Anda di halaman 1dari 4

Dalam darah terdapat elektrolit yaitu senyawa larutan yang berdisosiasi menjadi partikel

bermuatan negatif (anion) dan positif. (kation). Proses metabolisme membutuhkan elektrolit dan
elektrolit ada pada seluruh cairan tubuh.

1. Natrium pada darah


Natrium merupakan kation terbanyak dalam cairan ekstrasel yang jumlahnya 60 mEq/ kg
berat badan dan sebagian kecil sekitar 10-14 mEq berada dlm cairan intrasel. Jumlah natrium
dalam tubuh harus diseimbangkan antara yang masuk dan keluar dari tubuh. Pemasukan
Natrium yang berasal dari diet melalui epitel mukosa saluran cerna dengan proses difusi
dan pengeluarannya melalui ginjal, saluran cerna, atau keringat. Natrium berfungsi untuk
menjaga tekanan osmotik cairan ekstraseluler, serta membantu menjaga keseimbangan asam-
basa. NaCl = 0,6 (N-n) x BB
N = kadar Na yang diinginkan
n= Kadar Na sekarang
BB = Berat badan dalam kg

- Nilai normal natrium 135-145 mEq/L dan jika nilai ini berkurang dapat menimbulkan
gejala-gejala hipovolemia, syok, dan kelainan jantung terkait. Dalam keadaan lebih
parah, kekurangan natrium (Hiponatremia) bisa menyebabkan kelainan susunan syaraf
pusat. Hal ini bisa disebabkan jika ginjal tidak mampu mengatur elektrolit seperti terlalu
banyak makan makanan asin . Hal ini bisa disembuhkan dengan terapi secara akut dengan
memberikan larutan salin intravena secara hati-hati.
- Peningkatan Natrium (Hipernatremia) biasanya dialami oleh pasien yang lemah, yang
kurang minum dan menjadi dehidrasi. Hal ini bisa diatasi dengan rehidrasi yang berupa
cairan intervena hipotonik.

2. Kalium pada darah


Kalium merupakan kation utama dalam sel yang memiliki fungsi untuk memelihara
keseimbangan osmotic dalam sel, meregulasi aktivitas otot,enzim dan keseimbangan asam-basa.
Sekitar 98% kalium dalam tubuh berada didalam cairan intrasel dan konsentarasi kalium intrasel
sekitar 145 mEq/L dan konsentrasi dalam ekstraselnya adalah 4-5 mEq/l atau 2%. Jumlah
konsentrasi kalium pada orang dewasa berkisar 50-60 per kg berat bedan (3000-4000 mEq)
Pemasukan kalium melalui saluran cerna tergantung dari jumlah dan jenis makannya. Orang
dewasa mengonsumsi sekitar 60-100 mEq kalium per hari. (Kalium difiltrasi di glomerulus dan
sebagian besar direabsorpsi secara aktif dan pasif di tubulus proksial Bersama dengan natrium
dan klorida di lengkung henle yang lalu dikeluarkan di tractus gastrointestinal <5% , kulit dan
urine mencapai 90%. )
- Bila kalium plasma kurang dari 3,5 mEq/L maka bisa disebut sebagai hipokalemia yang
bisa menyebabkan frekuensi denyut jantung memperlambat.
- Ketika kadar kalium plasma lebih dari 5,3 mEq/l, maka disebut sebagai hiperkalemia.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh kurangnya eksresi kalium melalui ginjal saat
kerusakan ginjal. Oleh karena itu pasien yang memiliki gagal ginjal dapat mengalami
kelebihan kalium melalui makanan yang tidak dibatasi.
- Kedua kelainan ini dapat menyebabkan melemahnya otot dan hilangnya refleks tendon
dalam gangguan motilitas saluran cerna dan kelainan mental. Dan juga paralisis otot
pernafasan dan henti jantung oleh karena itu pengukuran kalium serum harus akurat.

Defisit K = K (normal) – K (hasil pemeriksaan) x 0,4 x BB

3. Klorida dalam darah


Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Sekitar 88% klorida berada di
cairan ekstraseluler dan 12% nya berada di cairan intraseluler. Fungsi klorida adalah
membantu meregulasi volume darah, tekanan arteri, dan keseimbangan asam-basa.
Jumlah klorida yang masuk dan keluar sudah ditentukan dalam tubuh agar bisa seimbang.
Klorida yang masuk tergantung dari jenis dan jumlah makanannya. Orang dewasa
mengonsumsi 50-200 mEq klorida/ hari dan ekskresi klorida bersama feses sekitar 1-2
mEq/hari. Drainase lambung atau usus pada diare bisa mengekskresikan 100 mEq
klorida/ hari. Bila pengeluaran keringat berlebihan, klorida dapat bereksresi mencapai
200 mEq / harinya. Ekskresi utama klorida melalui ginjal. Nilai normal klorida serum
adalah 100 – 108 mEq/L.
o Kurangnya kadar klorida (Hipoklorinemia) terjadi jika pengeluaran klorida
melebihi pemasukannya. Penyebab hipoklorinemia ini umumnya sama dengan
hyponatremia yaitu ginjal tidak mampu mengatur elektrolit seperti terlalu banyak
makan makanan asin atau dehidrasi hipoosmotik seperti pada keadaan berkeringat
selama aktivitas berat yang berkepanjangan dan mengonsumsi terlalu banyak air,
tetapi pada alkalosis metabolic dengan hipoklorinemia, deficit klorida tidak
disertai deficit natrium. Kelainan ini juga bisa terjadi ketika ada gangguan yang
berkaitan dengan retensi bikarbonat, contohnya asidosis respiratorik kronik
dengan kompensasi ginjal.
o Kelebihan kadar klorida (Hiperklorinemia) terjadi jika pemasukan klorida
melebihi pengeluaran pada gangguan mekanisme homeostasis dari klorida.
Kelainan ini juga umumnya sama seperti Hipernatremia. Namun kelainan ini
dijumpai pada kasus dehidrasi,asidosis tubular ginjal, gagal ginjal akut, asidosis
metabolic yang disebabkan karena diare yang lama, dll.

4. Metode ISE ( Ion Selektive Electrode)


- Metode ini digunakan untuk memerika kadar natrium kalium dan klorida. Metode ISE ini
mempunyai akurasi yang baik, koefisien variasi kurang dari 1,5% , dan mempunyai
program pemantapan mutu yang baik. Metode ini terdapat 2 macam yaitu ISE direct dan
ISE indirect. ISE direct memeriksa secara langsung pada sampel plasma, serum dan darah
tubuh sedangkan ISE indirect memeriksa sampel yang sudah diencerkan.
o Alat ini digunakan untuk menghitung kadar ion sampel dengan membandingkan
kadar ion yang tidak diketahui nilainya dengan kadar ion yang diketahui nilainya.
Membran ion selektif pada alat mengalami reaksi dengan elektrolit sampel.
Membran merupakan penukar ion, bereaksi terhadap perubahan listrik ion
sehingga menyebabkan perubahan potensial membrane. Perubahan potensial
membrane ini diukur dan dihitung menggunakan persamaan Nerst hasilnya
kemudian dihubungkan dengan amplifier dan ditampilkan oleh alat.
5. Gula Darah
Dalam pemeriksaan gula darah, dokter akan memantau kadar glukosa darah dalam tubuh
pasien sebelum memicu keadaan yang lebih parah lagi dengan cek gula darah HbA1c
atau hemoglobin A1c. Untuk mengukur tingkat HbA1c dalam darah. HbA1c atau
hemoglobin terglikasi merupakan hemoglobin yang berkaitan dengan glukosa darah.
Hasil pemeriksaan HbA1c akan tertulis dalam persentase, seperti: 
o Jika jumlah HbA1c < 5,7% , maka pasien tersebut dikatakan normal.
o Jika jumlah HbA1c antara 5,7–6,4% , maka pasien tersebut Prediabetes atau kadar
gula darah sudah melebihi batas normal.
o Jika jumlah HbA1c mencapai ≥6,5% , maka pasien tersebut terkena penyakit
Diabetes.
Semakin tinggi jumlah HbA1c, semakin banyak hemoglobin yang berkaitan dengan
glukosa. Kondisi ini bisa menandakan bahwa kadar gula darah tinggi dalam darah. Bila
kadar HbA.

Anda mungkin juga menyukai