Anda di halaman 1dari 14

SIFAT FISIK DAN SIFAT MEKANIK BATUAN

Oleh:

M. RIFKI ANANDA
14.31.2.159

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEJUANG R.I MAKASSAR
MAKASSAR
2019
SIFAT FISIK DAN MEKANIK BATUAN

Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, sedangkan suatu mineral


dibentuk dari beberapa ikatan kimia. Komposisi kimia dan jenis mineral yang
menyusunnya akan menentukan jenis batuan yang terbentuk. Batuan reservoir
umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang berupa batupasir dan karbonat
(sedimen klastik) serta batuan shale (sedimen non-klastik) atau kadang-kadang
vulkanik. Masing-masing batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang
berbeda, demikian juga dengan sifat fisiknya. Pada hakekatnya setiap batuan
dapat bertindak sebagai batuan reservoir asal mempunyai kemampuan menyimpan
dan menyalurkan minyak bumi. Komponen penyusun batuan serta macam
batuannya

SIFAT FISIK BATUAN

A. Porositas

Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori-pori (yaitu


volume yang ditempati oleh fluida) terhadap volume total batuan. Ada dua jenis
porositas yaitu porositas antar butir dan porositas rekahan. Secara matematis
porositas dapat dituliskan sebagai berikut.

Sebagai contoh, apabila batuan mempunyai media berpori dengan volume


0,001 m3, dan media berpori tersebut dapat terisi air sebanyak 0,00023 m 3, maka
porositasnya adalah:

Pada kenyataannya, porositas didalam suatu sistem panasbumi sangat


bervariasi. Contohnya didalam sistem reservoir rekah alami, porositas berkisar
sedikit lebih besar dari nol, akan tetapi dapat berharga sama dengan satu (1) pada
rekahannya. Pada umumnya porositas rata-rata dari suatu sistem media berpori
berharga antara 5 – 30%. 
Dimana :

∅ = Porositas absolute (total), fraksi (%)

Vp = Volume pori-pori, cc

Vb = Volume batuan (total), cc

Vgr = Volume butiran, cc

Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Porositas absolut, adalah perbandingan antara volume pori total terhadap


volume batuan total yang dinyatakan dalam persen, atau secara matematik dapat
ditulis sesuai persamaan sebagai berikut :

2. Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori-pori yang saling


berhubungan terhadap volume batuan total (bulk volume) yang dinyatakan dalam
persen.

Dimana :

∅e = Porositas efektif, fraksi (%)

ρg = Densitas butiran, gr/cc

ρb = Densitas total, gr/cc

ρf = Densitas formasi, gr/cc

Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga


diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1. Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang bersamaan
dengan proses pengendapan berlangsung.

2. Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang terbentuk setelah proses


pengendapan.
Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran
butir, susunan butir, sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan.
Untuk pegangan dilapangan, ukuran porositas

B. Kecepatan Aliran Fluida

Kecepatan aliran darcy atau flux velocity (v) adalah laju alir rata-rata


volume flux per satuan luas penampang di media berpori. Sedangkan kecepatan
rata-rata fluida yang melalui media berpori dikenal sebagai interstitial velocity (u).
Hubungan antara kedua parameter kecepatan tersebut adalah sebagai berikut:

Harga flux velocity pada umumnya sekitar 10-6 m/s. Besarnya interstitial


velocity digunakan untuk kecepatan suatu partikel (partikel kimia penjejak
atau tracer) yang mengalir pada media berpori.

C. Permeabilitas

Permeabilitas adalah parameter yang memvisualisasikan kemudahan suatu


fluida untuk mengalir pada media berpori. Parameter ini dihubungkan dengan
kecepatan alir fluida oleh hukum Darcy seperti di bawah ini

Tanda negatif dalam persamaan di atas menunjukkan bahwa apabila


tekanan bertambah dalam satu arah, maka arah alirannya berlawanan arah dengan
pertambahan tekanan tersebut. Dari persamaan (2.3) dapat dinyatakan bahwa
kecepatan alir fluida (kecepatan flux) berbanding lurus dengan k/m, dimana
didalam teknik perminyakan, k/m dikenal sebagai mobility ratio.

Permeabilitas mempunyai arah, dimana ke arah x dan y biasanya


mempunyai permeabilitas lebih besar dari pada ke arah z. Sistem ini disebut
anisotropic.

Apabila permeabilitas tersebut seragam ke arah horizontal maupun vertikal


disebut sistem isotropik. Satuan permeabilitas adalah m2. Pada umumnya pada
reservoir panasbumi, permeabilitas vertikal berkisar antara 10 -14 m2, dengan
permeabilitas horizontal dapat mencapai 10 kali lebih besar dari permeabilitas
vertikalnya (sekitar 10-13 m2). Satuan permeabilitas yang umum digunakan didunia
perminyakan adalah Darcy (1 Darcy = 10-12 m2).

Dimana :

Q = laju alir fluida, cc/det

k = permeabilitas, darcy

μ = viskositas, cp

dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm

A = luas penampang, cm2

Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan sebagai permeabilitas yang


melewatkan fluida dengan viskositas 1 centipoises dengan kecepatan alir 1 cc/det
melalui suatu penampang dengan luas 1 cm2 dengan penurunan tekanan 1
atm/cm. Persamaan 4 Darcy berlaku pada kondisi :

1. Alirannya mantap (steady state)

2. Fluida yang mengalir satu fasa

3. Viskositas fluida yang mengalir konstan

4. Kondisi aliran isothermal

5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal

6. Fluidanya incompressible

Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas


dibedakan menjadi tiga, yaitu :

• Permeabilitas absolute (Kabs)


Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang
mengalir melalui media berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi 100%
fluida, misalnya hanya minyak atau gas saja.

• Permeabilitas efektif (Keff)

Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang


mengalir lebih dari satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air dan gas), (gas dan
minyak) atau ketiga-tiganya. Harga permeabilitas efektif dinyatakan sebagai ko,
kg, kw, dimana masing-masing untuk minyak, gas dan air.

• Permeabilitas relatif (Krel)

Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif pada kondisi saturasi


tertentu terhadap permeabilitas absolute. Harga permeabilitas relative antara 0 – 1
darcy. Dapat juga dituliskan sebagai beikut :

Permeabilitas relatif reservoir terbagi berdasarkan jenis fasanya, sehingga


didalam reservoir akan terdapat Permeabilitas relatif air (Krw), Permeabilitas
relatif minyak (Kro), Permeabilitas relatif gas (Krg) dimana persamaannya adalah

Dimana :

Krw = permeabilitas relatif air

Kro = permeabilitas relaitf minyak

Krg = permeabilitas relatif gas

D. Densitas Batuan

Densitas batuan dari batuan berpori adalah perbandingan antara berat


terhadap volume (rata-rata dari material tersebut). Densitas spesifik adalah
perbandingan antara densitas material tersebut terhadap densitas air pada tekanan
dan temperatur yang normal, yaitu kurang lebih 103kg/m3.
Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui, dalam
mekanika batuan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu ;

a. Sifat fisik batuan seperti bobot isi ”Spesific Gravity” porositas dan absorbsi
”Void Ratio”.
b. Sifat mekanika batuan seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas,
”Poisson `s Ratio”.

Kedua sifat tersebut dapat ditentukan, pada umumnya ditentukan terhadap


sampel yang diambil dari lapangan. Satu persatu dapat digunakan untuk
menentukan kedua sifat batuan. Pertama-tama adalah penetuan sifak fisik batuan
yang merupakan pengujian tanpa merusak (Non Destructive Test), kemudian
dilanjutkan dengan penentuan sifat mekanik batuan yang merupakan pengujian
merusak (Destructive Test) sehingga contoh fasture (hancur).

Pembutan contoh batuan dapat dilakukan dilaboratorium maupun


dilapangan (insitu). Pembuatan percontohan dilaboratorium dilakukan dari blok
batuan yang diambil dilapangan hasil pemboran Core (inti). Sampel yang didapat
berbentuk selinder dengan diameter pada umumnnya antara 50-70 mm dan
tingginya dua kali diameter tersebut. Ukuran percontohan dapat lebih kecil dari
ukuran yang disebut diatas tergantung maksud pengujian.
Pengujian ini dilakukan pada inti bor (core) dengan contoh berbentuk
silinder dengan dimeter 50-70 mm kemudian dipotong dengan mesin untuk
mendapatkan ukuran tinggi dua kali diameternya. 

Kemudian conto yang diambil dimasukkan eksikator dan udara yang ada
dalam eksikator dihisap sehingga conto dalam keadaan vacum. Dari conto yang
didalam eksikator didapatkan nilai berat jenis,berat jenuh tergantung dalam air
dan berat kering conto.
E. Resistiviti

Batuan reservoir terdiri atas campuran mineral-mineral, fragmen dan pori-


pori. Padatan-padatan mineral tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik
kecuali mineral clay. Sifat kelistrikan batuan reservoir tergantung pada geometri
pori-pori batuan dan fluida yang mengisi pori. Minyak dan gas bersifat tidak
menghantarkan arus listrik sedangkan air bersifat menghantarkan arus listrik
apabila air melarutkan garam.

Arus listrik akan terhantarkan oleh air akibat adanya gerakan dari ion-ion
elektronik. Untuk menentukan apakah material didalam reservoir bersifat
menghantar arus listrik atau tidak maka digunakan parameter resistiviti. Resistiviti
didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu material untuk menghantarkan arus
listrik, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Dimana :

ρ = resistiviti fluida didalam batuan, ohm-m

r = tahanan, ohm

A = luas area konduktor, m2

L = panjang konduktor, m

Konsep dasar untuk mempelajari sifat kelistrikan batuan diformasi


digunakan konsep “faktor formasi” dari Archie yang didefinisikan :

Dimana :

Ro = resistiviti batuan yang terisi minyak

Rw = resistiviti batuan yang terisi air

F. Wettabiliti

Wettabiliti didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk dibasahi


oleh fasa fluida atau kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau
melekat ke permukaan batuan. Sebuah cairan fluida akan bersifat membasahi bila
gaya adhesi antara batuan dan partikel cairan lebih besar dari pada gaya kohesi
antara partikel cairan itu sendiri. Tegangan adhesi merupakan fungsi tegangan
permukaan setiap fasa didalam batuan sehingga wettabiliti berhubungan dengan
sifat interaksi (gaya tarik menarik) antara batuan dengan fasa fluidanya.

Dalam sistem reservoir digambarkan sebagai air dan minyak atau gas yang
terletak diantara matrik batuan. Memperlihatkan sistem air-minyak yang kontak
dengan benda padat, dengan sudut kontak sebesar θ. Sudut kontak diukur antara
fluida yang lebih ringan terhadap fluida yang lebih berat, yang berharga 0o –
180o, yaitu antara air dengan padatan, sehingga tegangan adhesi (AT) dapat
dinyatakan dengan persamaan :

Dimana :

AT = tegangan adhesi, dyne/cm

σso = tegangan permukaan benda padat-minyak, dyne/cm

σsw = tegangan permukaan benda padat-air, dyne/cm

σwo = tegangan permukaan air-minyak, dyne/cm

θ = sudut kontak air-minyak

G. Tekanan Kapiler (Pc)

Tekanan kapiler pada batuan berpori didefinisikan sebagai perbedaan


tekanan antara fluida yang membasahi batuan dengan fluida yang bersifat tidak
membasahi batuan jika didalam batuan tersebut terdapat dua atau lebih fasa fluida
yang tidak bercampur dalam kondisi statis. Secara matematis dapat dilihat bahwa :

Dimana :

Pc = tekanan kapiler, dyne/cm2

Pnw = tekanan pada permukaan fluida non wetting phase, dyne/cm2


Pw = tekanan pada permukaan fluida wetting phase, dyne/cm2

Hubungan tekanan kapiler di dalam rongga pori batuan dapat dilukiskan


dengan sebuah sistim tabung kapiler. Dimana cairan fluida akan cenderung untuk
naik bila ditempatkan didalam sebuah pipa kapiler dengan jari-jari yang sangat
kecil. Hal ini diakibatkan oleh adanya tegangan adhesi yang bekerja pada
permukaan tabung. Besarnya tegangan adhesi dapat diukur dari kenaikkan fluida ,
dimana gaya total untuk menaikan cairan sama dengan berat kolom fluida.
Sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan kapiler merupakan kecenderungan
rongga pori batuan untuk menata atau mengisi setiap pori batuan dengan fluida
yang berisi bersifat membasahi.

Tekanan didalam tabung kapiler diukur pada sisi batas antara permukaan
dua fasa fluida. Fluida pada sisi konkaf (cekung) mempunyai tekanan lebih besar
dari pada sisi konvek (cembung). Perbedaan tekanan diantara dua fasa fluida
terebut merupakan besarnya tekanan kapiler didalam tabung.

Dimana :

Pa = tekanan udara, dyne/cm2

Pw = tekanan air, dyne/cm2

Pc = tekanan kapiler, dyne/cm2

ρw = densitas air, gr/cc

ρo = densitas minyak, gr/cc

g = percepatan gravitasi, m/det2

h = tinggi kolom, m
SIFAT MEKANIK BATUAN

Selain daripada sifat-sifat fisik dari batuan terdapat sifat-sifat mekanik batuan
yang berpengaruh pula dalam penembusan batuan.

1. Strength Batuan

Arthur menyatakan bahwa strength pada batuan merupakan faktor yang


sangat penting untuk penentuan laju pemboran. Strength pada batuan adalah
kemampuan batuan untuk mengikat komponen-komponennya bersama-sama. Jadi
dengan kata lain apabila suatu batuan diberikan tekanan yang lebih besar dari
kekuatan batuan tersebut, maka komponen-komponennya akan terpisah-pisah atau
dapat dikatakan hancur. Lebih lanjut lagi, criteria kehancuran batuan diakibatkan
oleh adanya : Stress (tegangan) dan Strain (regangan).

Tegangan dan regangan ini terjadi apabila ada suatu gaya yang dikenakan
pada batuan tersebut. Goodman, menyatakan variasi beban yang diberikan pada
suatu batuan mengakibatkan kehancuran batuan. Terdapat empat jenis kerusakan
batuan yang umum, yaitu :

a. Flexure Failure

Flexure failure terjadi karena adanya beban pada potongan batuan akibat
gaya berat yang ditanggungnya, karena adanya ruang pori formasi dibawahnya.

b. Shear Failure

Shear failure, kerusakan yang terjadi akibat geseran pada suatu bidang
perlapisan karena adanya suatu ruang pori pada formasi dibawahnya.

c. Crushing dan Tensile Failure

Crushing dan tensile failure merupakan kerusakan batuan yang terjadi


akibat gerusan suatu benda atau tekanan sehingga membentuk suatu bidang
retakan.
d. Direct Tension Failure

Direct tension failure, kerusakan terjadi searah dengan bidang geser dari
suatu perlapisan.

2. Drillabilitas

Drillabilitas batuan (rock drillability) merupakan ukuran kemudahan


batuan untuk dibor, yang dinyatakan dalam satuan besarnya volume batuan yang
bisa dibor pada setiap unit energi yang diberikan pada batuan tersebut.
Drillabilitas batuan dapat ditentukan melalui data pemboran (drilling record).

E = energi mekanik yang dibutuhkan, lb-in

W = weigth on bit, lbf

r = jari-jari pahat, in

R = laju pemboran, ft/hr

N = kecepatan putar, rpm

V = volume batuan yang dihasilkan, in3

Selanjutnya dengan pengembangan model pemboran, drillabilitas batuan


dapat ditentukan dengan menggunakan roller cone bit.

3. Hardness

Hardness atau kekerasan dari batuan, merupakan ketahanan mineral batuan


terhadap goresan. Skala kekerasan yang sering digunakan untuk mendriskripsikan
batuan diberikan oleh Mohs.

SKALA KEKERASAN MOHS

Talk
Gypsum

Calcite

Fluorite

Apatite

Orthoclase Feldspar

Quartz

Topaz

Corondum

Diamond

Gatlin, menyatakan batuan diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu :

Soft rock (lunak) : clay yang lunak, shale yang lunak dan batuan pasir yang
unconsolidated atau kurang tersemen.

Medium rock (sedang) : beberapa shale, limestone dan dolomite yang porous,
pasir yang terkonsolidasi dan gypsum.

Hard rock (keras) : limestone dan dolomite yang padat, pasir yang tersemen
padat/keras dan chert.

4. Abrasivitas

Merupakan sifat menggores dan mengikis dari batuan, sehingga sering


menyebabkan keausan pada gigi pahat dan diameter pahat. Setiap batuan
mempunyai sifat abrasivitas yang berbeda-beda, pada umumnya batuan beku
mempunyai tingkat abrasivitas sedang sampai tinggi, batu pasir lebih abrasif
daripada shale, serta limestone lebih abrasif dari batu pasir atau shale. Ukuran dan
bentuk dari partikel batuan menyebabkan berbagai tipe keausan, seperti juga torsi
dan daya tekan pada pahat.

5. Tekanan Pada Batuan

Merupakan tekanan-tekanan yang bekerja pada batuan formasi. Tekanan-


tekanan tersebut harus diperhatikan dalam kegiatan pemboran. Karena
berpengaruh dalam cepat-lambatnya laju penembusan batuan formasi. Secara
umum, batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami tekanan :

Internal Stress yang berasal dari desakan fluida yang terkandung di dalam
pori-pori batuan (tekanan hidrostatik fluida formasi).

Eksternal Stress yang berasal dari pembebanan batuan yang ada di atasnya
(tekanan overburden).

6. elastisitas

Adalah sifat elastis atau kelenturan dari suatu batuan.

Anda mungkin juga menyukai