Anda di halaman 1dari 7

ETIKA HUKUM DAN HUKUM KESEHATAN

INTISARI BUKU
‘’KONSEP DAN PERSPEKTIF ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT
BAB VI TATA HUKUM POSITIF INDONESIA’’

Di Susun Oleh :
NURUL ANNISA
0016. 10. 14. 2020

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
INTISARI

‘’Konsep dan Perspektif Etika dan Hukum Kesehatan Masyarakat’’


BAB VI Tata Hukum Positif Indonesia
A. Hukum dan Kaidah Sosial
Hukum memang tidak lepas dari kehidupan manusia. Setiap manusia
mempunyai kepentingan, ada yang sama dan ada juga yang berbeda
kepentingannya. Untuk itu ia memerlukan bantuan manusia lain. Sudah
menjadi sifat pembawaannya bahwa manusia hanya dapat hidup dalam
masyarakat. Pedoman atau patokan atau ukuran untuk bertingkah laku atau
bersikap dalam kehidupan bersama ini disebut norma atau kaidah.
Menurut Robert R. Miller (1996) makna hukum Miller adalah suatu sistem
yang mengandung prinsip-prinsip dan proses yang oleh orang-orang yang
tinggal dalam suatu masyarakat guna mengontrol tingkah laku manusia untuk
meminimalkan penggunaan pemaksaan di dalam memecahkan suatu konflik.
Menurut J.G. Holland (Pozgar, 1996), Hukum merupakan basis dari
kebebasan yang merumuskan hak-hak setiap orang dan melindungi
kebebasan individu dari semua orang.
Seorang ahli antropologi hukum Leopold Pospisil (Munir: 1987)
memberikan rumusan tentang hukum sebagai suatu aktivitas dalam rangka
suatu kebudayaan yang mempunyai fungsi pengawasan sosial. Bedanya
dengan aktivitas kebudayaan lain adalah ciri (atribut) dari hukum itu sendiri,
dimana ada empat atribut dari hukum, yaitu : Attribute of authority, Attribute of
intention of application, Attribute of obligation, Attribute of sanction.
Isi kaidah Hukum ditujukan kepada sikap lahir manusia, mengutamakan
perbuatan lahir. Pada prinsipnya sikap batin manusia tidak menjadi soal, asal
lahirnya ia tidak melanggar hukum. Kaidah hukum berasal dari luar diri
manusia (heteronom). Dalam hal ini masyarakat secara resmi diberi kuasa
untuk membebankan sanksi atau menjatuhkan hukuman. Perbrdaan antara
kaidah hukum dengan kaidah lainnya dapat dilihat pada gambar.
Kaidah Kaidah Kaidah Kaidah
Kepercayaan Keasusilaan Kesopanan Hukum
Tujuan Penyempurnaa Penyempurnaa Pembuatnya Pembuatannya
n Manusia n Manusia : Ketertib, : Ketertiban,
jangan seperti jangan sampai masyarakat masyarakat
jahat jahat sampai ada sampai ada
koban korban

Isi Ditujukan Ditujukan


Ditujukan Ditujukan kepada kepada sikap
kepada sikap kepada sikap sikap lahir lahir
batin batin
Asal Dari luar diri Dari luar diri
usul Dari Tuhan Dari diri sendiri manusia manusia

