dan faktor pekerjaan
(x2) terhadap variable Y yaitu kepuasan kerja menemukan bahwa terdapat korelasi positif
dan significan antara faktor karyawan (x1) terhadap kepuasan kerja namum tidak
menemukan korelasi yang kuat antara faktor pekerjaan (x2) terhadap kepuasan kerja (Y).
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada PT Bank XYZ (Persero) Tbk di
Area Tegal dalam penelitian yang dilakukan oleh Widadi & Savitri (2019) mengenai
pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja, ditemukan bahwa
kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT Bank
XYZ (Persero) Tbk di AreaTegal, motivasi kerja berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan PT Bank XYZ (Persero) Tbk di Area Tegal dan
kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap
kepuasan kerja karyawan PT Bank XYZ (Persero) Tbk di Area Tegal.

5
Studi literature yang dilakukan oleh Pitasari & Mirwan (2018) yang melakukan
terhadap 22 jurnal yang berkaitan dengan kepuasan kerja menemukan bahwa faktor-faktor
yang berpengaruh dalam kepuasan kerja terdapat 6 faktor utama yaitu ;
1. Isi pekerjaan (otonomi kerja dan kejelasan peran)
2. Manajemen ( evaluasi kinerja dan dukungan manajemen)
3. Lingkungan kerja (lingkungan fisik, hubungan atasan bawahan, hubungan antar rekan
kerja)
4. Kompensasi (gaji dan reward)
5. Promosi kerja (sistim promosi dan kesempatan promosi)
6. Pelatihan kerja (rutinitas pelatihan dan efektivitas pelatihan)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan kajian dari 10 jurnal yang menjadi objek penelitian, maka dapat
disimpulan bahwa :
1. Kepuasan kerja adalah perasaan atau sikap seseorang terhadap pekerjaan yang
dilakukannya, yang dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik itu faktor
internal maupun faktor eksternal.

2. Kompensasi (gaji, tunjangan, reward), lingkungan kerja, keamanan, hubungan atasan


dan rekan kerja, kemimpinan dan kematangan personal, karakter pekerjaan,
penempatan dan prospek untuk berkembang, ukuran dan budaya organisasi
merupakan faktor yang mempengaruhi kepusan kerja

REKOMENDASI

1. Dengan mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan


maka baik dari sisi karyawan harus dapat memposisikan dirinya dengan tepat sesuai
dengan kompetensi yang dimilikinya pada bidang pekerjaan yang tepat dan selalu
berpikir positif untuk terus mengembangkan diri untuk maju dan dapat berelasi
dengan baik dan positif terhadap rekan kerja dan atasan. yang dapat berdampak baik
bagi kepuasan kerja.
2. Dengan mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan
maka baik dari manajemen harus dapat memposisikan dirinya dan berelasi secara
tepat serta mampu menciptakan hubungan yang baik dan positif dengan bawahan,
sehingga tercipta kenyamanan dan kerjasama yang baik dalam bekerja yang dapat
berdampak bagi kepuasan kerja.
3. Dengan mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan, maka bagi perusahan secara organisasi harus mampu memberikan jaminan
tingkat kesejahteraan yang memadai dan lingkungan kerja yang aman serta
kesempatan dan peluang untuk karyawan untuk berkembang dan maju, yang tentunya
akan menuju pada tujuan terciptanya kepuasan kerja yang sangat berdampak besar
terhadap kinerja karyawan dan perusahaan.

REFERENSI :
6
Abuhasheshd et al (2019), Factors that affect Employees Job Satisfaction and
Performance to Increase Customers’ Satisfactions, Journal of Human
Resources Management Research
http://ibimapublishing.com/articles/JHRMR/2019/3542 7/ Vol. 2019
(2019), Article ID 354277, 23 pages, ISSN : 2166-0018

Daud, Normala (2016), Determinants of job satisfaction : How Satisfied are the
New Generation employee in Malaysa ?, Procedia – social and
beahavioral science 2019(2016) 208-2013, University Teknolgi Mara,
Selangor Malaysa.

.Hassan, M. (2009). Business Management.1st ed. Kaduna: Joy Publishers.

Hasibuan , Malayu S. P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta,


PT.Bumi Aksara

Muayyad, Deden M (2016). Pengaruh kepuasan kerja terhadap produktivitas


bagi pegawai Bank Syariah X Kanwil II, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Trisakti.

Nasution, Erni Hayati dkk. (2018). Faktor-faktor yang mempernagruhi kepuasan


kerja dan dampaknya terhadap kinerja pegawai Kanwil Dirjen
Kekayaan Aceh. Jurnal Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Unsyiah Volume 2, No. 1, Januari 2018 – 123. Diakses dari
www.jurnal.unsyiah.ac.id/JMM/article/download/10327/8112

Pitasari & Mirwan S. Perdhana. (2018). Kepuasan kerja karyawan (studi


literature), Diponegoro Jurnal of Management, Volume 7, Nomor 4,
Tahun 2018, Halaman 1-11

Robin, S. P., & Judge, T. A. (2013). Organizational behavior (15th ed.). New
Jersey

Shaharuddin (2016), Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dan


kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Samarinda, Jurnal
Ekonomi dan Manajemen, Volume 13, (1), Universitas Mulawarnan.

Simanjuntak, Helen Vera. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja


dosen Universitas Trunajaya Bontang, Jurnal Pendidikan Ekonomi
UM Metro. Vol.6. No.1 (2018) 89-102.

Syafrudin, Nova (2018) . Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja


karyawan Pt. Aspacindo Kedaton Kendis Kabupaten Suak, Jurnal
Benefita 3(3) Oktober 2018 (455-268), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Riau.

Sunarta (2019). Penting Kepuasan Kerja. Jurnal Efisiensi – Kajian Ilmu


Administrasi Edisi Agustus 2019, Vol. XVI No. 2, ISSN 1412-1131, e-
ISSN 2528-5750, Hal. 63-75

7
Widadi, Budi & Savitri (2019), Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan (studi kasus PT Bank XYZ (persero) Tbk Area tegal.
Majalah Ilmiah Solusi Vol. 17 No. 3 Juli 2019, Universitas harapan
Bangsa, Purwokerto.

Sutrisno, Edy, 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.

Wibowo, 2015. Prilaku Dalam Organisasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai