Konsep Askep Keganasan Dan Kongenital Pada Sistem Hematologi Pada Anak
LEUKIMIA
Di susun oleh :
SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
JL. KH.WAHID HASYIM NO.161 KOTA BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
pernyertaan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah ini berjudul
“Konsep Askep Keganasan Dan Kongenital Pada Sistem Hematologi Pada Anak”, dengan
dibuatnya makalah ini sebagai salah satu syarat dalam memenuhi sebagian tugas Keperawatan
Anak 2. Maka dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada : Ibu Ns.
Liliek Fauziah,M.Kep. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Keperawatan Anak 2 yang telah
membimbing dalam proses pengerjaan makalah ini.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Selain
itu, kami juga menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Namun kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak-
pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan
menumbuhkan semangat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Kami sangat
membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Kami
berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
BAB 3 PENUTUP 20
3.3.1 Kesimpulan 20
3.3.1 Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4, LMK 6
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum makalah ini adalah memberikan gambaran pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien anak dengan leukimia.
2. Tujuan Khusus
1
a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada klien anak dengan
leukimia.
b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien anak dengan leukimia.
c. Mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada klien anak dengan
leukimia.
d. Mampu melaksanakan intervensi asuhan keperawatan pada klien dengan leukimia.
e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien anak dengan leukimia.
1.3 Manfaat
1. Bagi penulis
2. Bagi pembaca
Hasil makalah ini di harapkan dapat menambah keluasan ilmu dan teknologi
terapan bidang keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien anak
dengan leukimia.
2
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang sering ditemui pada
anak- anak disebabkan karena penyakit ganas dari sumsum tulang dan sistem limfatik (Wong
et al, 2009).
Leukemia adalah suatu tipe dari kanker yang berasal dari kata Yunani leukos-putih,
haima-darah. Penyakit ini terjadi ketika sel darah memiliki sifat kanker yaitu membelah tidak
terkontrol dan menggangu pembelahan sel darah normal. Leukemia (kanker darah) adalah
jenis penyakit kanker yang menyerang sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang
(bone marrow) (Padila, 2013).
Leukemia adalah poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk
leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia,
trombisitopeni dan diakhiri dengan kematian (Nurarif & Kusuma, 2015).
Jadi dapat kita simpulkan bahwa leukemia adalah penyakit akibat terjadinya
proliferasi sel leukosit yang abnormal dan ganas serta sering disertai adanya leukosit jumlah
yang berlebihan dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal.
1. Faktor Eksogen
3
belakang,anemia aplastik dan perubahan kromosom yang akhirnya dapat
menyebabkan leukemia.
c. Infeksi virus, pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTLV-1 (Human T Leukemia
Virus ) dari leukemia sel T manusia pada limfosit seorang penderita limfoma kulit dan
sejak itu diisolasi dari sample serum penderita leukemia sel T.
2. Faktor Endogen
Tanda dan gejala awal leukemia dapat termasuk demam, anemia, perdarahan,
kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan. Purpura merupakan hal
yang umum serta hepar dan lien membesar. Jika terdapat infiltrasi kedalam susunan saraf
pusat dapat ditemukan tanda meningitis. Cairan serebro spinal mengandung protein yang
meningkatkan dan glukosa yang menurun. Tampaknya juga terdapat beberapa hubungan
antara leukemia dan sindrom down (mongolisme) :
1) Pucat
2) Malaise
3) Keletihan(letargi)
4) Perdarahan gusi
5) Mudah memar
6) Petekia dan ekimosis
7) Nyeri abdomen yang tidak jelas
8) Berat badan turun
9) Iritabilitas
10) Muntah
11) Sakit kepala (pusing)
(Hidayat, 2006 : 45)
4
2.2.4 Klasifikasi Penyakit Leukemia
LMA disebut juga leukemia mielogenus akut atau leukemia granulositik akut (LGA) yang
dikarakteristikkan oleh produksi berlebihan dari mieloblast. LMA sering terjadi pada semua
usia, tetapi jarang terjadi pada anak-anak. Mieloblast menginfiltrasi sumsum tulang dan
ditemukan dalam darah. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya anemia, perdarahan, dan
infeksi, tetapi jarang disertai keterlibatan orang lain, (gambar 1).
LLA sering menyerang pada masa anak-anak dengan persentase 75% - 80%. LLA
menginfiltrasi sumsum tulang oleh sel limfoblastik yang menyebabkan anemia, memar
(trombositopeni), dan infeksi 19(neutropenia). Limfoblas biasanya di temukan dalam darah
tepi dan selalu ada di sumsum tulang, hal ini mengakibatkan terjadinya limfedenopati,
splenomegali, dan hepatomegali 70% anak dengan leukemia limfatik akut ini bisa
disembuhklan, (gambar 2).
5
(Gambar 2, Leukemia Mielositik Akut).
LLK terjadi pada manula dengan limfadenopati generalisata dan peningkatan jumlah leukosit
disertai limfositosis, Perjalanan penyakit biasanya jinak dan indikasi pengobatan adalah
hanya jika timbul gejala, (gambar 3).
LMK sering juga disebut leukemia granulositik kronik (LGK), gambaran menonjol adalah,
(gambar 4) :
a. Adanya kromosom Philadelphia pada sel-sel darah. Ini adalah kromosom abnormal
yang ditemukan pada sel-sel sumsumtulang.
b. Krisis blast fase yang dikarakteristikkan oleh poroliferasi tibatiba dari jumlah besar
mieloblast.
(Gambar 4, LMK).
6
2.2.5 Patofisiologi Penyakit Leukemi
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap
infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat dikontrol sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang
yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi
seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan
tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang
termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada
jaringan.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih
mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut
seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang
kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel,
sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini
menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel
darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya termasuk hati,
limpa, kelenjar getah bening, ginjal, dan otak.
3) Sel Darah Putih : mungkin lebih dari 50.000 /cm dengan peningkatan sel darah putih
imatur (mungkin menyimpang kekiri). Mungkin ada sel blast leukemia.
7
b. Pemeriksaan sel darah tepi : Biasanya menunjukkan anemia dan trobositopenia, tetapi juga
dapat menunjukkan leucopenia, leukositosis tergantung pada jumlah sel yang beredar.
d. Biopsi sumsum tulang : Sel darah merah abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih dari
sel darah putih pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari sel blast, dengan prekusor
eritrosit, sel matur, dan megakariositis menurun.
e. Biopsi nodus limfa : Pemeriksaan ini akan memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel
yang berasal dari jaringan limfa akan terdesak seperti limfosit normal dan granulosit.
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi dan pemeriksaan
sumsum tulang. (Doengoes, 2000)
a. Keperawatan
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan
mudah, tidak ada pursed lips).
2. Memberikan O2 kepada pasien agar pasien menunjukkan jalan nafas yang
paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernapasan dalam
rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).
3. Selalu memonitor tanda-tanda vital tetap dalam rentang normal (tekanan
darah, nadi, pernafasan).
4. Mencukupi pemenuhan nutrisi Klien agar terpenuhi, berkolaborasi dengan ahli
gizi dalam pemberian diet pasien.
5. Meningkatkan BB Klien agar kembali ke BB sewaktu sehat.
6. Usahakan tidak terjadi mual dan muntah pada pasien.
7. Membuat nafsu makan klien kembali meningkat.
8. Pantau selalu intake dan out put pasien.
9. Melakukan tindakkan Defisit Perawatan Diri kepada pasien, agar pasien
merasa nyaman.
b. Medis
8
1. Transfusi darah Diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 gr%. Pada
trombositopenia yang berat dan perdarahan yang massif dapat diberikan
transfuse trombosit.
2. Kortikostiroid seperti prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya.
Setelah dicapai remisi (sel kanker sudah tidak ada lagi dalam tubuh dan
gejala klinik membaik ), dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.
3. Sitostatika bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan kombinasi
vinkristine, asparaginase, prednisone untuk terapi awal dan dilanjutkan
dengan kombinasi mercaptopurine, metotrexate, vincristine, dan
prednisone untuk pemeliharaan. Radias untuk daerah kraniospinal dan
injeksi intratekal obat kemoterapi dapat membantu mencegah kekambuhan
pada system saraf pusat. Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin
penderita diisolasi dalam kamar yang bebas hama).
4. Imunoterapi merupakan cara pengobatan yang baru. Setelah tercapai
remisi dan jumlah sel leukemia yang cukup rendah (105-106), imuno
terapi diberikan. Pengobatan yang spesifik dilakukan dengan pemberian
imunisasi BCG atau dengan Crynae bacterium dan dimaksutkan agar
terbentuk antibody yang dapat memperkuat daya tahan tubuh. Pengobatan
spesifik dikerjakan dengan penyuntikan sel leukemia yang telah diradiasi.
5. Transplantasi sumsum tulang.
9
2.2.8.1 Pengkajian
a. Identitas pasien yang meliputi nama, no RM, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, status
tanggal MRS, dan tanggal pengkajian.
b. Keluhan utama Anak yang menderita leukemia sering mengalami keluhan-keluhan yang
tidak spesifik sehingga diduga anak hanya mengalami sakit yang sifatnya ringan, sehingga
tidak segera dibawa ke dokter. Data-data yang perlu di kaji adalah data yang didapatkan pada
anak berkaitan dengan kegagalan sumsum tulang dan adanya infiltrasi ke organ lain,
diantaranya sebagai berikut : (Susilaningrum, 2013)
1. Kegagalan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah mengakibatkan berbagai
keluhan dan gejala yaitu sebagai berikut:
a) Anemia Seperti bahasan terdahulu tentang gejala anemia, anak pada leukemia
juga mengalami pucat, mudah lelah, dan kadang-kadang sesak nafas. Anemia
terjadi karena sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah.
b) Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi Adanya penurunan leukosit secara
otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh karena yang berfungsi
mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.
Konsekuensi dari semua itu adalah tubuh akan mudah terkena infeksi yang
bersifat lokal atau sistemik dan sering berulang. Adanya suhu tubuh yang
meningkat akibat ada infeksi kuman secara sistemik (sepsis).
c) Perdarahan, tanda-tanda perdarahan dapat kita lihat dan kita kaji dari adanya
perdarahan mukosa, seperti gusi, hidung (epistaksis), atau perdarahan bawah
kulit yang sering disebut dengan petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara
spontan atau karena trauma, tergantung kadar trombosit dalam darah. Bila
kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.
2. Adanya sel-sel darah abnormal yang melakukan infiltrasi ke organ tubuh lain dapat
mengakibatkan hal sebagai berikut :
a) Nyeri pada tulang dan sendi, adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke sistem
muskuloskeletal membuat anak merasa tidak nyaman pada persendian
terutama bila digerakkan.
b) Pembesaran kelenjar getah bening, selain tulang belakang, kelenjar getah
bening merupakan salah satu tempat untuk membentuk limfosit yang
mempunyai salah satu fungsi untuk mekanisme pertahanan diri. Limfosit
merupakan salah satu bagian dari leukosit.
c) Hepatosplenomegali, lien atau limpa juga merupakan salah satu organ yang
berfungsi untuk membentuk sel darah merah pada masa bayi dalam
kandungan. Bila sumsum tulang mengalami kerusakan, lien atau hepar dapat
mengambil alih fungsinya untuk pertahanan diri.
d) Penurunan kesadaran, adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat
menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.
3. Selain data-data tersebut, perlu juga kita kaji data yang tidak spesifik yang biasanya
dialami anak yang sakit, misalnya :
a) Pola makan, biasanya mengalami penurunan nafsu makan
10
b) Kelemahan dan kelelahan fisik
c) Pola hidup, terutama dikaitkan dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang tergolong karsinogenik, yaitu makanan yang beresiko mempermudah
timbulnya kanker karena mengandung bahan pengawet/kimia.
d) Apabila pasien yang kita kaji sedang dalam pemberian sitostatika, perlu
diperhatikan efek samping yang kemungkinan timbul, seperti rambut rontok,
mual, kuku yang menghitam atau stamatitis.
e) Pengkajian pola nutrisi meliputi anak sering mengalami penurunan nafsu
makan dan anoreksia, sehingga berat badan anak sangat rendah dan asupan
nutrisi tidak adekuat, dapat dikaji dengan metode: A (antropometric
measurement) pengukuran antropometri, B (biochemical data) data biomedis,
C (clinical sign) tanda-tanda klinis status gizi, D (dietary) diet. Data mayor
yang dapat dikaji pada defisit nutrisi adalah penurunan berat badan minimal
10% dari rentang normal adapun data minornya meliputi cepat kenyang
setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising usus
hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membrane mukosa
pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut rontok berlebihan dan diare.
1. Biodata
a) Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, dan pendidikan.
b) Identitas penanggung : nama, umur, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, dan alamat.
2. Riwayat kesehatan sekarang
a) Adanya kerusakan pada organ sel darah/sum-sum tulang.
b) Gejala awal biasanya terjadi secara mendadak panas danperdarahan.
3. Riwayat kesehatan sebelumnya
a) Riwayat kehamilan/persalinan.
b) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
c) Riwayat pemberian imunisasi.
d) Riwayat nutrisi, pemberian makanan yang adekuat.
e) Infeksi-infeksi sebelumnya dan pengobatan yang pernah dialami.
PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan Umum
b) Tanda-tanda vital
11
- TD : Tekanan Darah
- N : Nadi
- P : Pernapasan
- S : Suhu
c) Antropometri
- TB : Tinggi Badan
- BB : Berat Badan
d) Sistem pernafasan
e) Sistem cardiovaskular
Anemis atau tidak, bibir pucat atau tidak, denyut nadi, bunyi jantung, tekanan
darah dan capylary reffiling time.
f) Sitem Pencernaan
Mukosa bibir dan mulut kering atau tidak, anoreksia atau tidak, palpasi
abdomen apakah mengalami distensi dan auskultasi peristaltik usus adakah
meningkat atau tidak.
g) Sistem Muskuloskeletal
h) Sistem Integumen
i) Sistem endokrin
12
j) Sitem Pengindraan
k) Sistem reproduksi
1) Sistem Neurologis
1) Fungsi cerebral
2) Status mental : orientasi, daya ingat dan bahasa.
3) Tingkat kesadaran (eye, motorik, verbal) : dengan menggunakan Gaslow Coma
Scale (GCS).
4) Kemampuan berbicara.
5) Fungsi Karnial :
- Nervus I (Olfaktorius) :
Suruh Klien menutup mata dan menutup salah satu lubang hidung,
mengidentifikasi dengan benar bau yang berbeda (misalnya jeruk dan kapas
alkohol).
- Nervus II (Optikus) :
Persepsi terhadap cahaya dan warna, periksa diskus optikus, penglihatan
perifer.
- Nervus III (Okulomotorius) :
Kelopak mata terhadap posisi jika terbuka, suruh anak mengikuti cahaya.
- Nervus IV (Troklearis) :
Suruh Klien menggerakkan mata kearah bawah dan kearah dalam.
- Nervus V (trigemenus) :
Lakukan palpasi pada pelipis dan rahang ketika Klien merapatkan giginya
dengan kuat, kaji terhadap kesimetrisan dan kekuatan, tentukan apakah anak
dapat merasakan sentuhan diatas pipi (bayi muda menoleh bila area dekat pipi
disentuh), dekati dari samping, sentuh bagian mata yang berwarna dengan
lembut dengan sepotong kapas untuk menguji refleks berkedip dan refleks
kornea.
13
- Nervus VI (Abdusen) :
Kaji kemampuan Klien untuk menggerakkan mata secara lateral.
- Nervus VIII (Fasialis) :
Uji kemampuan Klien untuk mengidentifikasi Larutan manis (gula), Asam (jus
lemon), atau hambar (kuinin) pada lidah anterior.
Kaji fungsi motorik dengan meminta anak yang lebih besar untuk tersenyum,
menggembungkan pipi, atau memperlihatkan gigi, (amati bayi ketika senyum
dan menangis).
- Nervus VIII (akustikus) :
Uji pendengaran Klien.
- Nervus IX (glosofharingeus) :
Uji kemampuan Klien untuk mengidentifikasi rasa larutan pada lidah
posterior.
- Nervus X (vagus) :
Kaji Klien terhadap suara parau dan kemampuan menelan, sentuhkan spatel
lidah ke posterior faring untuk menentukan apakah refleks muntah ada (saraf
cranial IX dan X mempengaruhi respon ini), jangan menstimulasi refleks
muntah jika terdapat kecurigaan epiglotitis, periksa apakah ovula pada posisi
tengah.
- Nervus XI (aksesorius) :
Suruh Klien memutar kepala kesamping dengan melawan tahanan, minta anak
untuk mengangkat bahu ketika bahunya ditekan kebawah.
- Nervus XII (hipoglosus) :
Minta Klien untuk mengeluarkan lidahnya. Periksa lidah terhadap deviasi
garis tengah, (amati lidah bayi terhadap deviasi lateral ketika anak menangis
dan tertawa).dengarkan kemampuan anak untuk mengucapkan “r”. letakkan
spatel lidah di sisi lidah anak dan minta anak untuk menjauhkannya, kaji
kekuatannya.
6) Fungsi motorik :
7) Funsi sensorik :
14
8) Funsi cerebrum :
ANALISA DATA
a. Data Subjektif
Data Subjektif yang mungkin timbul pada penderita leukemia adalah sebagai berikut:
1. Lelah
2. Letargi
3. Pusing
4. Sesak
5. Nyeri dada
6. Napas sesak
7. Priapismus
8. Hilangnya nafsu makan
9. Demam
10. Merasa cepat kenyang
11. Waktu yeng cukup lama
12. Nyeri Tulang dan Persendian.
b. Data Obiektif
Data Subjektif yang mungkin timbul pada penderita leukemia adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan medis
15
1) Hitung darah lengkap :
Menunjukkan normostik, anemia normostik.
Menurut buku NANDA (2015) dan buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
atau SDKI (2016 & 2017), diagnosa keperawatan yang akan muncul adalah :
16
8. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan Alopesia.
9. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Informasi.
17
batuk efektif dan suara status O2.
DO : nafas yang bersih, tidak ada 4. Pertahankan jalan nafas
1. Penurunan tekanan inspirasi/ sianosis dan dyspneu yang paten.
ekspirasi. (mampu mengeluarkan 5. Atur peralatan
2. Penurunan pertukaran udara per sputum, mampu bernapas oksigenasi.
menit. dengan mudah, tidak ada 6. Monitor adanya
3. Menggunakan otot pernafasan pursed lips). kecemasan pasien terhadap
tambahan. 2. Menunjukkan jalan nafas oksigenasi.
4. Orthopnea. yang paten (klien tidak 7. Monitor TD, nadi, suhu,
5. Pernafasan pursed-lip. merasa tercekik, irama dan RR sesudah dan
6. Tahap ekspirasi berlangsung sangat nafas, frekuensi pernapasan sebelum, selama, dan
lama. dalam rentang normal, tidak setelah aktivitas.
7. Penurunan kapasitas vital. 8. ada suara nafas abnormal). 8. Monitor pola pernapasan
Respirasi < 11-24x/menit. 3. Tanda-tanda vital dalam abnormal.
rentang normal (tekanan 9. Monitor suhu, warna,
darah, nadi, pernafasan). dan kelembapan kulit.
10. Monitor sianosis
perifer.
3 Diagnosa : Resiko Infeksi Tujuan : Setelah dilakukan 1. Pertahankan teknik
berhubungan dengan Pertahanan intervensi 3x 24 jam, aseptif.
Sekunder Inadekuat (penurunan Hb). diharapkan Defisit 2. Batasi pengunjung bila
Faktor-faktor resiko : Perawatn Diri pasien perlu.
1. Prosedur Infasif. teratasi. 3. Cuci tangan setiap
2. Kerusakan jaringan dan Kriteria Hasil : sebelum dan sesudah
peningkatan paparan lingkungan. 1. Klien bebas dari tanda tindakan keperawatan.
3. Malnutrisi. dan gejala infeksi. 4. Gunakan baju, sarung
4. Peningkatan paparan lingkungan 2. Menunjukkan tangan sebagai alat
patogen. kemampuan untuk pelindung.
5. Imonusupresi. mencegah timbulnya 5. Ganti letak IV perifer
6. Tidak adekuat pertahankan infeksi. dan diressing sesuai
sekunder (penurunan Hb, 3. Jumlah leukosit dalam dengan petunjuk umum.
Leukopenia, penekanan respon batas normal. 6. Gunakan kateter
inflamasi). 4. Menunjukkan perilaku intermiten untuk
7. Penyakit kronik. hidup sehat. menurunkan infeksi
8. Imunosupresi. 5. Status imun, kandung kencing.
9. Malnutrisi. gastrointestinal, genitouria 7. Tingkatkan intake
10. Pertahanan primer tidak adekuat dalam batas normal. nutrisi.
(kerusakan kulit, trauma jaringan, 8. Berikan terapi antibiotik.
gangguan peristaltik). 9. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal.
10. Pertahankan teknik
isolasi k/p.
11. Inspeksi kulit dan
membran mukosa terhadap
kemerahan, panas,
drainase.
12. Monitor adanya luka.
13. Dorong masukan
cairan.
14. Dorong istirahat.
18
15. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi.
16. Kaji suhu badan pada
pasien neutropenia setiap
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditunjukan
pada nursing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan
dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan
dan memfasilitasi koping. Terdapat 3 tahap dalam tindakan keperawatan, yaitu
persiapan, perencanaan, dan dokumentasi (Nursalam, 2009).
19
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Leukemia berasal dari bahasa yunani yaitu leukos yang berarti putih dan haima berarti
darah. Jadi leukemia dapat diartikan sebagai suatu penyakit yang yang disebabkan oleh sel
darah putih. Proses terjadinya leukemia adalah ketika sel darah yang bersifat kanker
membelah tak terkontrol dan seeara mengganggupembelahan sel darah normal.
Leukemia ada 4 jenis berdasarkan asal dan kecepatan perkembangan selkanker yaitu
Leukemia Mieloblastik Akut (LMA), Leukemia Mielositik Kronik (LMK), Leukemia
Limfoblastik Akut (LLA), dan Leukemia Limfositik Kronik (LLK) (Medicastore, 2009).
3.2 Saran
Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat memahami dan mencari informasi dan
memperluas wawasan mengenai klien dengan Leukemia karena dengan adanya pengetahuan
dan wawasan yang luas, mahasiswa akan mampu mengembangkan diri dalam masyarakat
mengenai Leukemia, dan faktor-faktor pencetusnya, serta bagaimana pencegahan untuk kasus
tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
Dzaki, Farid. 2018. “Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn.A Dengan Penyakit Leukimia Di
Ruangan Rawat Inap Ambun Suri Lantai 3 Rsud Dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi Tahun
2018.”http://repo.stikesperintis.ac.id/125/1/04%20FARID%20MUHAMMAD%20DZAKI
%2C%20LEUKEMIA.pdf. (diakses tanggal 08 April 2021)
Nurarif .A. H. Dan Kusuma. H.. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC. Jokjakarta: MediAction.
21