Sanksi Masyarakat Dari


Dari Tuhan Diri Sendiri tidak resmi masyarakat
tidak resmi

Daya Membebani Membebani


Kerja Membebani Membebani kewajiban hak dan
kewajiban Kewajiban kewajiban

B. Teori dan Sumber Hukum


Terdapat beberapa teori tentang tujuan hukum antara lain yaitu : Teori
etis, Teori ulitis, dan Teori campuran.
Fungsi hukum adalah menetapkan pola hubungan antara anggota
masyarakat menunjukkan jenis-jenis tingkah laku yang diperbolehkan dan
yang dilarang, menentukan alokasi wewenang, memerintah siapa yang boleh
melakukan paksaan yang secara tepat dan efektif, serta menyelesaikan
sengketa. Apeldoorn membedakan 4 macam sumber hukum yaitu :
1. Dalam arti histori, yaitu tempat menemukan hukum dalam sejarah, yang
dibagi atas : Diketemukan atau dikenal hukum secara historis dan tempat
pembentuk undang-undang mengambil bahannya.
2. Dalam arti sosiologi, (teleologis) merupakan faktor-faktor yang
menentukan sisi positif, misalnya keadaan agama, pandangan agama dan
sebagainya.
3. Dalam arti filosofi yang terdiri atas
a. Sumber isi hukum menanyakan isi hukum itu asal dari mana. Terdapat
tiga pandangan yaitu
1.) Pandangan teokratis, isi hukum berasal dari Tuhan.
2.) Pandangan hukum kodrat, isi hukum berasal dari akal manusia.
3.) Pandangan mazhab histori, isi hukum berasal dari kesadaran
hukum masyarakat.
b. Sumber kekuatan mengikat dari hukum.
4. Dalam artian formil yakni melihat sumber hukum dari cara terjadinya
hukum positif yang merupakan fakta yang menimbulkan hukum yang
berlaku dan mengikat hakim dan penduduk.Utrech (1975) menyebut
sumber hukum formal itu adalah : Undang-undang, kebiasaan dan
adaptasi, traktat, yurisprudensi dan pendapat ahli hukum yang terkenal
(doktrin).
Sumber hukum formal ini, selanjutnya hanya akan dibahas
mengenai undang-undang. Undang-undang dapat dibagi atas : Undang-
undang dalam arti material, Undang-undang dalam arti formal.
Beberapa asas yang dikenal dalam perundang-undangan yaitu
1. Undang-undang tidak berlaku surat
2. Undang-undang yang lebih tinggi mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
pula.
3. Undang-undang yagng bersifat khusus mengedesampingkan undang-
undang yang bersifat umum.
4. Undang-undang yang berlaku belakang membatalkan undang-undang
yang berlaku terdahulu.
5. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat.
6. Undang-undang berlaku pada saat ditempatkan di Lembaran Negara
(LN)dan mengikat semua penduduk setelah 30 hari sejak pengundangan
dan penempatannya di dalam Lembaran Negara.
Dalam Tap MPR No. III/MPR/2000 ditetapkan hierarki dan tata urutan
peraturan perundang-undangan yaitu : UUD, Tap MPR, UU/Perpu, PP,
Keputusan Presiden, Peraturan Daerah.
C. Pembagian Hukum
Mengenai kekuatan berlakunya undang-undang, yaitu berlaku secara
yuridis, berlaku secara sosiologi, dan berlaku secara filosofis.
Supaya berfugsi, maka perundang-undangan harus memenuhi ketiga
landasan hukum berlakunya hukum yaitu secara yuridis, sosiologis dan
filosofis. Sebab apabila suatu kaidah hukum hanya mempunyai yuridis belaka,
maka norma tersebut mungkin merupakan kaidah mati. Kalau suatu kaidah
hukum hanya mempunyai kelakuan sosiologis dalam arti teori kekuasaan,
maka norma tadi menjadi aturan pemaksa. Akhirnya, apabila suatu kaidah
hukum hanya mempunyai landaran filosofis, maka kaidah hukum itu hanya
boleh disebut sebagai norma hukum yang diharapkan atau yang dicita-
citakan.
Kekuatan berlakunya undang-undang dalam masyarakat ada dua
macam yaitu : menurut teori kekuatan, dan menurut teori pengakuan. Ruang
lingkup berlakunya undang-undang dapat dibagi menurut waktu dan menurut
tempat dan orang.
Suatu undang-undang mulai berlaku dapat dilihat dalam undang-
undang itu sendiri (Mertokusumo: 1991) yaitu pada saat diundagkan, pada
tanggal tertentu, dan ditentukan berlaku surut serta berlakunya ditentukan
kemudian atau peraturan lain.
Undang-undang berakhir dapat karena ditentukan dalam undang-
undang itu sendiri, dicabut secara tegas, undang-undang lama bertentangan
dengan undang-undang baru dan timbulnya hukum kebiasaan yang
bertentangan dengan undang-undang.
Menurut ruang lingkup berlakunya undang-undang menurut tempat atau
orang terdapat tiga kemungkinan yaitu :
- Berdasarkan asas teritorial berlakunya undang-undang dibatasi oleh wilayah.
- Berdasarka asas personal berlakunya undang-undang mengikuti orang dan
tidak terbatas pada wilayah negara saja
- Berdasarkan asas universal berlakunya undang-undang tidak terbatas pada
negara indonesia saja tetapi juga tidak terbatas pada wilayah saja.
Berdasarkan kriteria fungsi hukum dibagi atas hukum material dan
hukum formil. Dari segi isinya hukum dibagi atas hukum umum yang
merupakan dasar umum serta hukum khusus yang menyimpang dari hukum
umum. Pembagian lain dari hukum yaitu hukum publik dan hukum privat.
Hukum Publik adalah keseluruhan hukum yang mengatur kepentingan hukum
dan penguasa dengan warga negaranya. Ada beberapa kriteria yang dapat
digunakan dan merupakan dasar serta hukum khusus. Dalam hukum publik
salah satu pihaknya adalah penguasa, sedangkan dalam hukum privat, kedua
belah pihak adalah perorangan tanpa menutup kemungkinan bahwa dalam
hukum privat pun penguasa pun dapat juga menjadi pihak. Peraturan publik
sifatnya memaksa, sedangkan hukum privat sifatnya mengatur meskipun ada
sifatnya memaksa.
Yang termasuk hukum publik adalah tata negara hukum administrasi
negara dan hukum pidana. Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur
bentuk, organisasi, tugas dan wewenang negara. Hukum administrasi negara
mengatur hubungan antarlembaga-lembaga negara, antara lembaga negara
dengan masyarakat. Hukum pidana adalah hukum yang menentukan
perbuatan-perbuatan mana atau siapa sajakah yang dapat dipidana serta
sanksi-sanksi yang apa yang tersedia.
Hukum privat atau hukum perdata itu mengatur hubungan dalam
keluarga dan hubungan pergaulan didalam masyarakat. Disamping hukum
keluarga hukum orang, hukum benda, dan hukum perikanan, termasuk dalam
hukum perdata juga hukum warisan. Hukum dagang adalah hukum khusus
disamping hukum perdata. Akan tetapi, hukum dagang tidaklah berdiri sendiri
lepas dari hukum perdata, melainkan melengkapi hukum perdata.
Dalam kaitan hukum dengan permasalahan kesehatan yaitu bagaimana
hukum dapat berfungsinya untuk menyelesaikan masalah kesehatan sesuai
dengan tujuan hukum , fungsinya hukum dapat dilihat dari : dari sarana
pengendalia sosial atau (social contro), sarana untuk melakukan perubahan
sosial (social engineering), fungsi hukum sebagai pemersatu (social
integration).
Agar satu kaidah hukum benar-benar berfungsi, senantiasa dapat
dikembalikan pada paling sedikit empat faktor (soekanto dan abdullah, 1980)
yaitu kaidah hukum itu sendiri, aparat penegak hukum, dan fasilitas yang
dapat mendukung penegakan hukum serta kesadaran hukum masyarakat
yang terdiri dari
- Pengetahuan hukum masyarakat
- Penghayatan terhadap fungsi hukum
- Penerapan dari kaidah hukum itu sendiri.
Dalam ilmu hukum diajarkan ketaatan terhadap hukum yaitu bersifat
compliance, ketaataan yang bersifat identification, dan ketaatan yang bersifat
internalization. Persamaan antara etik dan hukum (Hanafiah dan Amir, 1999)
adalah
- Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup msyarakat.
- Sama-sama objeknya adalah tingkah laku manusia.
- Sama-sama mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat.
- Sama-sama menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi.
Disamping persamaannya antara etika dan hukum terdapat perbedaan
yaitu
- Etik berlaku untuk lingkungan profesi, sementara hukum berlaku umum.
- Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, sementara hukum
disusun oleh badan pemerintahan.
- Etika tidak selamanya tertulis, semenyara hukum tercantum secara terinci
dalam undang-undang maupun dalam lembaran/berita negara.
- Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntutan, sedang sanksi terhadap
pelanggaran hukum berupa tuntutan.
- Pelanggaran etik diselesaikan melalui Majelis Kehormatan Etik, pelanggaran
hukum diselesaikan melalui pengadilan.
- Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik, peyelesaian
pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik.
Baik kaidah hukum maupun etik terdiri dari bentuk tertulis maupun tidak
tertulis. Berkaitan dengan hubungan antara etik dan hukum, Smith dan
Davids (Samil, 2001) mengemukakan dalam empat hal yaitu sesuai dengan
etik dan sesuai dengan hukum:
- bertentangan dengan etik dan bertentangan dengan hukum
- sesuai dengan etik, tetapi bertentangan dengan hukum,
- serta bertentangan dengan etik tetapi sesuai dengan hukum.

Anda mungkin juga menyukai