Anda di halaman 1dari 21

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL

JUDUL : STUDI PENANGANAN AIR ASAM TAMBANG

NAMA : A. LUTHFY WIJAYA

STAMBUK : 14 31 2 121

Menyetujui,

Makassar, 28 maret 2018

Pembimbing

Ir.H. Abd. Majid Kasim, MM


B A B I

P E N D A H U L U A N

1 . 1 L A T A R   B E L A K A N G

Pertambangan merupakan suatu bidang usaha yang sifat kegiatannya pada dasarnya
selalu menimbulkan perubahan pada pada alam lingkunganya. Aktivitas pertambangan selalu
membawa dua sisi pertama adalah memacu ke makmuran ekonomi negara. Sisi yang lainnya
adalah sekaligus perusak lingkungan yang sangat potensial yang memerlukan
tenaga,pikiran,dan biaya yang cukup signifikan untuk proses pemulihannya. Sebagai sumber
kemakmuran sudah tidak diragukan lagi bahwa sektor ini menyokong pendapatan negara
selama bertahun-tahun. sebgai perusak lingkungan pertambangan terbuka (open pit mining)
dapat merubah total iklim dan tanah akibat seluruh lapisan tanah diatas deposit bahan
tambang disingkirkan. Sedangkan untuk pertambangan bawah (underground mining)
kerusakan lingkungan umumnya di akibatkan karna adanya limbah (tailing) yang di hasilkan
pada proses penambangan dan pengolahan material Baik tambang dalam maupun tambang
terbuka menghasilkan air buangan bersifat asam yang di sebut sebagai acid mine
drainagelacid rock drainage ( AMD/ARD). Menurut Wikipedia AMD merujuk kepada air
yang terdapat di kawasan pertambangan atau yang mengalir dari kawasan tersebut yang
bersifat sangat masam (pH<3).
Air asam adalah salah satu permasalahan lingkungan yang dihasilkan oleh industri
pertambangan. air asam tambang merupakan hasil dari oksidasi batuan yang mengandung
pirit (FeS2) dan mineral sulfida dan sisa batuan yang terpapar oleh oksigen yang berada
dalam air. Permasalahan air asam tambang adalah salah satu dampak potensial yang di hadapi
industri pertambangan. Air asam tambang juga mengandung logam berat seperti besi (Fe),
aluminium (Al), mangan (Mn).
Potensi air asam tambang harus di ketahui dan dihitung agar langkah-langkah
preventif serta pengendaliannya dapat dilakukan pengelolaan yang benar harus dilakukan
agar suatu cebakan mineral beserta batuan-batuan penutup dan batuan sampingnya tidak
menjadikan persoalan dikemudian hari, baik sewaktu tambang itu sedang aktif ataupun
setelah tambang tersebut tidak beroprasi lagi.
Pengendalian terhadap air asam tambang merupakan hal yang perlu dilakukan selama
kegiatan penambangan berlangsung dan setelah kegiatan penambangan berakhir, karena air
asam tambang ( mine acid drainage) dapat mengakibatkan menurunya kualitas air, air
permukaan dan air tanah, selain itu jika dialirkan ke sungai maka akan berdampak terhadap
masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai serta akan menggangu biota yang hidup
didarat dan juga biota di perairan. Sehingga peneliti mengambil judul Studi Pengendalian
Air Asam Tambang pada PT. IMN Camp Morowali Utara

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang di atas , maka yang menjadi rumusan masalah adalah :
1. Apakah faktor – faktor yang menyebabkan timbulnya air asam
t a m b a n g p a d a PT. IMN Camp Morowali Utara?
2 . B a g a i m a n a k a h u p a y a y a n g d i l a k u k a n o l e h PT. IMN Camp Morowali
Utara d a l a m p e n a n g a n a n a i r a s a m t a m b a n g ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan pada rumusan masalah di atas , maka yang menjadi tujuan penelitian
adalah :
1. U n t u k m e n g e t a h u i f a k t o r – f a k t o r y a n g m e n y e b a b k a n t i m b u l n y a
air asam tambang pada PT.IMN Camp Morowali Utara ?
2. U n t u k m e n g e t a h u i u p a y a y a n g d i l a k u k a n o l e h P T . I M N C a m p
Morowali Utara dalam penanganan air asam tambang ?

1.4Batasan Masalah
1. Faktor-faktor penyebab terjadinya air asam tambang
2. Upaya apa yang dilakukan untuk penanganan air asam tambang
\1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penilitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai faktor
– faktor penyebab air asam tambang dan upaya untuk penanganan air
asam tambang pada perusahaan tambang.

2. Manfaat Praktis
-Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti yaitu dapat mengatahui apa apa saja faktor
yang dapat menimbulkan air asam tambamg dan cara menangani air
asam tambang tersebut serta dapat memberikan pengalaman yang baik
kepada peniliti dari penelitian yang dilakukan.
-Bagi perusahaan
Manfaat bagi perusahaan yaitu penelitian ini dapat di jadikan
bahan acuan sehingga untuk kedepannya dalam menangani air asam
tambang dapat menjadi lebih baik.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Air Asam Tambang


Air asam tambang (AAT) atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai “acid mine
drainage (AMD)” atau “acid rock drainage (ARD)” terbentuk saat mineral sulphida
tertentu yang ada pada batuan terpapar dengan kondisi dimana terdapat air dan oksigen
(sebagai faktor utama) yang menyebabkan terjadinya proses oksidasi dan menghasilkan
air dengan kondisi asam. Hasil reaksi kimia ini, beserta air yang sifatnya asam, dapat
keluar dari asalnya jika terdapat air penggelontor yang cukup, umumnya air hujan yang
pada timbunan batuan dapat mengalami infiltrasi/perkolasi. Air yang keluar dari sumber-
nya inilah yang lazimnya disebut dengan istilah AAT tersebut.
Air Asam Tambang merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada air asam
yang timbul akibat kegiatan penambangan. Hal ini untuk membedakan dengan air asam
yang timbul oleh kegiatan lain, seperti penggalian untuk pembangunan pondasi bangunan,
pembuatan tambak, dan sebagainya.
AAT adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada air asam yang timbul akibat
kegiatan penambangan, untuk membedakan dengan air asam yang timbul oleh kegiatan
lain seperti: penggalian untuk pembangunan pondasi bangunan, pembuatan tambak, dan
sebagainya. Pada kegiatan penambangan, beberapa mineral sulphida yang umum
ditemukan adalah:

a. Pyrite(FeS2 )
b. Chalcocite(Cu2S)
c. Cuvellite (CuS)
d. Chalcopyrite(CuFeS2)
e. Molybdenite(MoS2)
f. Millerite(NiS)
g. Galena (PbS)
h. Sphalerite(ZnS)
i. Arsenopyrite(FeAsS)
Pyrite merupakan mineral sulphida yang umum ditemukan pada kegiatan
penambangan, terutama batubara. Reaksi oksidasi pyrite adalah seperti ditunjukkan oleh
reaksi kimia berikut, dengan air dan oksigen sebagai faktor penting. Terbentuknya AAT
ditandai oleh satu atau lebih karakteristik kualitas air sebagai berikut.:
1. nilai pH yang rendah (1.5 – 4)
2. konsentrasi logam terlarut yang tinggi, seperti logam besi,
aluminium,mangan,cadmium, tembaga, timbal, seng, arsenik dan mercury.
3. nilai acidity yang tinggi (50 – 1500 mg/L CaCO3)
4. nilai sulphate yang tinggi (500 – 10.000 mg/L
5. nilai salinitas (1 – 20 mS/cm)
6. konsentrasi oksigen terlarut yang rendah
Berdasarkan persamaan kimia dapat diketahui proses pembentukan air asam tambangnya
adalah sebagai berikut:
Persamaan 1 : FeS2 + 7/2 O2 + H2O « Fe+2 + 2 SO4-2 + 2 H+
(Besi sulfida teroksidasi melepaskan besi ferro, sulfat dan asam.)
Persamaan 2 : Fe+2 + 1/4 O2 + H+ « Fe+3 + 1/2 H2O
(Besi ferro akan teroksidasi menjadi besi ferri.)
Persamaan 3 : Fe+3 + 3 H2O « Fe(OH) + 3H+
(Besi ferri dapat terhidrolisis dan membentuk ferri hidrosida dan asam.)
Persamaan 4 : FeS2 + 14 Fe+3 +8 H2O « 15 Fe+2 + 2 SO4-2 + 16 H+
(Besi ferri secara langsung bereaksi dengan pirit dan berlaku sebagai katalis yang
menyebabkan besi ferro yang sangat besar, sulfat dan asam.)
Berdasarkan hal tersebut diatas, apabila AAT keluar dari tempat terbentuknya dan masuk
ke sistem lingkungan umum (diluar tambang), maka beberapa faktor lingkungan dapat
terpengaruhi, seperti: kualitas air dan peruntukannya (sebagai bahan baku air minum,
sebagai habitat biota air, sebagai sumber air untuk tanaman, dsb); kualitas tanah dan
peruntukkanya (sebagai habitat flora dan fauna darat), dsb.
Faktor penting yang mempengaruhi terbentuknya AAT di suatu tempat adalah:
a. konsentrasi, distribusi, mineralogi dan bentuk fisik dari mineral sulphida
b. keberadaan oksigen, termasuk dalam hal ini adalah asupan dari atmosfir melalui
mekanisme adveksi dan difusi
c. jumlah dan komposisi kimia air yang ada
d. temperatur
e. mikrobiologi
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
pembentukan AAT sangat tergantung pada kondisi tempat pembentukannya. Perbedaan
salah satu faktor tersebut diatas menyebabkan proses pembentukan dan hasil yang
berbeda. Terkait dengan faktor iklim di Indonesia, dengan temperatur dan curah hujan
yang tinggi di beberapa lokasi dimana terdapat kegiatan penambangan, proses
pembentukan AAT memiliki karakteristik yang berbeda dengan negara-negara lain,
karena memiliki kondisi iklim yang berbeda.

2.2 Tanda-Tanda Terbentuknya Air Asam Tambang


Terbentuknya Air Asam Tambang ditandai oleh satu atau lebih karakteristik
kualitas air sebagai berikut :
a. Nilai pH yang rendah (1.5 – 4)
b. Konsentrasi logam terlarut yang tinggi, seperti logam besi, aluminium, mangan,
cadmium, tembaga, timbal, seng, arsenik dan mercury
c. Nilai acidity yang tinggi (50 – 1500 mg/L CaC )
d. Nilai sulfat yang tinggi (500 – 10.000 mg/L)
e. Nilai salinitas (1 – 20 mS/cm)
f. Konsentrasi oksigen terlarut yang rendah
2.3 Kandungan Air Asam
Air asam terbentuk sebagai hasil dari proses oksidasi mineraldisertai adanya air,
dengan demikian 3 (tiga komponen utama yangmenyebabkan terjadinya air asam
tambang), yaitu :
a. Mineral sulfida
Mineral sulfida berupa ikatan antara sulfur dan logam dijumpaitersebar di alam
dalam kadar dan dimensi kecil sampai besar. Cebakansulfida dalam jumlah besar dapat
menjadi bahan galian ekonomis yanglayak ditambang. Dispersi logam berat beracun
berbahaya dapat terjadisecara alami, berasal dari tubuh bijih sulfida yang tersingkap atau
beradadekat permukaan. Unsur logam dari bijih sulfida terbawa bersama aliranair tanah
da air permukaan menyebar ke lingkungan sekitarnyamembentuk rona awal dengan
sebaran kandungan logam yang tinggi.Proses penambangan dengan membongkar dan
memindahkanbahan galian mengandung sulfida menyebabkan terbukanya sulfidaterhadap
udara bebas. Pada kondisi terpapar pada udara bebas mineralsulfida akan teroksidasi dan
terlarutkan membentuk air asam tambang. Airasam tambang berpotensi melarutkan logam
yang terlewati sehingga membentuk aliran mengandung bahan beracun berbahaya yang
akanmenurunkan kualitas lingkungan. Pembentukan air asam cenderung lebihintensif
terjadi pada daerah penambangan. Hal ini dapat dicegah denganmenghindari terpaparnya
bahan mengandung sulfida pada udara bebas.Penanganan air asam tambang dapat
dilakukan dengan menetralisirmenggunakan bahan penetral atau mengolahnya agar
memenuhi batas baku mutu.
b. Oksigen
c. Air
Peningkatan keasaman air penyaluran ini akan meningkatkan pulakelarutan logam-
logam yamg selanjutnya mencemari badan perairan. Hal-hal diatas mendorong semakin
pentingnya masalah air tambang saat ini.Reaksi umum pembentukan Air Asam Tambang
sebagai berikut :
4 FeS2 + 15 O2 + 14 H2O →4 Fe (OH3) + 8 H2SO4
Pyrite + Oxygen + water → yellowboy + sulfuric acid

Reaksi tersebut dapat dirinci menjadi empat tahap reaksi :


1. Reaksi pertama adalah reaksi pelapukan dari pyrite disertai prosesoksidasi. Sulfur
dioksidasi menjadi sulfat dan besi fero dilepaskan. Darireaksi ini dihasilkan dua mol
keasaman dari setiap mol pirit yangteroksidasi.
2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O →2 Fe2+ 4 SO42- + 4 H+
Pyrite + Oxygen + Water → Ferrous Iron + Sulfate + Acidity
2. Reaksi kedua terjadi konversi dari besi ferro menjadi besi ferri yangengkonsumsi satu
mol keasaman. Laju reaksi lambat pada pH < 5 dankondisi abiotik. Bakteri
thiobacillus akan mempercepat proses oksidasi.
4 Fe2++ O2 + 4 H+ → 4 Fe 3+ + 2 H2O
Ferrous Iron + Oxygen + Acidity → Ferric Iron + Water
3. Reaksi ketiga adalah hidrolisa dari besi. Hidrolisa adalah reaksi yangmemisahkan
molekul air. Tiga mol keasaman dihasilkan dari reaksi ini.Pembentukan presipitat
ferri hidroksida tergantung pH, yaitu lebihbanyak pada pH di atas 3,5.
4 Fe3++ 12 H2O → 4 Fe(OH)3 + 12 H+
Ferric Iron + Water → Ferric Hydroxide (yellowboy) + Acidity
4. Reaksi keempat adalah oksidasi lanjutan dari pirit oleh besi ferri. Iniadalah reaksi
propagasi yang berlangsung sangat cepat dan akan berhenti jika pirit atau besi ferri
habis. Agen pengoksidasi dalam reaksiini adalah besi ferri.
FeS2 + 14 Fe3+ + 8 H2O → 15 Fe2++ 2 SO42-+ 16 H+
Pyrite + Ferric Iron + Water → Ferrous Iron + Sulfate + Acidity

2.4 Proses Terbentuknya Air Asam Tambang


Pembentukan Air Asam Tambang (AAT) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
"Acid Mine Drainage (AMD)" atau " Acid Rock Drainage (ARD)" terbentuk saat mineral
sulfida tertentu yang ada pada batuan terpapar dengan kondisi dimena terdapat air dan
oksigen (sebagai faktor utama) yang menyebabkan terjadinya proses oksidasi dan
menghasilkan air dengan kondisi asam. Hasil reaksi kimia ini,beserta air yang bersifat
asam dapat keluar dari asalnya jika terdapat air pengelontor yang cukup, umumnya air
hujan yang pada timbunan batuan dapat mengalami infiltrasi/perkolasi. Air yang keluar
dari sumbernya inilah yang lazim disebut dengan istilah AAT. AAT adalah air asam yang
timbul akibat kegiatan penambangan, untuk membedakan dengan air asam yang timbul
akibat kegiatan lain seperti penggalian untuk pembangunan fondasi bangunan, pembuatan
tambak dan sebagainya. Beberapa mineral sulfida yang ditemukan pada proses AAT
FeS2, Cu2S, CuS, CuFeS2, MoS2, NiS, PbS, ZnS and FeAsS. Pirit merupakan mineral
sulfida yang umum ditemukan pada kegiatan penambangan terutama batubara.
Terbentuknya AATditandai oleh pH yang rendah (1,5-4) konsentrasi logam terlarut yang
tinggi, nilai acidity yang tinggi, nilai sulfat yang tinggi and konsentrasi O2 yang rendah.
Jika AAT keluar dari tempat terbentuknya dan keluar kelingkungan umum maka faktor
lingkungan akan terpengaruhi.
S + O2 → SO2
SO2 + H2O → H2SO4

2.5 Sumber Air Asam Tambang


Sumber Air Asam Tambang adalah dari pertambangan terbuka, terutama pada
tambang batubara, yang memilki resiko terpapar oleh air hujan sehingga berpotensi
sangat besar untuk menjadi tempat terbentuknya Air Asam Tambang.
Air asam tambang dapat terjadi pada kegiatan penambangan baik itu tambang terbuka
maupun tambang bawah tanah. Umumnya keadaan ini terjadi karena unsur sulfur yang
terdapat di dalam batuan teroksidasi secara alamiah didukung juga dengan curah hujan
yang tinggi semakin mempercepat perubahan oksida sulfur menjadi asam. Sumber –
sumber air asam tambang antara lain berasal dari kegiatan – kegiatan berikut :
a) Air dari tambang terbuka
Lapisan batuan akan terbuka sebagai akibat dari terkupasnya lapisan penutup,
sehingga unsur sulfur yang terdapat dalam batuan sulfida akan mudah teroksidasi dan bila
bereaksi air dan oksigen akan membentuk air asam tambang.
b) Air dari unit pengolahan batuan buangan
Material yang banyak terdapat pada limbah kegiatan penambangan adalah batuan
buangan ( waste rock ). Jumlah batuan buangan ini akan semakin meningkat dengan
bertambahnya kegiatan penambangan. Sebagai akibatnya, batuan buangan yang banyak
mengandung sulfur akan berhubungan langsung dengan udara terbuka membentuk
senyawa sulfur oksida selanjutnya dengan adanya air akan membentuk air asam tambang.
c) Air dari lokasi penimbunan batuan
Timbunan batuan yang berasal dari batuan sulfida dapat menghasilkan air asam
tambang karena adanya kontak langsung dengan udara yang selanjutnya terjadi pelarutan
akibat adanya air.
d) Air dari unit pengolahan limbah tailing
Kandungan unsur sulfur di dalam tailing diketahui mempunyai potensi dalam
membentuk air asam tambang, pH dalam tailing pond ini biasanya cukup tinggi karena
adanya penambahan hydrated lime untuk menetralkan air yang bersifat asam yang
dibuang kedalamnya. Air yang masuk ke dalam tailing pond yang bersifat asam tersebut
diperkirakan akan menyebabkan limbah asam bila merembes keluar dari tailing pond.

2.6 Cara mengatasi air asam tambang


Sebelum melakukan operasi penambangan , sebuah perusahaan tambang wajib
melakukan analisis sumber-sumber yang dapat menyebabkan terbentuknya Air Asam
Tambang ini, terutama mengidentifikasi mana batuan yang mengandung mineral sulfida
mana yang tidak. Dalam industri pertambangan dikenal istilah PAF untuk lapisan batuan
yang terindikasi berpotensi membentuk Asam dan NAF untuk lapisan batuan yang dinilai
tidak berpotensi menyebabkan asam.Dalam industri pertambangan khususnya konsentrasi
lingkungan tambang, dikenal 2 uji yang berkaitan dengan AAT, yakni : Uji Statik dan Uji
Kinetik. Uji Statik adalah Uji yang digunakan untuk mengidentifikasi mana unsur yang
berpotensi membangkitkan asam atau menetralkan asam. Beberapa Uji contoh Uji Statik
adalah :
1. Paste PH
2. Total Sulfur
3. Acid Neutralizing Capacity (ANC)
4. Net Acid Generating (NAG)
Sementara Uji Kinetik adalah uji yang digunakan untuk mendapatkan gambaran laju reaksi
pembentukan asam, contoh uji Kinetik adalah column leach test.Setelah memahami metode
pencegahan, bagaimana langkah selanjutnya sehingga Air Asam

Tambang tidak terbentuk. Pada prinsipnya, Air Asam Tambang tidak akan terbentuk selama
Sulfida tidak berinteraksi dengan Air atau Oksigen, sehingga cara pencegahan dan
penanganannya berpatokan pada prinsip tersebut.Dalam metode penanganan dikenal 2
istilah :
1. Metode Dry Cover
Metode Dry cover adalah metode mengisolasi atau menutupi batuan yang dinilai
berpotensi membentuk asam dengan lapisan batuan yang dinilai tidak berpotensi membentuk
asam atau dengan batuan NAF. Mengacu pada prinsip terbentuknya AAT tadi, fungsi lapisan
NAF ini adalah agar tidak terjadi interaksi batuan PAF dengan oksigen ataupun air.
2. Metode Wet Cover

Sementara itu metode Wet Cover adalah mengisolasi batuan yang berpotensi membentuk
asam di dalam perairan, seperti danau, dasar laut atau di dalam kolam. Intinya bagaimana
memastikan tidak terjadi interkasi dengan Oksigen.Batuan yang mengandung mineral
Sulfida, pada indutri batubara biasanya terdapat pada lapisan atas batubara (roof), lapisan
bawah (floor) atau juga pada pengotor di lapisan batubara itusendiri, sehingga perlu sekali
melakukan uji Statik terhadap tiap-tiap lapisan untuk meng kategorisasi mana batuan PAF
mana NAF.

2.7 Penanganan Air Asam Tambang

Pengolahan air asam harus dilakukan sebelum air tersebut dibuang ke badan air,
sehingganantinyatidakmencemariperairandi sekitar lokasi tambang. Pengolahan air asam
dapatdilakukan dengan cara penetralan. Penetralan air asam
dapatmenggunakanbahankimiadiantaranya seperti Limestone (Calcium Carbonat), Hydrate
Lime (Calcium Hydroxide), CausticSoda (Sodium Hydroxide), Soda Ash Briquettes
(Sodium Carbonate), Anhydrous Ammoni.

a. Limestone (Calcium Carbonat)


Limestone atau biasa dikenal dengan batu gamping telah digunakan selama
berpuluh-puluh tahun untuk menaikkan pH dan mengendapkan logam di dalam air asam.
Penggunaanlimestone merupakan penanganan yang termurah, teraman dan termudah dari
semua bahan-bahan kimia. Kekurangan dari limestone ini ialah mempunyai keterbatasan
karena kelarutanyang rendah dan limestone terlapisi.

b. Hydrate Lime (Calcium Hydroxide)

Hydrated lime adalah suatu bahan kimia yang sangat umum digunakan
untukmenetralkan air asam. Hydrated lime sangat efektif dari segi biaya dalam yang
sangat besar dankeadaan acidity yang tinggi. Bubuk hydrated lime adalah hydrophobic,
begitu lama pencampurandiperlukan untuk membuat hydrated lime dapat larut dalam air.
Hydrated lime mempunyaibatasan keefektifan dalam beberapa tempat dimana suatu pH
yang sangat tinggi diperlukan untuk mengubah logam seperti mangan.

c. Caustic Soda (Sodium Hydroxide)

Caustic Soda merupakan bahan kimia yang biasa digunakan dan sering dicoba
lebih jauh(tidak mempunyai sifat kelistrikan), kondisi aliran yang rendah. Caustic
menaikkan pH airdengan sangat cepat, sangat mudah larut dan digunakan dimana
kandungan mangan merupakansuatu masalah. Penggunaannya sangat sederhana, yaitu
dengan cara meneteskan cairan caustic ke dalam air asam, karena kelarutannya akan
menyebar di dalam air. Kekurangan utama daripenggunaan cairan caustic untuk
penanganan air asam ialah biaya yang tinggi dan bahaya dalampenanganannya.
Penggunaan caustic padat lebih murah dan lebih mudah dari pada caustic cair.

d. Soda Ash Briquettes (Sodium Carbonate)

Sodium Carbonate biasanya digunakan dalam debit kecil dengan kandungan besi
yangrendah. Pemilihan soda ash untuk penanganan air asam biasanya berdasar pemakaian
sebuahkotak atau tong dengan air masuk dan buangan.

e. Anhydrous Ammonia

Anhydrous Ammonia digunakan dalam beberapa cara untuk menetralkan acidity


danuntuk mengendapkan logam-logam di dalam air asam. Ammonia diinjeksikan ke
dalam kolamatau kedalam inlet seperti uap air, kelarutan tinggi, rekasi sangat cepat dan
dapat menaikkan pH.Ammonia memerlukan asam (H+) dan juga membentuk ion hydroxyl
(OH-) yang dapat bereaksidengan logam-logam membentuk endapan. Injeksi ammonia
sebaiknya dekat dengan dasarkolam atau air inlet, karenaammonia lebih ringan dari
pada air dan naik kepermukaan. Ammoniaefektif untuk membersihkan mangan yang
terjadi pada pH 9,5.

Penggunaan Tawas Sebagai Bahan Koagulan Air asam dalam kegiatan


penambangan juga bisa dipastikan akan memiliki kekeruhansangat tinggi, oleh karena itu
untuk menurunkan kekeruhannya dapat menggunakan bahankimia seperti alum atau lebih
dikenal dengan tawas atau rumus kimianya (Al2SO4)3. Tawasmerupakan bahan koagulan
yang paling banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis,mudah diperoleh
dipasaran serta mudah penyimpanannya. Jumlah pemakaian tawas tergantungkepada
turbidity (kekeruhan) air. Semakin tinggi turbidity air maka semakin besar jumlah
tawasyang dibutuhkan. Makin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan
semakin turun,karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas yang efektif
antara pH 5,8 -7,4.Apabila alkalinitas alami dari air tidak seimbang dengan dosis tawas
perlu ditambahkan
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 JenisPenelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survey Penelitia
survey adalah penelitian yang dillakukan dengan cara pemantauan langsung dilapangan untuk
mengetahui proses yang terjadi dan pada umumnya jenis penelitian ini melakukan kegiatan
sampling . Di lapangan , kegiatan penelitian dilakukan dengan cara memamtau langsung cara
– cara penanganan air asam tambang pada wilayah peneambangan PT.IMN Camp Morowali
Utara serta dialkukan pengambilan sampel air untuk mengetahui kandungan dari air asam
tambang tersebut dimana pengetahuan mengenai kandungan air tersebut dapat dijadikan
indikasi untuk menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi air asam tambang yang terjadi
pada PT.IMN Camp Morowali Utara .

3.2 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. IMN Camp Morowali Utara berlokasi di batulicin
kabupaten Morowali provinsi Sulawesi Tengah.

Penlitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan dan diharapkan dapat dilaksanakan
pada bulan APRIL – MEI. Sebelum melakukan kegiatan penelitian , peniliti terlebih
dahulu membuat suatu proposal penelitian yang dimana proposal tersebut akan diberikan
kepada perusahaan tempat peneliti melakukan penelitian. Pembuata proposal penelitian
dilaksanakan mulai dari bulan febuary sampai bulan maret. Adapun jadwal pembuatan
proposal penelitian yaitu :
Sedangkan untuk kegiatan penelitiannya akan dilaksanakan pada bulan maret
sampai bulan april . Ada pun jadwal penelitian yang akan dilakukan Yaitu :

Jadwal kegiatan penelitian di lapangan


No Nama Kegiatan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

1 Observasi Lapangan        

2 Pengumpulan Data        

3 Pengolahan Data        

4 Pembuatan Laporan        

3.3 JenisdanSumber Data

3.3.1 JenisdanSumber Data di lapangan

Adapun data yang diperoleh :

a. Data Primer
Data primer adalah data yang di ambillangsungdarilapanganataupun dialog
langsungdengankaryawanlapangan yang berhubungandenganmasalah yang diteliti. Data-
data primer antaralain :
1. Pemantauan langsung dilapangan untuk mengetahui cara-cara penenganan air asam
tambang pada PT.IMN Camp Morowali Utara.
2. Pengambilan sampel air untuk mengetahui kandungan air yang termasuk ke dalam air
asam tambang dimana kegiatan sampling ini berkaitan erat dengan faktor yang
mempengaruhi air asam tambang pada PT.IMN Camp Morowali Utara.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah ada baik yang bersumber dari studi literatur
,hasil penelitiansebelumnya atau pun instansi yang memberikan penjelasan atau gambaran
umum mengenai lokasi penelitian dan informasi – informasi yang terkait dengan
permasalahan dalam penelitian ini. Data-data sekunder antara lain :
1. Tinjauan umum perusahaan PT.IMN Camp Morowali Utara
2. Lokasi Kesampaian daerah penelitian
3. Peta lokasi Penelitian
4. Kondisi geografi daerah penelitian
5. Geologi daerah penelitian
3.3.2 Jenis dan Sumber Data Kepustakaan

Jenis dan sumber data kepustakaan diperoleh dengan mengadakan studi pustaka yaitu
dengan mengambil data-data dari beberapa literature yang berhubungan dengan topik
pembahasan sebagai data pendukung dalam penelitian.

3.4 TeknikPengumpulan Data

Prosedur penelitian diawali dengan observasi lapangan untuk meninjau keadaan pada
PT.IMN Camp Morowali Utara dimana kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengetahui
lokasi yang terdapat air asam tambang. Setelah kita mengetahuilokasiyang terdapat air asam
tambang kemudiankitamelakukankegiatanpemantauan untuk mengetahui cara – cara yang
dilakukan oleh pihak perusahaan dalam menangani air asam tambang. selainitu , pada
penelitian ini juga dilakukankegiatan pengambilan sampek air untuk mengetahui kandungan
air asam tambang dimana kandungan air asam tambang tersebut dapat di jadikan indikasi
dalam penentuan faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya air asam tambang.
BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal permohonan penelitian tugas akhir ini saya buat untuk memenuhi

persyaratan pengajuan permohonan penelitian di perusahaan yang bapak pimpin. Selama

menjalani kegiatan penelitian ini saya akan mentaati segala peraturan yang diberlakukan oleh

perusahaan. Berkenaan dengan data yang didapat, saya pergunakan hanya untuk keperluan

akademis. Serta hasil penelitian tugas akhir ini akan saya berikan kepada pihak perusahaan

PT. IMN Camp dalam bentuk hard copy.

Saya sangat mengharapkan bantuan dan kerjasama dari pihak instansi perusahaan,

semoga saya dapat melaksanakan kesempatan penelitian yang sangat berharga ini dan

semoga saya bisa diterima di perusahaan ini dalam menjalankan penelitian tugas akhir. Akhir

kata saya ucapkan banyak terima kasih, atas perhatian dan bantuan dari PT. IMN CAMP

KAB. MOROWALI UTARA


LAMPIRAN 1

RENCANA DAFTAR PUSTAKA

 https://www.scribd.com/doc/114601243/Proposal-TA-Air-Asam-

Tambang

 https://dokumen.tips/documents/proposal-ta-air-asam-tambang.html

 www.academia.edi/9000100/Penelitian_dan_pengembangan_sistem_

pengolaan_air_asam_tambang

 “TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH”, Penerbit

Erlangga, Penulis Nusa Idaman Said

 Jurnal “STUDI PENGOLAAN AIR ASAM TAMBANG” Penulis,

Anshar Anshariah

 Jurnal “Karakteristik Air Asam Tambang di Lingkungan Tambang”


LAMPIRAN 2
RENCANA DAFTAR ISI

SURAT PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………………….
1.4 Batasan Masalah ………………………………………………………....
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………………….

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Air Asam Tambang


2.2 Tanda-Tanda Terbentuknya Air Asam Tambang…………………
2.3 Kandungan Air Asam Tambang………………………………………
2.4 Proses Terbentuknya Air Asam Tambang …………………………..
2.5 Sumber Air Asam Tambang…………………………………..
2.6 Cara mengatasi air asam tambang……………………………………
2.7 Penanganan Air Asam Tambang……………………………………
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian………………………………………………………


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………….
3.3 Jenis dan Sumber Data………………………………………………..
3.3.1 Jenis dan Sumber Data di Lapangan…………………………………..
3.3.2 Jenis dan Sumber Data Kepustakaan…………………………………..
3.4 Teknik pengumpulan data……………………………………..................

BAB IV PENUTUP

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN


5.1 SARAN……………………………………………………………………
5.2 KESIMPULAN……………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai