Anda di halaman 1dari 20

MODUL

DESAIN INSTRUKSIONAL

Bimbingan Teknik Pengembangan Tata Guna Air


dalam Rangka Pelatihan Teknis Instruktur PTGA

Tahun 2019
KATA PENGANTAR

Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku penyelenggara NSPK
untuk Pengembangan Tata Guna Air (PTGA) dapat menyelesaikan penyusunan modul
ini dengan baik. Modul ini berisi pentingnya seorang Calon Instruktur PTGA memiliki
pemahaman dan kemampuan untuk melakukan bimbingan dalam kegiatan PTGA.

Berbeda dengan Direktorat yang menangani pembangunan, peningkatan dan


rehabilitasi jaringan irigasi, peran Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan lebih
berperan dalam penyiapan perangkat lunak / NSPK dan pembinaan penyelenggaraan
Operasi dan Pemeliharaan. Dalam memfasilitasi pembangunan infrastruktur publik
dimaksud dilakukan melalui dua hal, pembentukan iklim yang kondusif bagi investasi,
dan penyiapan kapasitas dan kompetensi berbagai komponen dalam industri konstruksi
untuk melaksanakan pembangunan tersebut. Hal tersebut telah kita ketahui semua
bahwa tuntutan publik atas layanan infrastruktur meningkat lebih cepat dibanding
kemampuan pemerintah menyediakan dana, sehingga untuk infrastruktur publik perlu
dibiayai melalui investasi swasta dengan pengaturan yang memadai, dimana motivasi
swasta berinvestasi sangat dipengaruhi oleh iklim berinvestasi yang kondusif baik
dukungan keamanan investasi dan pengembaliannya.

Pembuatan Modul ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan sikap Calon Instruktur Pengembangan Tata Guna Air
(PTGA) di bidang pengelolaan irigasi, agar memiliki kompetensi dasar dalam
memahami dan mengetahui teknik dan tata melakukan bimbingan teknik dalam rangka
pengelolaan irigasi.

Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan kelemahannya, baik pada
isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat mengharapkan adanya tanggapan
berupa kritik dan saran guna penyempurnaan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat
khususnya bagi peserta Pelatihan untuk calon pelatih PTGA.

Jakarta, …. 2019

Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Informasi Visual
Petunjuk Penggunaan Modul
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
C. Tujuan Pembelajaran
D. Pengertian
E. Dasar Hukum
F. Materi Pokok dan Sub Materi

Materi Pokok 1 : Fungsi desain pembelajaran


A. Tujuan dan fungsi desain pembelajaran
B. Komponen atau ruang lingkup desain pembelajaran

Materi Pokok 2 : Desain pembelajaran


A. Sifat desain pembelajaran
B. Melakukan analisis pembelajaran

PENUTUP
A. Latihan
B. Rangkuman
C. Evaluasi Kegiatan Belajar
D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
E. Kunci Jawaban Soal

DAFTAR PUSTAKA

3
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul
Desain Intruksional, maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
1) Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta
dapat bertanya pada instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
2) Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam
setiap kegiatan belajar.
3) Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal
berikut ini:
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja dengan baik.
4) Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur atau instruktur yang
mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

B. Petunjuk Bagi Instruktur


Dalam setiap kegiatan belajar instruktur berperan untuk:
1. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
2. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
3. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar peserta.
4. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.

4
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 Pada tahun 1973. PTGA Pusat berkedudukan di Jakarta dan mempunyai 3 Sub
Proyek PTGA, yaitu Sub Proyek PTGA Jawa Barat berkedudukan di Cirebon,
Sub Proyek PTGA Jawa Timur berkedudukan di Surabaya, dan Sub Proyek
PTGA Sulawesi Selatan berkedudukan di Makkasar.

 Pada saat itu, PTGA sangat menyadari peran para pembina, pengelola dan
pelaksana irigasi di berbagai jenjang tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota,
pengamat/mantri, juru, Pengurus P3A termasuk komisi irigasi.

 PTGA menempatkan P3A sebagai Mitra pemerintah Jadi sifatnya kesetaraan


bukan sebagai obyek tetapi sebagai subyek atau pelaku utama dalam
pengelolaan irigasi. Demikian juga peran instansi terkait seperti Bappeda, Dinas
Pengairan/SDA, Dinas Pertanian dan yang lainnya di tingkat provinsi dan
kabupaten menjadi sasaran yang penting.

 Diskusi, pertemuan secara rutin melalui lokakarya, pelatihan, penyuluhan,


Kegiatan Tindak Lanjut (KTL) senantiasa dilaksanakan secara rutin dan
berkelanjutan. Gerak cepat PTGA pada saat itu memberikan dukungan
pencapaian swasembada beras pada

 Tahun 1984 Indonesia diakui dunia sehingga Presiden RI mendapat anugerah


penghargaan dari Badan Pertanian Pangan Dunia (FAO).

 Di Era Otonomi Tahun 1999 dimana sistem pemerintahan berubah yaitu dengan
memberikan otonomi yang seluas-luasnya kepada kabupaten/kota situasinya
menjadi berubah, sehingga seluruh instansi harus menyesuaikan dengan
kebijakan otonomi termasuk PTGA.

 Dengan terbitnya UU No.7 tahun 20014 tentang Sumber Daya Air situasi kembali
mengalami perubahan karena wewenang dan tanggung jawab irigasi dibagi ke 3
jenjang pemerintahan yaitu pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Kembali seluruh
instansi yang mempunyai kewenangan terhadap irigasi mau tidak mau termasuk
PTGA harus menyesuaikan.

5
 Dengan terbitnya Surat Sekretariat Kabinet RI No. B 195 / SesKab / Ekon / 4 /
2017 perihal Tindak Lanjut Arahan Presiden Pada Rapat Terbatas tanggal 14
Maret 2017, yang pada prinsipnya menegaskan bahwa pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi menggunakan prinsip satu manajemen (single
management) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR).

 Dengan pendekatan single management tersebut berarti pembinaan tersier dan


P3A kembali ke Kementerian PUPR, Ditjen SDA dan jajarannya maupun instansi
terkait di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang membidangi irigasi perlu
menanggapi dengan cepat pengembangan tata guna air oleh pemerintah daerah.
Untuk itu, perlu membentuk unit PTGA di masing-masing provinsi,
kabupaten/kota atau di wilayah kerja BBWS/BWS.

 Disamping melaksanakan pembinaan / bimbingan teknis dan pemberdayaan


P3A/GP3A/IP3A dan petugas yang terkait dalam pengelolaan irigasi (PPL, Juru,
Kades) serta khususnya pengelola irigasi (Juru, PPA, PPB dan Pengamat
Pengairan) fungsi yang lain dari PTGA yaitu sebagai knowledge center on
irrigation management dalam rangka:

 Percepatan pengembangan tersier dan tata kelolanya.


 Kemitraan antara pemerintah dan masyarakat petani pemakai air/P3A dapat
terjalin lebih baik.
 Upaya mendukung peningkatan produksi pertanian.
 Mewujudkan tata kelola air dalam satu kesatuan sistem dari jaringan utama
sampai dengan jaringan tersier (single management).

 Pengembangan Tata Guna Air akan dilaksanakan dengan memakai asas Human
Capital dan Social Capital. Pendekatan ini akan memaknai bahwa pengelola
irigasi akan menjadi organisasi pembelajar. Dengan pendekatan ini maka
pengelola irigasi akan selalu bersifat dinamis karena akan dapat menyikapi
perubahan yang berlaku.

 Sampai saat ini, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan kinerja perkumpulan petani pemakai air (P3A) melalui program
ISSP 1, ISSP 2, PISP, WISMP, program P3TGAI, program BANSOS dan lainnya

6
dan berbagai macam peraturan perundang-undangan telah disiapkan namun
belum dicapai kinerja P3A sesuai harapan.

 Adanya perubahan pembinaan P3A, berdampak penurunan jumlah dan


kapasitas petugas/pengurus, diikuti penurunan kapasitas institusi yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan pengembangan dan pengelolaan air irigasi
di tingkat usaha tani;
 Belum tercapainya pelayanan operasi dan pemeliharaan di tingkat usahatani
yang layak dan handal;

B. Deskripsi Singkat

 Dengan rancang bangun/desain Pengembangan Tata Guna Air (PTGA) untuk


memberikan acuan kepada semua pihak yang terkait dalam pengelolaan irigasi
khususnya di tingkat tersier/P3A maupun di tingkat jaringan utama dan
pembinaan / bimbingan teknis dan/atau pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A di
berbagai jenjang tingkat mulai dari jaringan utama sampai dengan jaringan
tersier termasuk komisi irigasi agar pendekatannya terintegrasi.
 Dengan semua pihak memahami bahwa pengelolaan irigasi merupakan satu
kesatuan sistem dari jaringan utama sampai ke jaringan tersier yang didukung
oleh P3A/GP3A/IP3A, petugas pengelola irigasi, dan komisi irigasi yang handal
guna mewujudkan tata kelola jaringan irigasi yang efisien, efektif dan
berkelanjutan.
Secara garis besar rancang bangun/ desain pembelajaran terdiri dari lima langkah
penting, yaitu:

1. Analisis lingkungan dan kebutuhan belajar peserta.


2. Merancang spesifikasi proses pembelajaran yang efektif dan efesien serta
sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan belajar peserta .
3. Mengembangkan bahan-bahan untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
4. Implementasi rancang bangun/desain pembelajaran.
5. Implementasi evaluasi formaif dan sumatif terhadap program pembelajaran

7
C. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat
menentukan desain pembelajaran yang sesuai dalam proses belajar mengajar
sehingga tercapai sasaran pendidikan pelatihan.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini peserta dapat menjelaskan :
a. Tujuan dan fungsi desain pembelajaran;
b. Komponen atau ruang lingkup desain pembelajaran
Menjelaskan secara benar desain pembelajaran yang efektif

D. Pengertian

 Desain dalam sebuah istilah diambil dari kata design dalam bahasa Inggris, yang
berarti perencanan atau rancangan, persiapan. Herbert Simon mengertikan
desain adalah sebagai proses pemecahan masalah. Pembelajaran, Jika di tinjau
dari sudut kebahasaan pembelajaran berasal dari kata ajar, demikian juga
dengan pengajaran, berasal dari kata ajar. Kata kerja ajar adalah mengajar yang
berarti memberi pelajaran. Orang yang mengajar disebut pengajar, dan
proses/cara, perbuatan mengajar atau mengajarkan disebut dengan
pengajaran.[1]
 Berbeda dengan pengajaran pembelajaran diartikan sebagai proses, cara,
perbuatan menjadikan orang untuk belajar. Orang yang belajar tersebut disebut
pembelajar. Kemudian, belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu, latihan, berubah tingkah laku, atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.[2]
 Jadi, pada hakikatnya pembelajaran adalah proses menjadikan orang agar mau
belajar dan mampu belajar melalui berbagai pengalamannya agar tingkah
lakunya dapat berubah menjadi lebih bik lagi.
 Pembelajaran adalah proses atau suatu cara ataupun perbuatan untuk
menjadikan orang (anak didik) mau belajar. Pembelajaran adalah proses intraksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.[3]

8
 Desain pembelajaran adalah proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi
dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan
untuk efektivitas pencapaian tujuan. Desain pembelajaran adalah menyeleksi
dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa
yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang
diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas
yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.Defenisi lain,
desain pembelajaran adalahhubungan antara apa yang ada sekarang (what is)
dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan
kebutuhan , penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.
 Carl dan Rosalind mengadaptasi defenisi desain pembelajaran dari Training And
Intructional Design Applied Research Laboratory, Penn State University
mengatakan bahwa defenisi desain pembelajaran dapat di dekati dari berbagai
persfektif, yakni ; 1) sebagai suatu proses, 2) sebagai suatu disiplin, 3) ilmu
pengetahuan, 4) sebagai realitas.
 Pertama, desain pembelajaran sebagai suatu proses adalah pengembangan
sistematik tentang spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori belajar
dan pembelajaran untuk mencapai kualitas pembelajaran. Dari defenisi tersebut
desain pembelajaran dipandang sebagai keseluruhan proses analisis terhadap
kebutuhan belajar, tujuan, dan pengembangan system penyemapaian untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Poses yang dimaksud mencangkup materi, dan
aktivitas pembelajaran, uji lapangan, dan evaluasi terhadap seluruh pembelajran
dan aktivitas-aktivitas peserta didik.
 Kedua, desain pembelajran sebagai suatu disiplin adalah cabang ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan penelitian dan teori tentang strategi
pembelajaran dan proses untuk mengembangkan dan implementasi strategi-
strategi tersebut.
 Ketiga, desain pembelajaran sebagai suatu sains adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana mncipkatan spesifikasi perinci untuk pengembangan, implementasi,
evaluasi, dan pemeliharaan situasi yang dapat memfasilitasi belajar tentang
satuan kecil dan besar dari mata pelajaran /kuliah dalam berbagai tingkat
kesulitan.

9
 Keempat, desain pembelajaran sebagai suatu realitas dapat dimulai dari titik
dimana saja dalam proses desain. Sering muncul suatu pandanagan baru yang
dikembangkan menjadi inti dari suatu situasi pembelajaran. Pada saat seluruh
proses telah dilakukan, perancang pembelajaran mengkaji lebih dalam dengan
melihat seluruh bagian dari ilmu pengetahuan telah diperhitungkan.[4]

E. Dasar Hukum

 UU No.17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;


 Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
 Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
 Keputusan LAN no 193/XIII/10/6/2001 tentang pedoman umum penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil;

F. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

1. Tujuan dan Fungsi serta komponen desain pembelajaran


1.1 Tujuan dan fungsi desain pembelajaran
1.2 Komponen atau ruang lingkup desain pembelajaran
1 Desain pembelajaran
1.1 Sifat desain pembelajaran
1.2 Melakukan analisis pembelajaran

10
MATERI POKOK 1

FUNGSI DESAIN PEMBELAJARAN

A. Tujuan dan fungsi desain pembelajaran


 Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan
masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan
demikian suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan
persoalan. Melalui suatu desain orang bisa melakukan langkah-langkah yang
sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Dengan demikian
suatu desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat linear yang di
awali dengan penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancanagan
untuk merespons kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diujicoba
dan akhirnya dilakukan evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas
rancangan (disain) yang disusun.

 Fungsi Desain Pembelajaran

 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik


 Meningkatkan kreatifitas instruktur dalam mempersiapkan alat dan bahan
yang diperlukan
 Mewujudkan prinsip maju berkelanjutan
 Mewujutkan belajar yang lebih berkonsentrasi
 Mengembangkan sistem belajar mengajar.
 Mengembangkan organisasi menjadi organisasi belajar.
 Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
 Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan
 Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik instruktur maupun peserta
didik.
 Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu kegiatan, sehingga setiap saat
diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.
 Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
 Menghemat waktu, tenaga, alat dan biaya

11
B. Komponen desain pembelajaran
Komponen desain pembelajaran hanyalah mencakup empat komponen,
yaitu : peserta pelatihan, tujuan, metode, evaluasi.(Kemp, Morrison dan
Ross, 1994)

 Peserta Pelatihan
- Dalam menentukan desain pembelajaran yang perlu diketahui untuk
menciptakan situasi belajar yang kondusif, nyaman dan termotivasi.
- Selama belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai factor baik fisik
maupun mental.
- Penyajian materi ajar dan keterampilan instruktur.
 Tujuan
Tujuan pembelajaran meliputi :
- Mengembangkan kompetesi atau kinerja setelah selesai pelatihan.
- Menyiapkan materi yang mudah di pahami oleh peserta.
- Menjelaskan dengan variasi agar tidak membosankan.
 Metode
- Metode merupakan cara atau teknik untuk menyampaikan materi
- Metode terkait dengan strategi pembelajaran.
- Metode menentukan suasana belajar yang nyaman.
 Evaluasi
- Menilai hasil Pelatihan sesuai tujuan.
- Evaluasi berdasarkan Indikator keberhasilan yang meliputi tujuan
belajar tercapai.
- Dalam evaluasi perlu disiapkan format yang memuat indikator dan
parameter keberhasilan pelatihan.

12
MATERI POKOK 2

DESAIN PEMBELAJARAN

A. Sifat desain pembelajaran

 Berorientasi pada peserta Pelatihan


 Desain pembelajaran mengacu pada peserta Pelatihan.

Desain Pembelajaran memperhatikan hal- hal sebagai berikut :


1. Karakteristik umum, Sifat internal yang mempengaruhi penyampaian
materi seperti kemampuan membaca, jenjang pendidikan, usia, atau latar
belakang social.
2. Kemampuan awal atau prasyarat, Kemampuan dasar yang harus dimiliki
peserta Pelatihan sebelum peserta Pelatihan mempelajari kemampuan baru.
Jika kemampuan awal ini kurang maka sebenarnya yang menjadi mata
rantai penguasaan materi dan menjadi penghambat bagi proses belajar
3. Gaya belajar, Gaya belajar ini merupakan berbagai aspek psikologis yang
mempengaruhi dan berdampak pada penguasaan kemampuan atau
kompetensi. Cara mempersepsikan sesuatu hal, motivasi, kepercayaan diri,
tipe belajar ( verbal, visual, kombinasi dan sebagainya)

B. Melakukan Analisis pembelajaran

 Menyiapkan Langkah-langkah analisis pembelajaran


 Menjabarkan kemampuan kompetensi tujuan instruksional umum (TIU)
dan tujuan instruksional khusus (TIK) secara logis, analitis dan sistematis
Langkah-langkah Prosedur Analisis Pembelajaran :
1. Menulis kompetensi-kompetensi khusus yang ada dalam tujuan pembelajaran
umum (TIU)
2. Melakukan analisis dengan cara :
a. Menentukan kompetensi khusus yang penting dan relevan dengan
kompetensi umum dalam TIU pada kertas-kertas kecil yang telah
disediakan ;
b. Menentukan hubungan antar komptensi khusus dalam susunan
hirarkhikal/ prosudural/ pengelompokan/ kombinasi ;
13
Contoh Struktur Hirarkhikal : - menulis
memperhatikan mempelajari mengisi
blangko (O-1) blangko (O-1) blangko (O-1)

 Menyebutkan unsur-unsur pendahuluan proposal blangko (O-1)


 Menjelaskan hakekat fungsi setiap unsure dalam bab pendahuluan
 Menulis bab pendahuluan proposal blangko (O-1)
Contoh Struktur Prosedural

Struktur perilaku prosedural adalah kedudukan beberapa perilaku yang


menunjukkan bahwa salah satu seri urutan penampilan perilaku tetapi ada
yang menjadi perilaku prasyarat untuk yang lain.Contoh: pada sesi
pelaksanaan OP di tersier maka perserta didik tidak akan dapat
memahami pelaksanaan OP apabila belum pernah mengetahui apa
pelaku dalam OP di jaringan tersier yang disebut dengan pengisian
Blangko (O-1) karena belum pernah melihat sebelumnya.

Sruktur pengelompokan

Mengetahui fungsi
bangunan ukur proposional
tersier

Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan


fungsi pintu ukur fungsi lebar fungsi table
sadap tersier proposional di ambang Lebar ambang
boks tersier dan H tinggi air

Struktur tersebut adalah perilaku-perilaku khusus yang tidak mempunyai


ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Misalnya tujuan peserta
Pelatihan dapat menjelaskan bangunan bagi tersier lat ukur proposional
dan belum sampai bagian ini menjelaskan fungsi satu dengan yang lain
tidak terkait secara hirarki dan prosedural. Contoh gambar tersebut

14
3. Manfaat Analisis Pembelajaran :
 Mengidentifikasi semua kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
pelatihan ;
 Menentukan urutan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kaidah
prerekuisit ;
 Menentukan titik awal proses pembelajaran (melalui penentuan perilaku
awal peserta) ;
 Memberikan dasar untuk merancang alat evaluasi.

15
PENUTUP

A. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang paling
benar!
1. Yang dimaksud dengan desain pembelajaran adalah
a. Cara teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu ;
b. Rancancangan yang disusun seorang staf pengajar untuk mata kuliah yang
menjadi tanggungjawabnya.
c. Pernyataan a dan b Salah
d. Pernyataan a dan b Benar

2. Yang dimaksud dengan komponen desain pembelajaran hanya …….


a. Peserta Pelatihan dan metode
b. Pernyataan tersebut benar
c. Pernyataan tersebut salah

3. Sifat desain pemeblajaran berorientasi pada peserta Pelatihan karena setiap


peserta Pelatihan memiliki perbedaan dalam
a. Kemampuan awal
b. Gaya belajar
c. Pernyataan a dan b adalah benar
d. Pernyataan a, dan b adalah salah

4. Tujuan pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan kompetesi atau kinerja


yang harus dimiliki oleh peserta Pelatihan
a. Pernyataan tersebut adalah benar
b. Pernyataan tersebut adalah salah

5. Apakah manfaat analisis pembelajaran hanya memberikan dasar untuk


merancang alat evaluasi dan mengidentifikasi semua kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta pelatihan ?
a. Pernyataan tersebut salah
b. Pernyataan tersebut benar

6. Melakukan analisis dengan cara

16
a. Menentukan kompetensi khusus yang penting dan relevan dengan
kompetensi umum dalam TIU
b. Menentukan hubungan antar komptensi khusus
c. Pernyataan a dan b adalah benar

d. Pernyataan a dan b adalah salah

7. Desain pembelajaran mencakup empat komponen, yaitu : peserta Pelatihan,


tujuan, metode, evaluasi pembelajaran dilakukan
a. Pernyataan tersebut adalah benar
b. Pernyataan tersebut adalah salah

8. Desain pembelajaran langkah cara menentukan metode sangat penting karena


metode inilah yang menentukan situasi belajar yang sesungguhnya.
a. Pernyataan tersebut adalah benar
b. Pernyataan tersebut adalah salah

9. Gaya belajar ini merupakan salah satu berbagai aspek psikologis yang
mempengaruhi dan berdampak pada penguasaan kemampuan atau kompetensi.
a. Pernyataan tersebut adalah salah
b. Pernyataan tersebut adalah benar

10. Dalam menyusun tujuan khusus yang sudah diindentifikasikan perlu rumusan
yang mempertimbangkan antara lain
a. Perilaku yang ingin dicapai,
b. Siapa peserta pelatihan
c. Pernyataan a dan b tersebut salah
d. Pernyataan a dan b tersebut benar

B. Rangkuman
 Desain pembelajaran merupakan hal yang begitu penting bagi seseorang
yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya.
 Instruktur mampu mengaplikasikan desain pembelajaran. sehingga dapat
memberikan peningkatan kepada mutu pelatihan.
 Desain Pembelajaran memperhatikan hal- hal sebagai berikut :
1) Karakteristik umum, Sifat internal yang mempengaruhi penyampaian
materi seperti kemampuan membaca, jenjang pendidikan, usia, atau latar

17
belakang social.
2) Kemampuan awal atau prasyarat, Kemampuan dasar yang harus
dimiliki peserta Pelatihan sebelum peserta Pelatihan mempelajari
kemampuan baru. Jika kemampuan awal ini kurang maka sebenarnya yang
menjadi mata rantai penguasaan materi dan menjadi penghambat bagi
proses belajar 3) Gaya belajar, Gaya belajar ini merupakan
berbagai aspek psikologis yang mempengaruhi dan berdampak pada
penguasaan kemampuan atau kompetensi. Cara mempersepsikan sesuatu
hal, motivasi, kepercayaan diri, tipe belajar ( verbal, visual, kombinasi dan
sebagainya)

C. Evaluasi Kegiatan Belajar


Pendekatan evaluasi secara konvensional (pedagogi) kurang efektif untuk
diterapkan bagi orang dewasa. Untuk itu pendekatan ini tidak cocok dan tidaklah
cukup untuk menilai hasil belajar orang dewasa. Ada beberapa pokok dalam
melaksanakan evaluasi hasil belajar bagi orang dewasa yakni:
a. Evaluasi hendaknya berorientasi kepada pengukuran perubahan perilaku
setelah mengikuti proses pembelajaran / pepelatihan;
b. Sebaiknya evaluasi dilaksanakan melalui pengujian terhadap dan oleh
peserta belajar itu sendiri (Self Evaluation);
c. Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan;
d. Ruang lingkup materi evaluasi "ditetapkan bersama secara partisipatif" atau
berdasarkan kesepakatan bersama seluruh pihak terkait yang terlibat;
e. Evaluasi ditujukan untuk menilai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan
program pendidikan yang mencakup kekuatan maupun kelemahan
program;
f. Menilai efektifitas materi yang dibahas dalam kaitannya dengan perubahan
sikap dan perilaku.

Evaluasi terhadap pemahaman materi sebagai berikut :


1. Jika peserta dapat menjawab > 80% maka pemahaman terhadap Desain
Intruksional sangat baik.
2. Jika peserta dapat menjawab 60-79% maka pemahaman terhadap Desain
Intruksional baik.

18
3. Jika peserta dapat menjawab 40-59% maka pemahaman terhadap Desain
Intruksional cukup.
4. Jika peserta dapat menjawab < 40% maka pemahaman terhadap Desain
Intruksional kurang.

D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah peserta mengikuti pelatihan mengenai desain intruksional dan hasil
evaluasi belajar, maka instruktur dan peserta dapat menilai seberapa jauh
keberhasilan pepelatihan yang diberikan.
sebagai bahan tindak lanjut adalah memperdalam materi tersebut dengan mengacu
pada daftar pustaka.

E. Kunci Jawaban
1) d
2) c
3) d
4) c
5) c
6) b
7) c
8) c
9) d
10) d

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Drs Frans A Rumate, Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional


Universitas Hasanuddin (P3AI-UNHAS)
2. Uno, Hamzah B., Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi
Aksara, 2010
3. Definisi Kompetensi menurut Keputusan Menteri pendidikan Nasional
(No.045/U/2002)
4. Uraian mengenai kompetensi dan elemen kompetensi dapat dilihat pada :
KepMenDikNas No. 045/U/2002) Pasal 2, dan
KepMenDikNas No. 232/U/2000, Pasal 1, 8, 9, dan 10

20

Anda mungkin juga menyukai