Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maysarah

NIM : 1802111031
Mata kuliah : Sistem Pengendalian Manajemen
Materi : Continuous Improvment Mindset
Sumber : Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta:
Salemba Empat.
Pertemuan ke : 4

A. PARADIGMA IMPROVEMENT BERKELANJUTAN


Improvement dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Incremental improvement
Incremental improvement berupa improvement berskala kecil dengan tetap
mengandung unsur lama.
b. Radical improvement.
Radical improvement berupa improvement berskala besar, bersifat mendasar, dan
secara total meninggalkan unsur lama.
Paradigma improvement berkelanjutan mengerahkan semua energi personel untuk
melakukan improvement secara terus menerus terhadap proses dan system yang digunakan
untuk menghasilkan value bagi customer. Oleh karena itu improvement berkelanjutan
memerlukan energi luar biasa besarnya dalam jangka waktu yang panjang. Manager harus
mampu membangkitkan komitmen seluruh personel perusahaan ke usaha improvement
berkelanjutan terhadap proses dan system.
Paradigma improvment berkelanjutan menggeser pandangan manajer terhadap
terjadinya improvment, respons terhadap kesalahan, peran manajer, wewenang, fokus
perhatian manajer, dan pengendalian.

B. CONTINUOUS IMPROVMENT MINDSET


Continuous improvement mindset terdiri dari paradigma improvement berkelanjutan,
keyakinan dasar terhadap improvement berkelanjutan, dan nilai-nilai dasar yang melandasi
improvement berkelanjutan
1. Keyakinan dasar untuk mewujudkan paradigma improvement berkelanjutan
Paradigma improvement berkelanjutan perlu diwujudkan dalam keyakinan dasar yang
kuat yang harus ditanamkan kepada seluruh bahwa
 Harus mengetahui fakta
Countinuos improvement mangharuskan personel mengetahui dimana
mereka sekarang berada, kemana mereka ingin menuju dimasa depan, dan
kemajuan yang telah mereka capai dalam mewujudkan tujuan mereka. Dengan
demikian, untuk mewujudkan improvement berkelanjutan, personel perlu
mengumpulkan dan menganalisa berbagai fakta tentang:
1. Kondisi proses dan system yang digunakan untuk menghasilkan
customer value
2. Kearah mana improvement berkelanjutan ditujukan.
 Alasan dan belajar
 Selalu ada cara yang lebih baik
 Harus selalu berusaha untuk sempurna, karena orang tidak akan pernah
mencapai kesempurnaan tersebut.

2. Nilai dasar untuk mewujudkan paradigm improvement berkelanjutan


Untuk mewujudkan paradigma improvement berkelanjutan, harus ditanamkan personel
value yang cocok dengan paradigm tersebut.
 Kejujuran
Kejujuran yaitu kemampuan orang untuk mengatakan kenyataan sebagaimana
adanya.
 Kerendahaan hati
Kerendahan hati diperlukan hati dalam belajar, karena dalam belajar orang harus
mengetahui bahwa ia tidak tahu, sehingga ia perlu belajar lebih banyak.
 Kerja keras
Continuous improvement memerlukan penghargaan tinggi terhadap kerja keras
yang tidak kenal lelah.
 Kesabaran
Kesabaran yaitu kemampuan seseorang untuk memerima kelainan yang terjadi
dalam dirinya untuk jangka panjang.
 Keterbukaan terhadap hal yang baru
Merupakan nilai yang perlu dijunjung tinggi oleh seluruh personel perusahaan,
untuk menjadikan mereka senantiasa mampu membaca setiap perubahan yang
terjadi dalam lingkungan bisnis yang mereka hadapi.
 Keberanian
Keberanian yaitu keteguhan hati seseorang dalam mempertahankan pendirian,
keyakinan, prinsip, keteguhan hati dalam mengambil posisi.

C. PERWUJUDAN CONTINUOUS IMPROVEMENT MINDSET KEDALAM SPPM


Continuous improvement mindset diwujudkan dalam dua komponen SPPM
diantaranya Struktur SPPM dan Proses SPPM
1. Perwujudan Continuous Improvement Mindset kedalam Struktur SPPM
Continuous improvement mindset diwujudkan dalam struktur SPPM berikut ini:
A. Organisasi didesain sebagai destabilizer
Yaitu organisasi masa depan akan secara ekstensif memanfaatkan smart
technologi didalam menghasilkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
customer. Smart technology memerlukan knowledge workers untuk menjadikan
teknologi tersebut produktif. Knowledge workers memerlukan organisasi untuk
dapat menjadikan pengetahuan yang dikuasainya produktif dalam menghasilkan
produk dan jasa. oleh karena itu, knowledge workers memerlukan organisasi yang
dapat berfungsi untuk membuat pengetahuan mereka produktif. Organisasi yang
memenuhi kebutuhan knowledge workers tersebut adalah organisasi yang berfungsi
sebagai destabilizer.
B. Peran manajer
Yaitu mengubah peran menejer yang semula sebagai atasan yang bertanggung
jawab untuk mempertahankan status que dan mengendalikan bawahannya, menjadi
bertanggung jawabuntuk menantang status que dan menjadi coach bagi personel
lainuntuk menjadikan pengetahuan yang dikuasai personel produktif.
C. De-jobbed organization
Yaitu menuntut knowledge workers bekerja berdasarkan kreatifitasnya.
D. Teamwork
Organisasi harus dikelola berdasarkan kerja tim untuk menghadapi perubahan.
Perusahaan perlu membuat dua macam tim yaitu tim masa depan dan tim masa kini.
Tim masa depan bertanggung jawab untuk menghasilkan inovasi sementara tim
masa kini bertanggung jawab untuk mengelola inovasi yang dihasilkan oleh tim
masa depan. Teamwork akan menjadi bentuk organisasi yang cocok untuk
melaksanakan improvement berkelanjutan.
E. Cross-functional approach
Pendekatan lintas fungsional ini merupakan pendekatan organisasional dalam
memberikan lauanan kepada customer.

2. Perwujudan continuous improvement mindset ke dalam proses SPPM


Continuous improvement mindset diwujudkan dalam proses SPPM antara lain
peningkatan kualitas, keandalan, kecepatan dan efisiensi biaya.
 Peningkatan kualitas, keandalan, kecepatan, efisiensi biaya.
Improvement berkelanjutan mempunyai tujuan meraih kesempatan atau opportunity
dengan efisiensi biaya.. peraihan kesempatan akan medatangkan pendapatan, sedangkan
efisiensi biaya akan mengakibatkan penurunan biaya. Perolehan kesempatan dan
penurunan biaya tersebut akan dapat dicapai berjangka panjang, jika melalui tahap-tahap
urut berikut ini:
1. peningkatan kualitas
2. peningkatan keandalan
3. peningkatan kecepatan
4. peningkatan efisiensi biaya
 Sistem anggaran berbasis aktivitas
Didesain untuk memotivasi personel dalam melakukan improvement berkelanjutan
terhadap proses yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa
bagi customer.
 Sistem pengelolaan berbasis aktivitas
Digunakan sebagai sistem implementasi rencana. Sistem pengelolaan berbasis
aktivitas memfokuskan perhatian personel terhadap pengurangan dan penghilangan
aktivitas bukan penambah nilai (non-value-added activities)

Anda mungkin juga menyukai