DESAIN INSTRUKSIONAL
Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku penyelenggara NSPK
untuk Pengembangan Tata Guna Air (PTGA) dapat menyelesaikan penyusunan modul
ini dengan baik. Modul ini berisi pentingnya seorang Calon Instruktur PTGA memiliki
pemahaman dan kemampuan untuk melakukan bimbingan dalam kegiatan PTGA.
Pembuatan Modul ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan sikap Calon Instruktur Pengembangan Tata Guna Air
(PTGA) di bidang pengelolaan irigasi, agar memiliki kompetensi dasar dalam
memahami dan mengetahui teknik dan tata melakukan bimbingan teknik dalam rangka
pengelolaan irigasi.
Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan kelemahannya, baik pada
isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat mengharapkan adanya tanggapan
berupa kritik dan saran guna penyempurnaan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat
khususnya bagi peserta Pelatihan untuk calon pelatih PTGA.
Jakarta, …. 2019
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Informasi Visual
Petunjuk Penggunaan Modul
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
C. Tujuan Pembelajaran
D. Pengertian
E. Dasar Hukum
F. Materi Pokok dan Sub Materi
PENUTUP
A. Latihan
B. Rangkuman
C. Evaluasi Kegiatan Belajar
D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
E. Kunci Jawaban Soal
DAFTAR PUSTAKA
3
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1973. PTGA Pusat berkedudukan di Jakarta dan mempunyai 3 Sub
Proyek PTGA, yaitu Sub Proyek PTGA Jawa Barat berkedudukan di Cirebon,
Sub Proyek PTGA Jawa Timur berkedudukan di Surabaya, dan Sub Proyek
PTGA Sulawesi Selatan berkedudukan di Makkasar.
Pada saat itu, PTGA sangat menyadari peran para pembina, pengelola dan
pelaksana irigasi di berbagai jenjang tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota,
pengamat/mantri, juru, Pengurus P3A termasuk komisi irigasi.
Di Era Otonomi Tahun 1999 dimana sistem pemerintahan berubah yaitu dengan
memberikan otonomi yang seluas-luasnya kepada kabupaten/kota situasinya
menjadi berubah, sehingga seluruh instansi harus menyesuaikan dengan
kebijakan otonomi termasuk PTGA.
Dengan terbitnya UU No.7 tahun 20014 tentang Sumber Daya Air situasi kembali
mengalami perubahan karena wewenang dan tanggung jawab irigasi dibagi ke 3
jenjang pemerintahan yaitu pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Kembali seluruh
instansi yang mempunyai kewenangan terhadap irigasi mau tidak mau termasuk
PTGA harus menyesuaikan.
5
Dengan terbitnya Surat Sekretariat Kabinet RI No. B 195 / SesKab / Ekon / 4 /
2017 perihal Tindak Lanjut Arahan Presiden Pada Rapat Terbatas tanggal 14
Maret 2017, yang pada prinsipnya menegaskan bahwa pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi menggunakan prinsip satu manajemen (single
management) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR).
Pengembangan Tata Guna Air akan dilaksanakan dengan memakai asas Human
Capital dan Social Capital. Pendekatan ini akan memaknai bahwa pengelola
irigasi akan menjadi organisasi pembelajar. Dengan pendekatan ini maka
pengelola irigasi akan selalu bersifat dinamis karena akan dapat menyikapi
perubahan yang berlaku.
Sampai saat ini, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan kinerja perkumpulan petani pemakai air (P3A) melalui program
ISSP 1, ISSP 2, PISP, WISMP, program P3TGAI, program BANSOS dan lainnya
6
dan berbagai macam peraturan perundang-undangan telah disiapkan namun
belum dicapai kinerja P3A sesuai harapan.
B. Deskripsi Singkat
7
C. Tujuan Pembelajaran
D. Pengertian
Desain dalam sebuah istilah diambil dari kata design dalam bahasa Inggris, yang
berarti perencanan atau rancangan, persiapan. Herbert Simon mengertikan
desain adalah sebagai proses pemecahan masalah. Pembelajaran, Jika di tinjau
dari sudut kebahasaan pembelajaran berasal dari kata ajar, demikian juga
dengan pengajaran, berasal dari kata ajar. Kata kerja ajar adalah mengajar yang
berarti memberi pelajaran. Orang yang mengajar disebut pengajar, dan
proses/cara, perbuatan mengajar atau mengajarkan disebut dengan
pengajaran.[1]
Berbeda dengan pengajaran pembelajaran diartikan sebagai proses, cara,
perbuatan menjadikan orang untuk belajar. Orang yang belajar tersebut disebut
pembelajar. Kemudian, belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu, latihan, berubah tingkah laku, atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.[2]
Jadi, pada hakikatnya pembelajaran adalah proses menjadikan orang agar mau
belajar dan mampu belajar melalui berbagai pengalamannya agar tingkah
lakunya dapat berubah menjadi lebih bik lagi.
Pembelajaran adalah proses atau suatu cara ataupun perbuatan untuk
menjadikan orang (anak didik) mau belajar. Pembelajaran adalah proses intraksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.[3]
8
Desain pembelajaran adalah proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi
dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan
untuk efektivitas pencapaian tujuan. Desain pembelajaran adalah menyeleksi
dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa
yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang
diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas
yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.Defenisi lain,
desain pembelajaran adalahhubungan antara apa yang ada sekarang (what is)
dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan
kebutuhan , penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.
Carl dan Rosalind mengadaptasi defenisi desain pembelajaran dari Training And
Intructional Design Applied Research Laboratory, Penn State University
mengatakan bahwa defenisi desain pembelajaran dapat di dekati dari berbagai
persfektif, yakni ; 1) sebagai suatu proses, 2) sebagai suatu disiplin, 3) ilmu
pengetahuan, 4) sebagai realitas.
Pertama, desain pembelajaran sebagai suatu proses adalah pengembangan
sistematik tentang spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori belajar
dan pembelajaran untuk mencapai kualitas pembelajaran. Dari defenisi tersebut
desain pembelajaran dipandang sebagai keseluruhan proses analisis terhadap
kebutuhan belajar, tujuan, dan pengembangan system penyemapaian untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Poses yang dimaksud mencangkup materi, dan
aktivitas pembelajaran, uji lapangan, dan evaluasi terhadap seluruh pembelajran
dan aktivitas-aktivitas peserta didik.
Kedua, desain pembelajran sebagai suatu disiplin adalah cabang ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan penelitian dan teori tentang strategi
pembelajaran dan proses untuk mengembangkan dan implementasi strategi-
strategi tersebut.
Ketiga, desain pembelajaran sebagai suatu sains adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana mncipkatan spesifikasi perinci untuk pengembangan, implementasi,
evaluasi, dan pemeliharaan situasi yang dapat memfasilitasi belajar tentang
satuan kecil dan besar dari mata pelajaran /kuliah dalam berbagai tingkat
kesulitan.
9
Keempat, desain pembelajaran sebagai suatu realitas dapat dimulai dari titik
dimana saja dalam proses desain. Sering muncul suatu pandanagan baru yang
dikembangkan menjadi inti dari suatu situasi pembelajaran. Pada saat seluruh
proses telah dilakukan, perancang pembelajaran mengkaji lebih dalam dengan
melihat seluruh bagian dari ilmu pengetahuan telah diperhitungkan.[4]
E. Dasar Hukum
10
MATERI POKOK 1
11
B. Komponen desain pembelajaran
Komponen desain pembelajaran hanyalah mencakup empat komponen,
yaitu : peserta pelatihan, tujuan, metode, evaluasi.(Kemp, Morrison dan
Ross, 1994)
Peserta Pelatihan
- Dalam menentukan desain pembelajaran yang perlu diketahui untuk
menciptakan situasi belajar yang kondusif, nyaman dan termotivasi.
- Selama belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai factor baik fisik
maupun mental.
- Penyajian materi ajar dan keterampilan instruktur.
Tujuan
Tujuan pembelajaran meliputi :
- Mengembangkan kompetesi atau kinerja setelah selesai pelatihan.
- Menyiapkan materi yang mudah di pahami oleh peserta.
- Menjelaskan dengan variasi agar tidak membosankan.
Metode
- Metode merupakan cara atau teknik untuk menyampaikan materi
- Metode terkait dengan strategi pembelajaran.
- Metode menentukan suasana belajar yang nyaman.
Evaluasi
- Menilai hasil Pelatihan sesuai tujuan.
- Evaluasi berdasarkan Indikator keberhasilan yang meliputi tujuan
belajar tercapai.
- Dalam evaluasi perlu disiapkan format yang memuat indikator dan
parameter keberhasilan pelatihan.
12
MATERI POKOK 2
DESAIN PEMBELAJARAN
Sruktur pengelompokan
Mengetahui fungsi
bangunan ukur proposional
tersier
14
3. Manfaat Analisis Pembelajaran :
Mengidentifikasi semua kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
pelatihan ;
Menentukan urutan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kaidah
prerekuisit ;
Menentukan titik awal proses pembelajaran (melalui penentuan perilaku
awal peserta) ;
Memberikan dasar untuk merancang alat evaluasi.
15
PENUTUP
A. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang paling
benar!
1. Yang dimaksud dengan desain pembelajaran adalah
a. Cara teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu ;
b. Rancancangan yang disusun seorang staf pengajar untuk mata kuliah yang
menjadi tanggungjawabnya.
c. Pernyataan a dan b Salah
d. Pernyataan a dan b Benar
16
a. Menentukan kompetensi khusus yang penting dan relevan dengan
kompetensi umum dalam TIU
b. Menentukan hubungan antar komptensi khusus
c. Pernyataan a dan b adalah benar
9. Gaya belajar ini merupakan salah satu berbagai aspek psikologis yang
mempengaruhi dan berdampak pada penguasaan kemampuan atau kompetensi.
a. Pernyataan tersebut adalah salah
b. Pernyataan tersebut adalah benar
10. Dalam menyusun tujuan khusus yang sudah diindentifikasikan perlu rumusan
yang mempertimbangkan antara lain
a. Perilaku yang ingin dicapai,
b. Siapa peserta pelatihan
c. Pernyataan a dan b tersebut salah
d. Pernyataan a dan b tersebut benar
B. Rangkuman
Desain pembelajaran merupakan hal yang begitu penting bagi seseorang
yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
Instruktur mampu mengaplikasikan desain pembelajaran. sehingga dapat
memberikan peningkatan kepada mutu pelatihan.
Desain Pembelajaran memperhatikan hal- hal sebagai berikut :
1) Karakteristik umum, Sifat internal yang mempengaruhi penyampaian
materi seperti kemampuan membaca, jenjang pendidikan, usia, atau latar
17
belakang social.
2) Kemampuan awal atau prasyarat, Kemampuan dasar yang harus
dimiliki peserta Pelatihan sebelum peserta Pelatihan mempelajari
kemampuan baru. Jika kemampuan awal ini kurang maka sebenarnya yang
menjadi mata rantai penguasaan materi dan menjadi penghambat bagi
proses belajar 3) Gaya belajar, Gaya belajar ini merupakan
berbagai aspek psikologis yang mempengaruhi dan berdampak pada
penguasaan kemampuan atau kompetensi. Cara mempersepsikan sesuatu
hal, motivasi, kepercayaan diri, tipe belajar ( verbal, visual, kombinasi dan
sebagainya)
18
3. Jika peserta dapat menjawab 40-59% maka pemahaman terhadap Desain
Intruksional cukup.
4. Jika peserta dapat menjawab < 40% maka pemahaman terhadap Desain
Intruksional kurang.
E. Kunci Jawaban
1) d
2) c
3) d
4) c
5) c
6) b
7) c
8) c
9) d
10) d
19
DAFTAR PUSTAKA
20