Anda di halaman 1dari 12

Edudharma Journal, Vol 3 No 2, September 2019, page 44-55

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR


DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LARANGAN UTARA KOTA TANGERANG

1
Putri Handayani Setyaningsih, 2 Erna Wulan Dari
Program Studi D3 Kebidanan STIKes Widya Dharma Husada Tangerang,
1
Email : putri_yupi87@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya penyakit yang
dicegah dengan imunisasi yang diberikan tidak hanya anak kepada sejak bayi hingga remaja tetapi juga pada
dewasa. Menurut WHO (World Health Organization), program imunisasi di Indonesia memiliki tujuan untuk
menurunkan angka kejadian penyakit dan angka kematian akibat penyakit syang dapat dicegah dengan imunisasi.
Kementrian Kesehatan RI menunjukkan cakupan status imunisasi dasar lengkap (IDL) pada anak (usia 0-12 bulan)
menurun dari 59,2% menjadi 57,9% , dan anak yang di imunisasi tapi tidak lengkap meningkat dari 32,1% menjadi
32,9% pada periode yang sama. Tujuan Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar di wilayah Kerja Puskesmas
Larangan Utara Kota Tangerang. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan α = 10%. Pengambilan data dilakukan pada 74 responden di
Wilayah Puskesmas Larangan Utara Kota Tangerang pada bulan Mei 2019 dengan menggunakan kuesioner dan
analisis data menggunakan Kendall’s Tau. Hasil dan Kesimpulan: Ibu yang memiliki pengetahuan tentang
imunisasi dasar yang cukup sebesar 51,3% dan kelengkapan imunisasi sebesar 76,9%. Hasil analisis didapatkan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar (p = 0,442) Saran: Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi instansi kesehatan agar dapat melakukan pembinaan
guna meningkatkan pengetahuan serta kesadaran ibu-ibu untuk mengimunisasikan anaknya.

Kata Kunci : Pengetahuan, Imunisasi Dasar Lengkap, Kelengkapan Imunisasi Dasar

ABSTRACT

Background: Immunization is one way to prevent infectious diseases, especially diseases that are prevented by
immunization, which are given not only to children from infancy to adolescence but also in adults. According to
the WHO (World Health Organization), immunization programs in Indonesia have a goal to reduce the incidence
of disease and mortality due to diseases that can be prevented by immunization. The Indonesian Ministry of Health
shows that complete basic immunization status (IDL) coverage for children (ages 0-12 months) decreased from
59.2% to 57.9%, and immunized but incomplete children increased from 32.1% to 32, 9% in the same period.
Research Objectives: The purpose of this study was to determine the relationship between maternal knowledge
about basic immunization and the completeness of basic immunizations in the Larangan Utara Health Center
area of Tangerang City. Research Methods: This study used a descriptive correlation research with a cross
sectional approach with α = 10%. Data collection was carried out on 74 respondents in the Larangan Utara
Community Health Center in Kota Tangerang in May 2019 using a questionnaire and data analysis using the
Kendall’s Tau. Results and Conclusions: Mothers who have sufficient knowledge of basic immunization
amounted to 51.3% and complete immunization was 76.9%. The results of the analysis show that there is a
relationship between maternal knowledge and completeness of basic immunization (p = 0.442) Suggestion: The
results of this study are expected to be a consideration for health agencies to be able to provide guidance to
increase knowledge and awareness of mothers to immunize their children.

