Beranda
About Me
DOWNLOAD
Berbagai dampak akan terjadi sebagai akibat pemanfaatan sumber daya alam
yang kurang seimbang, salah satu dampak yang terjadi di wilayah DAS Ciliwung ialah
terjadinya banjir sebagai akibat air hujan yang melimpah memasuki wilayah Jakarta
dari arah hulu sedangkan bagian utara adalah daerah pantai yang kemiringannya tidak
cukup untuk mengalirkan air laut dengan lancar sehingga menimbulkan genangan.
bendungan
Berikut ini beberapa permasalahan sosial dan lingkungan yang berkaitan
langsung dengan pembangunan bendungan :
Secara hidrologis DAS didefinisikan sebagai daerah yang dibatasi oleh punggung
topografi, sehingga air yang jatuh akan mengalir melalui satu titik pengamatan. Dalam
suatu sistem hidrologi DAS berlaku sistem masukan dan keluaran. DAS berfungsi
“processor” dimana masukannya adalah curah hujan dan energi, sedangkan
keluarannya adalah debit aliran sungai, sedimen, dan lain-lain. DAS juga merupakan
salah satu bentuk ekosistem yang terbagi ke dalam wilayah hulu, tengah dan hilir.
Wilayah hulu didominasi oleh kegiatan pertanian lahan kering dan hutan, sedangkan di
wilayah hilir didominasi oleh lahan sawah dan pemukiman.
5. Muatan sedimen yang merupakan jumlah seluruh muatan yang terdiri dari muatan
dasar, muatan suspensi, dan padatan terlarut menunjukkan kecenderungan menurun.
6. Kandungan unsur kimia dan hara di dalam perairan sungai yang merupakan hasil
proses biogeokimia di dalam DAS menunjukkan kecendurungan menurun.
Dari beberapa laporan dan evaluasi di Indonesia banyak ditemui DAS yang
dalam kondisi kritis atau mengalami degradasi. Beberapa indikator terjadi proses
degradasi DAS secara menyeluruh dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Penurunan produksi dari DAS yang sifatnya menurunkan kesejahteraan masyarakat
yang mengantungkan hidupnya pada DAS tersebut, seperti petani, peternak, dan lain
sebagainya;
2. Perubahan terhadap fungsi hidrologi DAS seperti besarnya fluktuasi aliran sungai
atau perbedaan antara debit maksimal dan minimal;
3. Peningkatan laju erosi lapisan tanah yang diikuti dengan perubahan terhadap biofisik
dan biokimia tanah;
4. Perubahan terhadap keseimbangan ekosistem di dalam DAS dan juga di daerah
keluaran yang dipergaruhi DAS tersebut.
Konsep dasar pengelolaan DAS yang baik bertujuan untuk mempertahan kan
keberadaan sumber daya yang ada termasuk sumber daya air di DAS tersebut secara
berkelanjutan. Tujuan tersebut pada umumnya di Indonesia belum dapat dicapai secara
optimal mengingat berbagai masalah yang komplek dalam pengelolaan DAS antara
lain :
1. Pertambahan penduduk yang meningkat tajam sehingga menurunkan daya tampung
DAS tersebut;
2. Kemiskinan atau pendapatan rendah yang mengakibatkan tidak terkontrolnya aktivitas
masyarakat pengelolaan DAS yang umumnya lebih berorientasi pada tujuan jangka
pendek;
3. Perencanaan dan pengaturan tata ruang DAS yang kurang mempertimbangkan fungsi
hidrologis DAS;
4. Pengelolaan DAS yang bersifat manajerial maupun implementasi oleh masyarakat
pengguna belum mengikuti pola pengelolaan DAS yang berkesinambungan;
5. Koordinasi antar kelembagaan yang ada belum optimal untuk pengelolaan DAS secara
terpadu;
6. Perangkat hukum belum sepenuhnya memadai untuk menjaga kelestarian DAS.
Untuk mencegah terjadi degradasi DAS perlu dilakukan upaya terpadu di daerah
hulu maupun hilir. Penanganan konservasi lahan di daerah hulu merupakan prioritas
utama agar dapat mencegah terjadi degradasi DAS lebih lanjut. Teknologi konservasi
lahan yang dapat diterapkan menurut WOCAT (World Overview of Conservation
Approach & Technology ) dibedakan menjadi empat jenis teknologi yaitu agronomi,
vegetasi, struktur dan manajemen. Keempat metoda ini dapat dilaksanakan secara
terpisah akan tetapi dapat di lakukan kombinasi.
Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pendekatan penanganan DAS ialah
aspek sosial masyarakat dengan melibatkan masyarakat sebagai stake holder
mengunakan pendekatan partisipatif. Pendekatan ini dimaksudkan agar masyarakat
dapat menerima, menerapkan, mengelola, dan mengembangkan sendiri teknologi
tersebut atau dengan kata lain meningkatkan akseptibilitas masyarakat terhadap
teknologi konservasi yang diterapkan.
Disisi lain aspek ekonomis juga perlu mendapat perhatian khusus seperti
perlunya tidaknya “downstream-upstream sharing” untuk mendukung kesinambungan
dari pelaksanaan konservasi sumber daya air.
Berbagai dampak yang terjadi sebagai akibat degradasi DAS Ciliwung telah
diuraikan secara umum di atas, salah satu dampak yang dirasakan masyarakat hilir
secara langsung dan merupakan bencana akhir-akhir ini ialah banjir dan kekeringan.
Degradasi DAS menjadi salah satu pemicu terjadi banjir karena secara langsung akan
mempengaruhi, salah satu sebab ialah menurunnya kapasitas alir dan tampung saluran
drainase di daerah hilir.
Pemeliharaan sungai akan lebih optimal jika didukung suatu sistem informasi
sungai yang terpadu, sistem ini berbasis GIS dan memberikan informasi kondisi setiap
segmen/ potongan sungai sebagai fungsi dari waktu. Melalui sistem informasi ini dapat
secara rutin dipantau kondisi sungai dengan kapasitas alirnya, sehingga dapat diketahui
waktu yang tepat melakukan pengerukan sungai. Untuk mendukung sistem ini perlu
dilakukan inventarisi awal terhadap seluruh kondisi sungai yang ada.
Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan pada pekerjaan pengerukan sungai
dan saluran ialah hasil buangan/ kerukan diletakan atau dibuang di tempat (disposal
area) tepat agar tidak merusak ekosistem dan tidak kembali ke badan air akibat hujan
atau aktivitas manusia lain. Selain itu juga pada pelaksanaannya pengerukan sebaiknya
dilakukan secara menyeluruh dari hilir ke hulu atau tidak dilakukan dalam segmen-
segmen sungai pendek-pendek untuk menghindari terjadinya perataan sedimen dan
back water curve akibat belum tuntasnya keseluruhan sistem sungai tersebut.
Pengaturan waktu dan urutan pengerukan setiap segmen dalam satu sungai perlu
memperhatikan pola perilaku aliran dan sedimentasi sungai tersebut.