Keywords : Knowledge, Complete Basic Immunization, Basic Immunization Completion

44 | P a g e
Edudharma Journal, Vol 3 No 2, September 2019, page 44-55

Kesehatan RI menunjukkan cakupan status


PENDAHULUAN imunisasi dasar lengkap (IDL) pada anak
(usia 0-12 bulan) menurun dari 59,2%
Kemajuan suatu bangsa perlu adanya menjadi 57,9% , dan anak yang di imunisasi
penerus bangsa yang sehat, yang perlu di tapi tidak lengkap meningkat dari 32,1%
pupuk dari usia bayi, anak-anak dan remaja menjadi 32,9% pada periode yang sama.
yang menjadi salah satu upaya untuk Angka imunisasi dasar lengkap anak di
menyelamatkan anak bangsa salah satunya pedesaan lebih rendah (53,8%)
dengan imunisasi. Imunisasi berasal dari dibandingkan anak-anak di perkotaan
kata “imun” yang berarti kebal atau (61,5%). Dua kondisi tersebut cukup
resisten. Imunisasi adalah cara untuk mengkhawatirkan untuk masa depan
meningkatkan kekebalan seseorang kesehatan anak-anak. Untuk status
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelengkapan imunisasi pada anak di
kelak terpajan pada penyakit tersebut ia provinsi Banten pada tahun 2013 sebanyak
tidak menjadi sakit (Ranuh, 2011). 45,8%. Sedangkan presentase data
imunisasi di Kota Tangerang di dapatkan
Dan menurut Kemenkes (2016)
hasil cakupan 88,3% (Kemenkes, 2016).
mengatakan Imunisasi adalah suatu upaya
untuk menimbulkan/meningkatkan Imunisasi sangat dibutuhkan dalam
kekebalan seseorang secara aktif terhadap upaya pencegahan penyakit. Hal ini sesuai
suatu penyakit, sehingga bila suatu saat dengan peraturan menteri kesehatan
penyakit itu menyerang tidak akan sakit Republik Indonesia nomor 42 tahun 2013.
atau hanya mengalami sakit ringan. Peraturan tersebut menyatakan tentang
Sedangkan menurut Depkes (2013) penyelenggaraan imunisasi bahwa untuk
Imunisasi merupakan salah satu cara meningkatkan derajat kesehatan
pencegahan penyakit menular khususnya masyarakat dan mempertahankan status
penyakit yang dapat dicegah dengan kesehatan seluruh rakyat diperlukan
imunisasi yang diberikan tidak hanya tindakan imunisasi sebagai tindakan
kepada sejak bayi hingga remaja tetapi juga preventif. Imunisasi merupakan salah satu
pada dewasa. tindakan pencegahan penyebaran penyakit
ke wilayah lain yang terbukti sangat cost
Cakupan imunisasi di Indonesia dalam
effective.
lima tahun terakhir tidak mengalami
perkembangan yang signifikan. Hasil Riset
Kesehatan Dasar 2018 Kementrian

45 | P a g e
Edudharma Journal, Vol 3 No 2, September 2019, page 44-55

Menurut Undang-Undang Nomor 34 insersio M.deltoideus sesuai anjuran WHO,


tahun 2009 tentang Kesehatan, Imunisasi tidak di tempat lain (bokong atau paha).
merupakan salah satu upaya untuk mecegah
Imunisasi hepatitis B diberikan untuk
terjadinya penyakit menular yang
melindungi bayi dari penyakit hepatitis B,
merupakan salah satu kegiatan prioritas
yaitu penyakit infeksi virus berpotensi fatal
Kementrian Kesehatan sebagai salah satu
yang dapat menyebabkan sirosis atau
bentuk nyata komitmen pemerintah untuk
kanker hati. Pemberian diberikan tiga kali,
mencapai Sustainable Development Goals
saat usia baru lahir, 1 bulan, dan 6 bulan.
(SDGs) khususnya untuk menurunkan
Jumlah dosis vaksin yang diberikan,
angka kematian pada anak (Kemenkes,
interval di antara dosis, genetika,
2017).
prematuritas, dan kondisi medis yang
Menurut WHO (World Health mendasari memengaruhi imunogenisitas.
Organization), program imunisasi di Setelah dosis ketiga vaksin hepatitis B,
Indonesia memiliki tujuan untuk lebih dari 95% anak serokonversi. Titer
menurunkan angka kejadian penyakit dan membaik dengan interval lebih panjang di
angka kematian akibat penyakit yang dapat antara dosis kedua dan ketiga sehingga
dicegah dengan imunisasi (PD3I). Pada saat rangkaian vaksin tidak perlu diulang tanpa
ini penyakit-penyakit tersebut adalah memandang keterlambatan dosis. Imunisasi
disentri, tetanus, batu rejan (pertusis), cacar hepatitis B yang ke-1 diberikan sedini
(measles), polio, dan tuberculosis. mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah
lahir, memngingat paling tidak 3,9 % ibu
Imunisasi BCG (Bacille Calmette-
hamil mengidap hepatitis B aktif dengan
Guerin) merupakan imunisasi yang
resiko penularan kepada bayinya sebesar
digunakan untuk mencegah terjadinya
45%.
penyakit TBC yang berat sebab terjadinya
penyakit TBC yang berat seperti TBC pada Vaksin Pentabio (DTP-Hb-Hib) adalah
selaput otak. TBC milier (pada seluruh vaksin yang berfungsi untuk mencegah
lapang paru) atau TBC tulang. Pemberian penyakit difteri, tetanus, pertusis, Hepatitis
diberikan satu kali, rentang waktu dari 0 B dan radang selaput otak (meninginits)
bulan- 2 bulan. Dosis 0,05 ml untuk bayi pada anak dibawah usia 5 tahun (balita).
kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak > Sasaran imunisasi DTP-Hb-Hib merupakan
1 tahun. Vaksinasi BCG diberikan secara imunisasi rutin yang diberikan kepada
intrakutan di daerah lengan kanan atas pada sasaran usia 0-11 bulan. Dosis pemberian

46 | P a g e
Edudharma Journal, Vol 3 No 2, September 2019, page 44-55

imunisasi DTP-Hb-Hib adalah 0,5 ml strain Edmonson yang dilemahkan, virus


dengan cara penyuntikan secara rubella strai RA 27/3, dan virus gondong.
intramuskular pada paha anterolateral pada
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu
bayi dan di lengan kanan atas pada balita
yang terjadi setelah orang melakukan
saat imunisasi lanjutan. Imunisasi lanjutan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu,
DTP-Hb-Hib dan campak diberikan kepada
pengindraan terjadi melalui panca indra
anak balita. Pemberian imunisasi DTP-Hb-
manusia yakni indra penglihatan,
Hib merupakan pengganti imunisasi DTP-
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
HIB diberikan pada bayi sebanyak 3 dosis
Sebagian besar pengetahuan manusia
jadwalnya juga sama.
diperoleh melalui mata dan telinga.
Imunisasi polio merupakan imunisasi Pengetahuan merupakan domain yang
yang digunakan untuk mencegah terjadinya sangat dalam membentuk tindakan
penyakit poliomyelitis yang dapat seseorang.
menyebabkan kelumpuhan pada anak
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
(Hidayat dalam Latumahina 2016). Efek
oleh Selina Heraris (2015) dengan judul
samping dari vaksinasi ini sebagian kecil
“Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
resipien dapat mengalami gejala pusing,
Imunisasi Dasar Terhadap Kelengkapan
diare ringan, dan nyeri otot. Vaksin polio
Imunisasi Dasar Pada Anak di Posyandu
pemberian diberikan empat kali, saat usia
Wilayah Kerja Puskesmas Pembina Plaju
0,2,4,6 bulan. Untuk imunisasi dasar (polio-
Palembang” didapatkan hasil bahwa tingkat
2,3,4) diberikan pada umur 2,4, dan 6
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
bulan, interval antara dua imunisasi tidak
terhadap kelengkpan imunisasi dasar tidak
kurang dari 4 minggu. Diulang sekali,
memiliki hubungan.
antara usia 1,5-2 tahun.
Penelitian ini didukung oleh
Imunisasi MR (Measles, Rubella)
Muhammad Mijwad Luthfi, dkk (2014)
merupakan imunisasi merupakan imunisasi
dengan judul “Hubungan Tingkat
yang digunakan dalam memberikan
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi dengan
kekebalan terhadap penyakit campak
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Posyandu
(measles) dan campak jerman (rubella).
Mardi Rahayu Ngaliyan, Palem, Simo,
Dalam imunisasi MR (Measles, Rubella),
Boyolali” didapatkan hasil bahwa ada
antigen yang di pakai adalah virus campak
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu

47 | P a g e
Edudharma Journal, Vol 3 No 2, September 2019, page 44-55

tentang imunisasi dengan kelengkapan prevalensi atau efek suatu fenomena


imunisasi. (variabel dependen) dihubungkan dengan
penyebab/variabel dependen (Nursalam
Berdasarkan latar belakang diatas,
dalam Nurhidayati, 2016).
maka penulis ingin mengetahui “Hubungan
Rancangan penelitian ini untuk
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar
mengidentifikasi hubungan pengetahuan
Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar”
ibu tentang imunisasi dasar dengan
yang mana pengetahuan ibu akan imunisasi
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di
dasar masih sangat rendah di Indonesia dan
wilayah kerja Puskesmas Larangan Utara
salah satu nya di wilayah Tangerang, yang
Kota Tangerang. Penelitian ini dilakukan
masih menjadi masalah kesehatan bagi
hanya pada satu periode tertentu dan
dinas kesehatan yang harus menanggulangi
pengambilan sampel dilakukan dalam
masalah tersebut. Dan sebab itu, penulis
sekali waktu saja, tidak ada pengulangan
tertarik untuk meneliti kasus imunisasi
dalam pengambilan data, dimana responden
dasar di wilayah Puskesmas Larangan
hanya mendapat satu kali kesempatan untuk
Utara Kota Tangerang.
menjadi responden.
Populasi dalam penelitian ini adalah
METODE PENELITIAN ibu yang mempunyai anak atau bayi usia 0
Penelitian ini menggunakan jenis bulan – 12 bulan. Dan populasi ibu yang
penelitian deskriptif korelasi dengan mempunyai anak atau bayi usia 0 bulan –
pendekatan cross sectional, penelitian ini 12 bulan adalah 285 responden.
tujuan nya untuk menemukan ada atau Pengambilan sampel dalam penelitian
tidaknya hubungan. Penelitian cross- ini adalah dengan teknik Accidental
sectional adalah jenis penelitian yang Sampling yaitu teknik penentuan sampel
menekankan waktu pengukuran/observasi berdasarkan kebetulan, responden yang
data variabel independen dan dependen secara kebetulan/insidental bertemu dengan
dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
tidak ada tindak lanjut. Tidak semua subjek bila dipandang orang yang kebetulan
penelitian harus diobservasi pada hari atau ditemui itu cocok sebagai sumber data .
pada waktu yang sama, akan tetapi baik Besar sampel yang digunakan dalam
variabel independen maupun variabel penelitian ini adalah sesuai dengan
dependen dinilai hanya satu kali saja. ketentuan rumus besar sampel yang sesuai
Dengan studi ini, akan diperoleh peroleh dengan rancangan penelitian yaitu

48 | P a g e
Edudharma Journal, Vol 3 No 2, September 2019, page 44-55

menggunakan rumus slovin dan didapatkan pertanyaan persetujuan sebagai responden


jumlah sampel keseluruhan yang diambil dan membagikan kuesioner pada ibu yang
untuk keperluan penelitian ini yaitu 74 memiliki bayi 0 bulan – 12 bulan yang
responden ibu yang memiliki anak 0 bulan mengikuti posyandu di wilayah Kerja
– 12 bulan. Prosedur pengumpulan data Puskesmas Larangan Utara Kota
dilakukan dengan cara memberikan lembar Tangerang.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden
Pengolahan data menggunakan Menurut Jumlah Anak di Wilayah
Puskesmas Larangan Utara Mei 2019
bantuan komputer dengan program SPSS
Jumlah Frekuensi Persentase (%)
versi 20 dengan lisensi tahun 2011. Data
anak
dianalisis secara univariat dan bivariat dan ≤2 54 73,0
>2 20 27,0
uji analisis yang digunakan dalam Total 74 100

penelitian ini adalah uji Kendall’s Tau.


Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
bahwa sebagian besar responden dengan
HASIL PENELITIAN jumlah anak ≤ 2 sebanyak 54 responden
Analisa Univariat. (73,0%).

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden


Menurut Usia Ibu di Wilayah Puskesmas Menurut Pendidikan di Puskesmas
Larangan Utara Kota Tangerang Mei 2019 Larangan Utara Mei 2019

Usia Ibu Frekuensi Persentase Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


(%) SD 4 5,4
Remaja Akhir (17-25 5 6,8 SMP 30 40,5
tahun) SMA 37 50,0
Dewasa Awal (26-35 67 90,5 Perguruan 3 4,1
tahun) Tinggi
Dewasa Akhir (36- 2 2,7 Total 74 100
45 tahun)
Total 74 100 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian responden yang tingkat

bahwa hampir seluruh responden yang pendidikan SMA sebanyak 37 responden

memiliki umur dewasa awal yaitu sebanyak (50,0%) dan sebagian kecil responden yang

67 responden (90,5%) dan sebagian kecil tingkat pendidikan Perguruan Tinggi yaitu

responden yang berumur dewasa akhir sebanyak 3 responden (4.1%).

yaitu sebanyak 2 responden (2,7%).

49 | P a g e
Edudharma Journal, Vol 3 No 2, September 2019, page 44-55

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tabel 6 menunjukkan


Menurut Pekerjaan di Wilayah Puskesmas
bahwa hampir seluruh responden memiliki
Larangan Utara Mei 2019
pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 58
Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)
Ibu Rumah 65 87,8 responden (78,4%) dan sebagian kecil
Tangga
Karyawan 2 2,7 responden memiliki pengetahuan baik yaitu
Swasta
Wirausaha 7 9,5
sebanyak 6 responden (8,1%).
Total 74 100
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan Menurut Kelengkapan Imunisasi Dasar di
Wilayah Puskesmas Larangan Utara Mei
bahwa hampir seluruh responden adalah ibu
2019
rumah tangga yaitu sebanyak 65 responden
Kelengkapan Frekuensi Persentase
(87,8%) dan sebagian kecil responden Imunisasi (%)
Lengkap 23 31,1
adalah karyawan swasta yaitu sebanyak 2 Tidak Lengkap 51 68,9
responden (2,7%). Total 74 100

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan


Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden
Menurut Keterjangkauan di Wilayah bahwa sebagian besar responden memiliki
Puskesmas Larangan Utara Mei 2019 kelengkapan imunisasi tidak lengkap yaitu
Keterjangkauan Frekuensi Persentase sebanyak 51 responden (68,9%) dan hampir
Terjangkau 56 75,7
Tidak Terjangkau 18 24,3 setengah responden memiliki kelengkapan
imunisasi lengkap yaitu sebanyak 23
Total 74 100
responden (31,1%).
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
bahwa sebagian besar responden adalah
terjangkau ke fasilitas kesehatan yaitu Analisa Bivariat

sebanyak 56 responden (75,7%). Tabel 8 Hasil Uji Korelasi Kendall’s tau


Nilai Koefisien Keterangan
Signifikan Korelasi
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden 0,000 0,442 Korelasi
Menurut Pengetahuan di Wilayah Koefisien
Sedang, arah
Puskesmas Larangan Utara Mei 2019 korelasi positif
Pengetahuan Frekuensi Persentase
(%)
Baik 6 8,1 Berdasarkan tabel 8, menunjukan nilai
Cukup 58 78,4
Kurang 10 13,5
signifikan sebesar 0,000 yang menunjuk
Total 74 100 kan bahwa korelasi bermakna atau hipotesis
nol ditolak yang berarti ada hubungan

50 | P a g e
Edudharma Journal, Vol 3 No 2, September 2019, page 44-55

antara pengetahuan ibu tentang imunisasi kemungkinan semakin meningkat


dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar pengetahuan dan pengalaman yang
di Wilayah Puskesmas Larangan Utara. dimilikinya.
Nilai Koefien Korelasi sebesar 0,442 yang
b. Jumlah Anak
menunjukkan kekuatan sedang dan arah
korelasi positif, artinya semakin tinggi Menurut Handayani dalam Nurhidayati
pengetahuan ibu maka semakin tinggi (2016) Jumlah anak sebagai salah satu
kelengkapan imunisasi. aspek demografi yang akan berpengaruh
pada partisipasi masyarakat. Hal ini dapat
PEMBAHASAN
terjadi karena seorang ibu mempunyai anak
1. Karakteristik Responden lebih dari satu biasanya ibu semakin
a. Usia Ibu berpengalaman dan sering memperoleh
informasi tentang imunisasi.
Usia akan mempengaruhi terhadap daya
tangkap dan pola pikir seseorang, semakin Berdasarkan analisa yang didapat
bertambah usia akan semakin berkembang menurut jumlah anak di wilayah Puskesmas
pula daya tangkap dan pola pikirnya Larangan Utara Kota Tangerang diperoleh
sehingga pengetahuan yang diperolehnya hasil bahwa sebagian besar responden
semakin membaik (Notoatmodjo dalam dengan jumlah anak ≤ 2 sebanyak 54
Nurhidayati, 2016). responden (73,0%) dan hampir setengah
responden dengan jumlah anak > 2
Berdasarkan analisa yang didapat, usia
sebanyak 20 responden (27,0%).
ibu di wilayah Puskesmas Larangan Utara
Kota Tangerang diperoleh hasil bahwa Hasil penelitian Nurhidayati (2016)
hampir seluruh responden yang memiliki bahwa rata-rata ibu yang memiliki anak
umur dewasa awal yaitu sebanyak 67 lebih dari satu (multipara) sudah memiliki
responden (90,5%) dan sebagian kecil pengalaman yang lebih daripada ibu yang
responden yang berumur dewasa akhir baru memiliki satu anak (primipara). Hal ini
yaitu sebanyak 2 responden (2,7%). Hasil dikarenakan pengalaman yang diperoleh
penelitian ini sesuai dengan penelitian dari imunisasi anak yang sebelumnya
Nurhidayati (2016) bahwa usia ibu sehingga ibu lebih mengetahui pentingnya
mempengaruhi pengetahuan dan kelengkapan imunisasi.
kemampuan dalam mengambil keputusan.
Jadi semakin lanjut usia seseorang maka

51 | P a g e
Edudharma Journal, Vol 3 No 2, September 2019, page 44-55

penghasilan guna memenuhi kebutuhan


hidupnya sehari-hari (Mulyanti, 2013).
c. Pendidikan
Berdasarkan analisa yang di dapat
Pendidikan adalah proses seseorang
bahwa hampir seluruh responden adalah ibu
mengembangkan kemampuan, sikap, dan
rumah tangga yaitu sebanyak 65 responden
bentuk-bentuk tingkah laku manusia
(87,8%) dan sebagian kecil responden
didalam masyarakat tempat ia hidup, proses
adalah karyawan swasta yaitu sebanyak 2
sosial, yakni orang dihadapkan pada
responden (2,7%).
pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol (khususnya yang datang dari Hasil penelitian ini didukung oleh
sekolah), sehingga dia dapat memperoleh penelitian Nurhidayati (2016) yang
atau mengalami perkembangan menyatakan bahwa pekerjaan tidak
kemampuan sosial, dan kemampuan mempengaruhi pengetahuan dari ibu, dapat
individu yang optimal (Munib dalam dilihat dari hasil penelitian ini yang
Nurhidayati, 2016). menunjukkan justru sebagian ibu yang
berprofesi sebagai ibu rumah tangga
Berdasarkan analisa yang didapat
memiliki pengetahuan yang baik
menurut pendidikan ibu bahwa sebagian
dibandingkan ibu yang bekerja. Hal ini
responden yang tingkat pendidikan SMA
dikarenakan banyak ibu yang di rumah
sebanyak 37 responden (50,0%) dan
dilakukan pemantauan oleh petugas
sebagian kecil responden yang tingkat
kesehatan saat adanya imunisasi.
pendidikan Perguruan Tinggi yaitu
sebanyak 3 responden (4.1%). e. Keterjangkauan ke pelayanan
kesehatan
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Heraris (2015) yang menyatakan Kemudahan untuk mecapai pelayanan
bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi kesehatan ini antara lain ditentukan oleh
oleh tingkat pendidikan. Jadi pendidikan adanya transportasi yang tersedia sehingga
dapat mempengaruhi kelengkapan dapat memperkecil jarak tempuh, hal ini
imunisasi. akan menimbulkan motivasi ibu untuk
datang ketempat pelayanan imunisasi
d. Pekerjaan
(Agustina, 2012).
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan
Berdasarkan analisa yang di dapat
atau aktivitas seseorang untuk memperoleh
bahwa sebagian besar responden adalah

52 | P a g e
Edudharma Journal, Vol 3 No 2, September 2019, page 44-55

terjangkau ke fasilitas kesehatan yaitu g. Kelengkapan


sebanyak 56 responden (75,7%) dan
Menurut Ali dalam Heraris (2015) faktor
sebagian kecil responden adalah tidak
yang berhubungan dengan status
terjangkau ke fasilitas kesehatan yaitu
kelengkapan imunisasi dasar adalah
sebanyak 18 responden (24,3%). Pada dasar
pengetahuan, pendidikan, usia ibu, sikap,
nya pelayanan kesehatan harus terjangkau
status sosial ekonomi, serta opini orangtua.
oleh masyarakat supaya meningkatnya
Berdasarkan analisa yang di dapat bahwa
derajat kesehatan. Pelayanan kesehatan
sebagian besar responden memiliki
yang terlalu jauh juga mengakibatkan
kelengkapan imunisasi tidak lengkap yaitu
masyarakat enggan untuk pergi berobat dan
sebanyak 51 responden (68,9%) dan hampir
berakibat angka kesakitan semakin tinggi.
setengah responden memiliki kelengkapan
f. Pengetahuan imunisasi lengkap yaitu sebanyak 23
responden (31,1%).
Menurut Notoatmodjo dalam Heraris
(2015) pengetahuan adalah hasil dari “tahu” Hasil penelitian ini didukung oleh
dan ini terjadi setelah orang mengadakan penelitian Heraris (2015) yang menyatakan
pengeinderaan terhadap suatu objek bahwa alasan ibu tidak mengimunisasikan
tertentu. anaknya adalah tidak tahu jadwal
imunisasi, takut efek samping, lupa, anak
Berdasarkan analisa yang di dapat
sakit, takut anak sakit, dan rumah jauh.
bahwa hampir seluruh responden memiliki
Namun yang paling banyak ditemukakan
pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 58
adalah ibu tidak tahu jadwal imunisasi. Jadi
responden (78,4%) dan sebagian kecil
kurangnya pengetahuan menyebabkan ibu
responden memiliki pengetahuan baik yaitu
tidak mengetahui jadwal imunisasi
sebanyak 6 responden (8,1%). Hasil
sehingga mempengaruhi status
penelitian ini didukung oleh penelitian
kelengkapan imunisasi anaknya.
Heraris (2015) yang menunjukkan tingkat
pengetahuan rata-rata responden adalah 2. Hubungan antara Pengetahuan Ibu
kurang. Penyebab dari kurangnya tingkat tentang Imunisasi Dasar dengan
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar Kelengkapan Imunisasi Dasar di
adalah kurangnya ibu terpapar dengan Wilayah Puskemas Larangan Utara
materi yang ditanyakan pada kuesioner Kota Tangerang.
tentang pengetahuan ibu, sehingga ibu tidak
dapat menjawab dengan benar.

53 | P a g e
Edudharma Journal, Vol 3 No 2, September 2019, page 44-55

Kurangnya pengetahuan ibu tentang 20 orang (51,3%) memiliki pengetahuan


imunisasi dapat dicegah dengan pemberian tentang imunisasi dasar yang cukup dan
penyuluhan tentang imunisasi dasar kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
lengkap kepada ibu. Penyuluhan tersebut sebagian besar adalah lengkap yaitu 30
harus mencakupi semua hal yang orang (76,9%), sehingga terdapat hubungan
berhubungan tentang imunisasi terutama antara pengetahuan ibu tentang imunisasi
jadwal pemberian, frekuensi pemberian, dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar.
dan fungsi dari masing-masing imunisasi Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
tersebut, sehingga dapat meningkatkan kelengkapan imunisasi antara lain
pemahaman ibu tentang imunisasi dasar pengetahuan, tingkat pendidikan, status
lengkap. Serta dengan pemahaman pekerjaan, pendapatan keluarga, jarak dan
tersebut, ibu dapat membawa anaknya keterjangkauan tempat pelayanan
untuk diberikan imunisasi dasar lengkap kesehatan, usia ibu dan jumlah anak.
(Dewi dalam Heraris, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Dari analisa yang didapat menunjuk kan Agustina. 2012. Pengetahuan dan Sikap
nilai signifikan (p<0,05) sebesar 0,000 Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi
Dasar Bayi di Wilayah Kerja
yang menunjukan bahwa korelasi Puskesmas Montasik Kabupaten
bermakna atau hipotesis nol ditolak yang Aceh Besar. [karya tulis ilmiah].
Banda Aceh : STIKes U’Budiah.
berarti ada hubungan antara pengetahuan
Dahlan, M.S. 2014. Statistik Untuk
ibu tentang imunisasi dasar terhadap Kedokteran Dan Kesehatan.
kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Jakarta: Salemba Medika.
Puskesmas Larangan Utara. Nilai Koefisien Depkes. 2013. Tentang Imunisasi.
Korelasi sebesar 0,442 yang menunjukkan www.depkes.go.id. Di akes tanggal
10 Mei 2019.
kekuatan sedang dan arah korelasi positif,
Hadianti, Nur. Dian. Dkk. 2015. Buku Ajar
artinya semakin tinggi pengetahuan ibu Imunisasi. Jakarta Selatan : Penerbit
maka semakin tinggi kelengkapan Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan.
imunisasi.
Junaedi, M. 2019. Hubungan antara
Penelitian ini juga diperkuat dengan kecemasan dan konsep diri dengan
kemandirian pada lansia Panti
penelitian yang dilakukan oleh Yusnidar Werdha Bina Bhakti di Kampung
(2012) di Kelurahan Sidorame Barat II Curug Babakan Setu Kota
Tangerang Selatan. Skripsi.
Medan Perjuangan yang menyatakan Tangerang Selatan. Stikes WDH.
bahwa dari 39 responden, yang didapatkan

54 | P a g e
Edudharma Journal, Vol 3 No 2, September 2019, page 44-55

Latumahina, AA. 2016. Faktor-faktor Pusat Data dan Informasi Kementrian


Determinan Ketidaklengkapan Kesehatan RI. 2016. Situasi
Pemberian Imunisasi Kepada Bayi Imunisasi di Indonesia.
di Negeri Oma, Kecamatan Pulau www.depkes.go.id. Di unduh pada
Haruku, Maluku Tengah. Salatiga: tanggal 10 Mei 2019.
Universitas Kristen Satya Wacana.
Luriana. 2012. Faktor-faktor yang
Luthfi, Mijwad. Dkk. 2014. Hubungan Berhubungan dengan Status
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar pada Balita Umur
Imunisasi dengan Kelengkapan 12-23 Bulan di Indonesia Tahun
Imunisasi Dasar. STIKES PKU 2010. Depok: FKM UI.
Muhammadiyah Surakarta.
Proverawati, dkk. 2010. Imunisasi dan
Maulani, Sulastri. Putri. 2017. Faktor- Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha
faktor yang Berhubungan Dengan Medika.
Tingkat Pengetahuan Imunisasi TT
Pada Ibu Hamil di Puskesmas Rawa Ranuh, Gde. I.G.N. dkk. 2011. Pedoman
Buntu Kota Tangerang Selatan. Imunisasi Di Indonesia. Jakarta :
Tangerang Selatan: Stikes WDH. Badan Penerbit Ikatan Dokter
Indonesia.
Mulyani, dkk. 2018. Pengetahuan Ibu
Tentang Kelengkapan Imunisasi Sari, Diana. Desti. 2018. Faktor-faktor
Dasar Pada Bayi. [skripsi]. Jambi: Pada Ibu yang Berhubungan
FK Universitas Jambi. dengan Pemberian Imunisasi Dasar
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Mulyanti, Y. 2013. Faktor-faktor Internal Korpri Kecamatan Sukarame Kota
yang Berhubungan dengan Bandar Lampung. [skripsi].
Pemberian Imunisasi Dasar Balita Lampung: Universitas Lampung.
Usia 1-5 Tahun di Wilayah Kerja
Puskesmas Situgintung Tahun Suzanne, W.B.S. 2011. A Parent’s
2013. [skripsi]. Fakultas Decision on Imunization: Making
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan: The Right Choice. American
UIN Syarif Hidayatullah. Academy Of Pediatric.

Nurhidayati. 2016. Hubungan Yulianto, A. 2018. Metodologi Penelitian


Pengetahuan Ibu Tentang Bisnis. Politeknik Negeri Malang:
Imunisasi Dasar Terhadap POLINEMA PRESS
Kelengkapan Imunisasi Dasar di
Yusnidar, 2012. Hubungan Pengetahuan
Wilayah Kerja Puskesmas
Ibu Tentang Imunisasi Dasar
Pisangan Kota Tangerang Selatan
Dengan Kelengkapan Imunissi
Tahun 2016. Fakultas Kedokteran
Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan
dan Ilmu Kesehatan: UIN Syarif
Di Lingkungan IX Kelurahan
Hidayatullah.
Sidorame Barat II Medan
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Perjuangan. Medan.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. 2017. Tentang
Penyelenggaraan Imunisasi.
Diunduh tanggal 16 Mei 2019.

55 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai